Tabel 5 : Distribusi Informan Berdasarkan PangkatGolongan No
Uraian Frekuensi
Persentase
1 IA-IE
10 38,46
2 IIA-IIE
8 30,77
3 IIIA-IIIE
6 23,07
4 IVA-IVE
2 7,70
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa informan pegawai yang mendominasi adalah pegawai yang memiliki pengkat IA-IE adalah sebanyak 10
orang 38,46, dan berikutnya pegawai yang memiliki IIA-IIE yaitu sebanyak 8 orang 30,77 dan berikutnya adalah pegawai yang memiliki pangkat IIIA-IIIE
adalah sebanyak 6 orang 23,07 dan yang memiliki pangkat IVA-IVE adalah sebanyak 2 orang 7,70.
2. Distibusi Jawaban Informan
Pembangunan daerah yang multisektoral digariskan didalam kebijakan- kebijakan pemerintah daerah. Baik dalam sektor ekonomi, politik, sosial, budaya,
dan lain sebagainya, maupun dalam sektor pembangunan fisik, infrastruktur, perumahan dan permukiman, dan lain-lain. Master Plan yang dirancang oleh
pemerintah daerah menjadi acuan yang memuat petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan suatu program pembangunankebijakan, dan diterjemahkan didalam
bentuk peraturan daerah.
Universitas Sumatera Utara
Begitu pula halnya dengan pembangunan permukiman, pemerintah daerah merancang pembangunan permukiman daerah dengan memperhatikan pemanfaatan
dan pengoptimalisasian tata ruang yang ada. Jalannya pembangunan khususnya di sektor permukiman Kota Pekanbaru,
relevan dengan perencanaan kota yang telah disusun dan ditetapkan oleh pemerintah Kota Pekanbaru. Dimana seluruh permukiman terkoordinasi dan termanage dengan
baik. Baik oleh pihak pemerintah, maupun pihak masyarakat yang terjalin melalui proses kerjasama yang baik. Hal ini terlihat dari hasil jawaban informan tentang
pembangunan permukiman Kota Pekanbaru dibawah ini:
Tabel 6: Distribusi jawaban informan tentang pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru relevan dengan yang telah direncanakan oleh
Pemerintah
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
14 53,84
2 Ragu-ragu
9 34,62
3 Tidak
3 11,54
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 14 orang informan 53,84 menjawab pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru relevan dengan
perencanaan pembangunan permukiman yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Pekanbaru. 9 orang informan 34,62 menyatakan ragu-ragu terhadap pelaksanaan
pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru relevan dengan yang telah direncanakan oleh pemerintah, dan 3 orang informan 11,54 menyatakan bahwa
pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru tidak relevan irelevan dengan yang telah direncanakan oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota, Bapak Ir. H. Idris Sani, MT, diketahui bahwa pembangunan permukiman yang dilaksanakan di
Kota Pekanbaru relevan dengan rencana yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dimana Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTRK Kota Pekanbaru menjadi
landasan dalam implementasi pembangunan multisektoral, khususnya pembangunan permukiman yang ada
37
Pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru kontemporer, belum memperhatikan faktor ekologi yang ada. Sebagai contoh pembangunan permukiman
dibeberapa daerah seperti di Kecamatan Sail, pembangunan permukiman yang ada menyebabkan banjir, akibat dari lahan permukiman yang digunakan masyarakat
merupakan kawasan pinggiran sungai yang sengaja ditimbun oleh masyarakat untuk keperluan membangun rumah yang berdampak pada kondisi permukiman setempat.
Begitu juga di Kecamatan Rumbai, kawasan permukiman penduduk kerapkali mengalami banjir. Hal ini juga disebabkan oleh pembangunan permukiman yang
tidak mempertimbangkan faktor ekologi yang ada. Keberlanjutan ekologi tidak akan bisa terjamin apabila hal ini terus berlanjut.
. Pembangunan permukiman pada dasarnya, harus memperhatikan faktor
lingkungan hidup ekologi. Dimana keberlangsungan lingkungan hidup ekologi merupakan salah satu aspek dalam mencapai sustainability development
pembangunan berkelanjutan. Pembangunan permukiman harus menjaga kestabilan ekologi dan keberlanjutan ekologi bagi generasi mendatang. Konkritnya, jangan
sampai pembanguna permukiman berdampak fatal bagi kondisi ekologi disekitarnya.
37
Wawancara pada hari Senin tanggal 7 Juli 2008, pukul 11.30 di ruang Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7: Distribusi Jawaban Informan tentang pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru menjamin keberlanjutan lingkungan hidup
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
9 34,62
2 Ragu-ragu
- -
3 Tidak
17 65,38
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel terlihat bahwa 17 orang informan 65,38 menyatakan bahwa pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru tidak menjamin keberlanjutan
lingkungan hidup, sedangkan 9 orang 34,62 informan lainnya menyatakan bahwa pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru menjamin keberlanjutan lingkungan
hidup. Dapat dilihat bahwa informan lebih dominan menjawab pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru tidak menjamin keberlanjutan lingkungan hidup.
Hal ini tidak sejalan dengan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan Kepala Sub-Dinas Pengawasan, dimana ia mengatakan bahwa pada dasarnya
pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru sudah menjamin keberlanjutan lingkungan hidup, namun penerapannya belum merata ditiap daerah kecamatan,
dimana setiap kecamatan memiliki persoalan yang berbeda sehingga pembangunan permukiman yang seharusnya memperhatikan aspek ekologi menjadi terabaikan
untuk dibeberapa kecamatan. Seperti yang terdapat di Kecamatan Sail, pembangunan permukiman tidak menjamin keberlanjutan lingkungan hidup, karena medan
permukiman yang berbeda dengan daerah lain. Di Kecamatan Sail kawasan
Universitas Sumatera Utara
permukiman penduduk tersebar disepanjang pinggiran Sungai Sail yang dinilai tidak ramah lingkungan
38
No
. Disamping harus menjamin keberlanjutan lingkungan hidup, pembangunan
permukiman juga harus menjamin keberlanjutan sosial masyarakat. Pelaksanaan pembangunan permukiman ditujukan sebagai suatu bentuk sarana interaksi sosial,
yang akan membentuk karakter serta integrasi dalam komponen masyarakat. Kepekaan dalam interaksi sosial yang dibangun melalui pembangunan permukiman
harus berkelanjutan, dalam artian regenerasi kelompok sosial masyarakat kedepannya dapat terpenuhi. Sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 8: Distribusi jawaban informan tentang pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru menjamin keberlanjutan sosial masyarakat
Uraian Frekuensi
Persentase
1 Ya
13 50,00
2 Ragu-ragu
11 42,30
3 Tidak
2 7,70
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 13 orang informan 50,00 menyatakan pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru menjamin keberlanjutan
sosial masyarakat, sebanyak 11 orang informan 42,30 menyatakan ragu-ragu, dan 2 orang informan 7,70 menyatakan pembangunan permukiman di Kota
Pekanbaru tidak menjamin keberlanjutan sosial masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Bapak Idris Sani, yaitu:
“pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru selama ini mendukung terwujudnya solidaritas dan interaksi yang baik antar masyarakat, dengan demikian diharapkan
agar keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat kedepannya dapat tercapai”
39
38
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Alimuddin, Kepala Sub-Dinas Pengawasan Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, pada hari rabu tanggal 9 Juli 2008, di ruang Kepala Sub-Dinas
Pengawasan Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru.
39
Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, Op.Cit.
.
Universitas Sumatera Utara
Hal yang serupa juga dikatakan Bapak Alimuddin, bahwa kesadaran bermasyarakat dalam kehidupan sosial dikawasan permukiman Kota Pekanbaru
terhitung tinggi, masyarakat mampu untuk berinteraksi dengan sesamanya dan membentuk suatu komunitas masyarakat sehingga masyarakat dapat menjaga
kestabilan aspek sosial yang ada
40
No
. Pembangunan permukiman juga harus memperhatikan aspek ekonomi.
Dengan prinsip sustainability yang diarahkan pada keberlangsungan ekonomi masyarakat, diharapkan agar generasi mendatang mampu memenuhi kebutuhan
ekonomi mereka sebagai sebuah proses estafet dari pembangunan ekonomi dimasa kini.
Tabel 9: Distribusi jawaban informan tentang pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru menjamin akan keberlanjutan ekonomi masyarakat
Uraian Frekuensi
Persentase
1 Ya
10 38,46
2 Ragu-ragu
14 53,84
3 Tidak
2 7,70
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 14 orang informan 53,84 ragu-ragu atas terjaminnya keberlanjutan ekonomi masyarakat dalam pembangunan
permukiman di Kota Pekanbaru, 10 orang informan 38,46 menyatakan pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru menjamin keberlanjutan ekonomi
masyarakat, dan 2 orang informan 7,70 menyatakan pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru tidak menjamin keberlanjutan ekonomi masyarakat.
40
Hasil wawancara dengan Kepala Sub-Dinas Pengawasan Tata Kota Pekanbaru, Op.Cit.
Universitas Sumatera Utara
Keberlanjutan ekonomi masyarakat dalam pembangunan permukiman dirasakan belum dapat dipenuhi secara optimal. Karena pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui pembangunan kawasan permukiman yang ideal belum direalisasikan dengan baik. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Kepala Sub-Dinas
Pengawasan, Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru bahwa kondisi pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan sebagai dampak dari pelaksanaan
pembangunan permukiman belum dapat diwujudkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat dalam mengoptimalisasikan seluruh potensi
ekonomi yang ada. Dalam perkembangannya, pembangunan permukiman mendapat pengawasan
dari pemerintah, yang dalam hal ini salah satunya dilakukan oleh Dinas Tata Kota. Pengawasan monitoring pada dasarnya adalah kegiatan untuk melakukan evaluasi
terhadap implementasi suatu kegiatan. Pengawasan dilakukan untuk melihat tingkat kinerja suatu program, sejauhmana program tersebut mencapai sasaran dan
tujuannya. Pengawasan diperlukan agar kesalahan-kesalahan awal dapat segera diketahui. Oleh karena itu, pengawasan dalam pembangunan permukiman dinilai
urgen untuk dilakukan oleh pemerintah. Berikut hasil kuesioner tentang pengawasan pembangunan permukiman:
Tabel 10: Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya pengawasan dalam pembangunan permukiman
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
24 92,30
2 Ragu-ragu
2 7,70
3 Tidak
- -
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel dapat dilihat bahwa 24 orang informan 92,30 menyatakan pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru mendapat pengawasan, dan 2 orang
informan 7,70 ragu-ragu terhadap pelaksanaan pengawasan dalam pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru.
Pembangunan Kota Pekanbaru yang multisektoral mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Pelaksanaan pembangunan dimaksud untuk mencapai
kemajuan Kota Pekanbaru. Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru secara fungsional berperan sebagai salah satu elemen vital dalam pembangunan Kota Pekanbaru,
dimana secara substantif tidak terlepas dari fungsi manajemen yang ada. Dimulai dari merencanakan, mengorganisir, mengimplementasikan, hingga mengawasi dan
mengevaluasi proses pembangunan yang ada. Terkait dengan penelitian ini, maka fungsi pengawasan merupakan salah satu tugas dan fungsi dari Dinas Tata Kota
41
Pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru selama ini mendapatkan pengawasan dari Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru. Dimulai dari pengurusan IMB
Izin Mendirikan Bangunan, hingga pelaksanaan suatu proyek pembangunan yang telah mendapatkan izin
.
42
Pengawasan terhadap pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru seharusnya dijalankan dengan ketat. Mengingat penyimpangan kerapkali terjadi,
terlebih bagi daerah-daerah yang tercatat padat penduduk. Sehingga terkadang masyarakat tidak mengindahkan kaidah-kaidah yang berlaku. Oleh karena itu,
pengawasan yang ketat perlu mendapat perhatian serius dari Dinas Tata Kota selaku pihak yang menjalankan fungsi pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan
.
41
Ibid.
42
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
permukiman tersebut. Tabel berikut ini merupakan informasi yang diperoleh terkait dengan pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota Kota
Pekanbaru:
Tabel 11: Distribusi Jawaban Informan Tentang pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru mendapat pengawasan yang ketat oleh Dinas Tata
Kota Kota Pekanbaru
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
23 88,46
2 Ragu-ragu
3 11,54
3 Tidak
- -
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 23 orang informan 88,46 menyatakan pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru mendapat pengawasan
yang ketat oleh Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, dan 3 orang informan 11,54 menyatakan ragu-ragu atas pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota Kota
Pekanbaru dalam pembangunan permukiman telah dilaksanakan dengan ketat. Sejalan dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan
43
43
Ibid.
, bahwa pelaksanaan pengawasan pembangunan yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota sudah dinilai baik.
Dimana pegawai yang bertugas menjalankan fungsi pengawasan terbagi secara proporsional untuk setiap kecamatan di Kota Pekanbaru, yang berjumlah 13
kecamatan. Setiap kecamatan berada dibawah pengawasan masing-masing koordinator yang telah ditentukan oleh Kepala Sub-Dinas Pengawasan dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru. Pengawasan dilakukan secara rutin dalam setiap bulannya. Kemudian hasil dari
pengawasan yang telah dilakukan selanjutnya disusun dalam bentuk laporan yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan kepada atasan dalam jangka waktu triwulan. Hal ini dimaksudkan agar setiap ketimpangan dalam pelaksanaan pembangunan permukiman dapat
diminimalisir, dan dapat ditindak dengan cepat. Pengawasan ini juga perlu dilaksanakan dengan tegas, yaitu dengan
mengambil langkahtindakan secepat mungkin dalam menghadapi tiap pelanggaran yang ada. Banyak persoalan yang dapat ditimbulkan dari pembangunan permukiman
apabila tidak memenuhi prosedur dan peraturan yang berlaku, salah satunya adalah tidak adanya IMB Izin Mendirikan Bangunan bagi masyarakat yang akan
mendirikan suatu bangunan. Oleh karena itu, pemerintah yang dalam hal ini adalah Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dalam menjalankan fungsi pengawasannya harus
tegas dalam menindak masyarakat yang melakukan pelanggaran tersebut.
Tabel 12: Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya tindakansanksi terhadap masyarakat yang melakukan pembangunan permukiman
diluar prosedur dan izin dari Pemerintah Kota Pekanbaru
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
25 96,15
2 Ragu-ragu
1 3,85
3 Tidak
- -
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel diatas, terlihat bahwa 25 orang informan 96,15 menyatakan pemerintah menindak masyarakat yang melakukan pembangunan permukiman diluar
prosedur dan izin dari pemerintah, dan 1 orang informan 3,85 ragu-ragu terhadap tindakan pemerintah terhadap masyarakat yang melakukan pembangunan
permukiman diluar prosedur dan izin dari pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub-Dinas Pengawasan Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru kerapkali menindak
masyarakat yang melakukan pelanggaran dalam hal mendirikan suatu bangunan. Tetapi yang terjadi adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk mentaati peraturan
yang berlaku, serta kurangnya pemahaman mereka masyarakat tentang prosedur yang ada. Adapun sanksi tersebut biasanya berupa teguran, namun apabila teguran
tersebut tidak diacuhkan maka akan diambil tindakan tegas yang biasanya berupa penggusuran.
Pengawasan tersebut tidak hanya dijalankan secara rutin, tetapi juga pada dasarnya harus dilakukan secara langsung. Dalam pelaksanaan pembangunan
permukiman disuatu daerah, Dinas Tata Kota perlu mengamati dan mengawasi langsung secara berkala. Hal ini diperlukan agar aplikasi dari perencanaan yang telah
ditentukan sebelumnya berdasarkan izin dan rekomendasi pembangunan suatu proyek dapat diimplementasikan dengan baik. Dengan demikian, ketimpangan-
ketimpangan apapun dapat segera diatasi dan dihindari.
Tabel 13: Distribusi Jawaban Informan Tentang pengawasan langsung dalam proses pembangunan permukiman yang dilaksanakan di Kota
Pekanbaru
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
22 84,61
2 Ragu-ragu
- -
3 Tidak
4 15,39
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel terlihat sebanyak 22 orang informan 84,61 menyatakan pemerintah telah melakukan pengawasan langsung dalam proses pembangunan
permukiman di Kota Pekanbaru, dan 4 orang informan 15,39 menyatakan
Universitas Sumatera Utara
pemerintah tidak melakukan pengawasan langsung dalam proses pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru.
Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru menjelaskan bahwa setelah pihaknya Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru mengeluarkan izin atas pendirian suatu
bangunan selanjutnya akan dilakukan pengawasan langsung di lokasi pembangunan. Begitu pula halnya dengan pembangunan permukiman yang selama ini dilaksanakan.
Pihaknya Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru telah mengawasi kawasan permukiman yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Pekanbaru, dengan memaksimalkan
kinerja bawahannya yang bertugas sebagai pengawas di masing-masing kecamatan sebagaimana yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian hasil dari pengawasan
tersebut di sampaikan dalam bentuk laporan yang disusun secara rutin 3 bulan sekali. Pengawasan yang dilakukan pemerintah tidaklah cukup untuk mencapai
tujuan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Melainkan juga diperlukan kerjasama dari masyarakat untuk bersama-sama merealisasikan tujuan dari
pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Mengingat tingkat pemahaman masyarakat yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, maka tugas
pemerintah selanjutnya adalah memberikan pemahaman yang sama sehingga pembangunan permukiman yang berkelanjutan dapat diwujudkan dengan satu
persepsi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14: Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya bimbingan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembangunan permukiman
berkelanjutan
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
- -
2 Ragu-ragu
5 19,23
3 Tidak
21 80,77
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel dapat dilihat, sebanyak 21 orang informan 80,77 menyatakan pemerintah tidak memberikan bimbingan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang
pembangunan permukiman berkelanjutan, dan 5 orang informan 19,23 menyatakan ragu-ragu tehadap bimbingan dan sosialisasi dari pemerintah kepada
masyarakat tentang pembangunan permukiman berkelanjutan. Berdasarkan penuturan dari Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru,
pemerintah Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru belum pernah memberikan bimbingan dan sosialisasi kepada masyarakat Kota Pekanbaru tentang pembangunan
permukiman berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan yang dimiliki oleh Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dalam memberikan informasi tersebut. Namun,
Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru menyatakan keyakinannya bahwa masyarakat Pekanbaru dapat memahami arti pentingnya pembangunan permukiman
berkelanjutan dalam realitas kehidupannya. Selain pengawasan eksternal, seperti pengawasan yang dilakukan oleh
masyarakat dan instansi diluar Dinas Tata Kota terhadap kinerja Dinas Tata Kota, maka diperlukan juga pengawasan internal yang dilakukan oleh Kepala Dinas Tata
Kota dalam mengawasi kinerja bawahannya. Pengawasan yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Kepala Dinas Tata Kota tersebut merupakan pengawasan langsung kepada bawahan sebagai pengawasan intern.
Tabel 15: Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya evaluasi secara langsung oleh Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru terhadap
kinerja bawahan yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
2 7,70
2 Ragu-ragu
1 3,85
3 Tidak
23 88,45
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel terlihat bahwa sebanyak 23 orang informan 88,45 menyatakan Dinas Tata Kota tidak melakukan evaluasi secara langsung dilapangan terhadap
kinerja bawahan yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan, 2 orang informan 7,70 menyatakan bahwa Dinas Tata Kota telah melakukan evaluasi
secara langsung dilapangan terhadap kinerja bawahan yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan, dan 1 orang informan 3,85 menyatakan ragu-ragu
terhadap evaluasi secara langsung dilapangan yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota terhadap kinerja bawahan yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan.
Menurut Kepala Sub-Dinas Pengawasan Tata Kota Pekanbaru, pengawasan internal yang seharusnya dilakukan oleh Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru
terhadap kinerja bawahannya yang bertugas sebagai pelaksana pengawasan pembangunan permukiman belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini
diakui sebagai suatu keterbatasan yang dimiliki oleh Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dalam mengkoordinir aktivitas bawahan secara efektif. Untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
pengawasan langsung ke lapangan, merupakan hal yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh atasannya, dikarenakan kesibukan kerja yang setiap hari dilaluinya
44
No
. Kondisi yang seperti ini bisa saja berimplikasi pada lemahnya kontrol kepada
bawahan yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan permukiman. Sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pembangunan permukiman sebagai akibat
dari kelalaian pegawai yang berwenang, maka tindakan korektif serta usaha perbaikan sulit untuk dilakukan sedini mungkin.
Tabel 16: Distribusi Jawaban Informan Tentang sanksiteguran kepada bawahan yang kurang efektif dalam menjalankan fungsi pengawasan
terhadap jalannya pembangunan sektor permukiman
Uraian Frekuensi
Persentase
1 Ya
- -
2 Ragu-ragu
7 26,92
3 Tidak
19 73,08
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 19 orang informan 73,08 menyatakan Dinas Tata Kota tidak memberikan sanksiteguran kepada bawahan yang
kurang efektif dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap jalannya pembangunan permukiman, dan 7 orang informan 26,92 menyatakan ragu-ragu
terhadap pemberian sanksiteguran dari Dinas Tata Kota Kepala kepada bawahan yang kurang efektif dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap jalannya
pembangunan permukiman. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota Kota
Pekanbaru, dimana kontrol dari atasan kepada bawahan khususnya kepada pegawai yang bertugas melaksanakan pengawasan pembangunan permukiman dinilai kurang.
44
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini juga disebabkan oleh keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki atasan yang dalam hal ini Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dan Kepala Sub-Dinas
yang ada. Sehingga tidak ada bawahan yang mendapatkan teguran atau sanksi apabila melakukan kesalahan dan lalai dalam menjalankan tugas.
Tidak adanya pengawasan ketat dari Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru terhadap bawahannya yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan
permukiman, tentu saja akan berdampak pada kesinambungan dan kualitas kinerja bawahan. Salah satunya adalah terkait persoalan kedisiplinan dan akurasi output dari
kinerja mereka pada perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang akan berakibat fatal bagi
pelaksanaan pembangunan permukiman, maka diperlukan adanya suatu pedoman yang dijadikan sebagai landasan berpijak dari berlangsungnya proses pembangunan
yang dimaksud. Hal ini diperlukan agar terdapat keserasian antara pembangunan yang dilaksanakan dengan perencanaan dan peraturan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Tabel 17: Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya pedoman pelaksanaan pengawasan dalam pembangunan permukiman
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
- -
2 Ragu-ragu
2 7,70
3 Tidak
24 92,30
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel dapat dilihat, sebanyak 24 orang informan 92,30 menyatakan tidak adanya pedoman pelaksanaan pengawasan dalam pembangunan permukiman,
Universitas Sumatera Utara
dan 2 orang informan 7,70 menyatakan ragu-ragu terhadap adanya pedoman pelaksanaan pengawasan dalam pembangunan permukiman.
Dari hasil angket yang dihimpun dari informan diatas, diketahui bahwa pedoman pelaksanaan pengawasan dalam pembangunan permukiman di Kota
Pekanbaru tidak ada. Hal ini bertentangan dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru yang menyebutkan bahwa pedoman yang
dimaksud, baik berupa juklak petunjuk pelaksanaan maupun juknis petunjuk teknis dari pelaksanaan pengawasan dalam pembangunan permukiman sebenarnya
sudah ada. Namun, kendalanya adalah masih ada pegawaipejabat yang bertugas menjalankan fungsi pengawasan dalam pembangunan permukiman tidak mengetahui
pedoman tersebut. Ini merupakan kelemahan yang dimiliki oleh pihak Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dalam mensosialisasikan bahkan mengembangkan pemahaman
akan tugas yang mereka jalankan. Ironisnya, mereka bekerja tanpa arah yang jelas. Selanjutnya, dalam suatu organisasi, pembagian tugas sangat urgen,
mengingat banyaknya tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh suatu organisasi, dan agar tercapainya efektifitas dan efisiensi organisasi, maka diperlukan adanya
pembagian tugas yang proporsional dan profesional. Yang dalam hal ini adalah tugas unit pengawasan Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru yang begitu kompleks dan luas.
Dengan demikian, pembagian tugas merupakan sesuatu yang urgen dan signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18: Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya pembagian tugas dalam pelaksanaan pengawasan pembangunan permukiman
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
26 100
2 Ragu-ragu
- -
3 Tidak
- -
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel dapat dilihat sebanyak 26 orang informan 100 menyatakan adanya pembagian tugas dalam pelaksanaan pengawasan pembangunan permukiman.
Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, pengawasan dijalankan oleh masing-masing koordinator pengawasan yang tersebar di 13 kecamatan di Kota
Pekanbaru. Masing-masing koordinator merupakan pegawai Sub-Dinas Pengawasan Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru yang ditempatkan dan ditetapkan oleh Kepala
Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru. Hal ini dilakukan mengingat luasnya daerah Kota Pekanbaru, jadi diperlukan adanya pembagian kerja, sehingga pengawasan
pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru dapat dilaksanakan dengan baik. Salah satu tujuan dilakukannya pengawasan yaitu melakukan tindakan
korektif sekaligus menindak lanjuti tiap perubahan yang ada. Apabila pelaksanaan suatu program pembangunan permukiman tersebut irelevan dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku, maka diharapkan dapat tindakan perbaikan dapat dilakukan secapat mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 19 : Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya tindakan perbaikan terhadap penyimpangan pelaksanaan pembangunan permukiman
dari aturan dan rencana yang telah ditetapkan
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
25 96,15
2 Ragu-ragu
1 3,85
3 Tidak
- -
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel terlihat bahwa 25 orang informan 96,15 menyatakan adanya tindakan perbaikan terhadap penyimpangan pelaksanaan pembangunan permukiman
dari aturan dan rencana yang telah ditetapkan, dan 1 orang informan 3,85 menyatakan ragu-ragu terhadap adanya tindakan perbaikan terhadap penyimpangan
pelaksanaan pembangunan permukiman dari aturan dan rencana yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub-Dinas Pengawasan, Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru kerapkali menindak tiap penyelewengan yang terjadi,
serta melakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Dengan harapan agar pembangunan permukiman sebagaimana yang telah direncanakan dapat
direalisasikan dengan baik. Seperti pembangunan suatu gedung yang dalam perizinan difungsikan sebagai rumah, namun pada saat pembangunannya berubah menjadi
bangunan toko. Untuk persoalan seperti ini perlu diperbaiki dan diluruskan kembali, agar tidak terjadi ketimpangan yang menyalahi aturan dan perizinan yang telah ada.
Kemudian dalam pelaksanaan pengawasan, apabila terjadi penyimpangan maka diperlukan usaha perbaikan. Untuk hal ini, diperlukan informasi yang
merupakan hasil dari kegiatan pengawasan yang telah dilakukan guna keperluan evaluasi dalam memperbaiki kesalahan yang ada. Oleh karena itu, penyediaan
Universitas Sumatera Utara
informasi pengawasan tersebut harus tepat waktu agar kesalahan yang ada dapat diperbaiki secepat mungkin sehingga kegiatan pembangunan dapat dilanjutkan.
Tabel 20 : Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya ketepatan waktu dalam memberikan informasi tentang hasil pengawasan yang
dilakukan
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
10 38,46
2 Ragu-ragu
8 30,77
3 Tidak
8 30,77
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel diatas, dapat dilihat sebanyak 10 orang informan 38,46 menyatakan bahwa adanya ketepatan waktu dalam memberikan informasi tentang
hasil pengawasan yang dilakukan, 8 orang informan 30,77 menyatakan ragu-ragu terhadap adanya ketepatan waktu dalam memberikan informasi tentang hasil
pengawasan yang dilakukan, dan 8 orang informan 30,77 menyatakan tidak adanya ketepatan waktu dalam memberikan informasi tentang hasil pengawasan
yang dilakukan. Hal ini relevan dengan penuturan Kepala Sub-Dinas Pengawasan, bahwa
informasi-informasi yang dikumpulkan, disampaikan, dan dievaluasi secepatnya dan dilaksanakan tepat waktu apabila kegiatan perbaikan harus dilakukan segera.
Kemudian, dalam melaksanakan pengawasan terhadap jalannya suatu pembangunan, terkadang diperlukan kerjasama melalui jalur kemitraan dengan pihak
lain. Hal ini dimaksudkan agar aktivitas pengawasan dapat dilakukan dengan baik dan lebih terkoordinir. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antar satu
instansipihak dengan instansipihak lain yang berkepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 21 : Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya pengawasan pembangunan yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru
dengan jalur kemitraan
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
3 11,54
2 Ragu-ragu
2 7,70
3 Tidak
21 80,76
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa 21 orang informan 80,76 menyatakan tidak adanya jalur kemitraan dalam pelaksanaan pengawasan
pembangunan oleh Dinas Tata Kota, 3 orang informan 11,54 menyatakan adanya jalur kemitraan dalam pelaksanaan pengawasan pembangunan oleh Dinas Tata Kota,
dan 2 orang informan 7,70 menyatakan ragu-ragu terhadap adanya jalur kemitraan dalam pelaksanaan pengawasan pembangunan oleh Dinas Tata Kota.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, pelaksanaan pengawasan yang dijalankan oleh pihaknya Dinas Tata
Kota Kota Pekanbaru tidak melibatkan pihak ketiga. Artinya, pengawasan yang dilakukan merupakan kinerja dari Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru sendiri.
Kalaupun ada keterlibatan pihak ketiga, namun bukan sebagai mitra kerja Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dalam menjalankan fungsi pengawasan pembangunan
permukiman, melainkan hanya sebagai unsur pembantuan yang membantu menghimpun data untuk kepentingan mereka.
Selanjutnya, hasil dari pengawasan pembangunan permukiman disusun secara sistematis dan kemudian disampaikan dalam bentuk laporan kepada pejabat
yang berwenang. Laporan ini menunjukkan kondisi riil pembangunan permukiman yang dilaksanakan. Tentu saja laporan ini dibuat dan dipertanggungjawabkan secara
Universitas Sumatera Utara
priodik, sebagai aplikasi dari pelaksanaan pengawasan yang baik. Demikian juga halnya frekuensi laporan dalam 1 tahun. Diharapkan laporan tersebut dapat dibuat
secara rutin dan berkesinambungan. Tabel 22 : Distribusi Jawaban Informan Tentang adanya rutinitas laporan hasil
pengawasan pembangunan permukiman No
Uraian Frekuensi
Persentase
1 Ya
22 84,62
2 Ragu-ragu
- -
3 Tidak
4 15,38
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel dapat dilihat bahwa sebanyak 22 orang informan 84,62 menyatakan adanya rutinitas laporan hasil pengawasan pembangunan permukiman
oleh pegawai terkait, dan 4 orang informan 15,38 menyatakan tidak adanya rutinitas laporan hasil pengawasan pembangunan permukiman oleh pegawai terkait.
Berdasarkan penuturan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, laporan hasil pengawasan disampaikan secara rutin. Dimana masing-masing koordinator
pengawasan untuk masing-masing kecamatan memberikan laporan berdasarkan pada kondisi riil lokasi kerjanya masing-masing.
Proses pembangunan permukiman akan berjalan dengan baik dan lancar apabila instansi pemerintah juga melakukan pengawasan yang efektif agar
implementasi pembangunan yang ada berjalan relevan dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Oleh karena itu, dalam hal ini keefektifan Dinas Tata Kota
Kota Pekanbaru dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru menjadi keharusan yang perlu mendapat perhatian
serius.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23 : Distribusi Jawaban Informan Tentang keefektifan pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota Kota
Pekanbaru dalam pembangunan permukiman
No Uraian
Frekuensi Persentase
1 Ya
25 96,15
2 Ragu-ragu
1 3,35
3 Tidak
- -
Jumlah 26
100
Kuesioner : Penelitian tahun 2008
Dari tabel terlihat sebanyak 25 orang informan 96,15 menyatakan pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota Kota
Pekanbaru dalam pembangunan permukiman berjalan dengan efektif, dan 1 orang informan 3,35 menyatakan ragu-ragu terhadap pelaksanaan fungsi pengawasan
yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dalam pembangunan permukiman yang berjalan dengan efektif.
Pengakuan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru bahwa pelaksanaan fungsi pengawasan yang dijalankan oleh Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru sejauh ini
sudah dilaksanakan dengan baik, demi terwujudnya struktur Kota Pekanbaru yang terpola, dan sistematis.
B. Penyajian Data Masyarakat