Diterima para anggota organisasi

Pekanbaru tidak ada. Hal ini bertentangan dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru yang menyebutkan bahwa pedoman yang dimaksud, baik berupa juklak petunjuk pelaksanaan maupun juknis petunjuk teknis dari pelaksanaan pengawasan dalam pembangunan permukiman sebenarnya sudah ada. Namun, kendalanya adalah masih ada pegawaipejabat yang bertugas menjalankan fungsi pengawasan dalam pembangunan permukiman tidak mengetahui pedoman tersebut. Ini merupakan kelemahan yang dimiliki oleh pihak Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dalam mensosialisasikan bahkan mengembangkan pemahaman akan tugas yang mereka jalankan. Ironisnya, mereka bekerja tanpa arah yang jelas. Berdasarkan informasi yang dihimpun dapat disimpulkan bahwa, fungsi pengawasan yang selama ini dijalankan oleh Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru belum memiliki petunjuk teknis dan operasional. Oleh karena itu, pengawasan yang seharusnya dapat berfungsi sebagai petunjuk dan operasional, tidak dapat diterapkan sebagaimana mestinya.

J. Diterima para anggota organisasi

Pelaksanaan pengawasan yang dijalankan oleh Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru belum sepenuhnya berjalan sebagaimana mestinya. Masih banyak terdapat persoalan yang perlu ditangani, seperti persoalan pengawasan internal kepada pegawai yang menjalankan fungsi pengawasan eksternal. Kondisi yang seperti ini bisa saja berimplikasi pada lemahnya kontrol kepada bawahan yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan permukiman. Sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pembangunan permukiman sebagai akibat dari kelalaian Universitas Sumatera Utara pegawai yang berwenang, maka tindakan korektif serta usaha perbaikan sulit untuk dilakukan sedini mungkin. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, dimana kontrol dari atasan kepada bawahan khususnya kepada pegawai yang bertugas melaksanakan pengawasan pembangunan permukiman dinilai kurang. Hal ini juga disebabkan oleh keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki atasan yang dalam hal ini Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dan Kepala Sub-Dinas yang ada. Sehingga tidak ada bawahan yang mendapatkan teguran atau sanksi apabila melakukan kesalahan dan lalai dalam menjalankan tugas. Kondisi yang seperti ini bisa saja berimplikasi pada lemahnya kontrol kepada bawahan yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan permukiman. Sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pembangunan permukiman sebagai akibat dari kelalaian pegawai yang berwenang, maka tindakan korektif serta usaha perbaikan sulit untuk dilakukan sedini mungkin. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, dimana kontrol dari atasan kepada bawahan khususnya kepada pegawai yang bertugas melaksanakan pengawasan pembangunan permukiman dinilai kurang. Hal ini juga disebabkan oleh keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki atasan yang dalam hal ini Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dan Kepala Sub-Dinas yang ada. Sehingga tidak ada bawahan yang mendapatkan teguran atau sanksi apabila melakukan kesalahan dan lalai dalam menjalankan tugas. Kondisi yang seperti ini bisa saja berimplikasi pada lemahnya kontrol kepada bawahan yang menjalankan fungsi pengawasan pembangunan permukiman. Sehingga apabila Universitas Sumatera Utara terjadi kesalahan dalam pembangunan permukiman sebagai akibat dari kelalaian pegawai yang berwenang, maka tindakan korektif serta usaha perbaikan sulit untuk dilakukan sedini mungkin. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru, dimana kontrol dari atasan kepada bawahan khususnya kepada pegawai yang bertugas melaksanakan pengawasan pembangunan permukiman dinilai kurang. Hal ini juga disebabkan oleh keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki atasan yang dalam hal ini Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru dan Kepala Sub-Dinas yang ada. Sehingga tidak ada bawahan yang mendapatkan teguran atau sanksi apabila melakukan kesalahan dan lalai dalam menjalankan tugas. Selanjutnya, dalam suatu organisasi, pembagian tugas sangat urgen, mengingat banyaknya tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh suatu organisasi, dan agar tercapainya efektifitas dan efisiensi organisasi, maka diperlukan adanya pembagian tugas yang proporsional dan profesional. Yang dalam hal ini adalah tugas unit pengawasan Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru yang begitu kompleks dan luas. Dengan demikian, pembagian tugas merupakan sesuatu yang urgen dan signifikan. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, pengawasan dijalankan oleh masing-masing koordinator pengawasan yang tersebar di 13 kecamatan di Kota Pekanbaru. Masing-masing koordinator merupakan pegawai Sub-Dinas Pengawasan Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru yang ditempatkan dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Tata Kota Kota Pekanbaru. Hal ini dilakukan mengingat luasnya daerah Kota Pekanbaru, jadi diperlukan adanya pembagian kerja, sehingga pengawasan pembangunan permukiman di Kota Pekanbaru dapat dilaksanakan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

K. Kualitas hasil pelaksanaan pembangunan.