Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman Kota Binjai)

(1)

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman Kota Binjai) SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Administrasi Negara

Oleh: Ernita Sari Nababan

100921018

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas kerja Pegawai dapa Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai)”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1) pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu dengan segala ketulusan hati, penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya teristimewa kepada kedua orangtua terkasih penulis, Bapak H.Nababan dan Ibu E. Simanjuntak. Terimakasih buat doa, cinta kasih, bimbingan dan dukungan yang selalu menyertai penulis. Penulis persembahkan skripsi ini buat kedua orangtua saya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara.

3. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(3)

4. Ibu Arlina, SH.M.Hum selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar pada Departemen Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

6. Kak Mega dan Kak Dian yang telah membantu penulis dalam mengurus segala keperluan administrasi.

7. Bapak Yun sebagai Sekretaris Dinas Tarukim kota Binjai yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dan juga seluruh pegawai di Dinas Tarukim (ibu Ratini dan kak Nisa) yang telah membantu penulis selama penelitian dan memberikan data yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Buat abang saya Susun, adik saya Rivan, Shinta dan Lisa yang selalu mendukung saya di rumah dalam penyusunan skripsi ini, Love you so much. 9. Buat Family Binjai khususnya my beloved brother Sura Kencana, my beloved

sister Melda Idola, Enita, Ruslinda, Esther, Beatrik dan Ester Monika. Terimakasih buat waktu, dukungan dan doanya buat saya.

10.Buat teman-teman saya di Rk (Rumah Keluarga), Christy, Sabet, Valen, Pana, Herbin, Juli, Devi, Frissy, b’Lismet, Freddy, Reno dan Marlin yang selalu memberikan semangat dan doa.

11.Teman-teman penulis di AN (Ekstensi)’10 khususnya buat Ratih, Icha, Indri, Heni, Regina, k’Tina, k’Henny , Herlinda, Yuni, Ema, Ruth, Ara dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala kebersamaan selama perkuliahan.


(4)

12.Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu penulis dengan menuangkan ide dan saran yang bersifat membangun selama penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak begitu juga dengan penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... . iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

ABSTRAK... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Teori ... 5

1. Pengawasan ... 5

1.1. Pengertian Pengawasan ... 6

1.2.Tujuan Pengawasan ... 6

1.3.Tipe Pengawasan... 7

1.4.Teknik Pengawasan ... 9

1.5. Ciri-ciri Pengawasan yang efektif ... 10

2 Produktivitas ... 12

2.1.Pengertian Produktivitas Kerja ... 12

2.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 15

2.3.Pengaruh Pengawasan terrhadap Produktivitas Kerja ... 19

F.Hipotesis ... 20

G.Defenisi Konsep ... 20


(6)

A.Bentuk Penelitian ... 26

B.Lokasi Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Penentuan Skor ... 28

F. Teknik Analisa Data ... 29

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... .. 33

A. Sejarah Singkat dan letak Geografis Dinas Tarukim Kota Binjai ... 33

B.Visi , Misi, Tujuan Dinas Tarukim Kota Binjai ... 34

C.Sarana dan Prasarana Dinas Tarukim Kota Binjai ... 35

D.Tujuan, sasaran Strategis dan Program kerja Dinas Tarukim Kota Binjai ... 36

E.Strukturorganisasi ... 48

F.Subjek dan Objek Pengawasan Dinas Tarukim Kota Binjai... 49

G.Produktivitas kerja pegawai Dinas Tarukim Kota Binjai... . 51

BAB IV PENYAJIAN DATA ... .. 53

A. Kriteria Responden... 53

B. Identitas Responden ... 54

C. Variabel Penelitian ... 57

D. Variabel Pengawasan sebagai Variabel Terikat (X) ... 58

E.Variabel Produktivitas Karyawan Sebagai Variabel Terikat (Y) ... 70

F. Klasifikasi Jawaban Responden... 81

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA ... ... 89

A. Teknik Analisa Data ... 89

B. Pengawasan ... 89

C. Produktivitas Kerja Pegawai... 90


(7)

A. Kesimpulan ... 93 B. Saran ... 94


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel : Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment...31

Tabel1 : Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin... 54

Tabel 2 : Distribusi Responden berdasarkan usia...55

Tabel 3 : Distribusi Responden berdasarkan pangkat atau golongan...55

Tabel 4 : Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan...56

Tabel 5 : Distribusi Responden Berdasarkan masa Kerja...57

Tabel 6 : Jawaban Responden tentang Pimpinan yang melakukan Pemeriksaan saat proses kerja...58

Tabel 7 : Jawaban Responden tentang pelaksanaan tugas sehari-hari Pimpinan mengadakan peninjauan...59

Tabel 8 : Jawaban responden tentang melaporkan hasil kerja sesuai Dengan kenyataan kepada pimpinan...60

Tabel 9 : Jawaban Responden tentang pekerjaan yang dikerjakan Setiap hari selalu diperiksa pimpinan...61

Tabel 10 : Jawaban responden mengenai posisi ruang strategis antara Pimpinan dengan bawahan...62

Tabel 11 : Jawaban responden mengenai pimpinan memberikan Pengarahan mengenai tugas yang akan dilaksanakan...63

Tabel 12 : Jawaban Responden tentang pimpinan melakukan pengecekan Kebenaran laporan terhadap laporan bawahan...64

Tabel 13 : Jawaban Responden tentang pimpinan mengadakan Kunjungan tak resmi...65

Tabel 14 : Jawaban responden tentang selalu melakukan pekerjaannya Dengan jujur dan obyektif...66


(9)

Apabila bawahan melakukan kesalahan...67 Tabel 16 : Jawaban responden tentang pimpinan selalu memberikan

Saran/kritik terhadap tugas yang dikerjakan...68 Tabel 17 : Jawaban responden bahwa pimpinan selalu mengingatkan

Pekerjaan diselesaikan tepat waktu...69 Tabel 18 : Jawaban responden pimpinan mengambil tindakan

Perbaikan bila terjadi kesalahan...70 Tabel 19 : Jawaban responden tentang menyelesaikan pekerjaan

Dengan tepat waktu...71 Tabel 20 : Jawaban responden tentang seimbangnya waktu

Yang diberikan dalam menyelesaikan pekerjaan...72 Tabel 21 : Jawaban Responden dalam mencapai sasaran kerja

Yang ditetapkan...73 Tabel 22 : Jawaban Responden tentang perasaan terhadap bidang

Pekerjaan yang dibebankan...74 Tabel 23 : Jawaban responden tentang tingkat kepahaman terhadap

Tugas yang dikerjakan...75 Tabel 24 : Jawaban responden tentang bekerja keras dalam

Mengerjakan pekerjaan agar hasil lebih baik...75 Tabel 25 : Jawaban Responden tentang penggunaan teknologi

Dalam menyelesaikan pekerjaan...76 Tabel 26 : Jawaban responden mengenai ketrampilan dan keahlian

Sesuai dengan bidang pekerjaan saat ini...77 Tabel 27 : Jawaban responden mengenai mangkir...78 Tabel 28 : Jawaban responden tentang datang terlambat kerja

Tanpa alasan yang sah...79 Tabel 29 : Jawaban responden tentang cepat pulang Kerja


(10)

Tabel 30 : Jawaban responden tentang mengikuti kedinasan...80 Tabel 31 : Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden

Variabel X...83 Tabel 32 : Distribusi Frekuensi klasifikasi jawaban responden


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Susunan Organisasi Dinas Tata Ruang, Perumahan dan


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Kuesioner

Lampiran 2 Skor Jawaban Responden tentang Pengawasan (Variabel x)

Lampiran 3 Skor Jawaban Responden tentang Produktivitas kerja pegawai(Variabel y)

Lampiran 4 Nilai-Nilai untuk Menghitung Koefisien Korelasi Lampiran 5 Tabel Nilai “t”

Lampiran 6 Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi Lampiran 7 Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran8 Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi Lampiran 9 Berita Acara Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

Lampiran 10 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi Lampiran 10 Surat Izin Pra Penelitian dari FISIP USU

Lampiran 11 Surat Izin Penelitian dari FISIP USU

Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kantor Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai.


(13)

ABSTRAK

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai) Nama : Ernita Sari Nababan

NIM : 100921018

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof. Marlon Sihombing, MA

Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Agar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat dikatakan baik atau memuaskan, maka salah satu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah produktivitas kerja seseorang dalam memberikan pelayanan. Dalam hal ini pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin dalam meningkatkan produktivitasnya sangat penting. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Kantor dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai adalah salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menerapkan suatu pengawasan dari pimpinan agar pegawai tepat masuk kerja, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif kausal dengan analisis kuantitatif. Hipotesis yang dikemukakan adalah “Pengawasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai”. Data yang diperoleh melalui kuesioner dari 40 responden yang merupakan pegawai Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Kemudian dianalisis dengan koefesien korelasi product moment, uji signifikan, dan koefesien determinan.

Analisis tersebut menunjukan hasil bahwa pengawasan memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai, dan pengaruhnya berada dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari perhitungan r = 0,453, dan ini berarti koefesien korelasi menunjukan hubungan yang positif antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai dengan signifikasi sebesar 20,5%. Ini dapat diartikan bahwa produktivitas kerja pegawai pada dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai dipengaruhi oleh pengawasan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.


(14)

ABSTRAK

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai) Nama : Ernita Sari Nababan

NIM : 100921018

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof. Marlon Sihombing, MA

Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Agar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat dikatakan baik atau memuaskan, maka salah satu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah produktivitas kerja seseorang dalam memberikan pelayanan. Dalam hal ini pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin dalam meningkatkan produktivitasnya sangat penting. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Kantor dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai adalah salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menerapkan suatu pengawasan dari pimpinan agar pegawai tepat masuk kerja, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif kausal dengan analisis kuantitatif. Hipotesis yang dikemukakan adalah “Pengawasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai”. Data yang diperoleh melalui kuesioner dari 40 responden yang merupakan pegawai Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Kemudian dianalisis dengan koefesien korelasi product moment, uji signifikan, dan koefesien determinan.

Analisis tersebut menunjukan hasil bahwa pengawasan memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai, dan pengaruhnya berada dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari perhitungan r = 0,453, dan ini berarti koefesien korelasi menunjukan hubungan yang positif antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai dengan signifikasi sebesar 20,5%. Ini dapat diartikan bahwa produktivitas kerja pegawai pada dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai dipengaruhi oleh pengawasan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.


(15)

BAB I PENDAHULUAN A.latar Belakang Masalah

Dalam suatu instansi pemerintah maupun instansi swasta sangat diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh pegawai untuk memperoleh hasil yang maksimal dimana dalam pelaksanaanya, produktivitas kerja terletak pada faktor manusia sebagai pelaksana kegiatan pekerjaan. Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan barang dan jasa. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Karena fakta nya dalam kehidupan nyata banyak orang dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta ataupun juga dalam suatu organisasi tidak produktif dalam mengerjakan tugas sehingga memberikan pelayanan yang buruk kepada masyarakat.

Manusia memiliki keterbatasan kemampuan dalam memahami dan melaksanakan pekerjaannya yang menyebabkan terjadinya kesalahan– kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja untuk mengantisipasi kesalahan–kesalahan tersebut, suatu perusahaan perlu melaksanakan pengawasan kerja


(16)

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pekerjaan yang dilakukan maka perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan adalah suatu tindakan yang berfungsi untuk memonitor atau menyoroti dan membandingkan apakah pegawai tersebut bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan adalah suatu bentuk tindakan yang baik yang dapat diterapkan dalam sektor pemerintahan ataupun sektor swasta, dan dengan adanya pengawasan suatu pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Pengawasan dapat dilakukan oleh pihak internal ataupun eksternal dari organisasi ataupun instansi tersebut. Dari pihak internal misalnya, Pengawasan juga merupakan kewajiban setiap atasan untuk mengawasi bawahannya. Dengan pengawasan pimpinan dapat mengetahui kegiatan-kegiatan nyata dari setiap aspek dan setiap permasalahan pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkungan satuan organisasi yang masing-masing selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan, maka dapat dengan segera mengambil langkah perbaikan dan tindakan seperlunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terkadang bagi seseorang ataupun sekelompok orang pengawasan bukanlah hal yang menyenangkan bagi mereka, karena meraka menganggap pengawasan merupakan hal yang membuat mereka tidak nyaman karena apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan rencana atau prosedur yang telah ditetapkan.

Salah satu fakta yang dapat kita lihat adalah pada kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai, Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman adalah suatu badan instansi pemerintah yang memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dalam memberikan


(17)

izin, aturan, menangani dan mengurusi tata ruang kota, melakukan koordinasi pembangunan sarana lingkungan perumahan dan permukiman, melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pembangunan/pemeliharaan sarana maupun prasarana lingkungan permukiman, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan fungsi dan tugas tata ruang, perumahan dan permukiman. Fakta yang terlihat pada kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman menunjukkan adanya gejala-gejala kecendrungan penurunan produktivitas kerja pegawai seperti kurangnya minat menyelesaikan tugas tepat waktu, apabila tidak ada pemimpin. Jam istirahat yang melewati batas waktunya, kurangnya koordinasi antar pegawai dan kemungkinan timbulnya kebosanan kerja karena rutinitas pekerjaan. Semua hal ini sangat mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Oleh karena itu Pengawasan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh agar pegawai dapat bekerja secara produktif dan memberikan pelayanan yang baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas

“Pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman?”

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka penulis merumuskan masalah dalam penilitian ini adalah “Seberapa besar Pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai?”


(18)

C.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui bagaimana Pengawasan yang dilakukan pada dinas tata ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai.

2. Ingin mengetahui bagaimana Produktivitas Kerja Pegawai yang ada di dinas tata ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai.

3. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja pegawai pada dinas tata ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berfikir dalam menganalisa suatu permasalahan serta menerapkan segala ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Sebagai bahan masukan bagi dinas tata ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi refrensi

kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas ISIP USU dan bagi kalangan peneliti lainnya dalam bidang yang sama.

E. KerangkaTeori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan


(19)

dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah:

1. Pengawasan

1.1 Pengertian Pengawasan

Dalam pengertian umum, pengawasan dapat diartikan sebagai perbuatan untuk melihat dan memonitor terhadap orang agar ia berbuat sesuai dengan kehendak yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan dalam ilmu manajemen, pengawasan adalah merupakan salah satu fungsi manajemen yang merupakan faktor penentu bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Sistem pengawasan yang baik sangat berpengaruh dalam proses pelaksanaan kegiatan, baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta.

Menurut Harahap (2001:10), menyatakan bahwa pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, prinsip yang dianut dan juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari.

Menurut Herujito (2001:242) pengawasan adalah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Menurut Manullang (2002:173), pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengkoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.

Selanjutnya Handoko (2003:369) mengatakan bahwa pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan manajemen tercapai.


(20)

Pengawasan merupakan elemen tugas –tugas manajerial dan mencakup tindakan pengukuran dan perbaikan performa pihak yang diawasi guna memastikan bahwa sasaran –sasaran, instruksi yang dikeluarkan dilaksanakan secara efisien dan berjalan dengan lancar.

Sedangkan menurut Kadarman (2001:159) pengawasan adalah upaya yang sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada rencana untuk merancang sistem umpan balik informasi untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan mengukur signifikan penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya yang telah digunakan seefektif dan seefesien mungkin guna mencapai informasi. Jadi dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan, pengawasan sangat dibutuhkan.

Dari penjelasan pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pengawasan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan setiap saat. Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. dengan demikian pengawasan bukan mencari kesalahan tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya.

1.2 Tujuan Pengawasan

Adapun tujuan pengawasan adalah agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna(efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Simbolon,2004:62).


(21)

Menurut Kadarman dan udaya (2001:159) tujuan pengawasan adalah menemukan kelemahan dan kesalahan untuk kemudian dikoreksi dan mencegah pengulangannya.

Sedangkan Soekarno dalam Gouzali Saydam (1993 :197) mengemukakan tujuan pengawasan antara lain adalah :

a. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana.

b. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam kegiatan

c. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah sesuai dengan instruksi yang diberikan.

d. Untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitaan, kelemahan atau kegagalan kearah perbaikan.

1.3 Tipe-Tipe Pengawasan

Menurut Handoko (2003:361-362), ada tiga tipe-tipe dasar pengawasan yaitu:

1. pengawasan pendahuluan ( feedforward control)

pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.

2. Pengawasan Concurrent

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan. Tipe pengawasan seperti ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari


(22)

suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu ketetapan dari pelaksanaan tujuan.

3. Pengawasan umpan balik (feedback control)

Pengawasan yang dilakukan untuk mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

Sedangkan menurut Handayaningrat (1983:144) pada dasarnya pengawasan terdiri dari empat jenis yaitu:

a. Pengawasan dari dalam organisasi (internal control)

Pengawasan dari dalam artinya pengawasan dilakukan oleh unit atau aparat pengawasan yang berasal dari dalam organisasi, dimana hasil tindakanya berupa data atau informasi yang berguna bagi pimpinan dalam menilai kebijakan yang telah ada atau menentukan kebijakan berikutnya, sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan.

b. Pengawasan dari luar organisasi (eksternal control)

Pengawasan ini dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan dari luar organisasi yang bertindak atas nama pimpinan organisasi.

c. Pengawasan preventif

Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan dengan maksud agar tidak ada kesalahan atau penyimpangan data dalam melakukan kegiatan organisasi.


(23)

Pengawasan ini dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan, dengan cara menilai dan membandingkan pelaksanaan pekerjaan dengan rencana yang telah ditetapkan.

1.4 Teknik Pengawasan

Pengawasan dapat dilakukan dengan mempergunakan cara-cara sebagai berikut:

1.Pengawasan langsung

Pengawasan dilakukan oleh pimpinan atau manajer pada waktu kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan. Pengawasan langsung dapat berbentuk:

a. Inspeksi langsung

b. Observasi ditempat (on the spot observation)

c. Laporan ditempat (on the spot report), penyampaian keputusan ditempat bila diperlukan.

2.Pengawasan tidak langsung

Pengawasan dari jarak jauh melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan.

Menurut Manullang (2004 : 178-179), Laporan ini dapat berbentuk:

a. Laporan tertulis

Laporan tertulis ( written report ) merupakan suatu pertanggung jawaban kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan instruksi dan tugas-tugas yang diberikan atasan kepadanya. Dengan


(24)

laporan tertulis yang diberikan oleh bawahannya, maka atasan dapat membaca apakah bawahan-bawahan tersebut melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan penggunaan hak-hak atau kekuasaan yang didelegasikan kepadanya.

b. Laporan lisan

Pengawasan melalui laporan lisan berupa wawancara yang diberikan ditujukan kepada orang-orang atau segolongan orang tertentu yang dapat memberi gambaran dari hal-hal yang ingin diketahui, terutama tentang hasil sesungguhnya ( actual result) yang dicapai oleh bawahannya.

1.5 Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif

Menurut Siagian (1992:175), pengawasan yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan yaitu bahwa teknik pengawasan harus sesuai antara lain dengan penemuan informasi tentang siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaran pengawasan tersebut.

2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi atau penyimpangan yang mungkin terjadi sebelum penyimpangan itu menjadi kenyataan.

3. Objektifitas dalam melakukan pengawasan

Salah satu komponen yang harus terlihat dalam rencana adalah standar prestasi kerja yang diharapkan dipenuhi oleh para pelaksana kegiatan operasional.


(25)

Standar demikian harus jelas terlihat bukan saja dalam prosedur dan mekanisme kerja, akan tetapi juga dalam kriteria yang menggambarkan persyaratan kuantitatif dan kualitatif dan sedapat mungkin dinyatakan secara tertulis. Dengan adanya kriteria maka pengawasan dapat dilakukan dengan objektif.

4. Keluwesan Pengawasan

Hal ini berarti pengawasan harus tetap bisa berlangsung meskipun kondisi lingkungan organisasi mengalami perubahan kerja karena timbulnya keadaan yang tidak diduga sebelumnya atau bahkan juga terjadi kegagalan atau perubahan tersebut dan dengan demikian penyesuaian yang diperlukan dapat dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan.

5.Efesiensi pelaksanaan pengawasan.

Pengawasan dilakukan agar keseluruhan organisasi bekerja dengan tingkat efisiensi yang semakin tinggi. Hal ini berarti , setiap organisasi atau lembaga harus menciptakan suatu sistem pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan karena hanya dengan demikianlah efesiensi pengawasan dapat ditingkatkan.

6.Pengawasan harus bersifat bimbingan

Apabila dalam pengawasan ditemukan sesuatu yang tidak beres dan ditemukan faktor-faktor penyebabnya maka seorang pimpinan atau manajer harus berani mengambil tindakan yang dipandang paling tepat, sehingga kesalahan yang diperbuat oleh bawahan tidak terulang kembali meskipun kecendrungan berbuat kesalahan yang lain dapat terjadi. Dalam memberikan tindakan yang dianggap


(26)

tepat seperti sebuah sanksi atau hukuman, pemimpin atau manajer tetap harus memiliki sikap membimbing, mendidik, objektif dan rasional serta didasarkan pada kriteria yang dapat dipahami dan diterima oleh orang yang bersangkutan.

2. Produktivitas Kerja

2.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Menurut Simanjuntak (1998:26), produktivitas kerja pegawai mengandung pengertian adanya kemampuan pegawai untuk dapat menghasilkan barang atau jasa yang dilandasi sikap mental bahwa hari ini harus lebih baik dari hari ini, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sikap kerja yang demikian ini akan tetap melekat dalam diri pegawai yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Penilaian terhadap produktivitas kerja pegawai dapat di ukur melalui pelaksanaan kerja yang relatif baik, sikap kerja, tingkat keahlian dan disiplin kerja. Dan untuk mengukur produktivitas kerja pegawai itu sendiri harus mencakup aspek kuantitas dan kualitas pekerjaannya.

Selanjutnya, menurut Siagian (2002:10), produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk mengatasi hal itulah perlu pemahaman yang tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan meningkatkan produktivitas kerja, sebagian diantaranya berupa etos kerja yang haru dipegang teguh oleh semua orang dalam suatu organis Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: knowledge, skills, abilities, attitudes, dan behaviours dari para pekerja


(27)

yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995,

p.160,http:/ www.

Menurut Blecher dalam Wibowo (2007:241) produktivitas kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat diakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu.

Lebih lanjut, Kopelman (dalam Moeljono 2003:56), secara lebih luas mengartikan produktivitas sebagai suatu konsepsi sistem. Produktivitas dalam wujudnya diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikan bagaimana sumber daya – sumber daya yang ada dimanfaatkan secara efisien untuk menghasilkan keluaran.

Produktivitas erat terkait dengan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai. Hasil kerja pegawai tersebut merupakan produktivitas kerja sebagai target yang didapat melalui kualitas kerjanya dengan melaksanakan tugas yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh organisasi. Kemudian (Dharma, 1995:476) mengemukakan beberapa faktor yang dinyatakan sebagai indikator dari produktivitas kerja Kualitas Pekerjaan antara lain:


(28)

Kualitas kerja menyangkut mutu yang dihasilkan. Seorang pegawai dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik dalam melaksanakan tugasnya. Seorang pegawai sebagai sumber daya yang menjalankan dan melaksanakan manajemen di suatu organisasi harus memiliki kehidupan kerja yang berkualitas. Kehidupan kerja yang berkualitas yang dimaksud adalah keadaan dimana para pegawai dapat memenuhi kebutuhannya dengan bekerja di dalam organisasi.

b. Kuantitas Pekerjaan

Perkembangan organisasi menuntut adanya kuantitas pekerjaan. Kuantitas pekerjaan menyangkut pencapaian target, hasil kerja yang sesuai dengan rencana organisasi. Rasio kuantitas pegawai harus seimbang dengan kuantitas pekerjaan sehingga dengan perimbangan tersebut dapat menjadi tenaga kerja yang produktif untuk meningkatkan produktivitas kerja di dalam organisasi tersebut.

c. Ketepatan Waktu

Seorang pegawai harus memiliki ketepatan waktu dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan orang tepat pada waktu yang ditentukan serta mengutamakan efisiensi.

d. Semangat Kerja

Semangat kerja dapat didefenisikan sebagai gambaran perasaan yang berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan kegiatan. Semangat kerja sangat penting bagi organisasi karena semangat kerja yang tinggi tentu dapat mengurangi angka absensi atau tidak bekerja karena malas, semangat kerja yang tinggi cenderung bekerja dengan


(29)

hati-hati dan teliti sehingga bekerja sesuai dengan prosedur yang ada (Tohardi, 2002:55)

e. Disiplin Kerja

Disiplin adalah sikap kewajiban dari seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa mau mengikuti atau mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dan disiplin juga dapat dikembangkan melalui suatu latihan antara lain dengan bekerja, menghargai waktu dan biaya.

2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja

Produktivitas karyawan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan karyawan itu sendiri, maupun faktor-faktor lainnya. Sehubungan dengan itu, Menurut Sedarmayanti (2001:72-76) dalam manajemen sumber daya manusia dan produktivitas faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:

1. Sikap mental berupa : a. Motivasi kerja

Pada umumnya orang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan bekerja lebih rajin, giat sehingga dengan begitu dia akan dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi sehingga produktivitas pun meningkat

b. Disiplin kerja

Orang yang memiliki disiplin kerja yang tinggi akan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendorong


(30)

terwujudnya tujuan perusahaan/instansi dan produktivitas pun akan meningkat.

c. Etika kerja

Pada umumnya orang yang memiliki etika yang baik akan kelihatan dalam penampilan kerja sehari-hari berupa kerja sama, kehadiran, antusias, inisiatif, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kreatifitas. Wujud kerja tersebut sangat mempengaruhi produktivitas kerja

2. Pendidikan

Pada umumnya orang yang memiliki pendikan yang tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama dalam penghayatan produktivitas. Pendidikan tersebut dapat berupa informal ataupun formal 3. Keterampilan

Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil maka pegawai lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan dan pengalaman yang cukup

4. Manajemen

Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan system yang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelolah atau memimpin serta mengendalikan bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat kerja dan mempengaruhi produktivitas kerja.

5. Tingkat penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan kosentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat meningkatkan produktivitas kerja.


(31)

6. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dengan lebih baik dan menuju ke arah peningkatan produktivitas kerja 7. Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya maka akan memungkinkan:

a. Tepat waktu dalam mengerjakan proses produksi/tugas

b. Jumlah produksi baik berupa barang dan jasa lebih banyak dan bermutu

c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa. 8. Kesempatan berprestasi

Apabila ada kesempatan untuk berprestasi, maka akan ada dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, Siagian (2002:10-29) menyatakan bahwa ada beberapa faktor-faktor penentu keberhasilan upaya peningkatan produktivitas yaitu:

1. Adanya perbaikan secara terus-menerus

Dalam hal ini pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus menerus berubah, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, contoh-contoh perubahan yang harus ditanggapi adalah


(32)

dalam pemanfaatan teknologi serta perubahan dalam praktek-praktek sumber daya manusia sebagai akibat diterbitkanya peraturan perundang-undangan baru oleh pemerintah dan berbagai faktor lain yang tertuang dalam berbagai keputusan manajemen. Sedangkan tuntutan perubahan yang terjadi secara eksternal adalah perubahan dibidang politik, bidang ekonomi, bidang pendidikan dan perubahan di bidang sosial budaya.

2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan

Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus- menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan segala komponen organisasi. Jika secara tradisional ditekankan pentingnya orientasi hasil kerja dengan mutu yang semakin tinggi. Hal ini perlu ditekankan karena “ kearifan konvensional”(convensional wisdom) dalam dunia manajemen hanya menekankan pentingnya mutu produk yang dihasilkan. Padahal , mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang di hasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan dimana organisasi tersebut terlibat. 3. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Memberdayakan sumber daya manusia mengandung berbagai kiat seperti berikut ini:

a. Mengakui harkat dan martabat manusia

b. Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain-termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut


(33)

4. Filsafat organisasi

Dalam hal ini berfokus pada kepuasan pelanggan, pemupukan loyalitas, serta perhatian pada budaya organisasi.

2.3 Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

Produktivitas kerja merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan atau sesuai dengan rencana. Untuk dapat meningkatkan kerja pegawai, pengawasan adalah suatu bentuk tindakan yang sangat perlu dilakukan. Pengawasan dalam hal ini adalah sebagai upaya yang sistematik untuk mengamati atau memantau apakah berbagai fungsi , aktivitas serta kegiatan dalam suatu organisasi tersebut terlaksana sesuai dengan waktunya. Jika dalam pelaksanaan tugas-tugasnya seorang pegawai didapati adanya penyimpangan maka tindakan yang sebaiknya diambil adalah tindakan korektif atau koreksi, dengan adanya tindakan koreksi tersebut pegawai tersebut dapat kembali bakerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan selama ini. Dengan kata lain pengawasan adalah suatu fungsi yang membandingkan isi rencana dengan kinerja nyata.

Dalam melaksanakan pengawasan, pengawasan adalah suatu instrument untuk mengubah perilaku disfungsional atau menyimpang, bukan juga hanya untuk memberikan sanksi atau hukuman ketika terjadi kesalahan tetapi untuk membantu yang bersangkutan mengubah perilakunya serta bersikap seperti seharusnya sebagai seorang pegawai dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Apapun teknik yang dilakukan dalam pengawasan, sasaran utamanya adalah untuk menemukan apa yang tidak beres dalam pelaksanaan berbagai tugas


(34)

dan kegiatan dalam suatu organisasi dan bukan mencari siapa yang salah. Secara implisit pengawasan merupakan suatu bentuk tindakan yang tepat dan ampuh dalam meningkatkan produktivitas.

F.HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilaksanakan, yang sama kebenarannya perlu untuk di uji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain hipotesis dapat juga dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris (Sugiyono, 2005:70).

Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman.

Ho : Tidak ada pengaruh antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman.

G. DEFENISI KONSEP

Defenisi Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Konsep teoritis diajukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti (Singarimbun,1995:33).


(35)

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, dalam penelitian ini penulis mengemukakan defenisi konsep yang digunakan yaitu:

1. Pengawasan adalah merupakan kegiatan yang dapat dilakukan setiap saat. Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. dengan demikian pengawasan bukan mencari kesalahan tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya.

2. Produktivitas Kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat diakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu.

H. DEFENISI OPERASIONAL

Menurut Singarimbun (1995:46) defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasional dari suatu penelitian adalah :


(36)

Variabel Bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengawasan (X), adapun indikator dalam pengawasan adalah:

1. Pemantauan

Yaitu memeriksa langsung perihal atau orangnya sendiri ditempat dimana peristiwa terjadi dan dimana bawahan bertugas.

2. Pemeriksaan

Yaitu pengawasan yang dilakukan melalui pengamatan, pencatatan, penyelidikan dan penelaahan secara cermat dan sistematis serta melalui penilaian terhadap segala yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

3. Bimbingan dan Pengarahan

Yaitu segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam memberikan saran terhadap pelaksanaan tugas.

4. Tindakan Disiplin

Yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan terhadap bawahan dalam rangka memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku.


(37)

Yaitu terhadap peraturan orgnanisasi, memperhatikan dan melaksanakan segala tugas dan apa yang dianjurkan atau diperintahkan oleh atasan.

2.Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh Variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel Terikat (Y) adalah Variabel Produktivitas Kerja, indikator Produktivitas Kerja yaitu:

1. Sikap mental berupa :

a. Motivasi kerja

Pada umumnya orang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan bekerja lebih rajin, giat sehingga dengan begitu dia akan dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi sehingga produktivitas pun meningkat

b. Disiplin kerja

Orang yang memiliki disiplin kerja yang tinggi akan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendorong terwujudnya tujuan perusahaan/instansi dan produktivitas pun akan meningkat.

c. Etika kerja

Pada umumnya orang yang memiliki etika yang baik akan kelihatan dalam penampilan kerja sehari-hari berupa kerja sama, kehadiran, antusias, inisiatif, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kreatifitas.


(38)

2. Pendidikan

Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan yang tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama dalam penghayatan produktivitas. Pendidikan tersebut dapat berupa informal ataupun formal

3. Keterampilan

Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil maka pegawai lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan dan pengalaman yang cukup

4. Manajemen

Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan system yang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelolah atau memimpin serta mengendalikan bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat kerja dan mempengaruhi produktivitas kerja. 5. Tingkat penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan kosentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat meningkatkan produktivitas kerja.

6. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dengan lebih baik dan menuju kearah peningkatan produktivitas kerja


(39)

7. Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya maka akan memungkinkan:

-Tepat waktu dalam mengerjakan proses produksi/tugas

-Jumlah peroduksi baik berupa barang dan jasa lebih banyak dan bermutu

-Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa. 8. Kesempatan berprestasi

Apabila ada kesempatan untuk berprestasi, maka akan ada dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.


(40)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN A.Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

B.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai, Jalan Cut Nyak Dien no 43 Binjai.

C.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono(2005:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di DinasTata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai yang berjumlah 88 orang.


(41)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto (dalam Sugiyono 2005:90) apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka diambil diantara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Dalam penelitian ini model sampel yang digunakan adalah Cluster random sampling. Menurut Soeadji (2012:56) Model sampel ini mengambil sampel secara acak pada setiap bagian yang terdapat di dalam populasi. Jumlah sampel yang diambil pada kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai sebanyak 40 orang.

D.Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, informasi dan keterangan-keterangan yang dapat mendukung dalam penelitian ini, dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:

1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut:

a. Metode angket (kuesioner), yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden

b. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.


(42)

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

E.Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif. Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala Likert untuk menilai jawaban kuesioner (Sugiyono,2005:107). Adapun skor setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut:

• Untuk jawaban alternatif “a” diberi poin 5

• Untuk jawaban alternatif “b”diberi poin 4

• Untuk jawaban alternatif “c” diberi poin 3

• Untuk jawaban alternatif “d” diberi poin 2

• Untuk jawaban alternatif “e” diberi poin 1

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban respon terhadap masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong sangat tinggi,sedang,rendah, terlebih dahulu menentukan interval dengan cara sebagai berikut:

Skor tertinggi- skor terendah Interval =


(43)

5- 1

Maka diperoleh : = 0,80

5

Dengan interval 0,80 maka kategori jawaban respon dapat diklasifikasikan dengan urutan sebagai berikut:

a. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,2 – 5,0

b. Skor untuk kategori tinggi :3.3 – 4,1

c. Skor untuk kategori sedang :2,4 – 3,2

d. Skor untuk kategori rendah : 1,5 – 2,3

e. Skor untuuk kategori sangat rendah :0,8 – 1,4

F. Teknik Analisa Data

1. Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Untuk menguji hubungan antar variabel dengan menggunakan perhitungan statistik dengan metode pengujian Koefisien Korelasi Product Moment. Metode ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya dan ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh antar variabel.

Korelasi sederhana untuk mengukur besarnya hubungan (pengaruh) variabel bebas/ indevenden (X) dengan variabel terikat/dependen (Y) adalah Korelasi Pearson Product Moment.


(44)

Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber data yang diperoleh penulis serta interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban respon tergolong tinggi, sedang atau rendah.

Adapun rumusnya:

Rumus :

r

xy

Keterangan :

rxy = angka Indeks Korelasi “r” Pearson Product Moment

n =Populasi

∑xy =Jumlah perkalian antara skor x dan y

∑x =Jumlah skor x

∑y =Jumlah skor y

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.


(45)

b. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran interprestasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:149), yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 : Pedoman Untuk memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interprestasi Koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199

0,20 -0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

2.Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel bebas/ indevendent (X) terhadap variabel terikat/ dependen (Y) perhitungan


(46)

dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi pearson product moment (Rxy) x 100%.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

D = (Rxy)2 x 100%Keterangan:

D = Koefisien determinan


(47)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis

Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai adalah penggabungan Dinas Tata Kota Binjai dan Kantor Perumahan dan Permukiman. Dasar hukum terbentuknya Dinas Tata Kota Binjai adalah “Peraturan Daerah Kota Binjai no 7 tahun 2003 tentang perubahan kedua peraturan daerah Kota Binjai Nomor 7 tahun 2001 tentang organisasi Dinas-dinas daerah pemerintahan Kota Binjai.

Sedangkan kantor perumahan dan permukiman Kota Binjai terbentuk sesuai peraturan daerah Kota Binjai No.8 tahun 2003 tentang struktur organisasi kantor Perumahan dan permukiman kota Binjai. Dasar hukum terbentuknya dinas Tata Ruang, Perumahan dan permukiman kota Binjai adalah Implementasi dari peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat Daerah dan peraturan daerah Kota Binjai Nomor 18 tahun 2007 tentang organisasi Dinas-dinas Daerah pemerintah Kota Binjai, yang merupakan merger antara Dinas Tata Kota Binjai dengan kantor Perumahan dan Permukiman Kota Binjai.

Secara geografis dinas tata ruang perumahan dan Permukiman kota Binjai terletak di jalan Jalan Cut Nyak Dien no 43 Binjai. Kantor dinas Tata Ruang perumahan dan permukiman kota binjai berada di daerah lingkungan masyarakat, ini ditandai dengan susunan perhubungan yang dapat dilalui berbagai kendaraan tanpa mengalami kesulitan. Dalam melaksanakan kegiatannya dinas tata ruang


(48)

perumahan kota binjai melayani wilayah kota Binjai sebelah Utara, sebelah Selatan, sebelah Timur dan sebelah Barat.

B. Visi, Misi, dan Tujuan dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai

1. Visi

Untuk menggambarkan yang ingin dicapai atau identitas/keberadaan organisasi dalam rangka mengemban tugas pokok dan fungsi organisasi yang memandu setiap kegiatan organisasi secara berencana dan berkelanjutan, dan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap masyarakat dalam menyongsong Visi dan Misi pemerintahan Kota Binjai maka dirumuskan Visi Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai yaitu:

“TERWUJUDNYA BINJAI YANG SEJAHTERA MELALUI PENATAAN KOTA YANG BERKESINAMBUNGAN SEHINGGA TERCIPTANYA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

Untuk kejelasan tentang pernyataan visi tersebut diatas Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai dalam mengemban tugas-tugas pokok dan fungsinya yang diemban adalah:

1. Binjai

Adalah kata dalam arti fisik, masyarakat, pemerintah dan wilayah. 2. Sejahterah


(49)

Adalah terpenuhinya kebutuhan rasa aman, damai, sehat bercukupan lahir batin, beriman bertaqwa dan berpendidikan.

3. Penataan Kota

Adalah terwujudnya aktifitas/kegiatan pemanfaatan ruang dan pendirian bangunan kota baik oleh pemerintah, masyarakat maupun oleh swasta yang tertib dan teratur.

4. Berkesinambungan

Setiap kebijaksanaan disusun dengan saling berkaitan dan selaras serta dilakukan berkelanjutan dan konsisten serta mencakup kesinambungan berbagai sektor pembangunan.

5. Perumahan dan Permukiman yang layak dan berwawasan lingkungan

Terciptanya perumahan dan permukiman yang memenuhi standar kesehatan dan mempertimbangkan pentingnya faktor lingkungan.

2. Misi

Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan, maka misi Dinas Tata Ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan sumber daya manusia aparaturbdan program kerja yang berkelanjutan.

2. Memberikan pelayanan prima dalam pemanfaatan ruang kota.

3. Mengembangkan dan mengevaluasi rencana dan kebijaksanaan penataan kota dan penataan bangunan secara berkelanjutan dengan melibatkan stakeholder.


(50)

5. Mengembangkan dan menetapkan tata cara pendataan dan informasi dalam permasalahan perumahan dan permukiman.

C. Sarana dan Prasarana Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai

Sarana dan Prasarana yang tersedia di Dinas Tata Ruang, Perumahan Kota Binjai adalah tersedianya perlengkapan gedung kantor yang berupa Meja, kursi dan Lemari. tersedianya Meubeleur, tersedianya Mobil patroli dan kendaraan roda dua Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman. Tersedianya Air Conditioner (AC), telepon, mesin fotocopy, komputer, printer dan internet.

D. Tujuan, sasaran Strategis dan Program kerja dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai.

Penetapan tujuan dan sasaran strategis Dinas tata Ruang, perumahan dan Permukiman kota Binjai adalah berdasarkan visi, misi dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Sasran strategis organisasi dirumuskan untuk masing-masing tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan dapat diuraikan, sebagai berikut:

Tujuan 1

Meningkatnya produktivitas organisasi dan kualitas sumber daya

No Program No Sasaran

1 Pelayanan Administrasi

Perkantoran


(51)

2 Tersedianya jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

3 Tersedianya jasa Administrasi keuangan

4 Tersedianya jasa kebersihan kantor

5 Tersedianya alat tulis kantor 6 Tersedianya barang dan cetakan 7 Tersedianya komponen instalansi

listrik/penerangan bangunan kantor

8 Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 9 Tersedianya makanan dan

minuman

10 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah

11 Tersedianya jasa petugas lapangan

2 Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur

1 Tersedianya perlengkapan

gedung kantor


(52)

3 Tersedianya pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

4 Tersedianya pemeliharaan

rutin/berkala peralatan kantor 5 Adanya penyewaan gedung

kantor

3 Peningkatan disiplin Aparatur 1 Tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapannya

2 Tersedianya pakaian Batik 4 Peningkatan kapasitas sumber

daya Aparatur

1 Adanya bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan

5 Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

1 Penyusunan laporan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP)

6 Pameran pembangunan 1 Pameran pembangunan dan peringatan HUT RI

Tujuan 2

Meningkatnya pendapatan asli daerah dari pelayanan IMB dan retribusi

No Program No Sasaran


(53)

ruang perizinan mendirikan bangunan IMB dan IPR

2 Penerimaan PAD dari pelayanan izin pemanfaatan Ruang

3 Penerimaan PAD dari retribusi jasa usaha PKD/ Rumah Dinas

Tujuan 3

Tersedianya rencana Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman dan tata bangunan serta pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berkesinambungan

No Program No Sasaran

1 Perencanaan Tata Ruang 1 Adanya studi relokasi permukiman program pinggiran sungai/atas air kota Binjai

2 Adanya penyusunan rencana detail Tata Ruang kawasan kecamatan Binjai Barat

3 Tersedianya penyusunan

rencana detail tata ruang kawasan kecamatan Binjai selatan

2 Program Pemanfaatan Ruang 1 Survey pengukuran dan pemetaan perkembangan Tata


(54)

Ruang kota

2 Kajian kapasitas Ruang pusat-pusat perdagangan di kota Binjai

Tujuan 4

Terwujudnya penerapan pengendalian rencana Tata Ruang Kota

No Program Sasaran

1 Pengendalian pemanfaatan Ruang

1 Adanya pengawasan

pemanfaatan Ruang

2 Monitoring , evaluasi dan pelaporan izin mendirikan bangunan.

Tujuan 5

Terwujudnya lingkungan masyarakat lebih baik melalui program sarana dan prasarana lingkungan.

No Program Sasaran

1 Tercapainya lingkungan yang sehat, tertib, teratur dan


(55)

lancarnya arus lalulintas guna meningkatkan kesehatan dan perekonomian masyarakat

2 Pengembangan perumahan 1 Pembangunan sistem informasi sarana permukiman kota Binjai

E. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi operasional

Tentang uraian tugas pokok, fungsi Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai tertulis pada peraturan Walikota Kota Binjai Nomor :180, 342-510 tahun 2008.

Susunan organisasi Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman adalah:

a. Kepala Dinas b. Sekretariat

c. Bidang perencanaan Tata Ruang Kota d. Bidang perumahan dan Permukiman

e. Bidang Perizinan bangunan dan pemanfaatan Ruang f. Bidang pengendalian, pengawasan dan evaluasi g. Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 3

(1) Dinas Tata ruang, perumahan dan permukiman dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah.


(56)

(2) Kepala dinas tata Ruang, perumahan dan Permukiman mempunyai tugas membantu walikota dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang tata ruang, perumahan dan permukiman, antara lain menyangkut bina lingkungan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan bangunan, bina teknik dan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 7

(1) Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian kepegawaian c. Sub Bagian keuangan

(2) Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

Pasal 8

(1) Kepala Sub bagian Umum mempunyai tugas: a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Membantu sekretaris dalam rangka menghimpun dan mengumpul data untuk bahan penyusunan renstra, lakip dan program kerja

c. Mengelolah ketatausahaan dan surat-menyurat

d. Melaksanakan pembuatan registrasi dalam pelayanan izin

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.


(57)

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan b. Mengelolah administrasi kepegawaian

c. Menyelenggarakan penegakan disiplin pegawai

d. Melaksanakan peningkatan kesejahteraan pegawai dengan mengusulkan naik pangkat, kenaikan gaji berkala

e. Mengelolah urusan perpindahan, mutasi dan pensiun

f. Membuat laporan secara berkala dan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan kepada sekretaris

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas : a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Melaksanakan urusan keuangan, pembukuan keuangan, laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah

c. Menyusun dan mengajukan anggaran belanja pegawai, anggaran belanja rutin, dan anggaran belanja lainnya

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai bidang tugasnya

Bagian kedua

BIDANG PERENCANAAN TATA RUANG KOTA Pasal 9


(58)

(1) Bidang Perencanaan Tata Ruang Kota dipimpin oleh seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

(2) Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang Kota mempunyai tugas membantu sebagian tugas Kepala Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman dalam melakukan survey dan pemetaan, perencanaan tata ruang serta pemanfaatan/pengendalian rencana tata ruang.

Pasal 10

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 9, kepala bidang perencanaan tata ruang kota, mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana dan program kerja

b. Penyempurnaan dan penyusunan standar-standar pelaksanaan kewenangan daerah Kota dan standar pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam melakukan survey dan pemetaan, perencanaan tata ruang dan pemanfaatan/pengendalian rencana tata ruang

c. Pelaksanaan , pengendalian, koordinasi, dan kerja sama dalam penyelenggaraan survey dan pemetaan, perencanaan tata ruang dan pemanfaatan/ pengendalian rencana tata ruang dalam rangka keterpaduan program, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan


(59)

1. Seksi Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota 2. Seksi Survey dan Pemetaan

3. Seksi Penyusunan Program

(2) Setiap seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala Bidang

Bagian ketiga

BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pasal 13

(1) Bidang perumahan dan permukiman kota dipimpin oleh Seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas

(2) Kepala bidang perumahan dan permukiman mempunyai tugas membantu sebagian tugas kepala dinas tata ruang, perumahan dan permukiman di dalam bidang perumahan dan permukiman

Pasal 14

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 13, kepala bidang perumahan dan permukiman mempunyai fungsi:

a. Menyusun program dan rencana kerja

b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pemeliharaan/ rehabilitas prasarana dasar dikawasan perumahan dan permukiman

c. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan sarana lingkungan d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan sarana lingkungan


(60)

e. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan prasarana dasar dan menyiapkan kawasan-kawasan dan lingkungan-lingkungan untuk dijadikan lokasi Kasiba dan Lisiba sesuai dengan ketentuan yang berlaku f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan

bidang tugasnya

Pasal 15

(1) Bidang Perumahan dan Permukiman terdiri dari : a. Seksi Bina Pengembangan perumahan

b. Seksi Bina permukiman dan penyehatan lingkungan c. Seksi Evaluasi dan pelaporan

(2) Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala Bidang

Bagian keempat

BIDANG PERIJINAN DAN BANGUNAN DAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 17

(1) Bidang perijinan bangunan pemanfaatan ruang dipimpin oleh seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas

(2) membantu sebgaian tugas kepala dinas tata ruang, perumahan dan permukiman di dalam bidang perizinan bangunan dan pemanfaatan ruang.


(61)

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 17. Kepala bidang perizinan bangunan dan pemanfaatan mempunyai fungsi:

a. Menyusun program dan rencana kerja

b. Menyusun laporan hasil kegiatan bidang perizinan bangunan dan pemanfaatan sebagai bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja dinas

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan

d. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing

e. Menyelenggarakan proses perizinan yang secara prinsip mangacu kepada RTRW Kota Binjai

f. Melaksanakan pencatatan terhadap proses perijinan yang dimohon pihak masyarakat dan dunia usaha

g. Menyelenggarakan proses perijinan ijin mendirikan bangunan (IMB), ijin pemanfaatan Ruang (IPR)

h. Menyiapkan format, penilaian dan pemeriksaan atau dokumen permohonan ijin mendirikan bangunan (IMB), ijin pemanfaatan ruang (IPR)

i. Melaksanakan penomoran terhadap bangunan-bangunan

j. Melaksanakan pengukuran dan pemetaan situasi atas permohonan ijin mendirikan bangunan (IMB), ijin pemanfaatan ruang (IPR) serta penetapan Retribusi daerahnya


(62)

k. Melaksnakn tugas-tugas lain yang diberikan Kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya

Pasal 19

(1) Bidang perijinan bangunan dan pemanfaatan ruang terdiri dari: a. Seksi perizinan bangunan dan bangun-bangunan

b. Seksi perizinan pemanfaatan ruang

c. Seksi pengukuran dan penyiapan perizinan

(2) Setiap seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang

Bagian kelima

BIDANG PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI Pasal 21

(1) Bidang pengendalian, pengawasan dan evaluasi dipimpin oleh seorang kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas

(2) Kepala pengendalian, pengawasan dan evaluasi mempunyai tugas membantu sebagian tugas kepala dinas tata ruang, perumahan dan permukiman di dalam bidang pengendalian, pengawasan dan evaluasi.

Pasal 23


(63)

a. Seksi Pengawasan dan pengendalian tata ruang kota b. Seksi Pengawasan dan Pengendalian bangunan c. Seksi Evaluasi tata ruang kota

(2) Setiap seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang.

F. Subjek dan Objek Pengawasan di Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai.

Dalam sebuah instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya pengawasan dalam instansi tersebut, baik pengawasan internal maupun pengawasan eksternal. Sebagaimana kita ketahui bahwa pengawasan mempunyai fungsi ataupun tujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan ataupun penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai/ orang-orang yang berada di dalam instansi tersebut dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan atau penyimpangan tersebut agar semua target dan sasaran yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi tersebut dapat tercapai. Pengawasan juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai ataupun sumber daya manusia yang ada di instansi tersebut.

Setiap instansi ataupun sebuah organisasi memiliki berbagai bentuk pengawasan yang berbeda antara satu instansi dengan instansi yang lainnya, hal ini dikarenakan adanya perbedaan kondisi instansi baik secara fisik maupun non fisik dan bentuk pengawasan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan instansi tersebut. Tak berbeda dengan dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman yang


(64)

Ditinjau dari segi pengawasan yang dilakukan oleh subjek pengawas, pengawasan ini dilaksanakan secara internal, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam organisasi itu sendiri. Artinya bahwa subjek pengawas yaitu pengawas berasal dari dalam susunan organisasi objek yang diawasi. Pada dasarnya pengawasan ini harus dilakukan oleh setiap pimpinan akan tetapi dapat saja dibantu oleh setiap pimpinan unit sesuai dengan tugas masing-masing. Pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai, pengawasan internal ini di kerjakan oleh Kepala dinas dan Sekretaris dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman Kota Binjai.

Adapun jenis Pengawasan yang diterapkan di dinas tata Ruang perumahan dan permukiman yang selama ini dilakukan adalah pengawasan secara langsung yaitu dengan cara mendatangi atau melakukan pemeriksaan terhadap objek yang diawasi. Pemeriksaan setempat ini dapat berupa pemeriksaan administratif atau pemeriksaan fisik di lapangan seperti memeriksa kehadiran (absen) pegawai pada waktu pagi dan sore. Ada juga bentuk pengawasan yang di lakukan melalui pemantauan yang menggunakan CC TV di setiap ruangan masing-masing bidang, dan pusat pemantauan berada di ruangan Kepala Dinas dan Sekretaris Dinas.

Selain itu, pengawasan yang cukup sering dilakukan di dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman adalah Kepala dinas ataupun Sekretaris dinas langsung ke ruangan kerja para pegawai untuk mengawasi kinerja pegawai Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman.

Berbagai bentuk dan cara yang telah dilakukan oleh dinas Tata Ruang perumahan dan permukiman Kota Binjai dalam mengawasi kinerja pegawai


(65)

semua pegawai. Dalam hal ini, pengawasan adalah element yang penting bagi sebuah instansi dalam menciptakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Selanjutnya berhubungan dengan objek yang di awasi oleh pengawas, dalam hal ini yang menjadi objek dalam pengawasan adalah para pegawai maupun staff yang bekerja pada dinas tata Ruang Perumahan dan Permukiman. Adapaun hal-hal yang dapat di jadikan objek penilaian pengawas terhadap pegawai maupun staff di dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman dapat dilihat dari kriteria berikut ini:

• Tingkat kehadiran dan tingkat ketepatan waktu masuk kerja para pegawai setiap harinya.

• Efesiensi waktu yang diberikan dalam melayani masyarakat dalam pengurusan izin mendirikan bangunan dan pemanfaatan ruang.

• Mengelolah ketatausahaan dan surat menyurat.

• Mengelolah administrasi kepegawaian secara tepat dan cepat.

• Mampu menyusun program dan melaksanakan rencana kegiatan yang telah ditetapkan.

• Mampu membuat laporan secara berkala dan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan kepada setiap kepala bidang masing-masing.

• Melaksanakan survey ke lapangan secara rutin (hal ini dilaksanakan oleh bidang perencanaan tata ruang kota)

• Tidak adanya protes atau complain yang dilakukan oleh masyarakat tentang pelayanan yang diberikan oleh pegawai maupun staff.


(66)

Hubungan antara subjek dan objek dalam pengawasan ini sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan sebuah instansi dalam mencapai sasaran yang telah di tetapkan, dan tanpa disadari keberhasilan pengawas dan objek yang diawasi akan berdampak dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

G. Produktivitas kerja pegawai pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai.

Produktivitas kerja pegawai adalah sebuah hasil kerja yang dihasilkan oleh seseorang dalam sebuah instansi ataupun organisasi yang hasil nya berupa barang maupun jasa dapat dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkannya. Menurut dewan produktivitas Nasional, produktivitas kerja sering diartikan sebagai kemampuan seorang tenaga kerja atau kelompok orang dalam menghasilkan barang dan jasa.

Untuk mengukur produktivitas kerja pegawai harus diadakan penelitian yang ,mencakup aspek kuantitas dan kualitas pekerjaaannya. Oleh karena itu sebagian keluaran daripada kerja pegawai adalah bersifat jasa, maka produktivitas pegawai lebih bersifat kualitatif yaitu menyajikan pelayanan kepada masyarakat (public service) yang lebih meningkat dan lebih baik. Dengan demikian peningkatan produktivitas pegawai tidak selalu dapat dihitung secara kuantitatif melainkan mencakup efektivitas operasional, dalam arti meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.


(67)

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, produktivitas kerja pegawai di Dinas Tata Ruang, Perumahan dan permukiman dapat dinilai dari hasil yang di capai oleh para pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mengerjakan tugas yang sesuai dengan bidang masing-masing, tugas ataupun pekerjaan yang diberikan dapat diselesai kan dengan tepat waktu merupakan indikator yang dapat menjadi penilaian apakah pegawai Dinas Tata Ruang Perumahan dan permukiman produktif atau tidak.

Ada beberapa cara yang dilakukan oleh dinas tata ruang perumahan dan permukiman dalam meningkatkan produktivitas yaitu: mengadakan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan meningkatkan kemampuan para pegawai.


(68)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada Bab ini penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Bab ini akan memaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer yang telah peneliti peroleh dilapangan yang kemudian dianalisa satu persatu dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner penelitian kepada responden.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari data yang diperoleh dari kuesioner tersebut, dibawah ini disajikan data dalam tabel - tabel distribusi yang kemudian didistribusikan sebagai berikut :

A. Kriteria Responden

Berikut ini adalah hasil data mengenai identitas responden melalui kuesioner yang diperoleh selama penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.

Adapun kriteria responden tersebut terdiri dari :

a. Kriteria responden berdasarkan jenis kelamin

b. Kriteria responden berdasarkan usia

c. Kriteria responden berdasarkan pangkat atau golongan

d. Kriteria responden berdasarkan pendidikan

e. Kriteria responden berdasarkan masa kerja B. Identitas Responden


(69)

Data identitas responden dimaksudkan untuk mengindentifikasi responden, identitas responden ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja dan golongan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel yang diuraikan peneliti dibawah ini :

Berdasarkan jenis kelamin, maka identitas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Persentasi

(%)

1 Pria 22 55%

2 Wanita 18 45%

Jumlah 40 100

Sumber : Kuesioner penelitian, Februari 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari seluruh responden yang berjumlah 40 orang, frekuensi jumlah pria lebih besar daripada frekuensi jumlah wanita. Jumlah pria adalah 22 orang (55%) dan frekuensi jumlah wanita adalah 18 orang (45%).

Berdasarkan usia, maka mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 31-50 tahun. Datanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Umur Frekuensi Persentasi

(%)

1 20-30 tahun 13 32.5

2 31-40 tahun 14 35

3 41-50 tahun 13 32.5

Jumlah 40 100


(70)

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang berusia diantara 20-30 tahun berjumlah 13 orang (32,5%), yang berusia antara 31-40 tahun berjumlah 14 orang (35%), usia antara 41-50 tahun berjumlah 13 orang (32,5%). Berdasarkan Responden, maka tingkat pangkat atau golongan pegawai dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pangkat atau Golongan

No Pangkat atau Golongan frekuensi Persentase %

1 I/a-I/d -

-2 II/a-II/d 16 40

3 III/a-III/d 23 57.5

4 IV/a-IV/d 1 2.5

Jumlah 40 100

Sumber : kuesioner penelitian, februari 2012

Berdasarkan pada tabel 3 dapat dilihat bahwa responden terbanyak dengan karakteristik pangkat atau golongan adalah mereka yang memiliki pangkat atau golongan I/a-I/d yaitu berjumlah 0 orang (0%), responden yang memiliki pangkat/golongan II/a-II/d yaitu sebanyak 16 orang (40%), responden yang memiliki pangkat/golongan III/a-IIId yaitu sebanyak 23 orang (57.5%), responden yang memiliki pangkat/golongan IV/a-IV/d yaitu sebanyak 1 orang (2.5%).

Berdasarkan pendidikan terakhir maka tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini di dominasi dari . hal ini ditunjukkan dengan data - data sebagai berikut :


(1)

membantu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya baik dari segi pengolahan data sampai efesiensi waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.

Mengenai mengikuti kegiatan yang telah ditetapkan. Pada umumnya responden mengikuti kedinasan yang ada atau yang telah ditetapkan. Sebanyak 21 responden (52,5%) menyatakan sering mengikuti kegiatan kedinasan yang telah ditetapkan (lihat pada tabel 30). Selain itu dalam hal datang tepat waktu atau tidak terlambat datang kerja, sebanyak 29 responden (72,5%) menyatakan jarang datang terlambat kerja. Hal ini berarti masih hanya sebagian dari responden yang mengikuti seluruh acara kedinasan, pegawai belum dapat mendisiplinkan dirinya. Mengenai tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah, sebanyak 16 responden (40 %) menyatakan jarang mangkir dari kerja (lihat pada tabel 27) dan sebanyak 12 responden (30 %) menyatakan cukup sering mangkir kerja. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar belum maksimal mengerjakan tugasnya karena tingkat kehadiran pegawai mempengaruhi tingkat kemaksimalan dalam mengerjakan tugas yang dibebankan.

C. Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja pegawai

Pengawasan pada dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai mempunyai pengaruh positif terhadap produktifitas kerja Pegawai. Dari perhitungan berdasarkan analisa koefisien korelasi product moment dan selanjutnya digunakan uji signifikan dan determinan, berarti pengaruh pengawasan terhadap produktivitas pegawai adalah 20,5% sedangkan selebihnya 79,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Ini berarti pengaruh Pengawasan terhadap produktivitas pegawai berada pada


(2)

Dengan demikian semua indikator mengenai pengawasan tersebut berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai, semakin kuat pengawasan dalam suatu organisasi maka produktivitas kerja pegawai akan semakin menigkat. Dengan adanya pengawasan maka akan memperbaiki sumber daya manusia sehingga meningkatkan produktivitas organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dan ketika sebuah organisasi ataupun instansi pemerintah/swasta dimana pegawainya sudah dikatakan produktif maka organisai maupun instansi tersebut dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.


(3)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai dengan judul Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja pegawai pada dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai, maka dapat disimpulkan :

1. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan bahwa pengawasan Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai, tergolong berada pada kategori sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pimpinan dalam menjalankan pengawasan dapat dikatakan sangat baik.

2. Produktivitas kerja pegawai pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai, belum tergolong baik yaitu berada pada kategori tinggi. Oleh karena itu, masih diperlukan adanya dorongan bagi pegawai untuk bisa meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

3. Dari hasil perhitungan korelasi Product moment antara pengawasan terhadap produktivitas kerja menunjukkan nilai hasil koefisien sebesar 0,453 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai. Dengan demikian hipotesa yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pengawasan terhadap produktivitas kerja


(4)

pegawai dinas Tata Ruang, Perumahan dan permukiman Kota Binjai dapat diterima.

4. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi maka dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota binjai sebesar 20,5 % yang berarti selebihnya yaitu 79,5 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini seperti faktor-faktor eksternal dan lai-lain yang tidak termasuk dalam penelitian.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner, wawancara, serta observasi maka pada kesempatan ini penulis memberikan beberapa masukan atau saran sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan proses pengawasan kepada pegawai, sebaiknya pimpinan melakukan nya dengan jelas dan terarah kepada seluruh pegawai sehingga pegawai lebih disiplin selama proses kerja berlangsung.

2. Pimpinan pada dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai hendaknya lebih memperhatikan pegawainya dalam bidang pembagian tugas dan lebih sering memberikan tindakan perbaikan terhadap tugas-tugas yang dikerjakan pegawainya sehingga dapat memperkecil kesalahan yang dilakukan pegawai sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

3. Untuk mencapai suatu produktivitas kerja yang lebih baik lagi, pihak atasan mungkin dapat memberikan penghargaan kepada pegawai yang produktif agar menjadi acuan kepada pegawai agar lebih bersemangat dalam bekerja.


(5)

Apabila suatu perusahaan ataupun instansi mampu meningkatkan semangat kerja maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kesalahan dapat dikurangi dan tingkat kehadiran akan dapat diperkecil seminimal mungkin.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T.hani.1995. Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta :BPFE

Lubis, Ibrahim.1985. Pengendalian dan pengawasan proyek dalam masyarakat. Jakarta timur: Ghalia Indonesia

Kadarman ,A.M dan Udaya, Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta : PT. Prenhallindo

Mannulang, M. 2002. Dasar –dasar manajemen. Yogyakarta: universitas Gajah Mada Press

Moeljono. Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi: PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Ranupandojo, H.1987. Teori dan konsep Manajemen. Yogyakarta: BFFE-LMP2M AMP-YKPN

Ravianto, J.1986. Produktivitas dan manajemen. Seri Produktivitas IV. Jakarta : SUIP

Simanjuntak, J Payaman. 1987. Pengukuran Produktivitas. Jakarta : Ghalia Indonesia

Siagian, Sondang P.Prof.Dr.MPA.1992. Fungsi-fungsi manajerial. Jakarta :Bumi Aksara

Siagian, Sondang P.Prof.Dr.MPA. 2002. Kiat meningkatkan produktivitas Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta

Simbolon, Maringan Masri.2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia