2. Mempromosikan Sumber Daya Manusia di Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
3. Sumber masukan untuk mempersiapkan para alumni sebagai tenaga
kerja yang ahli dan profesional dalam bidangnya. 4.
Mengusahakan adanya umpan balik untuk merivisi kurikulum.
1.3 RUANG LINGKUP
1. Prosedur pengawasan dan penatausahaan PPh Pasal 21 di KPP Pratama
Medan Polonia. 2.
Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh fiskus terhadap tingkat kepatuhaan pelaksanaan pelunasan dan pelaporan PPh Pasal 21 di KPP
Pratama Polonia. 4.
Untuk mengetahui upaya fiskus dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban PPh Pasal 21 di KPP Pratama
Medan Polonia.
1.4 URAIAN TEORITIS PELAKSANAAN PKLM Tinjauan tentang Pajak
1. Pengertian Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 mendefenisikan :
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
Universitas Sumatera Utara
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Rochmat Soemitro, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tiada
mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.Siti, 2000:1
2. Fungsi Pajak
Pajak dalam suatu negara memiliki beberapa fungsi. Fungsi pajak menurut Mardiasmo terdapat dua fungsi yaitu :
1. Fungsi Penerimaan budgetair yaitu pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
Contoh: Dana yang dikumpulkan dari hasil pajak digunakan pemerintah untuk membangun fasilitas- fasilitas umum seperti jalan tol,
jalan raya, jembatan, rumah sakit pemerintah, dan sebagainya. 2.
Fungsi Mengatur regulerend yaitu pajak berfunsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial
dan ekonomi. Contoh: Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif atau tarif pajak untuk ekspor sebesar 0 untuk mendorong ekspor produk Indonesia di
pasaran dunia.Siti, 2008:3
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pemungutan Pajak ada 3 tiga yaitu : 1.
Official asessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada fiskus untuk menentukan besarnya pajak terutang.
Sistem ini sudah tidak berlaku lagi di Indonesia. 2.
With holding system, sistem pemungutan pajak yang wewenang menentukan besarnya pajak terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain
fiskus dan Wajib Pajak, danatau pihak yang ditunjuk oleh pemerintah. 3.
Self assessment system, sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang, kepercayaan dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayarkan, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Fidel, 2008:6
Tinjauan tentang Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Pajak penghasilan PPh, Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun
pajak. Sedangkan pengertian dari Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh atau menerima penghasilan yang
menjadi objek Pajak Penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan Pajak Penghasilan.Ilyas, 2007:5
Sedangkan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 merupakan Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorariun, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
Universitas Sumatera Utara
kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.Ilyas, 2007:172
Pemotong PPh Pasal 21: a.
Pemberi kerja b.
Bendaharawan pemerintah c.
Dana pensiun d.
Orang Pribadi Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa tenaga ahli yang melakukan
pekerjaan bebas; e.
Penyelenggara kegiatan Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 :
1. Pegawai, baik pegawai tetap maupun pegawai tidak tetaptenaga kerja
lepas. 2.
Bukan Pegawai 3.
Penerima Pensiun 4.
Peserta Kegiatan Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh 21 adalah penghasilan yang
diterima atau diperoleh pegawai tetap maupun pegawai tidak tetaptenaga kerja lepas, penerima uang pensiun, bukan pegawai, dan peserta kegiatan atas
penghasilan berupa gaji, uang pensiun, honorarium, upah, komisi, fee, tunjangan, uang lembur, dan sebgainya yang dibayarkan secara berkesinambungan ataupun
tidak, atau yang dibayarkan secara berkala ataupun sekaligus. PER-31PJ2009
Universitas Sumatera Utara
Tarif pajak penghasilan yang diberlakukan sejak tanggal 01 Januari 2009: No
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
1 s.d Rp 50.000.000,-
5 2
Diatas Rp 50.000.000,- s.d Rp 250.000.000,- 15
3 Diatas Rp 250.000.000,- s.d Rp 500.000.000,-
25 4
Diatas Rp 500.000.000,- 30
Sumber : Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008
Tinjauan tentang Pengawasan dan Penatausahaan PPh Pasal 21
Setelah diketahui Subjek Pajak, Objek Pajak dan besarnya PPh yang terutang, serta pembayaran PPh, maka kewajiban perpajakan berikutnya adalah
melaporkan penghitungan dan pembayaran PPh tersebut ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Sarana untuk melaporkan penghitungan pembayaran PPh
tersebut adalah Surat Pemberitahuan SPT. Surat Pemberitahuan SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan pehitungan dan
pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.Ilyas, 2007:8
Pengawasan terhadap PPh Pasal 21 merupakan suatu proses pengamatan, penelitian, maupun penganalisaan yang dilakukan oleh KPP terhadap pelaporan
pelaksanaan kewajiban yang dilaksanakan oleh Wajib Pajak dalam bentuk SPT PPh Pasal 21, sehingga dapat diketahui Wajib Pajak tersebut melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan atau tidak. Pengawasan dilakukan oleh seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON.
Penatausahaan atau pengarsipan dokumen atau data pelaporan Wajib Pajak PPh
Universitas Sumatera Utara
Pasal 21 dikerjakan oleh petugas pada seksi Pelayanan dan seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI.
1.5 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM
Adapun metode yang digunakan penulis dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM ini adalah :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan FISIP USU, mencari bahan untuk membuat proposal, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi
dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
2. Studi Literatur Penulis mencari bahan penulisan tugas akhir ini dari berbagai sumber
bacaan seperti buku-buku, majalah maupun peraturan perundang- undangan di bidang perpajakan yang berkaitan dengan laporan
penelitian. 3. Observasi Lapangan
Penulis penulis mengamati secara langsung terhadap kegiatan pengawasan dan penatausahan PPh Pasal 21 di KPP Pratama Medan
Polonia.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengumpulan Data Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam
penyusunan laporan Praktik ini terdiri dari : a.
Data Primer, yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui dan memahami tentang prosedur pengawasan
dan penatausahaan PPh Masa Pasal 21. b.
Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang mendukung laporan PKLM.
5. Analisa Data dan Evaluasi Penulis melakukan analisa dan evaluasi sesuai dengan fakta-fakta yang
ada secara terperinci agar yercapai tujuan yang diinginkan.
1.6 METODE PENGUMPULAN DATA
Penulis melakukan pengumpulan data melalui : 1. Wawancara Interview
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada fiskus atau pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data
dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan. 2. Observasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data secara langsung maupun tidak langsung ke lapangan untuk melakukan peninjauan
dengan mengamati dan mendengarkan informasi yang terkait dengan laporan yang penulis buat dengan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku pada instansi.
Universitas Sumatera Utara
3. Dokumentasi Dalam metode ini penulis berusaha mengumpulkan dan mencari data
dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi terkait. Penulis juga melakukan pengamatan yang dilakukan
berdasarkan bahan bacaan yang diperoleh dari perpustakaan, Undang- Undang Pajak, Peraturan Pemerintah, dan sumber lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi penulis untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam tugas akhir
ini.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN BAB I : PENDAHULUAN