Pajak Penghasilan Pasal 21 .1 Defenisi Pajak Penghasilan Pasal 21

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG PAJAK PENGHASILAN

3.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 3.1.1 Defenisi Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Dalam Negeri. Pemotongan PPh Pasal 21 dilakukan oleh: f. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. g. Bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah, instansi atau lembaga pemerintah, serta kedutaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. h. Dana pensiun atau badan lain seperti Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK yang membayarkan uang pensiun dan Universitas Sumatera Utara pembayaran lain seperti Jaminan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua. i. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar atau pembayaran lain kepada jasa tenaga ahli, orang pribadi dengan status subjek pajak luar negeri, peserta pendidikan, pelatihan dan magang. j. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan , yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.

3.1.2 Wajib Pajak PPh Pasal 21

Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah : 5. Pegawai, yaitu setiap orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap, melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis dengan pemberi kerja baik badan maupun orang pribadi, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri maupun BUMN atau BUMD. Ada 2dua kategori pegawai : a. Pegawai Tetap, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan Universitas Sumatera Utara komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur dan terus-menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung. b. Pegawai tidak tetaptenaga kerja lepas, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang hanya ,menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja. 6. Penerima uang pesangon, pensiun atau manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya 7. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi : a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris; b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawanperagawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya; c. Olahragawan; d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, moderator; e. Pengarang, peniliti, penerjemah; Universitas Sumatera Utara f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk tehnik, komputer dan atau sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan; g. Agen iklan; h. Pengawas atau pengelola proyek; i. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara; j. Petugas penjaja barang dagangan; k. Petugas dinas luar asuransi; l. Distributor perusahaan multi level marketing MLM atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya. 8. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi : a. Pesertaperlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga, seni, ketangkasan, dan IPTEK. b. Peserta rapat, konfrensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja. c. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelengara kegiatan tertentu. d. Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang. e. Peserta kegiatan lainnya. Universitas Sumatera Utara 3.1.3 Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 Tidak termasuk dalam pengertian Penerima pe nghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 ialah : 1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama, dengan syarat : a. Bukan WNI b. Di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. 2. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan sepanjang bukan Warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

3.1.4 Objek Pajak PPh Pasal 21

Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 adalah : 1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur. Universitas Sumatera Utara 2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiunan diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya. 3. Penghasilan sehubungan dengan pemutus hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan pembayaran lainnya. 4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan. 5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan. 6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuka apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.

3.1.5 Bukan Objek Pajak PPh Pasal 21

Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 : Universitas Sumatera Utara 1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa. 2. Penerimaan dalam bentuk natura danatau kenikamatan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final, Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan norma perhitungan khusus deemed profit 3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dan iuran tunjangan Hari Tua atau iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelengara Jaminan Sosial Tenga Kerja yang dibayarkan oleh pemberi kerja. 4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah. 5. Beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formalnonformal yang terstruktur baik di dalam negeri maupun luar negeri. Universitas Sumatera Utara

3.1.6 Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang besarnya 5 dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 6.000.000,- setahun atau Rp 500.000,- sebulan. Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, memelihara uang pensiun yang besarnya 5 dari penghasilan bruto berupa uang pensiun setinggi-tingginya Rp 2.400.000,- setahun atau Rp 200.000,- sebulan.

3.1.7 Tabel Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP

S u m ber : Undang-Undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008 anggota keluarga adalah anggota keluarga sedarah dan semenda dalam satu garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya. Setahun Sebulan Untuk diri pegawai Rp 15.840.000 Rp 1.320.000 Tambahan pegawai kawin Rp 1.320.000 Rp 110.000 Tambahan untuk setiap keluarga maks 3 orang Rp 1.320.000 Rp 110.000 Universitas Sumatera Utara

3.1.8 Tarif PPh Pasal 21 dan Penerapannya Tabel 3.2

Tarif Pasal 17 Ayat 1 huruf a UU PPh Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif s.d Rp 50.000.000,- 5 diatas Rp 50.000.000,- s.d Rp 250.000.000,- 15 diatas Rp 250.000.000,- s.d Rp 500.000.000,- 25 Diatas Rp 500.000.000,- 30 Sumber : Undang-Undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008 Tarif yang digunakan untuk menghitung jumlah pajak penghasilan pasal 21 ialah Tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh. Dan penerapan Tarif UU PPh Pasal 17 ayat 1 huruf a sebagai berikut: 1. Pegawai tetap, penerima pensiuna bulanan, bukan pegawai yang memiliki NPWP dan menerima penghasilan secara berkesinambungan dalam 1 satu tahun dikenakan tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh dikalikan dengan Penghasilan Kena Pajak PKP. PKP dihitung berdasarkan sebagai berikut : a. Pegawai tetap : Penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan; dikurangi iuran pensiun , iuran jaminan hari tua, dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. b. Penerima pensiun bulanan, penghasilan bruto dikurangi biaya pensiun lalu dikurangi PTKP. Universitas Sumatera Utara c. Bukan pegawai yang memiliki NPWP dan menerima penghasilan secara berkesinambungan : 50 dari penhasilan bruto dikurangi PTKP per bulan. 2. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dikenakan tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a dikalikan dengan 50 dari jumlah penghasilan bruto untuk setiap pembayaran imbalan yang tidak berkesinambungan. 3. Bagi peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan dikenakan tarif pasal 17 ayat 1 huruf a untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah. 4. Bagi pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang, dan calon pegawai, serta pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian yang besarnya melebihi Rp 150.000,- sehari tetapi dalam satu bulan takwim jumlahnya tidak melebihi Rp 1.320.000,- dan atau tidak dibayarkan secara bulanan, maka PPh Pasal 21 yang terutang dalam sehari adalah dengan menerapkan tarif 5 dari penghasilan bruto setelah dikurangi Rp 150.000,-. Bila dalam satu bulan takwim jumlahnya melebihi Rp 1.320.000,- sebulan, maka besarnya PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan dibagi 360. Universitas Sumatera Utara

3.1.9 Tarif PPh Pasal 21 Final

Untuk beberapa jenis penghasilan, akan dikenakan PPh Pasal 21 yang bersifat final. Besarnya tarif dan penghasilan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Atas uang pesangon, uang tebusan pensiun yang dibayar oleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, dan Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, yang dibayarkan sekaligus oleh Badan Penyelenggara JAMSOSTEK, dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan sebagai berikut : a. Atas jumlah penghasilan bruto sebesar Rp 25.000.000,- atau kurang tidak dikenakan Pajak Penghasilan. b. Atas jumlah diatas Rp 25.000.000,- diatur dengan ketentuan sesuai dengan tarif pasal 17 ayat 1 huruf a. 2. Tarif sebesar 15 dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto berupa honorarium yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNIPOLRI yang sumber dananya berasal dari Keuangan Negara atau Keuangan Daerah, kecuali yang dibayarkan kepada PNS golongan IId ke bawah dan anggota TNIPOLRI berpangkat Letnan Satu ke bawah atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke bawah. Universitas Sumatera Utara

3.2 Surat Pemberitahuan SPT Masa PPh Pasal 21