commit to user
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tekanan Panas
a. Pengertian Tekanan Panas
Tekanan panas adalah kombinasi suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi
2009. Selama aktivitas pada lingkungan panas, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi
untuk memelihara suatu kisaran panas lingkungan yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan
kehilangan panas dalam tubuh. Lingkungan kerja panas terdiri dari unsur suhu udara kering dan basah, kelembaban nisbi, panas radiasi dan
kecepatan gerak udara Tarwaka dkk, 2004. b.
Sumber Panas Lingkungan Kerja Di dalam industri lingkungan kerja fisik khususnya panas
lingkungan memegang peranan penting, oleh karena itu lingkungan kerja harus diciptakan lebih nyaman supaya didapatkan efisiensi kerja dan
peningkatan produktivitas.
commit to user
6
Pada dasarnya ada 3 sumber panas yang penting yaitu :
1 Iklim kerja : keadaan suhu panas udara ditempat kerja yang ditentukan
oleh faktor-faktor keadaan antara lain, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerak udara, suhu radiasi.
2 Proses produksi dan mesin akan mengeluarkan panas secara nyata
sehingga lingkungan kerja menjadi lebih panas. 3
Kerja otot tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya memerlukan energi yang diperoleh dari bahan nutrisi yaitu
karbohidrat, lemak, protein, dan oksigen yang diperlukan dalam proses oksidasi untuk menghasilkan energi yang merupakan panas
yang disebut metabolisme. c.
Pertukaran Panas Tubuh Dengan Lingkungan Sekitar Menurut
mur 2009 ada beberapa cara pertukaran panas tubuh dengan lingkungan sekitarnya maupun panas dari lingkungan
terhadap tubuh antara lain : 1
Konduksi Konduksi adalah pertukaran panas diantara tubuh dan benda
sekitar dengan melalui mekanisme sentuhan atau kontak langsung. Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda
di sekitar rendah suhunya, dan dapat menambah panas kepada tubuh, apabila suhunya lebih tinggi dari tubuh.
commit to user
7
2 Konveksi
Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas
yang kurang begitu baik, tetapi melalui kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas antara udara dengan tubuh. Tergantung dari
suhu udara dan kecepatan angin, konveksi memainkan besarnya peran dalam pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan. Konveksi
dapat mengurangi atau menambah panas kepada tubuh. 3
Radiasi Pertukaran panas secara radiasi adalah mekanisme kehilangan
panas tubuh dalam bentuk tenaga elektromagnetik yang panjang gelombangnya lebih panjang dari sinar matahari. Setiap benda
termasuk tubuh manusia selalu memancarkan gelombang panas. Tergantung dari suhu benda-benda sekitar, tubuh menerima atau
kehilangan panas lewat mekanisme radiasi. 4
Penguapan evaporasi Pertukaran
panas secara
evaporasi adalah
mekanisme kehilangan panas tubuh melalui permukaan kulit atau melalui paru
dan rongga mulut tubuh. d.
Parameter Tekanan Panas Untuk mengetahui keadaan lingkungan kerja dalam hubungan
dengan pengaruh tekanan panas perlu dilakukan pengukuran dengan menyatakan berbagai faktor yang mempengaruhi pertukaran panas
commit to user
8
dengan lingkungannya kedalam satu indeks tunggal. Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas sebagai berikut
1 Suhu Efektif
Suhu efektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan bekerja enteng dalam berbagai
kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu efektif adalah tidak memperhitungkan panas
metabolisme tubuh sendiri. Untuk penyempurnaan pemakaian suhu efektif dengan memperhatikan panas radiasi, dibuatlah skala Suhu
Efektif Dikoreksi
Corected Evectife Temperature Scale
. 2
Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam
Predicted-4 Hour Sweetrate
Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam yaitu keringat keluar selama 4 jam, sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan
kecepatan aliran udara serta panas radiasi, dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan.
3
Indeks Belding
-
Heatch Heat Stress Index
Indeks Belding-Heatch Heat Stress Index
adalah standar kemampuan berkeringat dari seseorang yaitu seseorang muda dengan
tinggi 170 cm dan berat 154
pond
dalam keadaan sehat dan memiliki kesehatan jasmani, serta beraklimatisasi terhadap panas. Dalam
lingkungan panas, efek pendinginan dari penguapan keringat adalah
commit to user
9
terpenting untuk keseimbangan termis, maka
Belding
dan
Heatch
mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang dikeluarkan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh
untuk berkeringat. 4
ISBB Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB merupakan cara pengukuran yang paling sederhana karena
tidak banyak membutuhkan keterampilan, cara atau metode yang tidak sulit dan besarnya tekanan panas dapat ditentukan dengan cepat.
Indeks ini digunakan sebagai cara penilaian terhadap tekanan panas dengan rumus:
a ISBB
Outdoor
= 0,7 suhu basah + 0,2 suhu radiasi + 0,1 suhu kering.
b ISBB
Indoor
= 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu radiasi. .
Nilai Ambang Batas untuk Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB tekanan panas lingkungan kerja yang diperkenankan, tergantung dari
pengaturan waktu kerja dan beban kerja yang berdasarkan pengukuran denyut nadi, menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep.51MEN1999 adalah sebagai berikut :
commit to user
10
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB
Variasi ISBB ºC
Kerja Ringan
Kerja Sedang
Kerja Berat
Kerja terus menerus 30,0
26,7 25,0
Kerja 75 istirahat 25
30,6 28,0
25,9
Kerja 50 istirahat 50
31,4 29,4
27,9
Kerja 25 istirahat 75
32,2 31,1
30,0 Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51MEN1999
Peralatan modern yang digunakan untuk mengukur ISBB adalah
Area Heat Stress Monitor
. Dimana alat tersebut dioperasikan secara digital yang meliputi
parameter suhu basah, suhu kering, suhu radiasi dan ISBB atau WBGT
in
dan WBGT
out
yang hasilnya tinggal membaca pada alat dengan menekan tombol operasional dalam satuan
°C atau °F. Pada waktu pengukuran alat ditempatkan sekitar sumber panas dimana pekerja melakukan pekerjaannya Tarwaka dkk, 2004.
Selain alat tersebut, terdapat alat ukur ISBB yang lebih modern seperti
Questtemp Heat Stress Monitor.
Alat tersebut dioperasikan secara digital yang meliputi parameter suhu basah, suhu kering, suhu
radiasi dan ISBB yang hasilnya tinggal membaca pada alat dengan menekan tombol operasional dalam satuan °C dan °F. Pada waktu
pengukuran alat ditempatkan disekitar sumber panas dimana pekerja melakukan pekerjaannya. Dari hasil pengukuran ISBB tersebut
commit to user
11
selanjutnya disesuaikan dengan beban kerja yang diterima pekerja dan kriteria waktu kerja serta istirahat, dalam pengaturan dapat
menggunakan aturan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51MEN1999 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja ISBB
Tarwaka dkk, 2004. e.
Suhu Nikmat Kerja Suhu nikmat kerja adalah suhu yang diperlukan seseorang agar
dapat bekerja secara nyaman. Suhu nikmat kerja berkisar antara 24°C- 26°C bagi orang Indonesia. Orang Indonesia pada umumnya
beraklimatisasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29°C-30°C dengan kelembaban 85-95. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu
proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama satu minggu pertama berada di tempat kerja. Setelah minggu pertama berada di tempat
panas tenaga kerja mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas. Hal ini tergantung dari aklimatisasi setiap individu yang dilihat dari beban kerja
sehingga diperlukan variasi kerja sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja tersebut diadopsi dari WBGT
Wet Bulb Globe Temperature Index
yang merupakan suatu indeks atau alat ukur untuk memperkirakan efek suhu, kelembaban dan radiasi
matahari pada manusia, yang dikeluarkan oleh ACGIH
American Conference of Govermentan Industrial Hygienist
organisasi sosial profesional non pemerintah dari Amerika Serikat yang bergerak dalam
commit to user
12
bidang Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja ditetapkan sebagai NAB Nilai Ambang Batas untuk tekanan panas. Pengertian dari NAB sendiri
adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51MEN1999.
Tabel 2. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja WBGT
Wet Bulb Globe Temperature Index
Acclimatized
°C
Unacclimatized
°C
Work Demand
Light Moderate Heavy Very
Heavy Light Moderate Heavy
Very Heavy
100
work
29, 5
27,5 26
- 27,5
25 22,5
- 75
work,
25
rest
30, 5
28,5 27,5
- 29
26,5 24,5
- 50
work,
50
rest
31, 5
29,5 28,5
27,5 30
28 26,5
25 25
work,
75
rest
32, 5
31 30
29,5 31
29 28
26,5 Sumber :
American Conference of Govermentan Industrial Hygienist
, 2005
f. Mekanisme Tubuh dalam Menghadapi Panas
Manusia dapat mempertahankan suhu tubuhnya sendiri dari kondisi lingkungannya yang selalu berubah-ubah dan diatur oleh suatu sistem
pengatur suhu, karena manusia termasuk makhluk
homotermis.
Suhu menetap ini adalah akibat kesetimbangan diantara panas yang dihasilkan
di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas tubuh 2009.
commit to user
13
Bila suhu tubuh diturunkan terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit, yang menyebabkan suhu kulit mendekati suhu tubuh. Suhu tubuh
manusia yang dapat diraba atau dirasakan tidak hanya didapat dari metabolisme tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Makin tinggi
panas lingkungan, semakin besar pula pengaruhnya terhadap suhu tubuh. Sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan, makin banyak pula panas
tubuh yang hilang. Dengan kata lain, terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia yang didapat dari metabolisme dengan tekanan panas
yang dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran ini seimbang dan serasi, tidak akan menimbulkan gangguan, baik
penampilan kerja maupun kesehatan kerja Depkes RI, 2003. Menurut Sutarman 1991 ada 3 cara tubuh dalam menghadapi
panas, yaitu : 1
Pengaturan peredaran darah Keadaan udara lingkungan yang panas maka akan terjadi
vasodilatasi pembuluh darah tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam, tetapi di lingkungan dingin akan terjadi vasokontraksi
pembuluh darah tepi dan vasodilatasi pembuluh darah dalam. 2
Dengan memproduksi keringat dan mekanisme penguapan sehingga menyebabkan penurunan suhu tubuh.
3 Menggigil dimaksudkan suhu udara yang dingin dengan menggigil
akan menyebabkan metabolisme dan produksi panas akan menurunkan laju metabolisme tubuh.
commit to user
14
g. Gangguan Kesehatan karena Pengaruh Tekanan Panas
tekanan panas yang berlebihan sebagai berikut : 1
Heat Stroke
Jarang sekali terjadi dalam industri, namun bila terjadi sangatlah hebat. Biasanya terjadi pada seorang laki-laki yang bekerja berat
dalam keadaan emosi dalam situasi yang sangat panas dan belum beraklimatisasi sehingga produksi panas dalam tubuh tinggi yang
dapat terjadi dalam suhu diatas 30°C, karena orang Indonesia biasa bekerja pada suhu 24°C-26°C, dengan kelembaban sekitar 85-95.
2
Heat Cramps
Di dalam lingkungan yang bersuhu tinggi, sebagai akibat bertambahnya keringat yang keluar menyebabkan hilangnya garam
natrium dari tubuh, dan sebagai akibat banyak minum air, tetapi tidak diberi garam natrium yang hilang bersama keringat yang dapat
menyebabkan dehidrasi. 3
Heat Exhaustian
Terjadi oleh karena cuaca kerja yang sangat panas, terutama bagi mereka yang belum beraklimatisasi terhadap udara panas, dapat
terjadi karena berkeringat sangat banyak, sedangkan suhu badan normal atau subnormal, tekanan darah menurun dan nadi lebih cepat.
commit to user
15
4
Heat Syncope
Merupakan bentuk cidera panas yang paling ringan, dapat terjadi karena terkena panas matahari secara langsung.
5 Dehidrasi
Suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang di sebabkan oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena
gangguan kesehatan Tarwaka dkk, 2004. Menurut Grandjean 1988 jika suhu lingkungan meningkat, maka
efek fisiologis yang terjadi adalah : peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ
pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu shell suhu kulit akan naik dari 32°C ke 36-37°C, peningkatan aliran
darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 34°C atau lebih.
h. Faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh tenaga kerja dalam
lingkungan kerja yang panas Menurut Tarwaka, dkk 2004 faktor yang mempengaruhi daya
tahan tubuh tenaga kerja antara lain : 1
Umur Daya tahan badan terhadap panas akan menurun pada umur
yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lamban keluar keringatnya dibandingkan dengan orang muda, karena orang yang lebih tua
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan suhu tubuh
commit to user
16
menjadi normal setelah terpapar panas, karena denyut nadi maksimal dari kapasitas kerja yang maksimal berangsur-angsur menurun ssesuai
dengan bertambahnya umur. 2
Jenis Kelamin Terdapat perbedaan kecil dalam kapasitas antara laki-laki dan
perempuan untuk berkeringat secara cukup, dalam iklim panas tidak dapat beraklimatisasi secara baik seperti laki-laki. Seorang wanita
lebih tahan terhadap suhu dingin dari pada suhu panas. Hal tersebut di sebabkan karena tubuh wanita mempunyai jaringan dengan daya
konduksi yang lebih tinggi terhadap panas bila di bandingkan dengan laki-laki.
3 Masa Kerja
Lamanya bekerja seseorang dari pertama bekerja hingga dilakukannya penelitian pada sampel penelitian.
4 Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya yang ditandai dengan penurunan detak nadi dan suhu
mulut atau suhu badan sebagai akibat pembentukan keringat. Aklimatisasi ini ditujukan pada suatu pekerjaan dan suhu tertentu
sehingga bersifat khusus. Biasanya aklimatisasi terhadap panas akan tercapai sesudah 2 minggu, sedangkan meningkatnya pembentukan
keringat tergantung pada kenaikan suhu badan.
commit to user
17
i. Pengendalian Panas
Menurut Tarwaka, dkk 2004 pengendalian terhadap panas dapat dilakukan dengan cara :
1 Isolasi terhadap sumber panas
Isolasi terhadap sumber panas adalah memisahkan sumber panas dari tenaga kerja untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan,
bertujuan untuk mencegah keluarnya panas kelingkungan. Dapat dilakukan dengan cara membalut pipa-pipa yang panas, menutup
tangki-tangki yang berisi air panas sehingga dapat mengurangi aliran panas yang timbul.
2 Tirai radiasi
Tirai radiasi adalah tirai atau penutup yang terbuat dari lempengan alumunium, baja anti karet, atau dari bahan metal yang
permukaannya mengkilat, bertujuan untuk mencegah terjadinya efek radiasi dari bahan atau alat yang memicu terjadinya radiasi.
3 Ventilasi setempat
Ventilasi setempat adalah proses untuk meningkatkan pergerakan udara dengan cara mengurangi temperatur dan
kelembaban. Bertujuan untuk mengendalikan panas konveksi yaitu dengan menghisap keluar udara yang panas.
commit to user
18
4 Pendinginan lokal
Pendinginan lokal adalah cara mengalirkan udara yang sejuk ke sekitar pekerja dengan tujuan menggantikan udara yang panas dengan
udara yang sejuk dan dialirkan dengan kecepatan tinggi. 5
Ventilasi umum Ventilasi
umum adalah
cara yang
digunakan untuk
mengendalikan suhu dan kelembaban udara yang tinggi tetapi tidak dapat menanggulangi panas radiasi yang tinggi.
6 Pengaturan lama kerja
Pengaturan lama kerja adalah pembagian waktu kerja sesuai dengan beban kerja yang diterima, bertujuan untuk menghindari
terjadinya gangguan kesehatan akibat terpapar suhu udara yang tinggi. 2.
Tekanan Darah a.
Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari
sistem sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah Joyce dkk, 2008.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh
lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas
dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
commit to user
19
berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari Joyce dkk, 2008.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan, sedangkan tekanan diastolik
adalah tekanan di atas arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung atau denyut arteri dengan jelas dapat didengar dan titik
dimana bunyi mulai menghilang. Perbedaan tekanan antara
sistole
dan
diastole
disebut tekanan nadi dan normalnya adalah 30-50 mmHg Hull, 1986.
b. Penggolongan Tekanan Darah
1 Tekanan darah normal
Tekanan darah normal bila tekanan darah sistolik menunjukkan kurang dari 140 mmHg dan diastolik kurang dari 90 mmHg Guyton
dan Hall, 2008. Nilai tekanan darah normal berdasarkan umur :
a Pada usia 15-29 tahun : sistolik 90-120 mmHg, diastolik 60-80
mmHg. b
Pada usia 30-49 tahun : sistolik 110-140 mmHg, diastolik 70-90 mmHg.
c Pada usia 50 tahun : sistolik 120-150 mmHg, diastolik 70-90
mmHg Woro, 1999.
commit to user
20
Menurut Evelyn 2007, standar nilai tekanan darah normal pada seseorang adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Standar Tekanan Darah Normal
No. Usia
Diastole Sistole
1 Pada masa bayi
50 70-90
2 Pada masa anak
60 80-100
3 Masa remaja
60 90-110
4 Dewasa muda
60-70 110-125
5 Lebih tua
80-90 130-150
Sumber : Evelyn, 2007 2
Tekanan darah rendah Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah rendah bila
tekanan darah untuk yang normal tetap di bawah 10060 mmHg, tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg dan diastolik kurang dari 60
mmHg Watson, 2002. 3
Tekanan darah tinggi Catatan tekanan darah untuk yang normal tetap di atas 10090
mmHg, tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg Watson, 2002.
Berikut adalah tabel untuk kategori tekanan darah : Tabel 4. Tabel Kategori Tekanan Darah
Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik
angka bacaan di diatas mmHg
Tekanan Darah Diastolik angka bacaan
di bawah mmHg
Normal Di bawah 120
Di bawah 80 Pre-hipertensi
120 - 139 80 - 89
Darah tinggi atau hipertensi stadium 1
140 - 159 90 - 99
Darah tinggi atau hipertensi stadium 2
atau berbahaya Di atas 160
Di atas 100 Sumber : Joint National Committe-VII, 2004
commit to user
21
c. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu : 1
Olahraga Respon fisiologis terhadap olahraga adalah meningkatnya curah
jantung yang akan disertai meningkatnya distribusi oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan, sedangkan pada bagian-bagian yang
kurang memerlukan oksigen akan terjadi vasokonstriksi, misal traktus digestivus. Meningkatnya curah jantung pasti akan berpengaruh
terhadap tekanan darah Ridjab, 2005. 2
Emosi Perasaan takut, cemas, cenderung membuat tekanan darah
meningkat Vita, 2004. 3
Stres Keadaan pikiran juga berpengaruh terhadap tekanan darah
sewaktu mengalami pengukuran Vita, 2004. 4
Umur Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan
peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55
tahun, untuk kemudian menurun lagi Vita, 2004. Semakin tua umur seseorang tekanan sistoliknya semakin tinggi.
Biasanya dihubungkan dengan timbulnya
arteriosclerosis
Guyton dan Hall, 2008.
commit to user
22
5 Jenis Kelamin
Tekanan darah pada perempuan sebelum menopause adalah 5- 10 mmHg lebih rendah dari pria seumurnya, Tetapi setelah menopause
tekanan darahnya lebih meningkat Vita, 2004. 6
Obesitas Bila
mempunyai ukuran
tubuh termasuk
obesitas memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan darah Vita, 2004.
Indeks Massa Tubuh IMT yang kurang dari 18,5 termasuk dalam kategori kurus, untuk IMT antara 18,5 - 22,9 termasuk dalam
kategori normal, untuk IMT 23,0 - 27,4 termasuk dalam kategori
over weight
dan untuk IMT lebih dari 27,5 termasuk dalam kategori obesitas Taufik, 2007.
7 Minum alkohol
Minuman alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap obat anti
hipertensi Vita, 2004. Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan
darah dan asupan alkohol serta diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak bila mengkonsumsi alkohol
sekitar 2 3 gelas ukuran standar setiap harinya Depkes RI, 2003. 8
Merokok Pada keadaan merokok pembuluh darah dibeberapa bagian
tubuh akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan
commit to user
23
tekanan yang lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke alat-alat tubuh dengan jumlah yang tetap Vita, 2004.
Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat Wardoyo, 1996.
Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Selain itu rokok juga dapat mengakibatkan
vasokonstriksi
pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang setiap hari akan
meningkatkan tekanan sistolik 10 25 mmHg dan menambah detak jantung 5 20 kali per menit Sitepoe, 1997.
d. Faktor Eksternal
Selain faktor dari pribadi sendiri orangnya, ada juga faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik.
Faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari lingkungan, khususnya lingkungan kerja, seperti :
1 Tekanan Panas
Pada lingkungan kerja panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran vasodilatasi
pembuluh darah tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam yang disertai meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah, sehingga beban
kard 2009. Jika seseorang
merasakan panas yang berlebih dan secara terus-menerus, maka orang
commit to user
24
tersebut akan cepat merasakan lelah dan peningkatan emosi juga terjadi.
2 Kebisingan
Pada umumnya kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, lebih-lebih yang terputus-putus atau yang datangnya secara tiba-tiba
dan . Kebisingan mengganggu
perhatian, sehingga konsentrasi dan kesigapan mental menurun. Efek pada persyarafan otonom terlihat sebagai kenaikan tekanan darah,
percepatan denyut jantung, pengerutan pembuluh darah kulit, bertambah cepatnya metabolisme, menurunnya aktivitas alat
pencernaan. Kebisingan menyebabkan kelelahan, kegugupan, rasa ingin marah, hipertensi dan menambah stress.
3 Masa Kerja
Semakin lama masa kerja dapat dikatakan semakin tinggi pula kemampuan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan dan jiwa
bekerja, sehingga beban kerja relatif sedikit. Lamanya bekerja seseorang dari pertama bekerja hingga dilakukannya penelitian pada
sampel penelitian, baik dari hari ke hari atau seumur hidup Tarwaka dkk, 2004.
4 Lama Paparan
Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk memelihara keseimbangan panas. Selanjutnya apabila
pemaparan terhadap panas terus berlanjut, maka resiko terjadinya
commit to user
25
gangguan kesehatan juga akan meningkat. Menurut Grantham dan Bernard dalam Tarwaka, dkk 2004 menyatakan bahwa reaksi
fisiologis akibat pemaparan panas yang berlebih dapat dimulai dari gangguan fisiologis yang sangat sederhana sampai dengan terjadinya
penyakit yang sangat serius. Lamanya seseorang berada di tempat atau di dekat sumber panas Azwar, 1990.
5 Beban Kerja
Menurut Meshkati dalam Tarwaka 2010, beban kerja
workload
dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang
harus dihadapi. Menurut Christensen dan Grandjean dalam Tarwaka, dkk 2004
menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja,
konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru, dan suhu inti tubuh. 3.
Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah Akibat suhu lingkungan yang tinggi, suhu tubuh akan meningkat. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam, tetapi di lingkungan dingin akan
terjadi vasokontraksi pembuluh darah tepi dan vasodilatasi pembuluh darah menyatakan bahwa pada
lingkungan kerja panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran vasodilatasi pembuluh darah
commit to user
26
tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam yang disertai meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah, faktor penyebab tekanan darah meningkat
antara lain olahraga, umur, jenis kelamin, emosi, stres, obesitas, konsumsi alkohol, merokok, kebisingan, masa kerja, lama paparan serta beban kerja,
sehingga beban kardiovaskuler bertambah dan curah jantung meningkat. Tenaga kerja yang terpapar panas di lingkungan kerja akan mengalami
heat strain
.
Heat strain
atau regangan panas merupakan efek yang diterima tubuh atas beban iklim kerja tersebut Santoso, 2004. Indikator
heat strain
adalah peningkatan denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, pengeluaran keringat dan penurunan berat badan Wignjosoebroto, 2000.
commit to user
27
B. Kerangka Pemikiran