Ekstraksi Pelarut Senyawa-senyawa Alkaloida dalam Tembakau

N N H Rumus molekul : C 9 H 12 N 2 Berat molekul : 148,23 c.Anabasin N Rumus molekul : C 10 H 13 N 2 Berat molekul : 161,23 N H Fergusson.N.M, 1956

2.3 Ekstraksi Pelarut

Ekstraksi dengan air atau dalam suasana asam, alkohol atau air-alkohol untuk pembuatan ekstrak cair, biasanya dilakukan untuk memisahkan senyawa-senyawa alkaloida ekstrak dari bahan yang diekstraksi,akan tetapi banyak juga senyawa-senyawa yang bukan alkaloid ikut terekstraksi. Hal ini disebabkan oleh pelepasan sejumlah besar dari pigmen, bahan- bahan yang dapat tersabunkan dan bahan-bahan resin yang sulit untuk tersaring setelah teremulsi. Walaupun ekstraksi dengan air cukup sesuai bila diikuti dengan metode pemurnian secara kromatografi, ekstraksi dengan pelarut organik lebih disukai apabila pemurnian dilakukan dengan ekstraksi klasik cair-cair. Pemilihan pelarut atau campuran pelarut pada ekstraksi alkaloida tergantung pada pertimbangan berikut: 1. Sifat fisik dan kimia dari alkaloida yang diekstraksi. Hal ini terpenting untuk ekstraksi yang efisien adalah koefisien partisi alkaloida diantara pelarut yang dipilih dan campuran air yang bersifat basa pada alkaloida tereksraksi. Universitas Sumatera Utara 2. Adanya sifat dasar dari bahan yang terektraksi. Sangat diperlukan bahwa bahan- bahan yang ikut terekstraksi ke dalam pelarut organik jumlahnya kecil. 3. Keselektifan pelarut.pelarut yang dipilih disesuaikan dengan sifat-sifat senyawa yang akan diekstraksi sehingga mengekstraksi satu atau lebih campuran alkaloida. 4. Metode ekstraksi. Tergantung pada metode yang digunakan maka diperlukan pelarut yang lebih ringan atau lebih berat atau pelarut yang memiliki titik didih rendah. Penggunaan kloroform sebagai pelarut organik lebih luas digunakan karena memiliki titik didih rendah dan berat jenis yang lebih besar dari air. Akan tetapi kerugian dengan menggunakan pelarut ini adalah sangat mudah menguap sehingga diperlukan lebih banyak jumlahnya, sedangkan pelarut eter memiliki ketercampuran dengan air relatif tinggi HiguchiHansen, 1961. Ekstraksi pelarut merupakan proses pemisahan dimana suatu zat terbagi dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur K D = C 1 C 2 K D adalah koefisien distribusi atau koefisien partisi yang merupakan tetapan keseimbangan yang merupakan kelarutan relatif dari suatu senyawa terlarut dalam dua pelarut yang tidak bercampur.C 1 dan C 2 adalah kadar senyawa terlarut didalam pelarut 1 dan pelarut 2. Sering sekali sebagi pelarut pertama adalah air sedangkan pelarut kedua adalah pelarut organik yang tidak bercampur dengan air. Dengan demikian ion anorganik atau senyawa organik polar sebahagian besar akan terdapat dalam fasa air, sedangkan senyawa organik nonpolar sebahagian besar terdapat dalam fasa organik.

2.3.1 Interaksi dalam Distribusi Cair-Cair