Pengertian Psikologi Kriminil Tinjauan Kepustakaan

D. Keaslian Penulisan

Skripsi ini berjudul “Pemeriksaan tersangka Pada Penyidikan dengan Menerapkan Psikologi Kriminil Dikaitkan dengan Pasal 52 dan 117 KUHAP”. Berdasarkan penelusuran kepustakaan dan studi kasus sepanjang yang diketahui belum dilakukan penulisan, oleh karena itu penulisan ini asli. Bila ternyata terdapat skripsi yang sama dengan skripsi ini sebelum dibuat penulis bertanggungjawab sepenuhnya.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Psikologi Kriminil

Psykologi Kriminil diambil dari bahasa asing yang berlainan, yaitu terdiri dari: 1. Psikologi 2. Kriminil Psikologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu:”psike” yang artinya jiwa, nafas, roh, sukma dan “logos” artinya ilmu. Kemudian di Indonesia kedua kata tersebut digabungkan terjadilah kata psikologi yang secara etimologis artinya ilmu jiwa atau studi tentang jiwa, tentang roh, tentang sukma atau tentang nafas. Kata kriminil berasal dari bahasa Belanda yaitu”crimen” yang artinya kejam, ngeri, dan jahat seperti : pencurian, pembunuhan, penipuan dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris kriminil itu berasal dari kata “crime” yang artinya jahat atau kejahatan. Dari pengertian diatas dapat kita lihat bahwa arti psikologi kriminil secra etimologis adalah : ilmu jiwa tentang kejahatan. Universitas Sumatera Utara Chainnur Arrasjid, mengatakan bahwa pengertian psikologi kriminil adalah: Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari psikologi sipenjahat serta semua atau golongan yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan perbuatan yang dilakukannya dan keseluruhan akibat-akibatnya. 45 Dahulu Hakim dalam memberi hukuman hanya melihat akibat dari perbuatan penjahat itu saja. Apabila telah sesuai dengan rumusan delik dalam Undang-undang W.A. Bonger memberikan penggolongan terhadap psikologi kriminil dalam arti luas dan psikologi kriminil dalam arti sempit. Yang dimaksud dengan psikologi dalam arti sempit adalah meliputi kepribadian penjahat perseorangan. Sedangkan dalam pengertian luas psikologi kriminil berarti mempelakari suatu kelompok atau massa atau orang banyak secara langsung maupun tidak langsung serta apa yang menjadi akibatnya. Dari uraian di atas dapat simpulkan bahwa pengertian psikologi kriminil adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan psikologi penjahat serta semua atau golongan yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perbuatan yang dilakukan serta keseluruhan akibat-akibat dari kejahatan yang ditimbulkan. Psikologi kriminil merupakan suatu ilmu yang perlu sekali dipelajari oleh setiap orang, terutama penegak hukum untuk mengetahui tentang jiwa si penjahat dalam hal mencari sebab-sebab seseorang melakukan kejahatan dan mempertimbangkan hukuman yang akan dijatuhkan. 45 Chainur Arrasjid, SH, Psikologi Kriminil, bagian Pertama, Penerbit fakultas Hukum USU, Medan, 1980, hlm. 3. Universitas Sumatera Utara yang dilanggarnya, maka hakim menjatuhkan hukumannya tanpa memperhatikan kiwa atau pribadi sipenjahat. Kini dengan adanya ilmu yakni psikologi kriminil semuanya itu mengalami perkembangan dan perubahan sehingga Hakim tidak lagi melihat dari perbuatannya saja, tetapi dari jiwa atau sebab-sebab mengapa orang itu melakukan kejahatan. Dalam hukum pidana bila seseorang melakukan suatu kejahatan agar dapat dituntut menurut peraturan yang berlaku haruslah memebuhi unsur-unsur daripada perbuatan itu yakni unsur subjektif dan unsur objektif. Unsur subjektif yakni pendukung hak dan kewajiban yaitu manusia atau badan yang menurut hukum berkuasa menjadi pendukung hak. Unsur onjektif ialah: segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum karena sesuatu itu dapat diikuasai oleh subjek hukum. Maka dalam hal ini faktor subjektif sangat diperhatikan guna meletakkan suatu keadilan yang material yaitu apakah seseorang itu mampu bertanggungjawab atas perbuatannya atau si pelaku mampu bertanggungjawab atas perbuatannya. Demikian juga dengan remaja yang melakukan perbuatan kejahatan, kita harus melihat dari psikologi kriminil untuk mengungkapkan latar belakang dari perilaku kejahatan dan jiwa si pelaku remaja yang melakukan perbuatan kejahatan itu. Dengan demikian pengetahuan tentang psikologi kriminil akan dapat menunjang pembentukan maupun penerapan hukum sedemikian rupa sehingga benar-benar berfungsi. 2 . Pengertian Psikologi Universitas Sumatera Utara Di Indonesia pengenalan psikologi semula melalui pemeriksaan tes yang banyak dilakukan oleh ahlinya. Sekitar tahun 1950 dibuka fakultas Psikologi di beberapa perguruan tinggi. Sejak itulah mulai jelas bahwa psikologi bukan sekedar untuk pemeriksaan terhadap seseorang atau hanya sekedar nekat bagi seseorang pendidik, melainkan juga untuk menambah pengetahuan tentang hal-hal yang dipelajari ilmu itu. 46 Psikologi terdiri kata “psyche” yang dalam nahasa Yunani-nya berarti “jiwa” kata “logos” berarti “ilmu”, sehingga kata psikologi diterjemahkan menjadi “ilmu jiwa”. Walaupun diterjemahkan menjadi ilmu jiwa, tetapi dalam penggunaanya tidak sama. Perbedaanya terletak pada: 47 a. Ilmu jiwa: - Merupakan istilah Indonesia sehari-hari dan dikenal setiap orang - Meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khayalan dan spekulasi mengenai jiwa - Istilah ilmu jiwa menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya. b. Psikologi - Merupakan istilah “ilmu pengetahuan” yang dipakai untuk menunjukkan kepada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmiah. - Meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syarat seperti yang dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang ini. - Istilah psikologi menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah, modern. 46 R. Abdul Djamali, Psikologi Hukum, CV, Armico, Bandung, 1984, hlm. 15. 47 Djoko Prakoso, Peranan Psikologi Dalam pemeriksaan Tersangka Pada Tahap Penyidikan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, hlm. 113-114. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perbedaan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang disebut dengan ilmu jiwa belum tentu psikologi. Akan tetapi, setiap berbicara tentang psikologi senantiasa juga termasuk dalam ilmu jiwa. Banyak orang mengartikan psikologi dalam berbagai pengertian. Psikologi itu sendiri mengadung pengertian yang berbeda-beda sesuai perkembangan zaman. Pada awal perkembangannya, pengertian psikologi sebagai berikut: 48 - Menurut Woodworth dan Marquis tahun 1957 Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungannya dengan alam sekitarnya. 49 - Menurut Crow tahun 1958 Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang perilaku manusia dan hubungan manusia dengan yang lainnya. 50 - Menurut Morgan tahun 1961 Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dengan hewan. 51 - Menurut Moskowitz dan Orgel tahun 1969 Psikologi sebagai ilmu pengetahuan empirik yang berdasarkan atas observasi dan penelitian ekprimental, pokok persoalannya adalah tentang tingkah laku manusia. Tujuannya adalah untuk melengkapi terhadap pengertian mekanisme aktivitas 48 Soerjono Soekanto, Beberapa Catatan Psikologi Hukum, Alumni, 1979, Bandung . hlm 13 49 Safwan Amin, Pengantar Psikologi Umum, Yayasan Pena, 2005, Banda Aceh, hlm. 5-6 50 Ibid. 51 Ibid. Universitas Sumatera Utara manusia dan penyesuaian dirinya sehingga memungkinkan manusia untuk memperbaiki dirinya. 52 - Menurut Robert J. Wicks tahun 1974 Psikologi adalah suatu ilmu tentang perikelakuan. 53 - Menurut Mussen dan Resenzwieg tahun 1975 Pada masa lampau diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang mind pikiran atau the study of mind, tetapi dalam perkembangannya, kata mind berubah menjadi behavior tingkah laku, sehingga psikologi di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku. 54 - Menurut Th. F. Hoult 1977 Psikologi adalah suatu disiplin yang secara sistematis mempelajari perkembangan dan fungsinya faktor-faktor mental dan emosi manusia. 55 - Menurut Garden Murphy Psikologi mempunyai dua arti, yaitu: - Suatu ilmu yang menguraikan masalah kemauan serta motif dalam hubungannya dengan peranannya mempengaruhi pikiran serta perbuatan manusia. - Suatu ilmu yang mempelajari respn yang diberikan oleh hidup terhadap lingkungannya. 56 - Singgih Dirgagunarsa Psikologi adalah imu yang mempelajari tingkah laku manusia. 57 52 Ibid. 53 Djoko Prakoso, Op Cit, hlm. 114 54 Safwan Amin, Op Cit, hlm 5 55 Djoko Prakoso, Loc Cit. 56 Ibid. Universitas Sumatera Utara - Wilhelm Wundt Seorang tokoh psikologi eksperimental berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan. 58 - Johan Broadus Watson Memandang psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku nampak lahiriah dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsangan dari jawaban respon. 59 1. Ilmu pengetahuan yaitu suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode ilmiah. Psikologi disamping merupakan ilmu juga merupakan “seni” karena dalam penerapan aplikasinya dalam berbagai seni kehidupan diperlukan keterampilan dan kreatifitas. Berdasarkan pengertian dapat dilihat adanya beberapa unsur-unsur sebagai berikut: 2. Tngkah laku atau perbuatan yaitu segala kegiatan yang lebih konkrit dan dapat diamati dengan pancaindera, maka perilaku lebih mudah dipelajari dari jiwa roh. Maka lewat proses pemahaman terhadap tingkah laku, kita akan dapat mengenal seseorang. Tingkah laku disini mempunyai arti yang luas yaitu meliputi ang kelihatan maupun tidak kelihatan, yang disadari atau tidak disadari oleh individu yang bersangkutan. 3. Lingkungan yaitu tempat dimana manusia hidup, berinteraksi, berkomunikasi, menyesuaikan diri dan mengembangkan diri. Menusia selain menerima pengaruh 57 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Rineka Cipta, 1998, Jakarta, hlm 3. 58 Ibid. 59 Ibid. Universitas Sumatera Utara dari lingkungannya, juga merespon lingkungan sekitarnya. Lingkungan secara umum dapat dibedakan menjadi dua: 60 a. Lingkungan dalam internal environment yakni suatu yang berasal dari dalam diri individu, seperti keadaan di dalam tubuh manusia, perasaan, pikiran dan sebagainya. b. Lingkungan luar eksternal environment yaitu hal-hal yang datang dari luar diri individu, seperti mencontoh orang lain, belajar, berinteraksi sosial dan sebagainya.

3. Ruang Lingkup Psikologi a. Kajian Psikologi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perendaman Dengan larutan Cuka 5% dan Air Panas Terhadap Perlepasan Kadar Formalin Pada Cumi-cumi, Ikan Gembung, Udang dan Ikan Dencis Secara Spektrofotometri Sinar Tampak

6 57 132

Penerapan Pasal 52 Jo Pasal 117 Ayat (1) KUHAP Dalam Perlindungan Hukum Terhadap Harkat dan Martabat Tersangka Dalam Proses Penyidikan Di Kepolisian (Studi Di Polres Batu)

0 5 37

Peranan penasehat hukum dalam proses penyidikan di kepolisian resor boyolali ( studi implementasi pasal 115 kuhap )

0 7 70

BAB II A. Proses Pemeriksaan Tersangka pada Tahap Penyidikan Menurut KUHAP

0 3 27

Tinjauan mengenai pelaksanaan penyidikan terhadap tindak pidana persetubuhan terhadap anak di bawah umur dengan pelaku anak di bawah umur dikaitkan dengan hak hak tersangka dalam KUHAP

0 10 79

PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA DALAM PROSES PENYIDIKAN PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA DALAM PROSES PENYIDIKAN.

0 2 11

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERSANGKA DALAM PROSES PENYIDIKAN Perlindungan Hukum Bagi Tersangka Dalam Proses Penyidikan.

0 3 21

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERSANGKA DALAM PROSES PENYIDIKAN Perlindungan Hukum Bagi Tersangka Dalam Proses Penyidikan.

0 0 11

PERANAN PENASEHAT HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN (Studi Kasus Implementasi Pasal 115 KUHAP Peranan Penasehat Hukum Dalam Proses Penyidikan (Studi Kasus Implementasi Pasal 115 KUHAP Di Polres Karanganyar ).

0 1 10

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP SAKSI YANG MEMBERIKAN KETERANGAN PALSU DALAM PROSES PERADILAN PIDANA DIKAITKAN DENGAN PASAL 242 KUHP DAN KUHAP.

0 0 1