Emp ekivalensi mobil penumpang

9 · Bergerak ke bagian depan antrian. Sepeda motor memiliki keuntungan untuk bergerak ke bagian depan antrian karena mereka mempunyai kemamupan filtering. Pada awal lampu hijau, sepeda motor cenderung untuk melewati persimpangan dengan cepat. · Meliuk atau menyilang adalah pola perilaku khas sepeda motor pada pergerakan lateral tercampur. Jika sepeda motor bergerak menyilang keluar dan kedalam lalu lintas pada pola perilaku tertentu, tampak kendaraan di sekitarnya mengalah dan mempperlambat. · Tailgating, dimana pengendara sepeda motor cenderung merapat dan seperti tidak tolerir dengan jarak.

II.2 Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang emp

II.2.1 Emp ekivalensi mobil penumpang

Nilai satuan mobil penumpang smp atau passenger car unit pcu sangat penting untuk studi aliran lalu lintas tercampur. Agar dapat diubah kedalam nilai smp maka tiap jenis kendaraan memiliki nilai konversi yang disebut ekivalensi mobil penumpang emp. Besarnya nilai ekivalensi mobil penumpang dari berbagai jenis kendaraan berbeda-beda untuk setiap daerah atau negara, yang dipengaruhi oleh faktor karakteristik kendaraan, aliran, jalan, lingkungan, kondisi iklimcuaca dan kondisi pengendalian lalu lintas. Universitas Sumatera Utara 10 Ekivalen mobil penumpang adalah faktor konversi yang digunakan untuk menseragamkan nilai hitung kendaraan, agar pengaruh tiap kendaraan terhadap lalu lintas secara keseluruhan dapat diketahui. Nilai emp untuk ruas jalan perkotaan adalah faktor yang mempengaruhi berbagai tipe-tipe kendaraan dibandingkan dengan kendaraan ringan mobil penumpang terhadap kecepatan kendaraan ringan tersebut dalam arus lalulintas. MKJI,1997. Tabel 2.1 Nilai emp untuk beberapa jenis kendaraan Jenis kendaraan Emp untuk tipe pendekat Terlindung Terlawan Kendaraan ringan LV 1,0 1,0 Kendaraan berat HV 1,3 1,3 Sepeda motor MC 0,2 0,4 Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Dikutip dari jurnal Sigit Priyanto 2000, bila penambahan sebuah kendaraan pada sebuah kelompok jenis kendaraan dalam aliran lalu lintas menghasilkan pengaruh yang sama seperti yang dihasilkan oleh penambahan terhadap sebuah mobil penumpang, jenis kendaraan tersebut dianggap ekivalen dengan sebuah mobil penumpang. Oleh sebab itu, nilai emp dapat juga disebut sebagai sebuah perhitungan jarak relatif yang diperlukan jenis kendaraan yang Universitas Sumatera Utara 11 dibandingkan dengan sebuah mobil penumpang berdasarkan data-data kondisi jalan dan lalu lintas. Sigit Priyanto,2000 Ada beberapa cara atau metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai ekivalensi mobil penumpang, tergantung dari karakteristik dan kondisi lalu lintasnya. Adapun cara atau metode yang dapat digunakan untuk mencari atau memperkirakan ekivalen mobil penumpang. II.2.1.a Basis Kecepatan Dikutip dari thesis Koeswandono 2007 mengembangkan metode penghitungan emp dengan basis kecepatan. Untuk mencari emp dengan basis kecepatan adalah dengan mengetahui hubungan kecepatan v dan volume lalu lintas q dengan menggunakan regresi multi linier. Model linier hubungan kecepatan dan volume dipilih karena dalam prakteknya hubungan antar volume dan kecepatan mendekati linier. Model regresi berganda dari hubungan kecepatan dan volume adalah : v = a – c1 qlv – c2 qhv – c3 qmc – c4 qspd – c5 qbck ...........2.1 keterangan : v = kecepatan rata-rata a = kecepatan arus bebas c = koefisien c1= koefisien mobil ringan mobil penumpang Universitas Sumatera Utara 12 c2= koefisien mobil berat c3= koefisien sepeda motor c4= koefisien sepeda c5= koefisien becak qlv = jumlah lv qhv = jumlah hv qmc = jumlah sepeda motor qspd = jumlah sepeda qbck = jumlah becak Untuk menentukan emp kendaraan selain mobil penumpang maka koefisien tiap jenis kendaraan dibagi dengan koefisien dari mobil penumpang lv dan dapat diformulasikan : ܍ܕܘܑ ൌ ܋ܑ ܋૚ ............................2.2 keterangan : ci = koefisien jenis kendaraan i c1 = koefisien mobil penumpang lv Universitas Sumatera Utara 13 II.2.1.b Basis Kapasitas Eko Supri Martiono dalam penelitiannya tentang Pengaruh sepeda motor di persimpangan jalan dengan pengatur lampu lalu lintas di Kendal, menyatakan bahwa untuk menghitung emp dapat digunakan metode kapasitas dengan regressi linier berganda yang diformulakan sebagai berikut : S = c1 lv + c2 hv + c3 mc + c4 um ............................2.3 keterangan : S = arus jenuh c = koefisien lv = mobil penumpang kendaraan ringan hv = mobil besar mc = sepeda motor um = kendaraan tidak bermotor karena c1 = emp untuk lv = 1 maka : c1 lv = S - c2 hv - c3 mc - c4 um ............................2.4 dari persamaan diatas maka koefisien yang dihasilkan pada setiap jenis kendaraan adalah merupakan nilai emp dari jenis kendaraan tersebut. Universitas Sumatera Utara 14 II.2.2 Metode Pembanding Kecepatan II.2.2.a Metode Waktu Perjalanan