BAHAN DAN METODE Hubungan Kadar Procalcitonin Saat Awal Masuk Pada Pasien Dengan Pneumonia Komunitas Terhadap Skor CURB-65

BAB IV BAHAN DAN METODE

4.1. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah observasional dengan metode pengukuran cross-sectional. 4.2. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2011 sd Pebruari 2012 di Instalasi Gawat Darurat, Ruang Rawat Inap dan Poliklinik Pulmonologi dan Alergi Immunologi RS H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan. 4.3. Subjek Penelitian Penderita Pneumonia Komunitas yang dirawat inap maupun rawat jalan di Rumah Sakit H. Adam Malik . 4.4. Kriteria Inklusi 1. Usia di atas 18 tahun 2. Gambaran klinis dan radiologik sesuai dengan diagnosis pneumonia. 3. Bersedia mengikuti penelitian. 4.5. Kriteria Eksklusi 1. Pasien pindahan dari rumah sakit lain. 2. Baru pulang dari rumah sakit 10 hari yang lalu. 3. Menderita pneumonia dalam 30 hari terakhir. 4. Menggunakan ventilasi mekanik. 5. Pasien dengan fibrosis kistik paru maupun tuberkulosis paru yang aktif. 6. Pasien HIV, alkoholisme dan adanya kerusakan organ lanjut end- organ damage 17 Universitas Sumatera Utara 4.6. Besar Sampel Studi ini menggunakan sampel tunggal untuk uji hipotesis proporsi suatu populasi. Dan perkiraan besar sampel : Zα√P0Q0 + Zβ√PaQa 2 = 1,96√0,198 x 0,802 + 1,036√0,398x 0,602 Po – Pa 2 0,2 2 = 51,4≈ 52 orang. Dimana: Zα: deviat baku untuk α = 0,05 : 1,96 Zβ : deviat baku untuk β= 0,10: 1,036 Pa: Proporsi sekarang : 0,398 Qa= 1 – Pa= 1- 0,398= 0,602 Po: Proposi terdahulu : 0,198 Qo= 1- Po = 1- 0,198= 0,802 Keterangan: Christ Crain dkk, 2006 13 4.7. Cara Kerja a. Seluruh pasien yang didiagnosis menderita pneumonia komunitas dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi. Setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap, ureum, creatinin, procalcitonin , kultur sputum dan kultur darah. b. Dilakukan penilaian derajat keparahan pneumonia dengan skor CURB-65. Jika subjek memiliki skor 0-1 maka disebut ringan, skor 2 disebut sedang dan jika berada pada skor 3-5 disebut berat. c. Kadar procalcitonin diukur menggunakan metode e lectrochemiluminescence immunoassay ECLIA dengan reagen kit Elecsys BRAHMS PCT dan dengan alat cobas 6000. Universitas Sumatera Utara 4.7.1. Pengambilan sampel darah  Sampel darah diambil dari vena mediana cubiti dengan terlebih dahulu dilakukan tindakan anti septik dengan alkohol 70 dan dibiarkan kering. Pengambilan darah sebanyak 6 cc dilakukan dengan menggunakan dispossible syringe 10 cc yang dibagi atas 2 bagian. Bagian pertama sebanyak 3 cc darah dengan antikoagulan EDTA untuk pemeriksaan darah lengkap. Bagian kedua sebanyak 3 cc darah tanpa antikoagulan dan diambil serumnya untuk pemeriksaan PCT Pengambilan sampel darah dilakukan tanpa memperdulikan hari keberapa pasien dirawat, dimana apabila ditemukan pasien sepsis maka diambil sampel darahnya dalam waktu 24 jam. Dan pada saat pengambilan sampel darah , pasien dalam posisi berbaring. Pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan alat Cell Dyne 3700 dan morfologi darah tepi diidentifikasi dari blood film dengan pewarnaan Giemsa. Pemeriksaan Laju Endap Darah dilakukan dengan cara Westergren. 4.7.2. Teknik Pemeriksaan PCT Prinsip tes : Sandwich principle. Total durasi pemeriksaan: 18 menit.  Inkubasi 1 : antigen dalam sampel 30uL, suatu antibodi spesifik PCT biotinylated monoclonal dan suatu antibody spesifik monoklonal yang di label dengan kompleks ruthenium dan bereaksi membentuk kompleks sandwich.  Inkubasi 2 : Setelah penambahan mikropartikel yang dilapisi streptavidin, kompleks akan menjadi berikatan ke solid phase melalui interaksi dari biotin dan streptavidin  Campuran reaksi diaspirasi kedalam masuring cell dimana mikropartikel ditangkap secara magnetic ke permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan kemudian dipindahkan dengan Procell. Aplikasi voltase terhadap elektroda akan menginduksi emisi chemiluminescent yang diukur oleh photomultiplier. Universitas Sumatera Utara  Hasil ditentukan melalui kurva kalibrasi yang merupakan instrument spesifik oleh 2-point calibration dan suatu kurva master yang disediakan melalui barcode reagen.  Berdasarkan kadar procalcitonin subjek penelitian akan dibagi menjadi 4 kelas yaitu: Klas I : PCT 0,1 ngml Klas II : 0,1≤ PCT 0,25 ngml Klas III: 0,25≤ PCT 0,5 ngml Klas IV: PCT ≥ 0,5 ngml 4.7.3. Kultur Darah dan GAL dengan BACTEC 9050 Prinsip Pemeriksaan : Membiakkan dan menginokulasikan bakteri yang terdapat pada sampel darah pada media agar. Jika terdapat pertumbuhan koloni bakteri, dilakukan identifikasi dan selanjutnya dilakukan uji kepekaan. Metode: Kultur Sampel  Jenis : Darah  Volum : 8-10 ml untuk pasien dewasa, 1-3 ml untuk pasien anak  Stabilitas: 24 Jam pada suhu ruang pada media Bactec plus Aerobic Langkah Kerja  Persiapan  Prosedur Kerja Penanganan Sampel - Disinfeksi penutup botol dengan kapas alkohol 70 - Dengan menggunakan spuilt, masukkan 8-10 ml untuk pasien dewasa darah ke dalam botol Bactec Plus Aerobic atau 1-3 ml untuk pasien anak darah ke dalam botol Bactec Peds Plus. - Masukkan botol ke alat Bactec 9050 - Inkubasi botol fan aerobic selama 5 hari - Keluarkan botol dari alat Bactec 9050 Universitas Sumatera Utara Inokulasi Sampel - Dengan menggunakan spuit, ambil 1 ml sampel dari botol yang menunjukan hasil positif kemudian ratakan dengan ose dilakukan secara aseptis pada permukaan media agar. - Inkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. - Lakukan pewarnaan Gram, identifikasi dan atau uji kepekaan terhadap koloni tersangka Catatan : untuk kultur Gal, lakukan konfirmasi dengan test serologi anti sera terhadap salmonela. 4.7.4. Kultur sputum o Satu ose bahan sputum ditanam ke media padat blood agar dan Mc Conkey, masukkan ke inkubator 37 C selama 24 jam. o Dibaca dan dilihat pertumbuhan bakterinya, jika tumbuh dibuat direct smear dan dilakukan pengecatan gram. o Bahan yang tumbuh di Mc Conkey agar, dilanjutkan ke reaksi biokimia untuk dimasukkan lagi ke inkubator selama 24 jam dan dibaca serta ditentukan jenis kumannya. o Kalau hanya tumbuh pada blood agar, langsung dibaca dan ditentukan jenis kumannya. d. Selanjutnya skor CURB-65 yang didapat akan dicari hubungannya dengan kadar PCT. 4.8. Analisa Data  Untuk melihat gambaran karasteristik dan kadar PCT pada subjek PK disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan.  Untuk melihat hubungan kadar PCT berdasarkan tingkatannya terhadap derajat keparahan PK dengan skor CURB-65 digunakan uji Chi square, jika tidak memenuhi syarat maka digunakan Kolmogorov smirnov dan jika tidak memenuhi digunakan korelasi spearman.  Untuk melihat hubungan kadar procalcitonin terhadap variabel lain digunakan korelasi pearson untuk data yang berdistribusi normal, Universitas Sumatera Utara sedangkan untuk data distribusi tidak normal digunakan korelasi spearman  Untuk menilai perbedaan rerata pada dua kelompok digunakan uji t independent atau Uji Mann-Whitney.  Untuk menilai hubungan PCT dengan jumlah lekosit digunakan Fischer exact test.  Analisa data menggunakan program SPSS 15 for windows  Untuk semua uji statistik p 0,05 dianggap bermakna dalam statistik. 4.9. Ethical Clearence dan informed consent Ethical clearence izin untuk melakukan penelitian diperoleh dari Komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang ditanda tangani oleh Prof. Dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP K pada tanggal 1 Juli 2011 dengan nomor 102KOMETFK USU2011. Informed consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang bersedia untuk ikut dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian ini. 4.10. Kerangka Operasional Penderita Pneumonia komunitas Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi  Nama  Umur  Jenis Kelamin  Darah lengkap  Ureum, creatinin  Kultur sputum  Kultur darah Derajat Keparahan PK Skor CURB-65 Kadar Procalcitonin Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN