kurangnya informasi mengenai potensi daerah dan berbagai faktor lain. Sebagai akibat banyaknya kekurangan dalam merumuskan dan melaksanakan penyebaran proyek-
proyek ke berbagai daerah, pemerintah daerah dengan bantuan badan perencana daerah yang bersangkutan haruslah secara aktif membantu perumusan rencana pembangunan
yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Dalam mewujudkan sasaran jangka panjang pembangunan, yakni menuju
masyarakat yang adil dan makmur telah dilakukan berbagai upaya yang mengarah pada tercapainya cita-cita tersebut. Pembangunan daerah yang merupakan rangkaian
yang utuh dari pembangunan nasional pada beberapa tahun terakhir telah mulai menunjukkan kemajuan yang berarti dalam meningkatkan kinerja dari daerah tersebut.
Proses pembangunan bukan hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, namun demikian pertumbuhan ekonomi merupakan unsur yang penting dalam proses
pembangunan daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan daerah disamping pembangunan sosial.
Pertumbuhan ekonomi setiap daerah akan sangat bervariasi sesuai dengan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Simanjuntak, 2003.
2.2. Produk Domestik Regional Bruto
Dalam ruang lingkup suatu negara dikenal istilah yang disebut : Gross National Product GNP yang berarti Produk Nasional Kotor, sedangkan dalam suatu kesatuan
wilayah yang lebih rendah hal ini disebut Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan sebagai Produk Nasional Kotor yang
Universitas Sumatera Utara
dapat mencakup suatu negara kesatuan wilayah tertentu. Apabila ditarik pengertian tersebut dalam suatu wilayah region tertentu maka diperoleh Produk Regional Kotor
yang sebenarnya merupakan perkiraan pendapatan yang diterima oleh penduduk suatu wilayah yakni jumlah seluruh pendapatan sebagai balas jasa penggunaan faktor-faktor
produksi oleh wilayah. Dengan kata lain Produk Domestik Regional Bruto dapat diartikan sebagai : Estimasi total produk barang dan jasa yang diterima oleh
masyarakat suatu daerah sebagai balas jasa dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Dalam hal ini maka pendapatan yang dihasilkan atas penggunaan
faktor-faktor tetapi berada di luar wilayah tersebut tidaklah diperhitungkan. Mankiw 2006 dalam konsep dasar ekonomi makro indikator yang digunakan
dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, adalah produk domestik bruto PDB. Dalam konsep regional Produk Domestik Bruto dikenal sebagai Produk Domestik Regional
Bruto PDRB. Produk domestik regional bruto PDRB merupakan satu indikator ekonomi
untuk mengukur kemajuan pembangunan di suatu wilayah. Sebagai nilai dari semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi, PDRB bermanfaat untuk
mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan polastruktur perekonomian pada
satu tahun atau periode di suatu negara atau wilayah tertentu Prihatin, 1999. Berdasarkan lapangan usaha, PDRB dibagi dalam sembilan sektor, sedangkan
secara makro ekonomi dibagi menjadi tiga kelompok besar yang disebut sebagai sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer apabila outputnya masih merupakan proses
Universitas Sumatera Utara
tingkat dasar dan sangat bergantung kepada alam, yang termasuk dalam sektor ini adalah sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan Penggalian. Untuk sektor
ekonomi yang outputnya berasal dari sektor primer dikelompokkan ke dalam sektor sekunder, yang meliputi sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas dan Air
Minum serta sektor Bangunan. Sedangkan sektor-sektor lainnya, yakni sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Bank
dan Lembaga Keuangan lainnya serta sektor Jasa-Jasa dikelompokkan ke dalam sektor tersier Prihatin, 1999.
Produk Domestik Regional Bruto secara keseluruhan maupun sektoral umumnya disajikan dalam dua bentuk yaitu penyajian atas dasar harga berlaku dan
atas dasar harga konstan dengan suatu tahun dasar. Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan besaran nilai tambah bruto masing-masing sektor, sesuai dengan
keadaan pada tahun sedang berjalan. Dalam hal ini penilaian terhadap produksi, biaya antara ataupun nilai tambahnya dilakukan dengan menggunakan harga berlaku pada
masing-masing tahun. Penyajian atas dasar harga konstan merupakan penyajian harga yang berlaku
secara berkala, perkembangan pendapatan regional dapat diartikan sebagai perkembangan karena mengingkatnya produksi juga diikuti oleh meningkatnya harga-
harga. Oleh karena itu penyajian seperti ini masih dipengaruhi oleh adanya faktor perubahan harga inflasideflasi.
Penyajian atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan harga tetap suatu tahun dasar. Dalam hal ini semua barang dan jasa yang dihasilkan, biaya antara
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan ataupun nilai tambah masing-masing sektor dinilai berdasarkan harga- harga pada tahun dasar. Penyajian seperti ini akan memperlihatkan perkembangan
produktivitas secara riil karena pengaruh perubahan harga inflasideflasi sudah dikeluarkan. Angka PDRB secara absolut memberikan gambaran besarnya tingkat
produksi suatu wilayah. Angka PDRB yang dinilai dengan harga konstan memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut yang diwakili oleh
peningkatan produksi berbagai sektor. Dari uraian-uraian tersebut dapat diperlihatkan adanya kenaikan PDRB
maupun pendapatan regional perkapita, perubahan dan pergeseran strukur ekonomi menurut sektor-sektor primer, sekunder maupun tertier. Pergeseran struktur pada
masing-masing sektor yang bersangkutan seperti sektor pertanian, industri, perdagangan, pemerintahan dan sektor-sektor lainnya.
2.3. Teori Basis Ekonomi