Tabel 4.9. Hasil perhitungan differential shift D Kabupaten Batu Bara
tahun 2007-2010
No Sektor
E E
r,i,t N,I,t
E E
N,I, t-n
d
r,i,t-n
D a
b c
b x c a – d
1 Pertanian
1169.63 1.1685
1043.90 1219.7711
-50.1438 2
Pertambangan dan Penggalian
8.71 1.1396
7.81 8.8973
-0.1858 3
Industri Pengolahan 3904.26
1.1054 3366.71
3721.6993 182.5569
4 Listrik, Gas dan Air
Minum 48.60
1.1807 41.45
48.9449 -0.3402
5 Bangunan
136.46 1.2297
114.54 140.8493
-4.3894 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1724.84 1.1932
1577.62 1882.4270
-157.5823 7
Pengangkutan dan Komunikasi
169.07 1.2818
138.05 176.9473
-7.8729 8
Keuangan dan Jasa 105.50
1.3087 90.83
118.8621 -13.3593
9 Jasa-jasa
127.41 1.2463
103.71 129.2569
-1.8474
Jumlah 7394.49 10.8540
6484.61 7447.6552 -53.1642
Sumber : Kabupaten Batu Bara Dalam Angka Tahun 2008-2011, diolah Berdasarkan Tabel 4.9 Nilai Differential Shift D sektor perekonomian
Kabupaten Batu Bara selama periode tahun 2007-2010 ada yang positif dan negatif. Nilai D positif, berarti bahwa terdapat sektor ekonomi Kabupaten Batu Bara memiliki
nilai potensi lokal lebih besar. Sedangkan nilai D negatif, berarti terdapat sektor ekonomi memiliki nilai potensi lokal lebih kecil.
Terdapat 1 satu sektor dalam perekonomian Kabupaten Batu Bara dengan nilai D positif, yaitu: sektor indutri pengolahan nilai D 182,5569. Sektor indutri
pengolahan tersebut merupakan sektor yang pertumbuhannya cepat, sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB Kabupaten Batu
Bara. Sedangkan 8 delapan sektor lainnya, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air minum, sektor bangunan,
Universitas Sumatera Utara
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan dan jasa, dan sektor jasa-jasa memiliki nilai D negatif, sehingga
sektor-sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Kedua komponen shift ini memisahkan unsur-unsur pertumbuhan Kabupaten
Batu Bara yang bersifat intern dan ekstern, di mana proportional shift dari pengaruh unsur-unsur luar yang bekerja dalam Provinsi Sumatera Utara dan differential shift
adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam Kabupaten Batu Bara. Pergeseran sektor yang terjadi pada PDRB Kabupaten Batu Bara sebagaimana
tercantum pada Tabel 4.10 menunjukkan ada dua sektor yang mengalami penurunan kontribusi dari tahun 2007-2010.
Tabel 4.10. Kontribusi sektor PDRB Kabupaten Batu Bara tahun 2007-2010 dalam persen
No Sektor
Tahun 2007
2008 2009
2010 Selisih
1 Pertanian
16.10 15.88
15.85 15.82
-0,28 2
Pertambangan dan Penggalian 0.12
0.12 0.12
0.12 0,00
3 Industri Pengolahan
51.92 52.29
52.66 52.80
0,88 4
Listrki, Gas dan Air Minum 0.64
0.64 0.65
0.66 0,02
5 Bangunan
1.77 1.79
1.82 1.85
0,08 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran 24.33
24.09 23.59
23.33 -1,00
7 Pengangkutan dan Komunikasi
2.13 2.18
2.24 2.29
0,16 8
Keuangan dan Jasa 1.40
1.37 1.40
1.43 0,03
9 Jasa-jasa
1.60 1.64
1.69 1.72
0,12
Jumlah 100
100 100
100
Sumber : Kabupaten Batu Bara Dalam Angka Tahun 2008-2011, diolah Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran mengalami penurunan kontribusi. Kontribusi sektor pertanian mengalami
Universitas Sumatera Utara
penurunan dari 16,10 persen menjadi 15,82 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dari 24,33 persen menjadi 23,33 persen.
4.2.4. Sektor perekonomian unggulan
Analisis ini digunakan untuk mengambil kesimpulan dengan menggabungkan tiga hasil analisis, yaitu analisis Klassen Tipology, analisis Location Quotient LQ,
dan analisis shift share untuk menentukan sektor perekonomian unggulan. 4.2.4.1. Analisis sektor pertanian.
Sektor pertanian mempunyai peran yang besar terhadap PDRB Kabupaten Batu Bara, hal ini ditunjukkan oleh kontribusi rata-rata sektor pertanian yang mencapai
15,91 persen per tahun dan menempati urutan ketiga dalam kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Batu Bara dan lebih rendah dari kontribusi di tingkat Provinsi
Sumatera Utara. Laju pertumbuhan rata-rata sektor pertanian 3,54 persen dan lebih rendah dari laju pertumbuhan di tingkat Provinsi Sumatera Utara, sehingga sektor ini
diklasifikasikan sebagai sektor relatif tertinggal. Berdasarkan analisis LQ, sektor pertanian menunjukkan nilai LQ rata-rata
sebesar 0,6798 1, hal ini berarti sektor ini merupakan sektor non basis. Artinya sektor ini belum mampu memenuhi kebutuhan Kabupaten Batu Bara.
Tabel 4.11. Analisis sektor pertanian No
Aspek Parameter
Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran IV Sektor relatif tertinggal
2 LQ
1 Sektor non basis
3 P
Negatif Tumbuh lambat di Kabupaten
4 D
Negatif Potensi lokal lebih kecil
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan shift share sektor pertanian Kabupaten Batu Bara nilai komponen P sebesar -21,5532 menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang
tumbuh lambat di Kabupaten Batu Bara. Sedangkan nilai komponen D sebesar - 50,1438, berarti bahwa sektor pertanian memiliki potensi lokal lebih kecil di
Kabupaten Batu Bara. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian belum
dapat digolongkan sebagai sektor unggulan karena sektor ini tergolong sektor relatif tertinggal, merupakan sektor non basis, dan memiliki potensi lokal lebih kecil di
Kabupaten Batu Bara, dan tumbuh lebih lambat di Kabupaten Batu Bara berdasarkan analisis Shift Share.
4.2.4.2. Analisis sektor pertambangan dan penggalian. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten
Batu Bara rata-rata hanya sebesar 0,12 persen per tahun dan berada pada urutan terakhir dibandingkan sektor-sektor lain, dan lebih rendah dibanding kontribusi yang
sama di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,21 persen. Laju pertumbuhan sektor ini rata-rata sebesar 3,38 persen per tahun dan lebih renad dari laju pertumbuhan di
Provinsi Sumatera Utara sebesar 5,80 persen, sehingga sektor ini diklasifikasikan sebagai sektor relatif tertinggal.
Tabel 4.12. Analisis sektor pertambangan dan penggalian No
Aspek Parameter
Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran IV Sektor relatif tertinggal
2 LQ
1 Sektor non basis
3 P
Negatif Tumbuh lambat di Kabupaten
4 D
Negatif Potensi lokal lebih kecil
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9
Universitas Sumatera Utara
Nilai LQ sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan nilai lebih kecil dari 1, yaitu 0,0986 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor non basis. Artinya
sektor ini belum dapat memenuhi kebutuhan Kabupaten Batu Bara. Hasil analisis shift share sektor pertambangan dan penggalian, komponen P
sebesar –0,3864 menunjukkan sektor ini termasuk ke dalam sektor yang di Kabupaten Batu Bara tumbuh dengan lambat, sedangkan nilai D sebesar -0,1858 berarti sektor ini
memiliki potensi lokal lebih kecil. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor pertambangan dan
penggalian belum dapat digolongkan sebagai sektor unggulan karena sektor ini tergolong sektor relatif tertinggal, merupakan sektor non basis, dan memiliki potensi
lokal lebih kecil di Kabupaten Batu Bara, dan tumbuh lebih lambat di Kabupaten Batu Bara berdasarkan analisis Shift Share.
4.2.4.3. Analisis sektor industri pengolahan. Hasil analisis menggunakan Klassen Tipology sektor industri pengolahan
Kabupaten Batu Bara diklasifikasikan sebagai sektor maju dan tumbuh cepat. Hal ini disebabkan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,97 persen masih lebih besar dibandingkan
pertumbuhan rata-rata di tingkat Provinsi sebesar 3,82 persen. Sedangkan kontribusi rata-rata terhadap PDRB sebesar 52,42 persen lebih besar dibandingkan Provinsi
Sumatera Utara sebesar 23,26.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13. Analisis sektor industri pengolahan No
Aspek Parameter
Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran I Sektor maju dan tumbuh cepat
2 LQ
1 Sektor basis
3 P
Negatif Tumbuh lambat di Kabupaten
4 D
Positif Potensi lokal lebih besar
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 Nilai LQ rata-rata sektor ini sebesar 2,3073 1, sehingga dapat digolongkan
sebagai sektor basis. Sektor industri pengolahan memiliki nilai komponen P sebesar – 281,7121
yang menunjukkan bahwa sektor ini tumbuh lambat di Kabupaten Batu Bara. Sedangkan nilai komponen D sebesar 182,5569 menggambarkan bahwa sektor industri
pengolahan sebagai sektor yang memiliki potensi lokal lebih besar di Kabupaten Batu Bara.
Berdasarkan hasil analisis sektor industri pengolahan, maka sektor ini termasuk ke dalam sektor unggulan, karena sektor ini tergolong sektor maju dan tumbuh cepat,
merupakan sektor basis, dan memiliki potensi lokal lebih besar di Kabupaten Batu Bara, walaupun tumbuh lebih lambat di Kabupaten Batu Bara berdasarkan analisis
shift share. 4.2.4.4. Analisis sektor listrik, gas dan air minum.
Hasil analisis menggunakan Klassen Tipology sektor listrik, gas dan air minum diklasifikasikan sebagai sektor potensial atau masih dapat berkembang. Hal ini
disebabkan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,89 persen lebih besar dibandingkan pertumbuhan rata-rata di tingkat Provinsi sebesar 4,33 persen. Sedangkan kontribusi
Universitas Sumatera Utara
rata-rata terhadap PDRB sebesar 0,65 persen lebih kecil dibandingkan Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,75 persen.
Nilai LQ sektor listrik, gas dan air sebesar lebih kecil dari 1 yaitu 0,8802, sehingga sektor ini dikategorikan sebagai sektor non basis. Namun perkembangan nilai
LQ sektor listrik dan air minum menunjukkan trend meningkat Tabel 4.10.
Tabel 4.14. Analisis sektor listrik, gas, dan air No
Aspek Parameter
Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran III Sektor potensial
2 LQ
1 Sektor non basis
3 P
Negatif Tumbuh lambat di Kabupaten
4 D
Negatif Potensi lokal lebih kecil
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 Analisis shift share sektor listrik, gas dan air minum selama periode penelitian,
diperoleh nilai P sebesar -0,3477 menunjukkan sektor ini tumbuh lambat di Kabupaten Batu Bara. Sementara nilai D yang positif sebesar -0,3402, berarti sektor ini memiliki
potensi lokal lebih kecil di Kabupaten Batu Bara. Hasil analisis terhadap sektor listrik, gas dan air minum menunjukkan bahwa
sektor ini tidak termasuk sektor unggulan, karena tergolong sebagai sektor potensial, bukan sektor basis dan tumbuh lebih lambat dan memiliki potensi lokal lebih kecil di
Kabupaten Batu Bara. 4.2.4.5. Analisis sektor bangunan.
Hasil analisis menggunakan Klassen Tipology sektor bangunan diklasifikasikan sebagai sektor relatif tertinggal, hal ini disebabkan kontribusi rata-rata sektor bangunan
1,80 persen per tahun dan menempati urutan kelima dalam kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Batu Bara dan lebih rendah dari kontribusi di tingkat Provinsi
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara sebesar 6,64 persen. Laju pertumbuhan rata-rata sektor bangunan 5,40 persen dan lebih rendah dari laju pertumbuhan di tingkat Provinsi Sumatera Utara
sebesar 7,30 persen, sehingga sektor ini diklasifikasikan sebagai sektor relatif tertinggal.
Berdasarkan analisis LQ, sektor bangunan menunjukkan nilai LQ rata-rata sebesar 0,2691 1, hal ini berarti sektor ini merupakan sektor non basis. Namun
perkembangan nilai LQ sektor bangunan menunjukkan trend meningkat Tabel 4.10.
Tabel 4.15. Analisis sektor bangunan No
Aspek Parameter
Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran IV Sektor relatif tertinggal
2 LQ
1 Sektor non basis
3 P
Positif Tumbuh cepat di Kabupaten
4 D
Negatif Potensi lokal lebih kecil
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 Berdasarkan hasil analisis shift share, sektor bangunan dapat dikategorikan
sebagai sektor yang memiliki potensi lokal lebih kecil di Kabupaten Batu Bara karena memiliki nilai komponen D negatif sebesar -4,3894. Sementara nilai komponen P yang
positif sebesar 4,6515 berarti sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat di Kabupaten Batu Bara.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor bangunan bukan sebagai sektor unggulan karena sektor ini tergolong sektor relatif tertinggal,
merupakan sektor non basis, dan pertumbuhannya lebih cepat dan memiliki potensi lokal lebih kecil di Kabupaten Batu Bara berdasarkan analisis Shift Share.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4.6. Analisis sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hasil analisis menggunakan Klassen Tipology sektor perdagangan, hotel dan
restoran Kabupaten Batu Bara diklasifikasikan sebagai sektor maju tapi tertekan. Hal ini disebabkan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,03 persen masih lebih kecil
dibandingkan pertumbuhan rata-rata di tingkat Provinsi Sumatera Utara sebesar 6,41 persen. Sedangkan kontribusi rata-rata terhadap PDRB sebesar 23,83 persen lebih
besar dibandingkan Provinsi Sumatera Utara sebesar 18,39 persen.
Tabel 4.16. Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
No
Aspek Parameter
Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran II Sektor maju tapi tertekan
2 LQ
1 Sektor basis
3 P
Positif Tumbuh cepat di Kabupaten
4 D
Negatif Potensi lokal lebih kecil
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 Perkembangan nilai LQ sektor perdagangan, hotel dan restoran Kabupaten
Batu Bara menunjukkan nilai LQ rata-rata 1 yaitu sebesar 1,2963. Hal ini berarti sektor ini termasuk sektor basis, sehingga sektor ini dapat dikatakan memenuhi
kebutuhan masyarakat daerah Kabupaten Batu Bara. Nilai komponen P sektor perdagangan, hotel dan restoran yang positif sebesar
6,4581 berarti bahwa sektor ini tumbuh cepat di Kabupaten Batu Bara. Namun nilai komponen D yang negatif sebesar -157,5823 menunjukkan sektor ini memiliki potensi
lokal lebih kecil di Kabupaten Batu Bara. Hasil analisis terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran Kabupaten Batu
Bara dapat ditarik kesimpulan bahwa sektor ini belum merupakan sektor unggulan
Universitas Sumatera Utara
walaupun merupakan sektor basis, namun tergolong sektor maju tapi tertekan, tumbuh cepat di Kabupaten Batu Bara dan potensi kecil di Kabupaten Batu Bara.
4.2.4.7. Analisis sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil analisis menggunakan Klassen Tipology sektor pengangkutan dan
komunikasi Kabupaten Batu Bara diklasifikasikan sebagai sektor relatif tertinggal. Hal ini disebabkan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,70 persen masih lebih kecil
dibandingkan pertumbuhan rata-rata di tingkat Provinsi Sumatera Utara sebesar 8,95 persen. Sedangkan kontribusi rata-rata terhadap PDRB sebesar 2,21 persen juga lebih
kecil dibandingkan Provinsi Sumatera Utara sebesar 9,20 persen.
Tabel 4.17. Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
No Aspek
Parameter Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran IV Sektor relatif tertinggal
2 LQ
1 Sektor non basis
3 P
Positif Tumbuh cepat di Kabupaten
4 D
Negatif Potensi lokal lebih kecil
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 Perkembangan nilai LQ sektor ini rata-ratanya 0,2341 masih 1. Sehingga
sektor ini tergolong sebagai sektor non basis. Namun perkembangan nilai LQ sektor pengangkutan dan komunikasi num menunjukkan trend meningkat Tabel 4.10.
Hasil analisis shift share terhadap sektor pengangkutan dan komunikasi diperoleh bahwa nilai komponen P sebesar 12,7884 dan nilai komponen D sebesar -
7,8729. Hal ini berarti sektor ini tergolong ke dalam sektor yang tumbuh cepat di tingkat Kabupaten Batu Bara, namun memiliki potensi lokal lebih kecil di Kabupaten
Batu Bara.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis terhadap sektor pengangkutan dan komunikasi dapat disimpulkan bahwa sektor ini merupakan sektor non unggulan walaupun tergolong ke dalam sektor
tumbuh lebih cepat, namun memiliki potensi lebih kecil di Kabupaten Batu Bara, bukan merupakan sektor basis dan relatif tertinggal.
4.2.4.8. Analisis sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Hasil analisis menggunakan Klassen Tipology sektor keuangan persewaan dan
jasa perusahaan Kabupaten Batu Bara diklasifikasikan sebagai sektor relatif tertinggal. Hal ini disebabkan pertumbuhan rata-rata sebesar 5,31 persen masih lebih kecil
dibandingkan pertumbuhan rata-rata di tingkat Provinsi Sumatera Utara sebesar 10,16 persen. Sedangkan kontribusi rata-rata terhadap PDRB sebesar 1,40 persen juga lebih
kecil dibandingkan Provinsi Sumatera Utara sebesar 6,83 persen.
Tabel 4.18. Analisis sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan No
Aspek Parameter
Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran IV Sektor relatif tertinggal
2 LQ
1 Sektor non basis
3 P
Positif Tumbuh cepat di Kabupaten
4 D
Negatif Potensi lokal lebih kecil
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9
Berdasarkan analisis LQ, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menunjukkan nilai LQ rata-ratanya 1, yaitu sebesar 0,1978. Hal ini berarti sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan termasuk sektor non basis. Perhitungan analisis shift share terhadap sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan diperoleh nilai komponen P sebesar 10,8595 yang berarti sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat di Kabupaten Batu Bara, karena bernilai positif.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan nilai komponen D sebesar -13,3593 berarti sektor ini memiliki potensi lokal lebih kecil di Kabupaten Batu Bara.
Berdasarkan hasil analisis terhadap sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Kabupaten Batu Bara menunjukkan bahwa sektor ini bukan merupakan
sektor unggulan. Hal ini disebabkan sektor ini tergolong ke dalam sektor relatif tertinggal dan bukan merupakan sektor basis, walupun sektor ini tumbuh cepat di
Kabupaten Batu Bara namun memiliki potensi lokal lebih kecil. 4.2.4.9. Analisis sektor jasa-jasa.
Sektor jasa-jasa Kabupaten Batu Bara tergolong ke dalam sektor relatif tertinggal, karena kontribusi rata-rata sektor ini sebesar 1,66 persen lebih kecil
dibandingkan kontribusi rata-rata di tingkat Provinsi Sumatera Utara sebesar 9,78 persen. Laju pertumbuhan rata-rata sektor jasa-jasa sebesar 6,82 persen lebih
kecildibandingkan Provinsi Sumatera Utara sebesar 7,78, persen.
Tabel 4.19. Analisis sektor jasa-jasa No
Aspek Parameter
Makna
1 Tipologi Klassen
Kudran IV Sektor relatif tertinggal
2 LQ
1 Sektor non basis
3 P
Positif Tumbuh cepat di Kabupaten
4 D
Negatif Potensi lokal lebih kecil
Sumber : Data diolah dari Tabel 4.5; Tabel 4.6.; Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 Perkembangan nilai LQ sektor jasa-jasa menunjukkan kecenderungan
meningkat sepanjang periode pangamatan sebagaimana, namun nilai LQ rata-rata sektor ini masih kecil dari satu yaitu sebesar 0,1674 sehingga digolongkan ke dalam
sektor non basis.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis shift share terhadap sektor jasa-jasa menunjukkan nilai komponen P sebesar 5,9328 berarti bahwa sektor ini tumbuh cepat di Kabupaten Batu
Bara. Sedangkan nilai komponen D yang positif sebesar -1,8474 berarti sektor ini memiliki potensi lokal lebih kecil di Kabupaten Batu Bara.
Hasil analisis terhadap sektor jasa-jasa dapat disimpulkan bahwa sektor jasa- jasa bukan merupakan sektor unggulan karena bukan merupakan sektor basis.,
tergolong ke dalam sektor relatif tertinggal, potensi lokal lebih kecil di Kabupaten Batu Bara. walaupun tumbuh cepat di Kabupaten Batu Bara.
Berdasarkan penjelasan sektor perekonomian per sektor dari Tabel 4.11 sampai dengan Tabel 4.19 di atas dapat direkapitulasi sektor perekonomian unggulan
Kabupaten Batu Bara yang disajikan pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Rekapitulasi sektor perekonomian Kabupaten Batu Bara periode tahun 2007-2010
No Sektor
Tiplogi Klassen
Location Quotient
LQ Proportional
Shift P Differential
Shift D Kriteria
1 Pertanian
Relatif tertingal
Non Basis
Tumbuh lambat
Potensi lokal kecil
Non Unggulan
2 Pertambangan dan
Penggalian Relatif
tertinggal Non
Basis Tumbuh
lambat Potensi
lokal kecil Non
Unggulan 3
Industri Pengolahan Maju
pesat Basis
Tumbuh lambat
Potensi lokal besar
Unggulan 4
Listrik, Gas dan Air Minum
Potensial Non
Basis Tumbuh
lambat Potensi
lokal kecil Non
Unggulan 5
Bangunan Relatif
tertinggal Non
Basis Tumbuh
cepat Potensi
lokal kecil Non
Unggulan 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Maju tapi tertekan
Basis Tumbuh
cepat Potensi
lokal kecil Non
Unggulan 7
Pengangkutan dan Komunikasi
Relatif tertinggal
Non Basis
Tumbuh cepat
Potensi lokal kecil
Non Unggulan
8 Keuangan dan Jasa
Relatif tertinggal
Non Basis
Tumbuh cepat
Potensi lokal kecil
Non Unggulan
9 Jasa-jasa
Relatif tertinggal
Non Basis
Tumbuh cepat
Potensi lokal kecil
Non Unggulan
Sumber : Data diolah Tabel 4.11 – Tabel 4.19
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 satu sektor perekonomian unggulan di Kabupaten Batu Bara berdasarkan gabungan analisis
tipologi klassen, analisis LQ dan analisis shift share yaitu sektor industri pengolahan.
4.3. Sektor Perekonomian Unggulan dan Pengembangan Wilayah
Pemahaman terhadap kondisi ekonomi daerah menjadi semakin penting dengan diberlakukannya otonomi daerah. Pelimpahan kewenangan dan sumber daya finansial
yang besar kepada Kabupaten Batu Bara harus diikuti dengan peningkatan efektivitas pembangunan ekonomi. Perencanaan harus didukung dengan data yang akurat dan
analisis yang komprehensif untuk pengambilan keputusan yang berkualitas dalam pembangunan ekonomi.
Potensi pertumbuhan ekonomi adalah penting untuk diidentifikasi, melalui penerapan alat analisis ekonomi regional dapat diperoleh informasi untuk membantu
perencana dan pengambil keputusan di daerah guna mengetahui kondisi perekonomian, mengendalikan tingkat pertumbuhan, mengetahui kecenderungannya
dan meramalkan dampak keputusan di masa mendatang. Prioritas pembangunan ekonomi di Kabupaten Batu Bara haruslah di dasarkan pada sektor yang berpotensi
unggulan seperti sektor indutri pengolahan karena merupakan sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat, merupakan sektor basis dan memiliki potensi lokal lebih besar.
Sehingga produk-produk yang dihasilkan akan mempunyai daya saing yang tinggi, karena didukung oleh potensi spesifik yang dimiliki Kabupaten Batu Bara.
Berdasarkan hasil analisis LQ sub sektor industri pengolahan menunjukkan bahwa sub sektor industri pengolahan yang memiliki nilai LQ 1 adalah industri
Universitas Sumatera Utara
makanan, minuman dan tembakau, industri kimia dan pupuk dan industri logam dasar besai dan baja seperti yang tertera pada Tabel 4.21
Tabel 4.21. Hasil analisis LQ sub sektor industri pengolahan Kabupaten Batu Bara tahun 2007-2009
Sub Sektor Industri Pengolahan 2007
2008 2009
Rata-rata
Industri MakananMinuman dan Tembakau 1.8083
1.8116 1.8096
1.8098 Industri Pakaian
0.0668 0.0643
0.0620 0.0644
Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan 0.1289
0.1256 0.1228
0.1257 Industri Kertas, Cetakan dan Penerbitan
0.0005 0.0005
0.0005 0.0005
Industri Kimia dan Pupuk 1.0963
1.0886 1.0799
1.0883 Industri Semen dan Barang Galian Bukan Logam
0.0156 0.0153
0.0154 0.0154
Industri Logam Dasar Besi dan Baja 1.8192
1.8216 1.8338
1.8249 Industri AlatAngkutan, Mesin dan Peralatannya
0.0067 0.0065
0.0063 0.0065
Industri Barang Lainnya 0.3979
0.3864 0.3755
0.3866
Sumber : Data diolah Lampiran 9-11 Pada Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa industri logam dasar besi dan
baja memiliki nilai LQ yang cenderung meningkat dari Tahun 2007-2009 dengan rata- rata nilai LQ 1,8249, sedangkan industri makanan, minuman, dan tembakau dan
industri kimia dan pupuk memiliki nilai LQ yang berfluktuasi dengan nilai LQ rata- rata masing-masing 1,8098 dan 1,0883. Hasil ini menunjukkan bahwa industri logam
dasar besi dan baja dan industri makanan, minuman dan tembakau memiliki nilai LQ yang tidak jauh berbeda dan lebih tinggi industri pupuk dan kimia, sehingga memiliki
potensi berkembang di Kabupaten Batu Bara. Industri logam dasar besi dan baja yang berkembang di Kabupaten Batu Bara
adalah PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM. Sebagai Pioneer berkembangnya wilayah Kabupaten Batu Bara adalah PT Indonesia Asahan
Aluminium INALUM, perusahaan patungan antara Perusahaan-perusahaan swasta
Universitas Sumatera Utara
Jepang dengan pemerintah Indonesia. Perusahaan peleburan aluminium ini merupakan pabrik peleburan aluminium satu-satunya di Asia Tenggara.
Gambar 4.2. PT. Inalum
Gambar 4.3. Hasil produksi PT. Inalum
Universitas Sumatera Utara
Industri makanan, minuman dan tembakau yang berkembang di Kabupaten Batu Bara adalah PT Multimas Nabati Asahan MNA yang memproduksi minyak
goreng. Kemudian muncul lagi PT Domba Mas, yang kini masih tahap konstruksi. Kini menyusul lagi beberapa perusahaan besar, yang mungkin akan beroperasi dalam
waktu dekat ini seperti PLTU, PT Dairi Prima, PT AAA, dan lain sebagainya. Selain itu, Kabupaten Batu Bara kaya akan hasil laut dan pertanian dan banyak terdapat
perkebunan yang terbentang di Kabupaten Batu Bara.
Gambar 4.4. PT. Multimas Nabati Asahan MNA
Gambar 4.5. Hasil produksi PT. MNA
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Batu Bara merupakan daerah potensial untuk berkembang menjadi daerah industri. Terjadi pertumbuhan yang signifikan terhadap jumlah perusahaan
industri besarsedang dalam kurun waktu tahun 2003 – 2009 Tabel 4.22. Saat ini
Wilayah Kuala Tanjung, salah satu desa di Kabupaten Batu Bara, akan didorong perkembangannya kedepan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Desa Kuala
Tanjung merupakan pengembangan wilayah industri dari KIM Kawasan Industri Medan.
Tabel 4.22. Jumlah perusahaan industri besarsedang menurut kecamatan di Kabupaten Batu Bara tahun 2003- 2009
No Kecamatan
Tahun 2003
2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 Sei Balai
- -
- -
- 1
1 2
Tanjung Tiram
10 11
11 13
12 12
12 3
Talawi 5
5 6
7 6
8 8
4 Lima Puluh
6 6
6 9
7 7
7 5
Air Putih 8
8 9
10 9
9 9
6 Sei Suka
9 9
10 13
11 12
12 7
Medang Deras
3 3
2 5
4 4
4
Jumlah Total 41
42 44
57 49
53 53
Sumber : Kabupaten Batu Bara dalam Angka Tahun 2010 Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD
Kabupaten Batu Bara Tahun 2010-2014 perekonomian daerah Kabupaten Batu Bara akan ditingkatkan dengan cara menarik investor sebanyak-banyaknya dengan
memanfaatkan produk unggulan daerah yaitu pertanian, industri dan pariwisata. Untuk ekonomi kerakyatan Pemerintah kabupaten Batu Bara akan mendorong, memfasilitasi
Universitas Sumatera Utara
dan membina industri rumah tangga seperti Kain Tenun Songket dan pengelolaan hasil laut. Untuk meningkatkan taraf perekonomian Kabupaten Batu Bara ditandai dengan
meningkatnya panjang jalan PembukaanPembangunan Jalan Baru sepanjang 167,55 Km, panjang jaan yang ditingkatkan sepanjang 28,89 Km, Panjang jembatan yang
dibangun sepanjang 1,085 m, dan terbangunya seluruh jalan menuju ibu kota kecamatan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 14 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Batu Bara 2011-2031 kawasan
peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 3 huruf h merupakan kawasan yang diperuntukan bagi pengembangan kegiatan industri bersifat manufaktur
yang tidak mengganggu kelestarian lingkungan. Kawasan peruntukan industri pengolahan sebagaimana dimaksud pasal 48, dialokasikan di Kawasan Kuala Tanjung
di wilayah Kecamatan Sei Suka, dan Kecamatan Medang Deras seluas 5.000 hektar 5,52 luas wilayah kabupaten.
Jenis kegiatan industri yang dikembangkan, adalah : a. kegiatan industri pengolahan Alumunium dan manufaktur lainnya;
b. kegiatan industri pengolahan CPO sawit dan turunannya; c. kegiatan industri pengemasanpengantongan semen curah;
d. pengolahan produk komoditi pertanian lainnya karet, kakao dan buah-buahan. Kawasan Industri Kuala Tanjung, sebagaimana dimaksud pasal 49 dalam
jangka panjang dipersiapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Pengembangan kawasan industri Kuala Tanjung direncanakan secara
Universitas Sumatera Utara
terintegrasi dengan pengembangan kawasan pelabuhan pengumpan nasional dan regional maupun dengan Kawasan Industri Sei Mangke Kabupaten Simalungun.
Ketentuan teknis dan persyaratan untuk mendukung pengembangan kawasan Industri Kuala Tanjung, terdiri atas:
a. limbah dilarang dibuang ke perairan atau dipendam di dalam tanah secara langsung tanpa melalui proses pengolahan;
b. Mempersiapkan Instalasi Pengolahan Limbah; c. Mempersiapkan Master PlanRDTR Kawasan, Studi Kelayakan, Kajian Amdal
dan DED. Analisis penentuan sektor perekonomian unggulan diperlukan sebagai dasar
untuk perumusan pola kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Batu Bara di masa mendatang, sehingga kebijaksanaan pembangunan ekonomi dapat di arahkan untuk
menggerakkan sektor-sektor yang berpotensi unggulan. Perkembangan sektor industri pengolahan akan mendorong perkembangan
sektor-sektor lainnya, seperti sektor pertanian sebagai inputnya seperti hasil perkebunan kelapa, kelapa sawit, coklat dan karet. Peningkatan permintaan terhadap
produk sektor industri pengolahan akan mendorong penambahan jumlah produksi, sehingga berimplikasi pada peningkatan kebutuhan tenaga kerja dan pendapatan
masyarakat. Kondisi yang sama akan terjadi pada sektor lainnya, sehingga pengembangan sektor industri pengolahan akan mendorong terjadi pengembangan
wilayah Kabupaten Batu Bara.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan sektor industri pengolahan juga akan memberikan dampak positif terhadap sektor-sektor lainnya, seperti berkembangnya sektor bangunan, sektor
listrik, gas dan air, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan dan jasa.
Keadaan potensi yang berbeda-beda dari wilayah satu sama lain dapat diidentifikasi dari salah satu faktor dasar yang berbeda antarwilayah, yaitu struktur
perekonomian dari wilayah yang bersangkutan, dan berdasarkan hal tersebut dapat diketahui basis ekonomi wilayah. Potensi ekonomi yang menjadi penggerak
pembangunan suatu wilayah dapat diukur dari kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB.
Sektor basis merupakan sektor yang memiliki peranan dalam suatu perekonomian wilayah sehingga kemajuan dan kemunduran sektor ini akan mampu
membawa pengaruh terhadap perekonomian wilayah tersebut. Ativitas-aktivitas pada sektor basis akan menghasilkan pendapatan basis, sedangkan aktivitas-aktivitas non-
basis akan menghasilkan pendapatan non-basis. Penjumlahan pendapatan basis dan non-basis merupakan pendapatan total dari daerahwilayah yang bersangkutan.
Implikasinya adalah, bertambahnya aktivitas sektor basis dalam suatu daerah akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan, sehingga peningkatan
pendapatan sebagai akibat peningkatan sektor basis tersebut akan mengakibatkan peningkatan permintaan barang dan jasa pada daerah tersebut. Menurut Tarigan 2007
ada keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya, karena saling
Universitas Sumatera Utara
terkait. Keberadaan sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan efek pengganda.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan tentang analisis penentuan sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Batu Bara dengan pendekatan sektor perekonomia
Kabupaten Batu Bara dapat ditentukan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Hasil analisis menurut Tipologi Klassen menunjukkan bahwa hanya terdapat 1
satu sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat, yaitu sektor industri pengolahan, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor
yang maju tapi tertekan. 2. Hasil perhitungan indeks Location Quotient sektor yang merupakan sektor basis
LQ 1, yaitu sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
3. Hasil analisis shift share menunjukkan bahwa sektor yang merupakan yang memiliki potensi lokal besar di Kabupaten Batu Bara, yaitu sektor industri
pengolahan. 4. Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis Tipologi Klassen, Location Quotient
LQ, dan Shift Share menunjukkan bahwa terdapat satu sektor yang merupakan sektor perekonomian unggulan dengan kriteria tergolong ke dalam sektor yang
maju dan tumbuh dengan pesat, merupakan sektor basis, dan potensi lokal lebih besar yaitu sektor industri pengolahan.
Universitas Sumatera Utara