BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Seperti yang diketahui pembuktian merupakan salah satu bagian yang penting
dalam proses penyelesaian pekara tindak pidana karena hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi putusan hakim dalam menjatuhkan vonis kepada
seorang terdakwa, dalam hal pembuktian tindak pidana dikenal ada empat 4 sistem pembuktian tindak pidana, diantaranya adalah sistem pembuktian
berdasarkan keyakinan hakim belaka conviction in time, sistem pembuktian berdasarkan keyakinan hakim atas alasan yang logis conviction
raisonneeconvictim-raisonnee, sistem pembuktian berdasarkan Undang- undang secara positif, dan sistem pembuktian Undang-undang secara negatif
negatief wettelijk stelsel. Dari keempat 4 sistem pembuktian tersebut, sistem pembuktian yang dianut dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana KUHAP di Indonesia adalah sistem pembuktian menurut Undang- undang secara negatif negatief wettelijk stelsel, dimana hal ini diatur dalam
Pasal 183 KUHAP. Selain itu hal yang juga perlu untuk diketahui dalam pembuktian suatu perkara tindak pidana adalah mengenai alat bukti yang
digunakan karena ini juga merupakan suatu bagian yang penting, dalam KUHAP khususya Pasal 184 ayat 1 dijelaskan bahwa alat-alat bukti yang ada
dan digunakan keberadaanya di Indonesia sebagai alat bukti adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa selain dari
pada itu keberadaannya sebagai alat bukti belum diakui.
Universitas Sumatera Utara
2. Surat elektronik email merupakan bagian dari dokumen elektronik. Email
dalam penggunaannya dikirim, diterima, dan disimpan secara elektronik. Seiring dengan perkembangan zaman dan keberadaan teknologi yang semakin
canggih, email sebagai bagian dari dokumen elektronik dapat dijadikan sebagai alat bukti elektronik. Kedudukan email sendiri sebagai alat bukti
memang sama sekali tidak ada diatur dalam KUHAP, karena KUHAP hanya mengakui alat bukti yang diatur dalam pasal 184 saja. Tetapi saat ini email
juga sudah mulai dapat dijadikan sebagai alat bukti, jika dilihat dari kelima 5 alat bukti yang diatur dalam pasal 184 email bisa dikatakan masuk dalam
kategori alat bukti surat seperti dalam pasal 187 KUHAP yaitu surat lain.
Selain itu keberadaan email sebagai alat bukti juga semakin diperhitungkan sebagai alat bukti yang sah. Dimana pengaturannya dimuat dibeberapa
Undang-undang khusus di luar KUHAP, seperti dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, Undang-undang Nomor 20
Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Undang-undang Nomor 15
Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Terorisme, Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-undang
Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, dan Undang- undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
dimana Undang-undang tersebut mengakui email sebagai bagian dari dokumen elektronik yang dapat dijadikan sebagai alat bukti. Akan tetapi
adakalannya memang kedudukan email sebagai alat bukti tidak dapat berdiri
Universitas Sumatera Utara
sendiri, artinnya bahwa untuk dapat dijadikan sebagai alat bukti maka email tersebut harus berhubungan dengan isinnya atau dengan kata lain dalam
prosesnya email tersebut harus didukung atau ditopang dengan keberadaan alat bukti lain, misalnya didukung dengan keterangan saksi.
B. Saran