Jadi dari keadaan tersebut dapat terlihat bahwa seluruh perempuan penjaga parkir yang berbeda suku, Agama, dan jenis kelamin sagat menjaga hubungan
yang baik demi kelangsungan kerja sama yang baik dan sistim sosial di antara penjaga parkir yang berada dikelurahan Babura.
Struktur Kerja Parkir
Bagan atau strukrur kerja parkir ini sagat menunjukan suatu kerja yang baik dimana disinih sagat terlihat kerja sama yang baik antara PEMKO Medan
dengan pegelolah parkir atau penanggung jawab atas lokasi parkir yang menjadi tempat kerja para penjaga parkir perempuan yang mencari nafkah di Kelurahan
Babura ini. Dimana Pemko Medan yang menjadi penerima pajak dari daerah daerah
Medan sekitarnya. Dan disinih sagat Nampak kerja sama antara masyarakat yang berada di kota Medan ini. Yang bekerja sama antara pemerintah dengan
masyarakat pegelolah wilayah dengan masyarakat biasa yang menjadi pekerja sebagai penjaga parkir.
4.1.2. Jaringan Sosial Dalam Ketetanggaan
Seperti disebutkan di atas seluruh perempuan penjaga parkir adalah bertetangga. Dimana sesama mereka terdapat hubungan yang sangat erat. Hal ini
P EMKO
MEDAN PENGELOLA
PARKIR TUKANG
PARKIR
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena orang yang bekerja sagat menjalin hubungan yang baik dan aman. Apalagi mereka menyadari bahwa mereka adalah kelompok masyarakat
migrasi yang merupakan bagian dari pada masyarakat majemuk yang berada di kelurahan Babura.
Kecenderungan untuk hidup secara kolektif sagat kuat. Seperti yang dikatakan oleh Bruner dalam Pedersen, 1975. bahwa orang Batak Toba yang
berpindah ke Kota Medan dengan mempertahankan sistim kelompoknya. Yang mana sangat menjaga kebersamaan antara satu kelompoknya demi kelangsungan
hidup dan mempertahankan sistim sosialnya. Sama halnya dengan pekerja perempuan penjaga parkir yang berada di kelurahan Babura. Yang selalu menjaga
hubungan yang baik antara mereka, hubungan ini salah satu dari peranan solidaritas kelompok sebagai suatu kelompok yang terjalin antara penjaga parkir
perempuan. Keadaan tersebut terlihat dari sifat pergaulan mereka sehari- harinya yang
tidak jauh berada dengan kehidupan jalan yang sagat keras dan berat. Dalam kepedulian antara sesama dan lain sebagainya. Hal ini merupkan konsekuensi dari
tempat tingal mereka yang bertetangga, kesama kehidupsn ekonomi dan latar belankang sosial serta hubungan kekerabatan dan daerah asal yang relatif sama.
Memang tidak dipungkiri juga bahwa kadang- kadang dalam hidup bertetangga sering terjadi perselisihan- perselisihan antara tetangga.
Namun dengan adanya perasaan kolektif dan solidaritas yang tinggi, mereka berusaha untuk memendam potensi- pontensi konflik seminimal mungkin.
Sehingga apa bila ada perselisihan di antara sesama mereka, secepat mungkin
Universitas Sumatera Utara
mereka akan berusaha untuk menyelesaikan konflik tersebut, sehingga tidak sempat konflik itu menjadi penyebab perpecahan di antara mereka.
Selain itu para perempuan penjaga parkir ini sagat memiliki kesadaran yang sagat tinggi akan ikatan mereka dengan orang- orang dilingkungannya. Hal
ini tampak dari ungkapan dari perempuan penjaga parkir dimana mereka sagat sopan dan hormat pada orang di sekitarnya dan pada orang- orang yang datang
berkunjung di daerah dimana mereka bekerja sebagai penjaga parkir. Dalam
kata mereka bahwa “tamu adalah raja.” Dimana pugunjung yang datang
ketempat parkir adalah sebagai raja atau tamu yang sagat di hargai Prinsip ini sagat peting dalam kehidupan sehari- hari pada penjaga parkir dalam kehidupan
sosial. Hubungan ini sagat penting di jaga para perempuan penjaga parkir dalam
menjaling hubungan yang baik dan rukun. Pada saat itu para perempuan penjaga parkir ini sagat akrab mempererat hubungan itu dengan membuat acara-acara
yang lain yang bisa nempersatukan antara mereka dengan status sosial yang baik.
4.1.3. Jaringan Sosial Dalam Perkumpulan Sesama Penjaga Parkir