Sistem Pengupahan Jam Kerja

mendengar para perempuan mengatur mereka untuk memarkirkan kendaraanya. Ini sudah biasa dialami oleh para penjaga parkir perempuan. Para penjaga parkir, sudah ada yang bertanggung jawab atas keamanan mereka dari berbagai masalah dari dalam ataupun dari luar. Para bos atau orang yang bertanggung jawab ini bertugas penuh menjaga mereka dalam pekerjaan tersebut. Karena mereka yang mengaji para penjaga parkir dalam pekerjaan ini, maka para penjaga parkir wajib menyetor uang hasil dari parkiran mereka pada orang yang mengaji mereka bos pengelola dengan per hari atau perminggu dengan perjanjian yang sudah disepakati antara penjaga parkir dengan pemilik tempat mereka menjaga parkir dengan syarat memberikan setoran dan laporan yang didapat oleh para penjaga parkir. Aktivitas inilah yang dilakukan para perempuan dalam mengatur ketertiban kendaraan demi kelangsungan hidup mereka dan status sosial dalam sesama penjaga parkir dan pemilik tempat atau bos.

3.3.2. Sistem Pengupahan Jam Kerja

Besarnya upah yang diterima oleh para penjaga parkir perempuan selalu sesuai kemampuan mereka bekerja. Sebab sistem pengupahan yang dilakukan para pemilik wilayah pada penjaga parkir perempuan ini biasanya digaji perhari dengan sistem target atau perjanjian yang sudah disetujui antara pihak penjaga parkir dengan pemilik wilayah dengan sudah ditentukan . Adapun besarnya upah Universitas Sumatera Utara yang diterima para perempuan penjaga parkir adalah kira- kira Rp 40.000,- per hari. Ini digaji oleh para pemilik tempat parkir dengan pengajian kadang perhari dan kadang perminggu. Upah yang diterima oleh para pekerja penjaga parkir perempuan biasanya hanya dari gaji pokok yang bisanya dengan gaji pokok yang dimilikinya dengan rata- rata Rp 40.000- Rp 50.000 dengan gaji kotor, karena belum dikeluarkan uang makan siang. Dari uraian di atas bila hari kerja mereka dalam satu bulanya 26 hari kerja, dengan perincian dalam 20 hari kerja sebagai penjaga parkir yang mereka termasuk dalam kategori mudah maka pendapatan mereka adalah sebanyak Rp 800.000- Rp 1.000.00 . Sedangkan dalam 6 hari kerja penjaga parkir yang mereka kerjakan kategori pekerjan yang sangat sulit yang sagat berbahaya dan penuh resiko, maka pendapatan mereka untuk kategori ini adalah Rp 200.000- Rp 250.000. jadi dengan demikian pendapatan mereka dalam tiap bulanya perhitungan sepertinya di atas adalah antara Rp 800.000- Rp 1.000.000 perbulannya. Dengan sistem penggajian tersebut, gaji yang mereka terima setiap harinya tidaklah sama. Apabila mereka tidak melakukan pekerjaan ini setiap harinya maka upah yang diterima tidak ada. Cara pengajian ini dilakukan dengan berapa hari bekerja, maka itulah yang bisa yang diterima para perempuan penjaga parkir. Biasanya penggajian pekerja parkir ini tidak bisa dikatakan gaji yang menetap karena terkadang mereka tidak bekerja karena ada halangan dari keluarga, misalnya adanya acara- acara tertentu seperti pesta dan hari- hari besar yang tidak bisa ditinggalkan. Umumnya perempuan bekerja dengan rata- rata 6 hari perminggu. Seperti yang dikatakan oleh Ibu N. Sinaga : Universitas Sumatera Utara “ kami bekerja dengan tujuan memenuhi hidup dan jarigan yang kuat, namun dalam prinsip hidup kami tidak selamanya harus bekerja baru kami bisa maka. Karena dalam hidup kami yang memberian ini semuanya adalah TUHAN. Itulah yang memberikan ini semuanya makanya kami tidak perana lupa akan kuasanya itu. Dengan kami melakukan acara- acara ke agamaan atau kami selalu ikut kebaktin.Hal ini yang membuat kami selalu kuat dan sabar dalam pekerjaan yang kami dapatkan ini “. Jadi dalam setiap jam mereka dapat memberikan peranan yang sangat penting dalam mengatur ketertiban bagi para pegunjung di tempat mereka bekerja. Dengan penjelasan tersebut, waktu yang mereka butukan untuk menjaga parkir sangat banyak mulai dari jam 07.00 wib pagi hari sampai 18.00 wib sore hari. Dengan pendapatan yang lumayan. Jika dibandingkan gaji dengan waktu yang banyak dan tenaga yang banyak dan penuh dengan kesabaran yang kuat, gaji yang diperoleh jelas setara dengan upah minimum yang ditetapkan pemerintah Kota Medan. Upah minimum di Kota Medan pada tahun 2009 adalah sekitar Rp 40.000 setiap harinya. Walaupun demikian para perempuan tidak pernah berputus asa dalam kondisi karena mereka sangat sabar dan tidak mau berkecil hati. Seperti ungkapan Ibu N. Sinaga : “ kami tidak pernah malu dan putus asa karena tidak bekerja di pemerintahan atau di perkantoran, namun kami malu megemis dan mencuri.” Hal ini yang membuat para perempuan tidak mau menyerah dalam bertahan hidup di kota medan yang sudah termasuk kota metropolitan yang di dalamnya serba ada dalam kehidupan modern sekarang ini. Para perempuan tersebut dapat mendapatkan penghasilan sehari- hari kira Rp 40.00- Rp 50.000 perharinya dengan jam kerja mulai dari jam 07.00 pagi sampai 18.00 sore, untuk menjaga parkir para perempuan harus siap mendapat resiko dan tantangan dari dalam maupun dari luar pekerjaan. Universitas Sumatera Utara Dengan keadaan seperti ini para perempuan penjaga parkir tidak pernah putus asa dalam kondisi apapun dalm mendapatkan upah. Mereka hanya bisa bekerja dalam satu minggu itu selama 6 hari dengan rata- rata mendapatkan upah Rp 40.000 perhari dengan 1 minggu kira- kira Rp 240.000. Upah yang mereka peroleh ini sudah termasuk di atas rata- rata pekerja informal yang di kalangan masyarakat yang hidup di Kota Medan, terutama perempuan penjaga parkir yang berada di Kecamatan Medan Baru Kelurahan Babura. Dalam hal konsumsi, mereka membawa bekal dari rumah masing- masing. Bagi para pekerjaan yang rumahnya dekat dengan mereka biasanya makan di rumahnya dan kembali lagi bekerja setelah mereka makan siang. Pengusaha sama sekali tidak ada menyedikan makan siang atau memberikan uang makan kepada para penjaga parkir. Dalam pembagian waktu, mereka biasanya mampu mengatur waktu bekerja dan untuk kebersamaan dengan keluarga. Sama halnya dalam menggunakan gaji yang didapat hasil bekerja sebagai penjaga parkir. Hal ini dilakukan para perempuan penjaga parkir demi kelangsungan hidup keluarga. Karena tempat mereka bekerja bukan merupakan perusahan formal yang bentuknya badan hukum , maka para pekerja perempuan parkir tidak mendapat tunjangan kesehatan dari orang atau bos mereka bekerja, biaya ini ditanggung oleh para perempuan penjaga parkir sendiri. Hanya kadang- kadang apabila terjadi kecelakaan kecil waktu mereka bekerja, para penanggung jawab bersedia membantu uang pengobatan dengan biaya sebagai pembantu dari pihak penanggung jawab, dan apabila para perempuan penjaga parkir perempuan mengalami kecelakan yang besar mereka biasanya sangat mendapat perhatian dari berbagai kalangan penjaga parkir baik perempuan, maupun laki- laki dan Universitas Sumatera Utara penanggung jawab juga ikut serta dalam biaya pengobatanya. Demi kesehatan para penjaga parkir yang bisa mendapat penghasilan dari para perempuan yang menjadi pekerja mereka. Hal ini juga tidak bisa lepas dari para pelaku yang melakukan kekerasan pada perempuan penjaga parkir yang bisa megakibatkan terganggunya kesehatan dan nyawa para penjaga parkir tersebut. Para perempuan penjaga parkir ini tidak mempunyai jam kerja yang tertentu . Mereka diperbolekan bekerja pada jam berapa saja, namun perempuan penjaga parkir ini jarang melakukan pekerjaan malam karena mereka masih harus melakukan pekerjaan rumah yang mana para perempuan penjaga parkir ini sekalian ibu rumah tangga rata- rata. Para perempuan tidak mau melakukan pekerjaan ini karena banyak kendala dalam malam hari yang membuat keamanan mereka tidak bisa dipastikan dalam keadaan tidak ada gangguan dari para laki- laki yang bisa menimbulkan pelecehan seksuallitas. Biasanya para perempuan hanya bekerja pada pagi hari- sore harinya . Walaupun begitu para pekerja tersebut jarang ada mau datang siang harinya, kalau tidak ada pekerjaan yang mendesak untuk diselesaikan. Menurut mereka, mereka sangat segan pada pemilik wilayah mereka bekerja apabila para pemilik datang ke lapangan. Hal ini para perempuan bisa dikatakan kurang efisien dalam mendapat bayaran yang diterima dari para pengendara yang tidak mau membayar uang parkir mereka. Dan apabila hal ini terjadi maka pemilik wilayah tersebut memberikan tegoran pada perempuan pekerja parkir. Waktu istirahat para pekerja adalah pada biasanya waktu mereka siap makan siang hari. Waktu istirahat para pekerja parkir ini biasanya mereka duduk Universitas Sumatera Utara dekat para kendaraan yang dijaga, sambil duduk dan mereka rata- rata merokok dalam istirahatnya. Para pekerja ini dalam istirahatnya tidak pernah melakukan waktu yang lama dan panjang karena lama istirahat maka rejeki akang hilang. Karena pendatang akan pergi tanpa memperdulikan penjaga parkir, namun hal ini tidak semuanya para pengunjung yang mempunyai kendaraan bermaksud berbuat begitu. Pada saat- saat tertentu yaitu pada saat jumlah pengunjung dalam memarkiran kendaran mereka, maka dari situlah banyaknya pendapatan mereka atau gaji mereka melalui harus membayar setoran pada pemilik wilayah yang bertanggung jawab atas keamanan mereka dari ganguan baik dari dalam maupun dari luar. Dalam hal penghasilan, jumlah pendapatan para penjaga parkir perempuan lebih banyak pada hari tertentu misalnya hari- hari libur daripada hari biasa.pada hari - hari tertentu tersebut, mereka bisa mendapatkan uang parkiranyang lumayan banyak sehingga mereka bisa mendapatkan bonus dari pemilik lahan. Pada umumnya para pekerja akan menerima hal ini, karena mereka bisa memperoleh tambahan dari gaji yang telah ditentukan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu R. br. Sinaga : “ kapan lagi begini biar hidup kami selalu senang dan mendapat untung yang banyak yang biasa membuat keluarga kami senang”.

3.3.3 Alokasi Pembagian Waktu