17
Feel that teachers do not give fair evaluation on students
Lack of care and guidance from teachers
III. Stress from assignments and workload
Worry about bad grades Experience pressure from nature and quality
of clinical practice Feel that one’s performance does not meet
teachers’ expectations Feel that the requirements of clinical practice
exceed one’s physical and emotional endurance
Feel that dull and inflexible clinical practice affects one’s family and social life
IV. Stress from peers and daily life
Experience competition from peers in school and clinical practice
Feel pressure from teachers who evaluate students’ performance by comparison
Feel that clinical practice affects one’s involvement in extracurricular activities
Cannot get along with other peers in the group
V. Stress from lack of professional knowledge
and skills Unfamiliar with medical history and terms
Unfamiliar with professional nursing skills Unfamiliar with patients’ diagnoses and
treatments
VI. stress from the environment Feel stressed in the hospital environment
where clinical practice take place Unfamiliar with the ward facilities
Feel stressed from the rapid change in patient’s condition
18
B. Definisi Praktik Klinik
a. Pengertian Praktik Klinik
Praktik klinik merupakan komponen penting dari sarjana program ilmu keperawatan. Praktik klinik memberikan siswa kesempatan untuk mencapai
kompetensi dalam praktek kerja yang aman dan efektif serta berguna untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan
kemampuan sesuai dengan strandar kompetensi nasional untuk perawat. Keperawatan adalah profesi yang berbasis praktik. Oleh karena itu clinical
education merupakan bagian penting dalam kurikulum sarjana keperawatan. Kualitas pendidikan perawat tergantung pada kualitas pengalaman klinis
siswa memerlukan penempatan klinis efektif untuk memungkinkan penerapan teori ke praktik Elliot, 2002 dalam Nursing Times.net, 2006
pengalaman ini adalah pusat untuk memasuki dunia kerja sebagai praktisi yang kompeten dan independen Penman, 2005; dalam Nursing Times.net,
2006.
b. Pentingnya Penempatan Klinis
Penempatan klinis memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengamati model peran, latihan, mengembangkan keterampilan dan kemampuan
pemecahan masalah, dan merefleksikan apa yang mereka lihat, dengar dan lakukan Landers, 2000; Theorell-Ekstrand dan Bjorvellm, 1995; dalam
NursingTimes.net, 2006 ketika siswa berlatih dalam lingkungan klinis adalah
19
penting bagi mahasiswa keperawatan mengintegrasikan konten teoritis yang disediakan oleh lembaga pendidikan dengan realitas praktik keperawatan
Cope et al, 2000; Dunn dan Hansford, 1997; dalam Nusring Times.net, 2006.
c. Reality Shock in Nursing Clinical Practice
Reality shock adalah pengalaman mengejutkan seorang perawat ditahun pertama ketika menyadari bahwa situasi kerja di rumah sakit yang
mereka sudah persiapkan tidak sesuai dengan ekspektasi dan ideal nya yang mereka bayangkan Meleis, 2010.
Ketakutan dan kesuilitan khusus dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja di klinis adalah hal yang umum dialami perawat baru dan menyebut
ketakutan ini sebagai reality shock karena terjadi sebagai akibat konflik
antara ekspektasi lulusan baru terhadap peran keperawatan dan kenyataan peran yang sesungguhnya Kramer, 1947 dalam Saragih, 2011. transisi dari
mahasiswa keperawatan yang kemudian menjadi perawat baru yang bertanggung jawab sepenuhnya diarea klinis merupakan masa dalam
kecemasan dan ketidakpastian bagi mereka ditahun pertamanya Palmer, 2000.
Schmalenberg Kramer 1979 dalam Saragih 2011 menyatakan bahwa ada empat 4 fase transisi peran mahasiswa menjadi staf perawatan
20
yakni fase bulan madu, yang diikuti dengan fase syok, fase pemulihan dan resolusi.
1. Fase bulan madu
terjadi pada minggu pertama perawat baru mulai bekerja. Selama perawat permula diterima tulus di lingkngan kerjanya, perawat tersebut hanya
sedikit mengalami kesulitan di fase bulan madu. Pada fase ini perawat akan menikmati suasana yang baru yaitu pertama kali mulai bekerja
setelah peralihan dari dunia pendidikan.
2. Fase shock
Fase shock terjaid kira-kira setelah memamsuki dunia pekerjaan, pada fase ini terjadi shock terhadap realita, seringkali muncul konflik personil yang
erat karena perwat menemukan banyak nilai di sekolah keperawatan tidak dihargai ditempat kerja. Konflik bathin terjadi antara harapan di dunia
pendidikan dengan kenyataan dilapanagan kerja.
3. Fase pemulihan dan resolusi
Fase ini adalah fase terakhir yang akan dilalui oleh perawat baru, dimana mereka akan berusahan menyeimbangkan dunia pendidikan dengan dunia
kerja. Pada fase ini perawat baru telah menemukan jati dirinya sebagai perawat. Perawat baru akan dapat mengatasi segala permasalahan yang