KERANGKA KERJA DAN DEFINISI OPERASIONAL

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel Parameter yang diamati Definisi operasional Alat penilaian Cara penilaian Hasil penilaian Kategorisasi KNC 1. Peresepan obat a. Ketidaklengkapan resep  Tidak lengkap secara administrasi  Tidak lengkap secara farmasetik.  Tidak lengkap secara klinis. Ketidaklengkapan resep adalah sebuah aspek- aspek yang seharusnya ada di dalam resep, tetapi tidak diisi lengkap oleh penulis resep. Sebuah resep seharusnya lengkap secara administrasi, farmasetik, dan klinis. Lengkap secara administrasi meliputi data pasien yang berupa nama, tanggal lahir, alamatnomor telepon, dan nomor rekam medik pasien dan paraf dokter. Lengkap secara farmasetik meliputi bentuk sediaan dan ketercampuran obat. Lengkap secara klinis, meliputi nama, dosis, signa, dan frekuensi pemberian obat. Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variable- variabel yang diamati. Menuliskan setiap insiden KNC yang terjadi pada tahap peresepan obat di lembar rekapitulasi KNC Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko Bila hasil persentase 0 = KNC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Ketidaktepatan nama, dosis, aturan pakai, dan bentuk sediaan obat. Nama obat, dosis, aturan pakai, dan bentuk sediaan obat tercantum di resep, akan tetapi penulisan nama obat, dosis yang tercantum, aturan pakai yang dianjurkan dan bentuk sediaan obatnya tidak tepat. Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- variabel yang diamati. Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap peresepan obat di lembar rekapitulasi KNC Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko Bila hasil persentase 0 = KNC c. Adanya duplikasi obat Penulisan rejimen obat di resep yang memiliki indikasi dan dosis yang sama. Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- variabel yang diamati. Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap peresepan obat di lembar rekapitulasi KNC Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko Bila hasil persentase 0 = KNC d. Resep atau perintah pengobatan yang tidak terbaca Segala sesuatu yang diperintahkan dan dituliskan di resep, seperti nama, dosis, rute pemberian, dan aturan pakai tidak tertulis jelas atau menggunakan Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap peresepan obat di lembar Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat Bila hasil persentase 0 = KNC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta singkatan yang tidak lazim sehingga membingungkan apoteker. variabel yang diamati. rekapitulasi KNC risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko e. Ketidaksesuaian identitas pasien di resep dan di lembar Surat Eligibilitas Peserta SEP BPJS Identitas pasien yang tercantum di resep dan di lembar SEP BPJS tidak sama. Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- variabel yang diamati. Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap peresepan obat di lembar rekapitulasi KNC Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko Bila hasil persentase 0 = KNC

2. Penyiapan

obat a. Kesalahan dalam mengambil dan meracik obat Terjadinya kesalahan dalam proses mengambil dan meracik obat, seperti melakukan teknik peracikan yang tidak benar, menyiapkan dan meracik obat di tempat yang banyak gangguan interupsi, cahaya kurang, bising, terlalu panas atau dingin. Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- variabel yang diamati. Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap penyiapan obat di lembar rekapitulasi KNC Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko Bila hasil persentase 0 = KNC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Kesalahan dalam menyimpan obat Kesalahan dalam menyimpan obat yang meliputi penyimpanan obat tanpa identitas yang jelas, susunan obat yang membingungkan, penyimpanan obat look- alike-sounds-alike LASA yang berdekatan, dan menyimpan obat kadaluwarsa. Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- variabel yang diamati. Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap penyiapan obat di lembar rekapitulasi KNC Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko Bila hasil persentase 0 = KNC c. Ketidaklengkapan dalam pemberian label atau etiket Tidak terisi lengkapnya komponen etiket dan tidak sesuai dengan perintah atau aturan pakai yang memadai. Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- variabel yang diamati. Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap penyiapan obat di lembar rekapitulasi KNC Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko Bila hasil persentase 0 = KNC d. Ketidaktersediaan obat di apotek Tidak tersedianya obat- obat yang dicover BPJS atau obat yang dibeli mandiri oleh pasien di apotek yang sesuai dengan resep dan formularium rumah sakit Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap penyiapan obat di lembar Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat Bila hasil persentase 0 = KNC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau kosongnya stok obat yang diminta oleh penulis resep. variabel yang diamati. rekapitulasi KNC risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko 3. Pemberian obat a. Tidak adanya pemberian informasi terkait obat kepada pasien. Tidak dilakukannya tindakan edukasi atau pemberian informasi terkait obat kepada pasien pada saat penyerahan obat. Informasi obat kepada pasien, sekurang- kurangnya meliputi nama, indikasi, dosis, frekuensi pemberian, cara pemakaian obat, dan instruksi tertentu misal, antibiotik harus dihabiskan. Lembar rekapitulasi KNC yang memuat semua variabel- variabel yang diamati. Menuliskan setiap insiden yang terjadi pada tahap pemberian obat di lembar rekapitulasi KNC Didapatkan hasil persentase KNC terhadap total sampel dan ditentukan derajat risikonya berdasarkan analisis matriks grading risiko Bila hasil persentase 0 = KNC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di apotek rawat inap Rumkital Dr. Mintohardjo yang beralamat di Jl. Bendungan Hilir No 17 Jakarta Pusat 10210 dan waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016.

4.2. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional yang bersifat deskriptif. Maksud dari penelitian deskriptif yaitu data yang telah didapatkan kemudian dideskripsikan secara objektif dengan memaparkan fenomena yang terjadi dengan bantuan tabel atau gambar.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh resep dan obat non-UDD Unit Dispensing Dose yang masuk di apotek rawat inap Rumkital Dr. Mintohardjo.

4.3.1. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh resep dan obat non-UDD yang masuk di apotek rawat inap Rumkital Dr. Mintohardjo pada periode April – Mei 2016. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kriteria inklusi Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh resep dan obat yang hanya diperuntukkan untuk pasien pada bulan April-Mei 2016 pada pukul 10.00-14.00 di apotek rawat inap Rumkital Dr. Mintohardjo. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah resep-resep dan obat untuk permintaan pribadi atau untuk persediaan di ruangan.

4.4. Prosedur Penelitian

Terdapat tiga tahapan penelitian yang dilakukan, yaitu tahap perencanaan, pengumpulan data, dan pengolahan data. 4.4.1. Tahap perencanaan dan persiapan Tahap perencanaan dimulai dengan penentuan masalah yang akan diteliti. Di dalam penentuan masalah, diidentifikasi faktor penyebab terjadinya KNC pelayanan kefarmasian, dalam hal ini KNC pada peresepan, penyiapan dan pemberian obat. Tahap persiapan dimulai dengan membuat dan menyerahkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian Lampiran 1 dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kepada Rumkital Dr. Mintohardjo. 4.4.2. Tahap pengumpulan data Pengumpulan data secara prospektif dilakukan dengan melakukan observasi langsung di apotek rawat inap Rumkital Dr. Mintohardjo. Proses dari masuknya resep hingga pengecekan akhir berada dalam satu ruangan yang besar Lampiran 3, sehingga peneliti hanya stay di tempat pengecekan akhir obat-obat yang telah disiapkan sebelum diserahkan ke pasien. Peneliti mengobservasi setiap resep yang masuk, memverifikasi obat-obat yang telah disiapkan pada akhir tahap penyiapan obat dan mengamati tahap pemberian obat yang dilakukan oleh petugas apotek. Peneliti juga dibantu oleh petugas apotek dalam mengamati adanya KNC di proses peresepan dan penyiapan obat. Bila terdapat insiden KNC pada kedua tahap tersebut, maka petugas apotek akan memberitahu kepada peneliti dan peneliti melaporkannya di lembar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta rekapitulasi Lampiran 2 yang telah disiapkan sebagai data yang nantinya akan diolah. Adapun rincian dari variabel-variabel penelitian tertera pada tabel 3.1 berikut. Tabel 4.1. Rincian variabel penelitian Variabel Parameter yang diamati Peresepan Obat 1. Ketidaklengkapan resep  Tidak lengkap secara administrasi data pasien yang berupa nama, tanggal lahir, alamatnomor telepon, dan nomor rekam medik pasien dan paraf dokter  Tidak lengkap secara farmasetik bentuk sediaan dan ketercampuran obat.  Tidak lengkap secara klinis nama obat, dosis, signa, dan frekuensi pemberian obat. 2. Ketidaktepatan nama, dosis, aturan pakai, dan bentuk sediaan obat 3. Adanya duplikasi obat 4. Resep atau perintah pengobatan yang tidak terbaca 5. Ketidaksesuaian identitas pasien di resep dan di lembar Surat Eligibilitas Peserta SEP BPJS Penyiapan Obat 1. Kesalahan dalam mengambil dan meracik obat  Terjadi kesalahan dalam mengambil obat  Melakukan teknik peracikan yang tidak benar  Menyiapkan dan meracik obat di tempat yang banyak gangguan interupsi, cahaya kurang, bising, terlalu panas atau dingin. 2. Kesalahan dalam menyimpan obat  Penyimpanan obat tanpa identitas yang jelas  Susunan obat yang membingungkan  Penyimpanan obat look-alike-sounds-alike LASA yang berdekatan  Menyimpan obat kadaluwarsa. 3. Ketidaklengkapan dalam pemberian label atau etiket  Menuliskan etiket secara tidak lengkap dan tidak sesuai dengan perintah atau aturan pakai yang memadai 4. Ketidaktersediaan obat di apotek  Tidak tersedianya obat-obat di apotek yang sesuai dengan resep dan formularium rumah sakit atau kosongnya stok obat yang diminta oleh penulis resep. Pemberian Obat 1. Tidak adanya pemberian informasi terkait obat kepada pasien.  Informasi obat kepada pasien, sekurang-kurangnya meliputi nama, indikasi, dosis, frekuensi pemberian, cara pemakaian obat, dan instruksi tertentu misal, antibiotik harus dihabiskan