22 makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut
cenderung naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun.
Menurut Widioatmojo 2001:45 harga saham dibedakan menjadi delapan :
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
Besarnya harga nominal menentukan arti penting saham karena biasanya deviden ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
peminjam emisi underwrtitter dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat, biasanya hal tersebut dilakukan untuk menentukan harga perdana.
c. Harga Pasar Saham
Harga pasar merupakan harga jual emisi dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu
dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut
23 dicatatkan di bursa. Transaksi ini tidak lagimelibatkan emiten dari
penjamin emisi, harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit.
Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
d. Harga Pembukaan
Setelah saham dicatatkan di bursa, saham ini akan diperdagangkan setiap hari. Jika harga pasar adalah besarnya nilai rupiah yang
disepakati oleh penjual dan pembeli saat transaksi, maka harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada
saat jam bursa dibuka.
e. Harga Penutupan
Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli dan pada saat akhir bursa.
f. Harga Tertinggi
Transaksi atas suatu saham tidak hanya terjadi sekali atau dua kali dalam satu bursa, tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga
yang sama. Bisa saja pada awal hari bursa harga satu saham mencapai harga yang tertinggi, kemudian terus menurun pada akhir bursa atau
24 sebaliknya. Harga yang paling tinggi pada satu bursa inilah yang
dimaksud dengan harga tertinggi.
g. Harga Rendah Harga ini adalah lawan dari harga tertinggi.
h. Harga rata-rata
Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah. Mengetahui ketiga harga ini harga tertinggi, harga terendah, dan
harga rata-rata cukup penting, sebab dari sini investor dapat mengetahui seberapa jauh kekuatan dan kelemahan suatu saham
dalam satu hari bursa, satu bulan bursa.
5. Return Saham
Return kembalian adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukan Ang, 1997. Husnan
1994 juga menyatakan bahwa return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Investasi harus benar-benar menyadari
bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau
kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham rnerupakan penilaian sesaat yang
dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi performance dari perusahaan, kendala-kendala eksteral, kekuatan
25 penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor
dalam menganalisis investasi saham perhari atau satu tahun bursa. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan dimasa mendatang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi,
dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
historis ini berguna sebagi dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang Ang, 1997. Konsep risk dan return
mempunyai peranan yang sangat besar dimana perilaku investor seringkali didasarkan pada konsep ini. Husnan 1998 dalam Martono
2009 mengungkapkan teori keuangan yang membahas tentang analisis investasi yang memiliki risiko tinggi, para investor mensyaratkan
tingkat return yang semakin tinggi pula. Return ekspektasi merupakan return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan di masa mendatang.
Sebagai individu yang rasional, investor akan mempertimbangkan return yang diharapkan akan diterima expected return dan besaran risiko
yang harus ditanggung sebagai konsekuensi logis dari keputusan yang telah diambil.
26
6. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan
Seorang analis keuangan dapat mengevaluasi kondisi keuangan serta kinerja dari sebuah perusahaan dengan cara
melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang sering digunakan untuk pemeriksaan tersebut
adalah rasio keuangan atau indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi angka lainnya Home dan
JM. Machowicz, 2009-:201. Kasmir 2009:104 berpendapat bahwa rasio keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Dimana perbandingan tersebut dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan antar
komponen yang ada di antara laporan keuangan. Angka yang diperbandingkan dalam rasio keuangan ini dapat berupa angka-angka
dalam satu atau beberapa periode. Kemudian hasil dari rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam
satu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Sugiono 2009:64 analisa rasio keuangan
merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-
27 unsur dalam laporan keuangan, dimana hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk matematika yang sederhana. Dari berbagai pendapat tersebut, maka jelas bahwa rasio
keuangan merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi
manfaat yang sebenarnya dari setiap rasio keuangan sangat ditentukan oleh tujuan spesifik dari analis. Rasio-rasio yang bermanfaat dapat
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi dan membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan
tersebut, yang ada pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analis risiko dari peluan perusahaan yang ditelaah.
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio adalah untuk menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan serta keuntungan perusahaan
profitability. Sedangkan manfaat dari penggunaan analisis rasio keuangan menurut Mardiyanto 2009:65 setidaknya ada 3 tiga
manfaat yang dapat dirasakan bagi 3 tiga pihak berbeda diantaranya sebagai berikut :
1 Manajer, berfungsi sebagai peralatan analisis perencanaan dan pengendalian keuangan.
2 Analis kredit perbankkan, berfungsi untuk menilai kemampuan permohonan kredit dalam membayar hutangnya.
28 3 Analis sekuritas, berfungsi untuk menilai dan prospek harga
sekuritas termasuk untuk menentukan peringkat hutang jangka panjang.
c. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Moeljadi 2006:68 menggolongkan rasio-rasio keuangan menjadi sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajuban finansialnya pada saat jatuh
tempo. Kewajiban tersebut merupakan kewajiban jangka pendek atau kewajiban jangka panjang yang sudah segera jatuh tempo.
Rasio ini terbagi atas : a. Current Ratio CR
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi hutang lancar
kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo atau segera dibayar. Sebagai pedoman umum current ratio 200 sudah
dianggap baik,
khususnya bagi
perusahaan industry.
Perhitungan current ratio CR dirumuskan sebagai berikut Sugiono, 2009:68 :
Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar
29
b. Quick ratio QR
Dalam rasio ini pos persediaan tidak dihitung, karena persediaan merupakan pos yang tidak liquid dalam aktiva
lancar. Hal ini disebabkan oleh panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas. Perhitungan quick Ratio QR dirumuskan
sebagai berikut Sugiono, 2009:69 :
Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
c. Cash Ratio CR
Rasio ini menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk melunasi seluruh hutang lancarnya tanpa harus mengubah
aktiva lancar bukan kas piutang dagang dan persediaan menjadi kas. Perhitungan Cash Ratio CR dirumuskan sebagai
berikut 2009:69 :
Cash Ratio = Kas
Hutang Lancar
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya apabila
perusahaan dilikuidasi. Rasio ini terbagi atas :
30
a. Debt Ratio DR
Rasio yang membandingkan total utang dengan total aktiva. Semakin rendah semakin baik, karena jika nilainya semakin
tinggi maka semakin besar risikonya bagi perusahaan. Perhitungan Debt Ratio DR dirumuskan sebagai berikut
Sugiono, 2009:71 :
Debt Ratio = Total Hutang
Total aktiva
b. Debt to Equity Ratio DER
Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan modal. Selain itu rasio ini dinilai penting karena member pengaruh positif dan
negative terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah
kemampuan modal sendiri dalam menjamin hutang jangka panjangnya, sehingga akan semakin berisiko bagi perusahaan
dan begitu pula jika sebaliknya. Perhitungan Debt to Equity Ratio DER dirumuskan sebagai berikut sugiono, 2009:71 :
Debt Equity Ratio = Total Hutang
Total modal