Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

(1)

ANALISIS RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur sektor Consumer Goods yang Tercatat di BEI Periode 2011-2014)

Disusun Oleh: Eldwin Muhammad

109081000179

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ANALISIS RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,

DANNET PROFIT MARGINTERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur SektorConsumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Disusun Oleh : Eldwin Muhammad NIM: 109081000179

Dibawah Bimbingan : Pembimbing

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis Tanggal 14 April 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Eldwin Muhammad

2. NIM : 109081000179

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 14 April 2016


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 20 Juni 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Eldwin Muhammad

2. NIM : 109081000179

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Eldwin Muhammad

NIM : 109081000179

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Tidak Menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan dan semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 01 Juni 2016


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Eldwin Muhammad

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Januari 1992

3. Alamat : JL. Manggis IX No. 2 RT 10 RW 05

Manggarai Selatan, Tebet Jakarta Selatan 12860

4. Telepon : (021) 8355705 / 087788865483

5. E-mail : eldwinmuhammad@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Bojong Kulur 02 Tahun 1997-2003

2. SMP Negeri 33 Jakarta Tahun 2003-2006

3. SMA Negeri 37 Jakarta Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2016 III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : IR. Hafid Mulyawan, MT. 2. Ibu : IR. Dinaryati Wahyuningtyas 3. Anak ke : 1 dari 3 Bersaudara


(7)

ANALYSIS OF RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, AND NET PROFIT MARGIN ON FIRM VALUE

Eldwin Muhammad

ABSTRACT

This study was analyze the factors of firm value in the financial statement listed on Indonesia Stock Exchange. Independent variables were assessed in this study is return on asset, current ratio, debt to equity ratio, and net profit margin, dependent variables in this study is price book value ratio. The population was publicly traded manufacturing company consumer goods sector listed on the Indonesia Stock Exchange the period 2011 to 2014. Sampling technique was done by purposive sampling. The number of populations included in this study as many as 22 companies for a total study sample was 88 financial statements. Type of regression model used in this study is multiple regression using SPSS 20. Results of this study indicated that return on asset, debt to equity ratio, and net profit margin has significant, while the independent variables were not significantly affected independent current ratio.

Keyword: Firm Value, Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin


(8)

ANALISIS RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY

RATIO, DANNET PROFIT MARGINTERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Eldwin Muhammad ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dalam laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dan net profit margin, sedangkan variabel dependennya price book value ratio. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI periode 2011 sampai 2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Jumlah perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang dijadikan sampel sebanyak 22 perusahaan sehingga total sampel penelitian adalah 88 laporan keuangan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset, debt to equity ratio, dan net profit margin berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan current ratio tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Kata Kunci: Nilai Perusahaan, Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang seperti ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia yang diberikan, nikmat sehat dan akal yang luar biasa, sehingga bisa menyelesaikan pembuatan skripsi ini. 2. Kedua orang tua, Ayahanda Hafid Mulyawan dan Ibunda Dinaryati

Wahyuningtyas yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada hentinya.

3. Untuk kedua adikku tersayang, Belinda Ayuningtyas dan Rayhan Arvianto yang selalu memberikan semangat dan membantu penulis. Love you Guys...!!! 4. Untuk seluruh keluarga besar yang selalu setia mendoakan dan mendukung

penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC. MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE. M. Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Ela Patriana, SE. MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ibu Titi Dewi Warninda, SE. M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak berkenan untuk memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih banyak, Bu.


(10)

10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen, dan civitas akademia Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

11. Seluruh teman-teman Manajeman E angkatan 2009, terutama untuk Genggong : Avila Cutaridewi, Tiara Cahya Hardianti, Nurul Fajriyanti, dan Sofi Rahayu. Terima kasih sudah membantu penulis, kontribusi kalian sangat membantu. You’re the best...!

12. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

13. Serta semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen keuangan.

Jakarta, 01 Juni 2016 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...I LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...II LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF...III LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...IV LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...V DAFTAR RIWAYAT HIDUP...VI

ABSTRACT...VII ABSTRAK...VIII KATA PENGANTAR...IX DAFTAR ISI...XI DAFTAR TABEL...XIV DAFTAR GAMBAR...XV DAFTAR LAMPIRAN...XVI

BAB I PENDAHULUAN...01

A. Latar Belakang Masalah...01

B. Perumusan Masalah...08

C. Tujuan Penelitian...09

D. Manfaat Penelitian...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...11

A. Landasan Teori...11

1. Analisa Laporan Keuangan...11

2. Rasio Keuangan... 14

3. Nilai Perusahaan... 33

B. Penelitian Terdahulu... 39

C. Kerangka Pemikiran... 48

D. Hipotesis... 49


(12)

A. Ruang Lingkup Penelitian...51

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel... 52

1. Populasi...52

2. Sampel...52

C. Metode Pengumpulan Data... 53

1. Penelitian Kepustakaan... 53

2. Data Sekunder... 54

D. Metode Analisis Data...54

1. Uji Asumsi Klasik...55

a. Uji Normalitas... 55

b. Uji Multikolinieritas...55

c. Uji Autokorelasi... 56

d. Uji Heteroskedastisitas...58

2. Metode Analisis Linier Berganda... 60

3. Pengujian Hipotesis... 61

a. Uji Parsial (Uji T)...61

b. Uji Simultan (Uji F)... 62

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)...63

E. Operasional Variabel Penelitian... 64

1. Operasional Variabel Independen Penelitian...64

2. Operasional Variabel Dependen Penelitian... 66

BAB IV PEMBAHASAN... 67

A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 67

1. Sejarah Singkat Berdirinya Bursa Efek Indonesia...67

2. Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian...67

3. Deskriptif Data...69

B. Pengujian dan Pembahasan... 70


(13)

b. Uji Multikolinieritas...73

c. Uji Autokorelasi... 74

d. Uji Heteroskedastisitas...75

2. Analisis Regresi Linier Berganda... 77

3. Pengujian Hipotesis... 78

a. Uji T (Parsial)...78

b. Uji F (Simultan)... 82

4. Koefisien Determinasi... 84

5. Interpretasi Hasil Penelitian... 85

BAB V PENUTUP...87

A. Kesimpulan... 87

B. Saran...88

DAFTAR PUSTAKA... 89


(14)

DAFTAR TABEL

NO. KETERANGAN HALAMAN

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 44

3.1 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson...58

4.1 Perusahaan Objek Penelitian...68

4.2 Statistik Deskriptif... 70

4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov... 72

4.4 Uji Multikolinieritas PBV...73

4.5 Uji Autokorelasi PBV... 74

4.6 Uji Heterokedastisitas dengan Metode Park... 76

4.7 Model Regresi... 77

4.8 Hasil Uji F...83


(15)

DAFTAR GAMBAR

NO. KETERANGAN HALAMAN

2.1 Kerangka Pemikiran...48 4.1 Grafik Normal P-plot... 71 4.2 Grafik Scatterplot...75


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran 1: Data Sampel Penelitian... 92

1. Daftar Nama Perusahaan Sampel...92

2. Return on Asset...93

3. Current Ratio...94

4. Debt to Equity Ratio... 95

5. Net Profit Margin... 96

6. Price Book Value... 97

B. Lampiran 2: Hasil Output SPSS... 98

1. Statistik Deskriptif... 98

2. Normalitas...98

3. Multikolinieritas...99

4. Autokorelasi...100

5. Heteroskedastisitas...100

6. Koefisien Determinasi...101

7. Uji Statistik T...101


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan pada industri manufaktur membuat setiap perusahaan

manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap

tercapai. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham melalui nilai perusahaan (Sartono, 2010:8).

menurut Suharli (2006) nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan

kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap

perusahaan. Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur.

Menurut Oka (2011), nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu

ekuitas perusahaan ditambah dengan nilai pasar hutang. dengan demikian,

penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat

mencerminkan nilai perusahaan.

Pada saat ini kondisi perekonomian global menjadikan persaingan

pasar yang semakin tajam yang dilakukan oleh perusahaan besar maupun

kecil. Hal tersebut merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi

perusahaan dalam menghadapi persaingan tersebut. Setiap perusahaan dituntut

untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada


(18)

unggul. Upaya tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan

karena menyangkut pemenuhan dana yang diperlukan.

Menurut Indriyo (1997:27) dana merupakan kekayaan atau aktiva

yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu berputar.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2004:49) dana dikemukakan dengan

adanya tiga konsep, yaitu: Konsep kuantitatif; berdasarkan pada kuantitas dari

dana yang tertanam dalam keseluruhan unsur-unsur aktiva lancar dimana dana

tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek,

konsep kualitatif; sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat

digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu

likuiditasnya, dan konsep fungsional; berdasarkan fungsi dari dana dalam

menghasilkan pendapatan sehingga setiap dana yang dikerjakan dalam

perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan laba.

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang

pertama laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan

kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi

biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk

di dalamnya biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi

didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.

Laba perusahaan merupakan elemen dalam penciptaan nilai


(19)

manajemen yang menggambarkan prospek perusahaan berdasarkan tingkat

profitabilitas yang terbentuk, dan secara langsung akan mempengaruhi nilai

perusahaan yang dicerminkan dari tingkat harga saham di pasaran.

Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang di

ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi

dalam Kusumadilaga, 2010). Enterprise Value (EV) atau juga dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan inikator bagi pasar menilai perusahaan secara

keseluruhan (Nurlela dan Islahuddin dalam Kusumadilaga, 2010)

menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar

oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan

merupakan cerminan dari penambahan jumlah ekuitas perusahaan dengan

hutang perusahaan.

Nilai perusahaan merupakan sebuah persepsi investor terhadap

perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang

tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan lazim

diindikasikan dengan price to book value atau nilai buku. Nilai buku yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal itu

juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan

yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Menurut Husnan (2000), nilai perusahaan merupakan harga yang


(20)

Sedangkan menurut Martin, et al (2000) menyatakan bahwa nilai perusahaan

merupakan nilai atau harga pasar yang berlaku atas saham umum perusahaan.

Harga pasar yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai

perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang

saham (Husnan, 2000). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para

pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan

tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang

tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan

namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Nilai perusahaan akan tergambar dari harga pasar dari saham yang

merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Perusahaan yang menunjukkan keberhasilan yang lebih baik

dari perusahaan lain akan mempunyai harga pasar saham yang lebih tinggi

dan dapat mengumpulkan lebih banyak modal dengan persyaratan yang lebih

lunak. Apabila modal mengalir kepada perusahaan-perusahaan yang

sahamnya terus meningkat, maka sumber-sumber ekonomi telah diarahkan

kepada pemakaian yang efisien.

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan

melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham (Brigham

dan Houston, 2009). Meningkatkan nilai perusahaan merupakan sasaran


(21)

perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin tinggi pula

kesejahteraan pemiliknya. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan

tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen

keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi

keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan

French, 1998). Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan

yang tercermin pada harga sahamnya (Susanti, 2010:16). Nilai perusahaan

merupakan cerminan dari harga pasar suatu perusahaan yang mana harga

pasar saham yang tinggi berarti saham tersebut akan diminati oleh para

investor.

Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui tata kelola

perusahaan yang baik (good corporate governance) dan pelaksanaan fungsi manajemen keuangan secara optimal, dimana satu keputusan keuangan yang

diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak

pada nilai perusahaan.

Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai

perusahaan ditentukan oleh earnings powerdari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power maka semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh suatu

perusahaan. Hal ini berdampak pada penilaian perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahendra, et al (2012) mendapati hasil


(22)

likuiditas, dan leverage tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Gusaptono (2010) bahwa profitabilitas

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Anzlina (2011) mendapati keadaan

yang bertentangan dengan hasil sebelumnya mengenai likuiditas, bahwa

likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek,

salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham

perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas

yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh

pelaku pasar. Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja

manajemen perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai

apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang

meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang

dimiliki.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014”


(23)

Penelitian ini menggunakan perusahaan consumer goods sebagai sampel penelitian. Alasan penulis menggunakan perusahaan consumer goods karena perusahaan consumer goods memiliki kedekatan yang cukup erat dengan para konsumen karena produk-produknya hampir selalu digunakan

oleh para konsumen. Persaingan yang cukup ketat antar perusahaan dalam

memasarkan produk mereka kepada konsumen juga menjadi karakteristik dari

perusahaan ini.

Kedekatan produk-produk consumer goods kepada konsumen membuat perusahaan-perusahaan consumer goods menjadi salah satu sektor industri yang sangat menjanjikan bagi investor karena produk mereka banyak

dicari dan diminati oleh konsumen sehingga perusahaan consumer goods banyak yang mengalami peningkatan profitabilitas. Oleh karena itu, penulis


(24)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka

permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh secara parsial variabel return on asset terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor

consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh secara parsial variabel current ratio terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor

consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh secara parsial variabel debt on equity ratio terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan

manufaktur sektor consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh secara parsial variabel net profit marginterhadap

nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor

consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh secara simultan variabel return on asset, current ratio, debt on equity ratio, dan net profit margin mempengaruhi nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor


(25)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis secara parsial variabel return on asset terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor

consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

2. Menganalisis secara parsial variabel current ratio terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor

consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

3. Menganalisis secara parsial variabel debt on equity ratio terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur

sektor consumer goodsyang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

4. Menganalisis secara parsial variabel net profit margin terhadap nilai

perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor

consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

5. Menganalisis pengaruh secara simultan variabel return on asset, current ratio, debt on equity ratio, dan net profit margin terhadap nilai perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor


(26)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan sebagai bahan informasi mengenai kegunaan prediktif

Return On Asset(ROA), Current Ratio(CR), Debt To Equity Ratio(DER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap nilai perusahaan di masa yang akan datang.

2. Bagi Institusi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi

ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen keuangan dan sebagai

perbandingan untuk penelitian sejenis selanjutnya. Serta dapat digunakan

sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan dan

menghindari risiko.

3. Bagi Peneliti

Sebagai media pembelajaran bagi peneliti guna memperoleh pengetahuan

yang lebih luas dan dalam, khususnya di bidang manajemen keuangan.

Serta juga digunakan sebagai tambahan pengetahuan serta menerapkan

ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan yang


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh

pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil

operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk

menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan

kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan

sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis

menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering

digunakan dan lebih sederhana.

Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Bagi pihak manajemen: Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,

kompensasi, pengembangan karier.

b. Bagi pemegang saham: Untuk mengetahui kinerja perusahaan,

pendapatan, keamanan investasi.

c. Bagi kreditor: Untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi


(28)

d. Bagi pemerintah: Pajak, persetujuan untuk go public.

e. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan

kerja.

Analisis Laporan Keuangan terdiri dari beberapa macam, yaitu sebagai

berikut:

a. Analisis Trend atau time seriesadalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode.

b. Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk

waktu yang sama.

c. Analisis Common Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya

d. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan

dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun

dasar tersebut.

Laporan Keuangan memberikan manfaat ke banyak pihak yang terbagi dalam


(29)

a. Internal :

a) Pengelola (direksi & manajemen); Laporan keuangan memberikan

informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, evaluasi

usaha yang sedang berjalan, melakukan budgeting dan kontrol

internal.

b) Karyawan; Karyawan Anda akan tertarik dengan informasi

keuangan yang terkait dengan stabilitas dan profitabilitas

perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah

perusahaan mampu memberikan balas jasa dan menyediakan

kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu yang lama.

b. Eksternal :

a) Investor/owner; Investor atau owner berkepentingan dengan informasi yang berhubungan dengan resiko yang terkait dengan

investasi modal.

b) Pemberi Pinjaman; Pihak yang memberi pinjaman berkepentingan

dengan informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan


(30)

keuangan dapat membantu mereka untuk menentukan besar plafon,

bunga dan jangka waktu yang diberikan.

c) Supplier; Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan

kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya.

Informasi tersebut akan membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang diberikan dan jangka waktunya.

d) Pelanggan; Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan

dengan kelangsungan perusahaan, terutama pelanggan yang

melakukan kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal

membutuhkan hubungan jangka panjang dan langgeng.

e) Pemerintah; Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan

perusahaan dalam membayar pajak.

2. Rasio Keuangan

Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan

perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan

(neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu

hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.


(31)

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan

kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian

perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan

penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif

maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu

dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang

telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan

kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko

dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos

dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio

keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan

tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya

memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan

pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen

perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan

analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta

penelitian-penelitian industri.

Pada dasarnya macam atau jumlah rasio itu banyak sekali yaitu sesuai


(32)

dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan atau kelompok (Munawir,

2001:68), yakni: Pertama, berdasarkan sumber data keuangan yang

merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut. Kedua, berdasarkan

tujuan dari penganalisa.

Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio

keuangan dapat digolongkan kedalam 3 golongan, yaitu:

a. Rasio-rasio neraca (Balance sheet rations), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current assets to total assets ratio, current liabilities to total asset ratiodan lain sebagainya.

b. Rasio-rasio laporan rugi laba (Income statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, gross profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya.

c. Rasio-rasio antar laporan (Inter-Statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya

berasal dari income statement, misalnya assets turnover, receivables turnoverdan lain sebagainya.


(33)

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan (BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio

keuangan yaitu sebagai berikut:

a. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan

perusahaanperuasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka

pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang

tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan

keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan

kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang

berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu

perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya

sehingga mampu memenuhi segala kewajiban financialnya yang

segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid,

dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat

likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya

yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung


(34)

lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas

berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini

memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan. Rasio Likuiditas

terdiri dari:

a) Current Ratio (Rasio Lancar) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran

yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan

suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio lancar menunjukkan sejauh mana akitva lancar

menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar

perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar

semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban

jangka pendeknya. Rasio lancar yang rendah biasanya

dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi,

sebaliknya rasio lancar yang terlalu tinggi juga kurang bagus,

karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada

akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan

(Sawir, 2009:10). Current ratio dapat dihitung dengan formula:


(35)

b) Quick Ratio(Rasio Cepat) Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar

dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan

unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering

mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika

terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid

mampu menutupi hutang lancar. Sawir (2009:10) mengatakan

bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan. Quick ratiodapat dihitung dengan formula :

c) Cash Ratio (Rasio Kas) Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar

dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang


(36)

manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan. Cash Ratiodapat dihitung dengan formula:

b. Rasio Leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus

struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan

pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham

preferen dan modal pemegang saham (Wahyono, 2002:12). Struktur

modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan

pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal

sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri

(cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau

pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain) (Riyanto,

2008:22). Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio

merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan

hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan


(37)

c. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif

perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada

padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara

tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio

aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang

layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan,

aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat

penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana

kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut

akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

Jenis-jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut:

a) Total assets turn over (Perputaran Aktiva) merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu

perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan

perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam

menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).

Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin


(38)

lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin

efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan

penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat

memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih

penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan

menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam

perusahaan. Total assets turn overdihitung sebagai berikut:

b) Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja) merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja

bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi

utang lancar. Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur

aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban

lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah)

yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja

(Sawir, 2009:16). Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode


(39)

siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008:335). Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam

perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam

keadaan usaha.periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat

kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti

makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari

masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Perputaran modal

kerja dihitung dengan rumus:

c) Fixed Assets Turn Over (Rasio Perputaran Aktiva Tetap) Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva

tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan,

dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah

penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang


(40)

berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan

menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan

pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan

terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap

namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain

seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan

dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi

rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:

d) Inventory Turn Over(ITO) menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu,

atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio

ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai

efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya

manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Ada


(41)

perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga

pasar (market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung dengan membagi

penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan

dalam kas (Sawir, 2003:15). Namun banyak lembaga penelitian

rasio keuangan yang menggunakan rasio perputaran persediaan

(at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan

angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh karena

itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu

persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rasio


(42)

e) Rata-Rata Umur Piutang; Rasio ini mengukur efisiensi

pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama

waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah

piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan

membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari.

Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365

hari. Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

f) Perputaran Piutang; Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan

mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan

kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat

dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut

yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata. Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus


(43)

d. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat

efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.

Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap

penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio

rentabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba

melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya (Syafri, 2008:304). Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah

sebagai berikut:

a) Gross profit margin (Margin Laba Kotor) merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau

biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan

untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18). Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini

menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih


(44)

sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin

kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Gross profit margindihitung dengan formula:

b) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi

Net profit marginsemakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margindihitung dengan rumus:

c) Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).


(45)

menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan

bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63). Return on Investmentdihitung dengan rumus:

d) Return on equitymerupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham

biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang

mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi

yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang

saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan

rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut

rentabilitas usaha. Return on equity dapat dihitung dengan formula:


(46)

e) Return on Asset menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik.

Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan

meraih laba.Return on assetdapat dihitung dengan formula:

ROA = Laba Bersih / Total Aktiva

f) Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan

laba (Syafri, 2008:306). Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk

setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh

karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang

saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan

earning per share.Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan. Earning per sharedihitung dengan rumus:


(47)

Menganalisis rasio keuangan mempunyai dua metode pendekatan, antara lain :

a. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach); yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara

perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada

saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan

yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada

dibawah rata-rata industri.

b. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis); yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial

perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan

membandingkan antara rasio yang dicapai saat ini dengan

rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan

mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan

terlihat pada kecenderungan (trend) dari tahun ke tahunnya, dan

dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat


(48)

Rasio keuangan juga memiliki keterbatasan-keterbatasan, yaitu :

a. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi

oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.

b. Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian apakah

suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang

sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio-rasio.

c. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan

bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin

dengan baik.

d. Dalam menganalisis setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan

perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti

bila adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang

mempunyai tingkat risiko yang hampir sama, dan adanya analisis

kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya.

e. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan

Kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru

menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata-rata industri. Oleh


(49)

3. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan

yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham

(Bringham Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai

perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran

pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan

dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari

keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Menurut

Fama (1978) dalam Untung wahyudi et.al , nilai perusahaan akan tercermin

dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk

antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar

perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset

perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator

nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya

peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan

perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga

saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun akan

meningkat. Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan


(50)

a. PER (Price Earning Ratio) PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan

yang diperoleh para pemegang saham. (Sutrisno, 2000 dalam

Mohammad Usman,2001 dalam Malla Bahagia, 2008). Faktor-faktor

yang mempengaruhi PER adalah : tingkat pertumbuhan laba, dividen

payout ratio, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.

Menurut Basuku Yusuf (2005) dalam Malla Bahagia (2008), hubungan

faktor-faktor tersebut terhadap PER dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya,

dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER

nya bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek

perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan

laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang

dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang tinggi menunjukkan

earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan

pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga


(51)

PER yang tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati

di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih

besar.

b) Semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR), semakin tinggi PER nya. DPR memiliki hubungan positif dengan PER, dimana

DPR menentukan besarnya dividen yang diterima oleh pemilik

saham dan besarnya dividen ini secara positif dapat

mempengaruhi harga saham terutama pada pasar modal

didominasi yang mempunyai strategi mangejar dividen sebagai

target utama, maka semakin tinggi dividen semakin tinggi PER.

c) Semakin tinggi required rate of return(r) semakin rendah PER, r merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi

investasi saham, atau disebut juga sebagai tingkat keuntungan

yang disyaratkan. Jika keuntungan yang diperoleh dari investasi

tersebut ternyata lebih kecil dari tingkat keuntungan yang

disyaratkan, berarti hal ini menunjukkan investasi tersebut

kurang menarik, sehingga dapat menyebabkan turunnya harga

saham tersebut dan sebaliknya. Dengan begitu r memiliki

hubungan yang negatif dengan PER, semakin tinggi tingkat

keuntungan yang diisyaratkan semakin rendah nilai PER nya.

PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang


(52)

semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh

sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

b. PBV (Price Book Value) Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah

perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999: 92). Jika PER berfokus

pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan, PBV lebih berfokus

kepada nilai ekuitas perusahaan. Price to Book Value (PBV) didefinisikan sebagai harga pasar suatu saham dibagi dengan Book Value-nya (BV). PBV juga digunakan untuk mengukur nilai suatu saham. Semakin tinggi PBV, maka semakin mahal harga sahamnya.

Price to Book Value(PBV) juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan. Perusahaan yang berjalan baik

umumnya mempunyai PBV diatas 1, yang menunjukkan nilai pasar

lebih tinggi dari nilai bukunya. Semakin tinggi PBV semakin tinggi pula

returnsaham. Semakin tinggi return saham akan menambah pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

membagikan dividen. Secara umum, P/BV adalah sebuah indikator

penting dalam investasi walaupun sebagian analis menganggap sudah

kurang relevan lagi karena berbagai alasan. Namun, bagaimanapun juga,


(53)

perbandingan nilai pasar suatu saham (stock’s market value) terhadap

nilai bukunya sendiri (perusahaan) sehingga kita dapat mengukur

tingkat harga saham apakah overvalued atau undervalued.

Perhitungannya dilakukan dengan membagi harga saham (closing price)

pada kuartal tertentu dengan nilai buku kuartal persahamnya. Beberapa

pihak menyebutnya dengan “price-equity ratio”. Semakin rendah nilai P/BV suatu saham maka saham tersebut dikategorikan undervalued,

yang mana sangat baik untuk memutuskan investasi jangka panjang.

Nilai rendah PBV ini harus disebabkan oleh turunnya harga saham,

sehingga harga saham berada di bawah nilai bukunya atau nilai

sebenarnya. Namun, rendahnya nilai P/BV ini juga dapat

mengindikasikan menurunnya kualitas dan kinerja fundamental emiten

yang bersangkutan (fundamentally wrong). Oleh karena itu, nilai P/BV harus kita bandingkan juga dengan P/BV sektor yang bersangkutan.

Apabila terlalu jauh perbedaannya dengan P/BV industrinya maka

sebaiknya perlu dianalisis lebih dalam lagi. Menariknya, P/BV ini juga

memberikan sinyal kepada investor apakah harga yang kita

bayar/investasikan kepada perusahaan tersebut terlalu tinggi atau tidak

jika diasumsikan perusahaan bangkrut tiba-tiba (bankrupt immediately). Karena jika perusahaan bangkrut, maka kewajiban utamanya membayar

utang terlebih dahulu, baru sisa aset (kalau ada) dibagikan kepada para


(54)

ekuitas dipengaruhi langsung oleh saldo laba perusahaan yang

diakumulasi dari laba/rugi pada income statement. Jadi konsep utama P/BV adalah kapitalisasi pasar dibagi oleh nilai buku.

Nilai buku dapat dengan basis seluruh perusahaan atau per sahamnya

saja. Rasio ini jelas membandingkan nilai pasar terhadap nilai

perusahaan berdasarkan laporan keuangan (financial statements). Maka

dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai P/BV suatu saham

mengindikasikan persepsi pasar yang berlebihan terhadap nilai

perusahaan dan sebaliknya jika P/BV rendah, maka diartikan sebagai

sinyal good investment opportunity dalam jangka panjang. Namun

untuk beberapa jenis perusahaan, rasio P/BV ini kurang ampuh lagi

karena adanya kesulitan mendasar bagi akuntansi tradisional untuk

perusahaan berbasis teknologi tinggi. Aset utama perusahaan jenis ini

adalah ”intellectual property” yang merupakan ”great value” yang sulit dicatatkan dalam akuntansi keuangan biasa. Sehingga book value

perusahaan jenis ini tidak merefleksikan kekayaan sebenarnya dari

perusahaan teknologi ini. Secara umum nilai P/BV ini lebih diminati


(55)

B. Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis meneliti tentang pengaruh Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, danNet Profit Margin terhadap nilai perusahaan, telah banyak peneliti-peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian tentang

pengaruh Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Net Profit Margin terhadap nilai perusahaan dengan hasil yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu tersebut:

1. Penelitian Eva Eko Hidayati (2012) dengan judul analisis pengaruh

DER, DPR, ROE, dan SIZE terhadap PBV perusahaan manufaktur yang

listing di BEI periode 2005-2007. Dengan hasil DER dan DPR

mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV,

sedangkan ROE dan size berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hadi

Sumarsono, SE. M. Si dan Elzis Hartediansyah (2012) yang mengenai

“Pengaruh Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden dan Pertumbuhan

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan”. Penelitian ini menggunakan

metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen dan pertumbuhan

perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil


(56)

dipengaruhi oleh keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan

pertumbuhan perusahaan sedangkan sisanya, yaitu 54,1% dipengaruhi

oleh faktor lain di luar model penelitian.

3. Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Batool K. Asiri dan Salwa A.

Hameed (2014) mengenai “Financial Ratio and Firm’s Value in the Bahrain Bourse”. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kinerja

keuangan (ROA) adalah variabel yang paling berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, diikuti oleh variabel leverage dan beta. Sedangakan variabel lainnya tidak berpengaruh sama sekali terhadap

nilai perusahaan.

4. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Corry

Winda Anzlina Rustam (2013) yang mengenai “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Real Estate dan Property di BEI Tahun 2006-2008”. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel current ratio, debt on equity ratio, total asset turnover, dan return on equity memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen market value of equity. Sedangkan secara parsial hanyalah variabel current ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap market value of


(57)

5. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi Retno

Wulandari (2013) yang mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Operating

Leverage, Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal

Sebagai Intervening”. Penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi berganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas

yang diproksikan oleh return on asset (ROA), memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal

sebagai variabel intervening. Operating Leverage yang diproksikan

dengan degree of operating leverage(DOL) memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai

variabel intervening, tetapi likuiditas yang diproksikan oleh current ratio (CR) tidak memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening.

Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada pengaruh profitabilitas,

operating leverage, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan melalui

struktur modal sebagai variabel intervening.

6. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Desi

Irayanti dan Altje L. Tumbel (2014) yang mengenai “Analisis Kinerja

Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Makanan dan

Minuman di BEI”. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi


(58)

maupun parsial debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin memiliki pengaruh serta memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap nilai perusahaan

pada subsektor makanan dan minuman di BEI maka manajemen

perusahaan makanan dan minuman sebaiknya memperhatikan nilai-nilai

debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin yang akan berpengaruh pada nilai perusahaan.

7. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Indah

Prisilia (2013) yang mengenai “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas,

Likuiditas dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di BEI Periode

2008-2012”. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Debt on Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Quick Ratio (QR), dan Insider Ownership (IO) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar 59,51%. Artinya, setiap perubahan

yang terjadi pada variabel independen yaitu DER, NPM, QR, dan IO

secara simultan atau bersama-sama akan berpengaruh pada nilai

perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV) pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(59)

(NPM) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan (PBV). Hasil perhitungan R Square menggunakan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa besarnya nilai DER, NPM,

QR, dan IO memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) sebesar

54,3%.

8. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kenneth

Marangu dan Ambrose Jagongo (2014) yang mengenai “Price to Book Value Ratio and Financial Statement Variables at Nairobi Securities Exchange (NSE).” Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel

return on asset, return on equity, return per share, dan dividend per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value ratio Nairobi Securities Exchange. Sedangkan variabel lainnya seperti dividend payout ratio dan growth rate tidak berpengaruh terhadap price to book value ratio Nairobi Securities Exchange.


(60)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Metode

Penelitian Hasil Penelitian 1 Eva Eko

Hidayati (2012)

Debt on Equity Ratio(DER), Dividend Payout Ratio(DPR), Return on Equity (ROE), Size

Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DER dan DPR mempunyai pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap PBV. Sedangkan variabel ROE dan Sizeberpengaruh positif signifikan terhadap PBV.

2 Hadi

Sumarsono Se, M. Si dan Elzis Hartediansyah (2012)

Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), Growth

Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan,

sedangkan DPR dan Growth berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3 Batool K. Asiri dan Salwa A. Hameed (2014)

Return on Assets (ROA), Price Earning Ratio (P/ERatio), Debt Ratio(DR), Return on Equity (ROE), Financial Leverage,

Current Ratio (CR), Inventory Turnover (ITO), Beta, Times Interest Earned Ratio (TIE Ratio),

Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan (ROA) adalah variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, diikuti oleh variabel leverage dan beta. Sedangakan variabel lainnya tidak berpengaruh sama sekali terhadap nilai perusahaan.


(61)

4 Corry Winda Anzlina Rustam (2013)

Current Ratio (CR),Debt on Equity Ratio (DER),Total Asset Turnover (TATO), dan Return on Equity (ROE)

Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel current ratio, debt on equity ratio, total asset turnover, dan return on equity memiliki pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen market value of equity. Sedangkan secara parsial hanyalah variabel current ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap market value of equity.

5 Dwi Retno Wulandari (2013)

Return on Asset (ROA), Degree of Operating

Leverage (DOL) dan Current Ratio (CR)

Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset(ROA) dan degree of operating leverage (DOL) memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening. Tetapi current ratio (CR) tidak memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada pengaruh profitabilitas, operating leverage, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai variabel intervening.

6 Desi Irayanti dan Altje L. Tumbel (2014)

Debt to Equity Ratio(DER), Earning per Share (EPS) dan Net

Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun


(62)

Profit Margin (NPM)

parsial debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin memiliki pengaruh serta memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap nilai perusahaan pada subsektor makanan dan minuman di BEI maka manajemen perusahaan makanan dan minuman sebaiknya memperhatikan nilai-nilai debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin yang akan berpengaruh pada nilai perusahaan.

7 Indah Prisilia (2013)

Debt on Equity Ratio(DER), Net Profit Margin (NPM), Quick Ratio(QR), dan Insider

Ownership(IO)

Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan semua variabel memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan oleh Price Book Value (PBV), sedangkan secara parsial hanya Net Profit Margin (NPM) yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Price Book Value (PBV). Hasil perhitungan R square menunjukkan bahwa besarnya nilai semua variabel memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan sebesar 54,3%.


(63)

8 Kenneth Marangu dan Ambrose Jagongo (2014)

Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Return per Share, Dividend per Share, Dividend Payout Ratio (DPR), dan Growth Rate Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel return on asset, return on equity, return per share, dan dividend per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value ratio Nairobi Securities Exchange. Sedangkan variabel lainnya seperti dividend payout ratio dan growth rate tidak berpengaruh terhadap price to book value ratio Nairobi Securities Exchange.


(64)

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014

Variabel Independen:

Return on Asset(ROA)

Current Ratio(CR)

Debt on Equity Ratio(DER)

Net Profit Margin (NPM)

Variabel Dependen:

Price Book Value(PBV)

Uji Analisis:

∑ Uji Asumsi Klasik

∑ Analisis Regresi Berganda


(65)

D. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2009:96) merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban

yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang

telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut :

Hipotesis 1

H0,1 :Tidak terdapat pengaruh return on asset terhadap price book value ratio.

Ha,1 :Terdapat pengaruh return on assetterhadap price book value ratio. Hipotesis 2

H0,2 :Tidak terdapat pengaruh current ratio terhadap price book value ratio.

Ha,2 :Terdapat pengaruh antara current ratio terhadap price book value ratio.

Hipotesis 3

H0,3 :Tidak terdapat pengaruh debt on equity ratio terhadap price book value ratio.

Ha,3 :Terdapat pengaruh debt on equity ratio terhadap price book value ratio.


(66)

Hipotesis 4

H0,4 :Tidak terdapat pengaruh net profit margin terhadap price book value ratio.

Ha,4 :Terdapat pengaruhnet profit marginterhadap price book value ratio. Hipotesis 5

H0,5 :Tidak terdapat pengaruh return on asset, current ratio, debt on equity ratio, dan net profit marginterhadapprice book value ratio.

Ha,5 :Terdapat pengaruh return on asset, current ratio, debt on equity ratio, dan net profit marginterhadap price book value ratio.


(67)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Jenis statistik yang digunakan adalah

statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009 : 142).

Obyek penelitian mengambil perusahaan manufaktur yang bergerak dalam

sektor consumer goods di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014. Adapun ruang lingkup penelitian ini difokuskan kepada :

1. Return on Asset(ROA) 2. Current Ratio(CR)

3. Debt To Equity Ratio(DER) 4. Net Profit Margin(NPM)


(68)

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:72).

Populasi bukan hanya orang tetapi obyek dan benda-benda alam lain yang

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek dan obyek yang

diteliti itu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur

yang termasuk dalam sektor consumer goods yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2014.

2. Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian

(Suharyadi dan Purwanto, 2008:7). Apa yang dipelajari dari sampel haruslah

memberikan gambaran pada populasi dari sampel tersebut, maka diperlukan

teknik pengambilan sampel yang representatif sehingga sampel yang diambil

dapat mewakili keberadaan dari populasinya.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode

purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian


(69)

maksud dan target tertentu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam

penelitian ini. Kriteria-kriteria yang ditetapkan peneliti dalam pengambilan

sampel ini meliputi :

a. Perusahaan manufaktur yang tergabung dalam sektor consumer goods selama periode penelitian.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara berkala

selama periode penelitian.

c. Perusahaan yang menerbitkan data-data keuangan tentang variabel

penelitian secara lengkap.

d. Perusahaan consumer goods yang tidak mengalami rugi selama periode penelitian serta periode pelaporan keuangan didasarkan tahun buku yang

berakhir pada 31 Desember.

C. Metode Pengumpulan Data

Agar memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan data dan

informasi yang mendukung penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dan data sekunder (internet research).

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara

mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca dan


(70)

keterangan-keterangan dari sumber lain yang mempunyai hubungan dengan permasalahan

yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder (Internet Research)

Sebagai data tambahan yang penulis tidak bisa temukan dari sumber-sumber

yang telah disebutkan, maka penulis mengambil data dari internet untuk

melengkapi data yang sudah ada. Bentuk data berupa data berkala (time series) yakni data yang disusun berdasarkan urutan waktu atau data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa

mingguan, bulanan, tahunan dan sebagaianya (Hasan, 2001 : 104).

D. Metode Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, peneliti dapat

memilih metode, strategi, pendekatan, dan penelitian yang sesuai. Terdapat dua

pertimbangan dalam memilih metode penelitian. Pertama, pertimbangan ideal, yaitu

tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsistensi yang dikehendaki. Kedua,

pertimbangan praktis, yaitu tersedianya dana, waktu dan kemudahan lainnya

(Sugiyono,2009:25). Untuk melakukan analisis data, penelitian ini menggunakan alat

bantu perangkat lunak Statistic Package for the Social Sciences atau disebut juga dengan Statistical Product and Service Solutions(SPSS) versi 20.


(71)

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel-variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal

seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal / tidak yaitu dengan analisis grafik

dan uji statistik. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik (Ghozali, 2005: 147) uji normalitas salah satunya dengan

menggunakan uji kolmogorov-Smirnov.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variable bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Akibat bagi

model regresi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa

kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan

bertambahnya variable independent, tingkat signifikansi yang digunakan

untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar dan probabilitas


(1)

97

No

Emiten

2011

2012

2013

2014

1

ADES

4.74

5.42

4.46

2.80

2

AISA

0.79

1.55

1.78

2.05

3

CEKA

0.70

0.83

0.65

0.87

4

DLTA

3.12

6.83

8.99

9.33

5

DVLA

1.77

2.25

2.69

1.97

6

GGRM

4.86

4.07

2.75

3.66

7

HMSP

16.76

19.73

19.32

27.35

8

INDF

1.28

1.50

1.51

1.45

9

KAEF

1.51

2.86

2.02

4.75

10

KDSI

0.36

0.63

0.40

0.39

11

KICI

0.39

0.56

0.50

0.46

12

KLBF

5.30

7.30

6.89

9.30

13

MERK

6.01

8.17

8.27

6.97

14

MLBI

14.26

47.27

25.60

48.67

15

MYOR

4.51

5.00

5.90

4.74

16

SKLT

0.79

0.96

0.89

1.36

17

SQBB

0.28

0.29

0,31

0,27

18

STTP

1.84

2.37

2.93

4.80

19

TCID

1.52

2.02

2.02

2.80

20

TSPC

3.77

5.00

3.79

3.15

21

ULTJ

2.22

2.29

6.45

4.91


(2)

LAMPIRAN 2

HASIL OUTPUT SPSS

1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 88 .00 .72 .1650 .14483

CR 88 .51 11.74 2.8222 1.99039

DER 88 .11 3.03 .7975 .55747

NPM 88 .00 .35 .1186 .09024

PBV 88 .27 48.67 7.0974 11.41350

Valid N (listwise) 88


(3)

99

Unstandardized Residual

N 88

Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 5.15093651

Most Extreme Differences

Absolute .123

Positive .123

Negative -.070

Kolmogorov-Smirnov Z 1.150

Asymp. Sig. (2-tailed) .142

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

3. Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1

(Constant)

ROA .393 2.547

CR .556 1.798

DER .556 1.797

NPM .394 2.540


(4)

4. Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual Test Valuea .27813 Cases < Test Value 44 Cases >= Test Value 44

Total Cases 88

Number of Runs 34

Z 2.359

Asymp. Sig. (2-tailed) .179 a. Median


(5)

101

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.903 .851 3.413 .152

ROA_X1 1.045 .296 .744 3.527 .193

CR_X2 .338 .385 .178 .878 .382

DER_X3 .449 .348 .261 1.290 .201

NPM_X4 -.649 .310 -.439 -2.093 .213

a. Dependent Variable: LNRES_1

6. Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .892a .796 .787 5.27360

a. Predictors: (Constant), NPM, DER, CR, ROA b. Dependent Variable: PBV

7. Uji Statistik T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -8.101 2.026 -3.999 .000

ROA 67.322 6.230 .854 10.807 .000

CR .176 .381 .031 .462 .645

DER 9.455 1.360 .462 6.955 .000

NPM -33.283 9.986 -.263 -3.333 .001


(6)

8. Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 9025.021 4 2256.255 81.129 .000b

Residual 2308.297 83 27.811

Total 11333.318 87

a. Dependent Variable: PBV


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Analisis Hubungan Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan Return on Asset pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

2 118 56

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 44 84

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Prediksi Kebangkrutan pada Sektor Property and Real Estate yang terdaftar di BEI: Menggunakan Discriminant Analysis, dan Regreasi Logistik Priode 2007-2010

3 22 148

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84