terdeteksi. Selanjutnya nilai E1 pada integrasi 0,20 m dan 0,40 m akan dibandingkan untuk mendapatkan informasi kondisi substrat yang terintegrasi.
3.5.2. Analisis Sedimen
Analisis sedimen untuk mengetahui besar butiran fraksi sedimen diklasifikasikan dengan menggunakan metode ayakan bertingkat Lampiran 6
dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Sedimen yang diambil dari lapangan diambil 50 gram berat basah sedimen dan diletakkan diatas cawan yang sebelumnya telah ditimbang.
2. Sedimen tersebut ditimbang sebanyak dua kali dalam dua cawan yang
berbeda, dimana sedimen pada cawan pertama akan disaring dengan saringan bertingkat yang kemudian hasil dari setiap saringan di keringkan
dalam oven. Sedangkan sedimen pada cawan yang lainnya langsung dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan. Jadi setiap stasiun
pengamatan mempunyai dua sampel sedimen. 3.
Berat basah total adalah berat cawan ditambah dengan berat basah sedimen. 4.
Saringan bertingkat yang digunakan terdiri dari tujuh saringan dengan ukuran 1mm; 0,80mm; 0,50mm; 0,25mm; 0,15mm; 0,075mm; dan
0,053µm. 5.
Setelah sedimen pada cawan pertama disaring, maka hasil dari setiap fraksi saringan diletakkan di atas cawan yang telah dilapisi dengan kertas saring
yang berukuran 11,5cm x 11,5cm dan berat kertas saring sebesar 0,7696 gr. 6.
Sedimen yang telah disaring maupun yang tidak disaring kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan. Suhu yang digunakan
sebesar 100°C. Sedimen dikeringkan di dalam oven selama ±24 jam.
7. Sedimen yang telah dikeringkan kemudian ditimbang lagi untuk mengetahui
berat keringnya. Berat kering butir fraksi sedimen hasil saringan yang selanjutnya digunakan untuk dianalisis jenis substratnya.
Ukuran butiran ditentukan dari besarnya pori ayakan, dimana dalam pengukuran ini dibagi menjadi sepuluh fraksi. Kesepuluh fraksi butiran tersebut
disajikan pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Ukuran butiran dan fraksi sedimen dalam pengukuran sifat fisik
sedimen Fraksi Sedimen
Ukuran Butiran mm Kerakal
8-16 Kerikil
4-8 2-4
Pasir 1-2
0,5-1 0,25-0,5
0,125-0,25 0,065-0,125
Lanau 0,004-0,063
Lempung 0.004
3.5.3. Analisis Batimetri
Profil batimetri yang dihasilkan dari penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data lintang, bujur, dan kedalaman yang dimiliki setiap file sepanjang lintasan
penelitian. Berdasarkan data-data tersebut dapat dianalisis dan dideskripsikan mengenai profil batimetri sepanjang lintasan penelitian.
3.5.4. Analisis Statistika