galian timah Kolong Ijo di Kota Pangkalpinang Qomariah 2004. Saat ini kolong tersebut sudah ditimbun dan hanya sedikit tersisa serta telah terkena limbah dari
masyarakat sehingga tidak ditemukan lagi nyamuk Anopheles.
2.2. Kasus Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi akut maupun kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk
aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles
betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal yang artinya buruk dan area yang berarti udara atau udara buruk karena dahulu
banyak terdapat di daerah rawa–rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik,
demam pantai, demam charges, demam kura, dan paludisme Prabowo 2004. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium
vivax , Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia
melalui vektor nyamuk Anopheles spp., melalui transfusi darah dan jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya Harijanto 2000.
2.3. Vektor Malaria
Nyamuk di seluruh dunia diketahui sekitar 3453 spesies, 400 spesies diantara jumlah itu adalah Anopheles Gambar 1. Sebanyak 80 spesies
Anopheles ada di Indonesia, dan 18 spesies dipastikan sebagai vektor malaria
yang tersebar di banyak pulau. Di antara 18 spesies itu, terdapat 7 spesies yang diketahui paling efisien sebagai vektor malaria yaitu: An. sundaicus, An. aconitus,
An. barbirostris, An. sinensis, An. farauti, An. subpictus, dan An. balabacensis
O’Connor dan Soepanto 1981.
Gambar 1 Nyamuk Anopheles Sumber : CDC 2010
Nyamuk dapat menjadi vektor jika memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain; umur nyamuk, kepadatan, ada kontak dengan manusia, terdapat
parasit, dan sumber penularan. Nyamuk yang menjadi vektor di Jawa dan Bali antara lain An. sundaicus, An. aconitus, An. balabancencis, dan An. maculatus.
An. sundaicus dan An. subpictus banyak terdapat di daerah pantai, sedangkan An.
balabancencis dan An. maculatus ditemukan di daerah pegunungan. Tempat
perindukan An. aconitus, An. barbirostris, An. tessellatus, An. nigerimus, dan An. sinensis
di Jawa dan Sumatera adalah sawah, terkadang dapat ditemukan juga di genangan-genangan air yang ada disekitar persawahan Dinkes 2007.
An. balabancencis dan An. letifer di Kalimantan dinyatakan sebagai vektor
malaria. An. farauti, An. punctulatus, An. bancrofti, An. karwari, dan An. koliensis merupakan nyamuk yang terdapat di Irian Jaya. Spesies nyamuk Anopheles yang
banyak ditemukan di NTT adalah An. sundaicus, An. subpictus, dan An. barbirostris
. Adapun di Sumatera spesies nyamuk Anopheles yang sudah dinyatakan sebagai vektor adalah An. sundaicus, An. maculatus, An. nigerimus,
An. sinensis, An. tessellatus, dan An. letifer Dinkes 2007.
Keanekaragaman spesies Anopheles di Asia Tenggara dalam lingkungan domestik sangat tinggi. Spesies nyamuk Anopheles yang dianggap sebagai vektor
utama malaria berbeda setiap daerah. Namun demikian status vektor sangat bervariasi. Pada daerah dengan kasus malaria rendah sering sekali sulit untuk
mengidentifikasi spesies Anopheles sebagai vektor. Oleh sebab itu perilaku spesies Anopheles vektor yang berbeda-beda sangat menentukan status mereka.
Hal ini menjadi bagian penting untuk mengevaluasi kelayakan vektor kontrol Trung 2005; CDC 2008.
2.4. Bioekologi Nyamuk Anopheles