Kejadian Penyakit Malaria Karakteristik Habitat Potensial Larva Nyamuk Anopheles dan Hubungannya dengan Kejadian Malaria di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung

Gambar 7 Tanaman air pada habitat kolong larva di Desa Kacangpedang, Kecamatan Gerunggang Tanaman air ditemukan pada semua habitat perkembangbiakan larva Anopheles spp. yang diperiksa. Jenis tanaman air yang ditemukan yaitu rumput, alga, tumbuhan paku, enceng gondok dan talas Gambar 7. Tanaman air dapat mempengaruhi keberadaan larva Anopheles spp. pada suatu tempat. Larva Anopheles menggunakan tanaman sebagai tempat berlindung dari predator. Beberapa nyamuk Anopheles menyukai habitat air yang ada tanaman air. Larva Anopheles spp. hidup mengambang di permukaan air. Larva ini memerlukan tanaman air atau benda lain yang digunakan untuk menempel atau berlindung sehingga bisa ditemukan di pinggir maupun di tengah perairan. Namun demikian pada umumnya larva Anopheles lebih banyak ditemukan di pinggir. Selain itu keberadaan tanaman air juga dapat menyediakan makanan bagi larva Anopheles berupa mikroflora dan mikrofauna yang berkumpul di sekitar tanaman.

4.4. Kejadian Penyakit Malaria

Pengukuran angka kesakitan menggunakan annual parasite incidence API dan annual malariae incidence AMI. API adalah jumlah penderita positif malaria per 1000 penduduk berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis laboratorium, sedangkan AMI adalah jumlah penderita malaria klinis per 1000 penduduk berdasarkan gejala klinis. Namun saat ini yang digunakan untuk pengukuran angka kesakitan malaria adalah API karena tingkat akurasinya tinggi terhadap infeksi plasmodium. Pada tahun 2008 nilai API Kecamatan Bukit Intan adalah 14.36 per 1000 penduduk dengan 590 kasus positif malaria. Nilai API ini mengalami penurunan sampai tahun 2011 hingga 1.77 per 1000 penduduk dengan 72 kasus positif malaria. Adapun di Kecamatan Gerunggang nilai API tahun 2008 adalah 16.12 per 1000 penduduk dengan 373 kasus positif malaria. NIlai API di Kecamatan Gerunggang juga mengalami penurunan hingga tahun 2011 menjadi 0.78 per 1000 penduduk dengan 30 kasus positif malaria Tabel 3. Pada tahun 2008, Kecamatan Gabek memiliki nilai API 0.7 per 1000 penduduk dengan 7 kasus positif malaria. Namun di tahun 2009 nilai API mengalami peningkatan menjadi 4.3 per 1000 penduduk dengan 44 kasus positif dan mengalami penurunan hingga tahun 2011 menjadi 1.83 per 1000 penduduk dengan 23 kasus positif malaria. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perilaku masyarakat di Kecamatan Gabek yang sering beraktifitas pada malam hari dibandingkan dengan kecamatan Bukit Intan dan Kecamatan Gerunggang sehingga intensitas kontak dengan nyamuk vektor lebih tinggi. Secara keseluruhan kecamatan Bukit Intan memiliki rata-rata nilai API yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan kecamatan tersebut memiliki jumlah kolong terbanyak dibandingkan dengan Kecamatan Gerunggang dan Gabek sehingga banyak habitat potensial yang dapat dijadikan tempat perkembangbiakan larva Anopheles. Selain itu, banyaknya masyarakat yang beraktifitas di kolong memungkinkan meningkatnya potensi penularan penyakit malaria. Namun pada pemeriksaan kolong di Kecamatan Bukit Intan tidak ditemukan larva, karena kemungkinan pada titik yang dilakukan penyidukan larva tidak tepat, sehingga tidak ditemukan larva Anopheles . Selain itu, larva Anopheles kemungkinan hidup di kolong-kolong yang tidak terjangkau untuk diamati. Nilai API dari ketiga kecamatan tersebut dapat mempengaruhi nilai API di Kota Pangkalpinang, yaitu terlihat pada tahun 2008 jumlah kasus positif malaria adalah 1672 kasus dengan nilai API 10.6 per 1000 penduduk. Hal senada juga terjadi pada tahun 2009 hingga 2011, yaitu penurunan nilai API menjadi 1.02 per 1000 penduduk dengan jumlah 179 kasus positif di Kota Pangkalpinang Tabel 4. Tabel 3 Nilai Angka Kesakitan Malaria di tiga Kecamatan Kota Pangkalpinang dari tahun 2008-2011 Kecamatan 2008 2009 2010 2011 Bukit Intan Σ Penduduk 41.082 44.548 35.037 40.598 Σ kasus positif 590 287 75 72 API per 1000 penduduk 14.36 6.44 2.14 1.77 Gerunggang Σ Penduduk 23.139 32.400 31.831 38.286 Σ kasus positif 373 291 55 30 API per 1000 penduduk 16.12 8.98 1.73 0.78 Gabek Σ Penduduk 10.263 10.263 13.344 12.552 Σ kasus positif 7 44 14 23 API per 1000 penduduk 0.7 4.3 1.0 1.83 Tabel 4 Nilai API, Curah Hujan dan Indeks Curah Hujan ICH di Kota Pangkalpinang Pada tahun 2009-2010 terjadi peningkatan curah hujan dan ICH, tetapi terjadi penurunan nilai API dari 6.9 ke 1.5 per 1000 penduduk. Pada Gambar 8- 11 terlihat bahwa curah hujan tidak berpengaruh terhadap nilai API P 0.05. Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan aliran air yang mengakibatkan hanyutnya larva-larva nyamuk yang ada sehingga mempengaruhi perkembangbiakan larva Anopheles yang berdampak turunnya nulai API. Namun hujan yang diselingi panas akan memperbesar kemungkinan berkembangbiaknya nyamuk Anopheles. Tahun API ‰ Curah Hujan mmtahun ICH mm 2008 10.6 177.1 116 2009 6.9 155.73 102.08 2010 1.5 287.025 203.62 2011 1.02 241.56 I54.85 Gambar 8 Hubungan Nilai API dengan Indeks Curah Hujan tahun 2008 Gambar 9 Hubungan Nilai API dengan Indeks Curah Hujan tahun 2009 Gambar 10 Hubungan Nilai API dengan Indeks Curah Hujan tahun 2010 JAN FEB MARAPR MEI JUN JUL AGSSEPTOKT NOV DES ICH 27 54 16 17 46 51 29 50 64 62 23 18 API 1. 0. 0. 0. 0. 1 0. 0. 1. 0. 0. 0. 50 100 150 200 250 300 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 API per 1000 penduduk Indeks Curah Hujan mm JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES ICH 185 28. 287 38. 169 60. 65. 17. 1.9 39. 148 186 API 0.7 0.8 0.7 0.7 0.5 0.6 0.7 0.5 0.3 0.3 0.2 0.3 50 100 150 200 250 300 350 0.2 0.4 0.6 0.8 1 API per 1000 penduduk Indeks Curah Hujan JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES ICH 227 206 320 219 84. 135 95. 306 156 176 255 265 API 0.2 0.1 0.2 0.0 0.0 0.1 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1 0.0 50 100 150 200 250 300 350 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 API per 1000 penduduk Indeks Curah Hujan mm Gambar 11 Hubungan Nilai API dengan Indeks Curah Hujan tahun 2011 Musim kemarau yang berkepanjangan dapat menurunkan jumlah tempat perindukan dan menurunkan insidensi kejadian malaria. Larva nyamuk sangat rentan terhadap kelembaban udara, suhu udara yang menyimpang dan curah hujan yang berlebihan Hadi dan Koesharto 2006. Kondisi cuaca yang tidak menentu dapat memberikan keuntungan dan kerugian bagi keberlangsungan hidup larva Anopheles . Perubahan suhu, kelembaban dan curah hujan mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur sehingga populasi vektor bertambah Cook 1996; Zell 2004; Preston et al. 2006. JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES ICH 220 177 184 273 255 136 29. 7.0 10. 195 223 155 API 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1 50 100 150 200 250 300 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 API per 1000 penduduk Indeks Curah Hujan mm BAB 5 PENUTUP

5.1. Simpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengendalian Vektor Nyamuk Anopheles spp dan Kondisi Lingkungan Rumah oleh Kepala Keluarga terhadap Kejadian Malaria di Kota Sabang Tahun 2011.

4 92 101

Karakteristik Habitat Larva Anopheles maculatus & Anopheles balabacencis Di daerah Endemik Malaria Kecamatan Kokap Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta

0 7 12

Studi Karakteristik Habitat Larva Nyamuk Anopheles maculatus Theobald dan Anopheles balabacensis Baisas serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Populasi Larva di Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, DIY

0 9 172

Model Peningkatan Stok Cumi Cumi (Photololigo Chinensis) Di Perairan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5 59 150

Karakteristik Habitat Larva Anopheles sundaicus dan Kaitannya dengan Malaria di Lokasi Wisata Desa Senggigi Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat

0 4 70

Studi Karakteristik Habitat Larva Nyamuk Anopheles maculatus Theobald dan Anopheles balabacensis Baisas serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Populasi Larva di Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, DI

0 6 81

Keanekaragaman Jenis Vektor Malaria (Anopheles Spp.) Dan Karakteristik Habitat Larva Di Desa Tunggulo Kabupaten Gorontalo

2 25 75

Karakteristik Habitat Larva Anopheles sundaicus dan Kaitannya dengan Malaria di Lokasi Wisata Desa Senggigi Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat

0 4 60

Hubungan Iklim, Kepadatan Nyamuk Anopheles dan Kejadian Penyakit Malaria

0 0 12

Karakteristik Habitat Larva Anopheles spp. di Desa Sungai Nyamuk, Daerah Endemik Malaria di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara

0 0 8