yang dikemukakan adalah pengaruh positif dari terak baja terhadap beberapa sifat kimia tanah.
Terak baja dalam pertanian digunkan antara lain: 1 untuk menetralkan kemasaman tanah serta menambah unsur Ca dan Mg, 2 menurunkan unsur Mn
dalam tanah, 3 meningkatkan unsur fosfor dalam tanah, 4 sebagai sumber silikat Barber, 1967 dalam Rahim, 1995.
Beberapa peneliti menduga pengaruh terak baja terhadap sifat kimia tanah berasal dari silikat yang terkandung di dalam terak baja dengan demikian
terak baja dipandang sebagai sumber Si. Peneliti lain juga menganggap bahwa terak baja sebagai bahan masukan yang dapat memperbaiki ketersedian hara atau
sebagai bahan yang mempunyai pengaruh mirip dengan kapur, disebabkan kandungan Ca dari terak baja yang cukup tinggi Mohammadi dan Sedaghat,
2007. Goto 1987 dalam Suwarno dan Goto 1999, melalui penelitian
menemukan bahwa converter adalah bahan yang baik untuk pengapuran. Bahan kapur yang terkandung dalam terak baja memungkinkan terjadinya kenaikan pH,
menurunkan konsentrasi Al, Fe dan Mn dan menaikkan kandungan Ca dalam tanah. Jumlah silikat dalam tanah akan memperbaiki jumlah fosfor tersedia pada
tanah yang mempunyai ketersedian fosfor rendah. Peranan silikat tersebut bukan dikarenakan adanya penggantian peranan fosfor dalam tanaman oleh silikat, tetapi
karena silikat dalam tanah mampu mengadakan pertukaran anion dengan fosfor dalam keadaan terjerap Okuda dan Takhashi, 1964 dalam Rahim, 1995.
Terak baja tidak hanya dapat meningkatkan ketersedian hara dalam tanah, tetapi juga dapat meningkatkan ketersedian dan penyerapan hara oleh
tanaman. Keadaan tersebut bukan hanya gejala penyerapan hara, tetapi diduga mempunyai hubungan dengan proses metabolisme unsur tersebut dalam jaringan
tanaman, karena silikat diduga dapat membantu proses translokasi hara dalam tanaman Soepardi, 1983.
2.1.3. Logam Berat dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3
Unsur logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih dari 5 grcm
3
Fardiaz, 1992 dalam Sudarmadji et al., 2006. Bahan Berbahaya dan
Beracun B3 adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan danatau
merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain Pasal 1 17 UU No. 23 1997 Sudarmadji et al., 2006. Pemasok
logam berat ke dalam tanah pertanian antara lain bahan agrokimia pupuk dan pestisida, asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, buangan limbah rumah
tangga, industri, dan pertambangan. Organisme pertama yang terpengaruh akibat penambahan logam berat ke
dalam tanah adalah organisme dan tanaman yang tumbuh ditanah. Dalam ekosistem alam terdapat interaksi antar organisme baik interaksi positif maupun
negatif yang menggambarkan bentuk transfer energi antar populasi dalam komunitas tersebut. Dengan demikian pengaruh logam berat tersebut pada
akhirnya akan sampai pada hirarki rantai makanan tertinggi yaitu manusia. Logam-logam berat diketahui dapat terakumulasi di dalam tubuh suatu organisme
dan tetap tinggal dalam tubuh untuk jangka waktu yang lama sebagai racun Saeni, 1995.
Secara umum, logam berat untuk pertumbuhan dan perkembangan tum- buhan dibagi menjadi dua yaitu: logam berat esensial dan non esensial. Unsur
tembaga Cu dan seng Zn merupakan logam berat yang termasuk esensial, sedangkan timbal Pb merupakan logam berat non esensial bagi tumbuhan Baker
dan Walker, 1990 dalam Hamza dan Setiawan, 2010. Unsur tembaga Cu sangat berguna untuk pertumbuhan jaringan tumbuhan terutama jaringan daun dimana
terdapat proses fotosintesis Kamaruzzaman et al., 2008 dalam Hamza dan Setiawan, 2010. Selain itu, unsur Cu juga mempunyai fungsi sebagai salah satu
unsur hara mikro yang diperlukan di dalam mitokondria dan kloroplas, proses sintesis dan metabolisme karbohidrat dan protein serta sebagai dinding sel lignin
Verkleij dan Schat, 1990 dalam Hamza dan Setiawan, 2010. Unsur seng Zn sangat berguna dalam sistem enzim, enzim aktivator dalam proses respirasi dan
hormon pertumbuhan. Unsur timbal Pb merupakan logam yang sangat rendah daya larutnya, dan mempunyai daya translokasi yang rendah mulai dari akar
sampai organ tumbuhan lainnya, selain itu Pb juga memiliki toksisitas yang tinggi
dan menyebabkan racun bagi beberapa spesies Wozny dan Kzreslowka, 1993 dalam Hamza dan Setiawan, 2010.
Darmono 1995 dalam Suendarti 2004 mengemukakan ada dua hal yang menyebabkan logam berat termasuk sebagai pencemar yang berbahaya,
yaitu: a tidak dihancurkan oleh mikroba yang hidup di lingkungannya, dan b terakumulasi ke dalam komponen-komponen lingkungan. Secara alami Pb
ditemukan di udara dan tanah. Logam berat Pb yang dikonsumsi manusia dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal, gangguan terhadap sistem syaraf dan
gangguan terhadap sistem reproduksi. Gangguan pada sistem reproduksi dapat berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin Sudarmadji et al., 2006.
2.2. Tanah Sulfat Masam