rentan terhadap kemungkinan perubahan dan anomali iklim. Kedua gejala alam ini
bersifat global dan sangat besar pengaruhnya terhadap pola unsur-unsur iklim, seperti
jumlah dan pola curah hujan, presipitasi lainnya, serta suhu udara dan lain-lain.
Perubahan iklim yang terjadi secara global secara jelas dapat dirasakan dalam beberapa
tahun
terakhir seperti
peningkatan temperatur udara, peningkatan ketinggian
permukaan air laut dan perubahan pola hujan yang menyebabkan terjadinya kekeringan
dan kebanjiran secara ekstrim Mirza 2003.
Peningkatan intensitas kejadian banjir sebagai efek perubahan iklim global dapat
menjadi ancaman
serius terhadap
keberlanjutan produksi beras nasional. Banjir yang terjadi pada saat musim tanam
padi akan menyebabkan penurunan produksi padi. Berdasarkan hasil simulasi, apabila
terjadi perubahan iklim diperkirakan pada tahun 2030 untuk kondisi normal, rata-rata
hasil tanaman padi akan lebih rendah dari rata-rata hasil padi saat ini, terjadi
penurunan masing-masing sekitar 20 hingga 30 Amien et al. 1999.
2.3 Pengaruh Banjir Terhadap Produksi
Padi
Banjir adalah peristiwa meluapnya air yang
menggenangi permukaan
tanah, dengan ketinggian melebihi batas normal.
Banjir umumnya terjadi pada saat aliran air melebihi volume air yang dapat ditampung
dalam sungai, danau, rawa, drainase, tanggul, maupun saluran air lainnya pada
selang waktu tertentu Rahayu 2009.
Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan
besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Hal ini terjadi karena air
hujan tidak dapat merembes ke bumi melainkan mengalir menjadi air permukaan.
Penyebab banjir antara lain adalah curah hujan yang tinggi, penutupan hutan dan
lahan yang tidak memadai serta perlakuan atas lahan yang salah Abidin et al. 2004.
Menurut Gusti dan Padjung 2003, kedalaman banjir dikategorikan menjadi 3
yaitu banjir ringan, banjir sedang dan banjir berat. Banjir ringan adalah banjir dengan
kedalaman 0,85 m dengan waktu genangan 21,7 jam, yang dikategorikan sebagai banjir
sedang, kedalamannya 1,16 m dengan waktu genangan 34,9 jam, dan yang termasuk
kategori banjir berat, kedalamannya 1,89 m dengan waktu genangan 42 jam.
Banjir dengan
kategori ringan
menyebabkan bibit yang dipindah-tanam pertama
first transplanted
seedlings mengalami
kerusakan sebesar
20,6, sedangkan banjir dengan kategori berat
dapat merusak sampai 60. Hal tersebut lebih menjelaskan bahwa tanaman padi
rentan terhadap
banjir pada
periode pertumbuhan awal, khususnya pada saat
baru dipindahtanamkan Gusti dan Padjung 2003.
Tanaman padi meskipun secara alami merupakan tanaman semi-akuatik yang
dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan berair, namun terjadinya rendaman terhadap
seluruh bagian tanaman dalam jangka panjang dapat merusak jaringan tanaman
padi akibat terganggunya proses fisiologis tanaman hingga menyebabkan kematian Ito
et al. 1999. Semakin lama tanaman padi dalam kondisi terendam, presentase tanaman
yang tumbuh akan semakin kecil. Menurut Gomosta, Hossain dan Haque 1981,
tanaman padi air dalam deepwater rice tidak mampu menghasilkan anakan atau
tidak mampu tumbuh kembali setelah direndam pada kedalaman air 70 cm selama
5 hari.
2.4 Usahatani