Pulau Bunaken Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Tabel 4. Aktivitas Wisata Bahari menurut Zonasi di Pulau Bunaken ZONASI LUAS FUNGSI AKTIVITAS FASILITAS Inti 1391,05 ha Perlindungan dan Pelestarian Penelitian Vegetasi Alami terbatas Non Intensif Disesuaikan - Pendidikan - Rekreasi - Studi - Rekreasi Alam Vegetasi alami, Pos jaga, dan jalur rekreasi Semi- Intensif Disesuaikan - Rekreasi pantai - Rekreasi Laut - Viewing - Bird watching - Fotografi foto hunting - Berjemur - Interpretasi - Jalan-jalan - Duduk- duduk - Snorkling - Katamaran berperahu - Menyelam - Fotografi bawah laut - Whale watching - Jalur rekreasi, Gardu Inti, gardu Foto, tempat berjemur dan shelter - Perahu, lokasi menyelam dan snorkling yang dilengkapi jangkar buoy Intensif Disesuaikan - Penerimaan - Pelayanan - Rekreasi Pantai - Pemberian brosure - Penarikan retribusi - Tempat parkir - Informasi dan Komunikasi - Kesehatan - Penginapan dan MCK - Ibadah - Makan Minum - Penyewaan alat Selam - Belanja Souvenir - Volly Pantai - Gerbang dan Pos - Wartel - Klinik - Pondok, Cottage - Mushola - Restoran Warung - Kios Penyewaan - Kios Belanja - Lapangan Sumber : Hasil identifikasi dan pengolahan data, 2008.

2. Pulau Bunaken

Pulau Bunaken sebagai salahsatu pulau dari ke lima pulau di kawasan Taman Nasional Laut Bunaken merupakan pulau tujuan wisata bahari utama di Kota Manado. Kondisi Pulau Bunaken dapat dijelaskan sebagai berikut. 1 Geografis dan Administrasi Wilayah Pulau Bunaken Gambar 6 adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² yang berada di perairan Laut Sulawesi pada 1 35’ – 1 49’ LU dan 124 39’ - 124 35’ BT. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan berkisar antara 2.000 - 3.000 mm per tahun, suhu udara antara 26 - 31 C. Gambar 6. Pulau Bunaken 2 Aksesibilitas Pulau Bunaken yang terletak sekitar 5000 kaki atau 1,5 km dari Manado dapat dicapai dengan beberapa moda, antara lain: a menggunakan perahu motor dari tepian pantai di teluk Kota Manado dengan waktu tempuh sekitar ± 30 menit, b menggunakan speed boat dari Marina Nusantara Diving Centre NDC di Kecamatan Molas dengan waktu tempuh sekitar ± 20 menit, dan c dengan menggunakan kapal pesiar dari Blue Banter Marina dengan waktu tempuh sekitar 10-15 menit. 3 Sumberdaya Alam Pulau Bunaken memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, sehingga mempunyai nilai konservasi nasional sebagai perwakilan ekosistem tropis Indonesia, dan juga memiliki nilai konservasi internasional karena lokasinya terletak di pusat keanekaragaman hayati dan pesisir kawasan Indo- Pasifik. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan 2007 keanekaragaman hayati tersebut meliputi hal-hal berikut. 1 Ekosistem laut dan pesisir yang terdiri dari: a terumbu karang jenis terumbu karang tepi dan terumbu karang penghalang yang didominasi oleh jenis Pocilopora sp, Seriaattopora sp, Pachyseris sp, Porites sp, Fungia sp, Herpolitha sp, Holomitra sp, Galaxea sp, Pectinia sp, Lobophyllia sp, Echinopora sp dan Tubastrea sp, b padang lamun tropis seagrass yang didominasi oleh jenis Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassodendron ciliatum, c rumput laut seaweed yang didominasi oleh jenis Caulerpa sp., Halimeda sp., dan Padina sp, d hutan bakau atau mangrove yang didominasi oleh jenis Rhizophora sp., Sonneratia sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera sp. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis kepiting, udang, moluska, e sekitar 91 jenis ikan di antaranya ikan kuda gusumi Hippocampus kuda, oci putih Seriola rivoliana, lolosi ekor kuning Lutjanus kasmira, goropa Ephinephelus spilotoceps dan Pseudanthias hypselosoma, ila gasi Scolopsis bilineatus, dan lainnya, serta f jenis molusca seperti kima raksasa Tridacna gigas, kepala kambing Cassis cornuta, dan nautilus berongga Nautilus pompillius. 2 Ekosistem daratan terestrial terdiri dari kawasan hutan tropis yang kaya akan jenis palem, sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis satwa yang ada di daratan dan pesisir antara lain kera hitam sulawesi Macaca nigra nigra, rusa Cervus timorensis russa, dan kuskus Ailurops ursinus ursinus serta kelompok satwa unik sebelah timur garis wallace, seperti berbagai jenis burung laut seperti camar, bangau, dara laut, dan cangak laut. 3 Pulau Bunaken memiliki jasa-jasa lingkungan berupa 12 titik penyelaman yang berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls atau yang disebut juga hanging walls atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken. Fenomena alam laut yang ada di Bunaken, hampir pasti tidak bisa ditemukan di taman laut lain. Berwisata di taman laut ini baik untuk perkembangan pengetahuan orang dewasa dan anak- anak tentang alam laut. 4 Sumberdaya Manusia dan Sumberdaya Buatan Masyarakat Pulau Bunaken memiliki taraf pendidikan yang relatif masih rendah dan mayoritas berpendidikan lulusan sekolah dasar, dengan mata pencaharian pada umumnya sebagai nelayan, industri rumah tangga pembuatan cinderamata dan penjual makanan, pemandu wisata, dan pedagang. Para pembuat cinderamata telah memiliki kelompok pengelola industri rumah tangga sesuai dengan barang yang diproduksinya seperti kelompok pembuat sablon kaos dan gelang manik-manik. 5 Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya Bantuan pemerintah daerah seperti subsidi bagi masyarakat pelaku kegiatan usaha kecil sektor wisata bahari di Pulau Bunaken belum begitu besar sehingga relatif masih didominasi oleh pihak swasta dan perorangan yang cenderung mengakibatkan rendahnya pertumbuhan perekonomian masyarakat. Kondisi ini sebenarnya patut menjadi perhatian karena pemerintah daerah sesungguhnya dapat mengangkat potensi Pulau Bunaken ke tingkat yang lebih tinggi mengingat Pulau Bunaken memiliki keanekaragaman budaya yang dapat dijual seperti budaya menangkap ikan dengan alat tangkap layang-layang, tarian masamper dan cakalele dan cara-cara dalam pembuatan perahu kayu tradisional. Salahsatu budaya lokal masyarakat Pulau Bunaken adalah menangkap ikan dengan menggunakan layang-layang. Bagi sebagian orang yang baru melihat, nelayan ini seperti orang yang sedang bermain layang-layang di laut. Padahal, nelayan ini sedang mencari ikan dengan alat tangkap yang cukup unik: tali nilon, umpan dari sarang laba-laba dan layang-layang. Ikan target yang ditangkap dengan menggunakan layang-layang ini adalah jenis sako Tylosurus crocidales. Tidak setiap hari ada nelayan yang menangkap ikan dengan layang- layang. Sebab, ikan sako tidak muncul dalam jumlah banyak pada setiap musim. Nelayan baru melaut menangkap sako, setiap musim barat, antara bulan Oktober hingga Desember. Pada musim barat, jenis ikan sako banyak muncul di perairan sekitar Pulau Bunaken dan sekitarnya. Nelayan akan berada di antara arus yang cukup kuat pada saat memancing ikan sako, karena ikan ini menyukai tempat yang berarus cukup kuat. Penangkapan ikan dengan layang-layang tidak merusak karang, karena jauh dari daerah terumbu karang. Adapun umpan memancing yang digunakan berasal dari sarang laba-laba yang berkaki pendek. Lalu, nelayan akan membuat sarang laba-laba tersebut mirip dengan ikan teri, sehingga ikan sako akan terperdaya dan mengira bahwa itu adalah ikan teri yang menjadi mangsanya. Menangkap ikan dengan umpan sarang laba-laba sambil bermain layang-layang hanyalah merupakan satu dari berbagai tradisi penangkapan ikan di kawasan TNB. Dalam hal kesenian, di Desa Alungbanua masih ditemukan adanya tradisi masamper dan tarian cakalele. Masamper termasuk salah satu jenis pesta dengan melantunkan lagu-lagu. Tradisi masamper tidak lepas dari unsur kesenian-gereja yang diperkenalkan oleh pekabaran injil. Sedangkan tarian cakalele merupakan seni tari yang biasa dilakukan untuk menyambut tamu. 6 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di Pulau Bunaken relatif masih minim dalam mendukung perkembangan wisata bahari. Hal ini terlihat dengan sulitnya penyediaan air bersih yang masih bergantung pada Kota Manado, sementara air bersih untuk kebutuhan minum dan mandi sangat dibutuhkan untuk usaha yang dilakukan seperti homestay, hotel, rumah makan, pedagang makanan dan lainnya. 7 Kebijakan Pemerintah Semua pengunjung penyelam maupun bukan penyelam yang mengunjungi Taman Nasional Laut Bunaken TNB diwajibkan membayar tarif masuk, sesuai Perda Pemda Sulawesi Utara No. 92002. Tarif masuk untuk orang asing adalah Rp 50.000 untuk tiket harian sekitar US 6, atau Rp 150.000 sekitar US 17 dengan mendapatkan tag lencana masuk yang terbuat dari plastik tahan air yang berlaku untuk satu tahun kalender Gambar 7. Tag masuk dan tiket harian dapat diperoleh langsung dari loket tiket di Pulau Bunaken. Tanda masuk tersebut harus dibawa pada saat pengunjung berada di dalam kawasan TNB, dan tag masuk dapat dengan mudah dikaitkan pada peralatan selam atau snorkeling ataupun pada tas ransel. Penerapan sistem tarif masuk ini dilaksanakan melalui pemeriksaan langsung oleh para ranger polisi kehutananjagawana di darat maupun di laut. Hasil dari penjualan tarif masuk tersebut dikelola oleh Dewan Pengelolaan Taman Nasional Laut Bunaken DPTNB, suatu badan gabungan para pemangku kepentingan di TNB. Sistem ini telah sangat berhasil mengumpulkan dana lebih dari US 250.000 untuk program-program konservasi di TNB sejak mulai diterapkannya pada tahun 2001. Musim kunjungan terbaik adalah pada bulan Mei sampai dengan Agustus setiap tahunnya. Gambar 7. Lencana sebagai tanda masuk Taman Nasional Laut Bunaken DPTNB sebagai pengelola kawasan Bunaken terbentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Utara No. 233 Tahun 2000. Namun sayangnya, disamping beberapa keberhasilannya terdapat juga banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. Bahkan, saat ini yang muncul sebagai berita di berbagai media bukanlah berita tentang pantai Bunaken yang sudah bersih dari sampah, melainkan hal-hal negatif yang menyangkut masalah keuangan. Padahal, banyak sukarelawan yang telah bekerja dengan semangat dan dedikasi yang tinggi untuk menjaga kebersihan dan kelestarian Bunaken, dan ternyata masih ada orang yang bekerja hanya untuk kepentingan diri sendiri. Kota Manado yang sudah menargetkan untuk menjadikan sebagai kota pariwisata dunia tahun 2010 harus memberikan perhatian yang lebih dalam pengelolaan Pulau Bunaken sebagai ujung tombak dan daya tarik utama di dalam menarik para wisatawan untuk datang berkunjung. Sektor kebersihan dan pelestarian lingkungan harus terus dibenahi, sehingga kekayaan biota laut serta keindahan taman laut Pulau Bunaken dapat terjaga dengan baik.

B. Aspek Pedukung Skenario Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil Sektor Wisata Bahari di Pulau Bunaken