3 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado. 4 Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Kota Manado.
5 Dewan Pengelola Taman Nasional Laut Bunaken DPTNB. 6 Universitas Sam Ratulangi.
7 LSM. 8 Wisatawan lokal dan wisatawan manca negara.
9 Camat Kecamatan Bunaken, Kota Manado. 10 Penduduk Pulau Bunaken Kecamatan Bunaken.
11 Tour and Travel. 12 Pengusaha kecil, menengah dan mikro.
Total jumlah responden terpilih yang merupakan representasi dari stakeholders di Kota Manado untuk pengembangan usaha kecil
sektor wisata bahari di pulau kecil berjumlah 5 responden terpilih Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Manado, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Manado, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan
Menengah Kota Manado, dan DPTNB untuk penilaian expert dan 25 responden untuk pendukung.
4. Pengolahan dan Analisis Data
1 Pengolahan Data Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif, meliputi tahap
transfer data, editing data, pengolahan data dan interpretasi data secara deskriptiif. Analisis kualitatif digunakan untuk
mengetahui aspek manajemen, aspek teknis, dan produksi, serta aspek pemasaran. Analisis kuantitatif digunakan untuk
mengetahui aspek bobot dan prioritas dihitung dengan manipulasi matrik atau melalui penyelesaian persamaan
matematik. 2 Analisis Data
Beberapa skenario yang digunakan dalam penelitian ini, khususnya dalam menyusun strategi pengembangan wisata
bahari dalam mendukung usaha mikro di pulau kecil terhadap sumberdaya kelautan, yaitu sebagai berikut.
a. Skenario Pesimistis: Usaha mikro dan kecil sektor wisata bahari di pulau Bunaken menurun, karena menurunnya
wisatawan yang berkunjung ke pulau Bunaken. b. Skenario Semi Pesimistis: Usaha mikro dan kecil sektor
wisata bahari di pulau kecil tetap ada, tetapi tidak mengalami perkembangan yang berarti stagnan.
c. Skenario Semi Optimistis: Usaha mikro dan kecil sektor wisata bahari di pulau kecil semakin tumbuh dan
berkembang, namun belum memberikan dampak yang optimal terhadap peningkatan ekonomi masyarakat lokal dan
upaya-upaya pelestarian lingkungan. d. Skenario Optimistis: Usaha mikro dan kecil sektor wisata
bahari di pulau kecil akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan memberikan dampak peningkatan ekonomi
masyarakat lokal seiring dengan pelestarian lingkungan pulau kecil dan sekitarnya.
Setelah menentukan alur skenario, proses selanjutnya adalah menentukan scaling nilai-nilai ukuran kriteria dalam bentuk multicriteria analysis. Seluruh
skenario yang telah diterapkan ke dalam suatu kriteria, kemudian merubah semua nilai ukuran kriteria tersebut menjadi skor yang paling besar
kemungkinannya untuk dapat mengidentifikasi skenario yang terbaik, yaitu skenario dengan manfaat dan keuntungan yang maksimal dengan kerugian dan
biaya yang minimal. Identifikasi skenario ini dapat diketahui dari pendugaan nilai rata-rata untuk
setiap skenario yang ada, sehingga menghasilkan sebuah skor dengan skala ordinal, yang berarti secara keseluruhan metode ini tidak dapat menentukan
seberapa besar keunggulan suatu skenario dibandingkan dengan skenario lainnya. Model multicriteria analysis ini mengasumsikan bahwa masing-masing
kriteria memiliki bobot yang sama, seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penentuan Scaling dan Pembobotan Multicriteria Analysis
Alternatif Skenario Kriteria
Pesimis Skenario A
Semi Pesimis Skenario B
Semi Optimis Skenario C
Optimis Skenario D
Politik •
Pajak • Subsidi
• Stabilitas Keamanan
• KebijakanPeraturan A11
A12 A13
A14 B11
B12 B13
B14 C11
C12 C13
C14 D11
D12 D13
D14
Rataan 1 A1 B1 C1 D1
Ekonomi • Kurs
Rupiah • Suku
Bunga • Pemasaran
• Fluktuasi harga
A21 A22
A23 A24
B21 B22
B23 B24
C21 C22
C23 C24
D21 D22
D23 D24
Rataan 2
A2 B2 C2 D2
Sosial • Demografi
• Kesadaran lingkungan
• Penyerapan tenaga kerja
• Tradisi masyarakat lokal
A31 A32
A33 A34
B31 B32
B33 B34
C31 C32
C33 C34
D31 D32
D33 D34
Rataan 3 A3 B3 C3 D3
Sarana dan Prasarana
• Efisiensi Biaya
• Akses Transportasi
• Sistem Informasi
• Promosi A41
A42 A43
A44 B41
B42 B43
B44 C41
C42 C43
C44 D41
D42 D43
D44
Rataan 4 A4 B4 C4 D4
Rataan Total
A B C D
Sumber: Brown, 2001. Rataan skor pada tiap grup kriteria politik, ekonomi, sosial, sarana dan
prasarana yaitu dengan menghitung rata-rata skor sub kriteria tiap grup kriteria. Misalkan nilai rataan untuk kriteria politik.
Pada skenario A : A1 = A11+A12+A13+A144 Pada skenario B : B1 = B11+B12+B13+B144
Pada skenario C : C1 = C11+C12+C13+C144 Pada skenario D : D1 = D11+D12+D13+D144
Rumus di atas juga digunakan untuk mencari rataan pada kriteria ekonomi, sosial, politik, dan sarana prasarana untuk tiap skenario. Rataan yang dihasilkan
dari tiap kriteria politik, ekonomi, sosial dan sarana prasarana kemudian dihitung rata-ratanya lagi untuk menghasilkan keseluruhan skor akhir rataan
total yang dihitung dengan rumus berikut.
Skenario A = A1+A2+A3+A44 Skenario B = B1+B2+B3+B44
Skenario C = C1+C2+C3+C44 Skenario D = D1+D2+D3+D44
Banyaknya kriteria tergantung pada aspek yang dianggap paling mempengaruhi di dalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan
alternatif pengembangan yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini kriteria rataan dikembangkan berdasarkan triple bottom line benefit cost Munandar,
2007. Berdasarkan rataan total ini kita dapat menentukan alternatif skenario pengembangan terbaik dengan tidak mengikutsertakan pilihan atau keinginan
dari stakeholders atau pengambil keputusan sebagai pembobot dalam pengambilan keputusan akhir.
Perhitungan pembobotan dilakukan melalui pendekatan Analytical Hierarchy Process AHP untuk masing-masing kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya, seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pembobotan Masing-masing Kriteria Analisis
Alternatif Skenario Kriteria
Pesimis Skenario A
Semi Pesimis Skenario B
Semi Optimis Skenario C
Optimis Skenario D
Politik Bobot 1 x A
Bobot 1 x B Bobot 1 x C
Bobot 1 x D
Ekonomi Bobot 2 x A
Bobot 2 x B Bobot 2 x C
Bobot 2 x D
Sosial Bobot 3 x A
Bobot 3 x B Bobot 3 x C
Bobot 3 x D
Sarana dan Prasarana
Bobot 4 x A Bobot 4 x B
Bobot 4 x C Bobot 4 x D
Total
Total hasil kali pembobotan dengan skor pada masing-masing skenario adalah : Skenario A = Bobot 1 x A + Bobot 2 x A + Bobot 3 x A+Bobot 4 x A
Skenario B = Bobot 1 x B + Bobot 2 x B + Bobot 3 x B+Bobot 4 x B Skenario C = Bobot 1 x C + Bobot 2 x C + Bobot 3 x C+Bobot 4 x C
Skenario D = Bobot 1 x D + Bobot 2 x D + Bobot 3 x D+Bobot 4 x D Bobot 1, 2, dan 3 didapat melalui pendekatan Analytical Hierarchy Process
AHP. Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditentukan skenario yang terbaik.
Hasil ini dianggap lebih akurat daripada hasil keputusan pada metode rataan sebelumnya tanpa adanya pembobotan untuk tiap kriteria berdasarkan pada
keinginan atau pilihan dari stakeholders sebagai pengambil keputusan terakhir. AHP selanjutnya digunakan untuk menganalisis prioritas strategi
pengembangan. Dengan AHP, analisis dimulai dengan penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategis dan dinamik menjadi bagian-
bagiannya, serta menata dalam sebuah hirarki yang diperoleh dari kuisioner yang diajukan kepada responden. Tingkat kepentingan setiap variable diberi nilai
numerik secara subjektif tentang arti penting variable tersebut secara relatif dibandingkan dengan variable lain untuk memformulasikan strategi
pengembangan usaha kecil sektor wisata bahari di pulau Bunaken. Kuisioner Lampiran 3 diinput sebagai data menggunakan AHP dengan syarat hanya
pendapat responden yang memiliki rasio konsistensi ≤ 10 yang akan dianalisis
lebih lanjut. Dalam penelitian ini proses AHP dilakukan sebagai berikut. 1. Penyusunan Hirarki
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu alternatif strategi, tujuan, aktor, faktor dan sasaran atau goal, kemudian
disusun menjadi struktur hirarki. Beberapa alternatif strategi untuk membuat keputusan adalah pemanfaatan pulau kecil sebagai obyek usaha kecil sektor
wisata bahari, peningkatan kesadaran masyarakat lokal, peningkatan mekanisme pengelolaan wisata bahari di pulau kecil, pembangunan sarana
dan prasarana di pulau kecil, peningkatan keterampilan SDM dalam mendukung usaha kecil dan perbaikan kebijakan dan kelembagaan beserta
tujuan, aktor dan faktor yang terkait dengan masing-masing alternatif strategi. Struktur hirarki dalam AHP dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut.
Sasaran : Strategi Pengembangan Usaha Kecil
Sektor Wisata Bahari di Pulau Kecil Faktor – faktor yang mempengaruhi: Hirarki 1
Aktor merupakan pelaku dalam pengembangan Usaha Kecil Sektor Wisata Bahari di pulau Kecil : Hirarki 2
Alternatif Strategi Tujuan yang ingin dicapai dalam Pengembangan Usaha Kecil Sektor Wisata
Bahari di pulau Kecil: Hirarki 3
Gambar 3. Struktur Hirarki dalam AHP
2. Penilaian Kriteria dan Alternatif