2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1993, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala
terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Penilaian Kriteria Nilai Keterangan
1 KriteriaAlternatif A sama penting dengan kriteriaalternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 satu dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A.
3. Penentuan Prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Nilai-nilai perbandingan relatif
kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai
dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau
melalui penyelesaiaan persamaan matematik. Perhitungan bobot dalam penentuan prioritas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu software
yaitu expert choice. Pengambilan keputusan untuk menentukan strategi pengembangan wisata
bahari di dalam mendukung usaha mikro di pulau kecil memperhatikan empat dampak sebagai berikut.
a. Dampak Politik: pajak, subsidi, stabilitas keamanan, kebijakan atau peraturan.
b. Dampak Ekonomi: kurs rupiah, suku bunga, pemasaran, fluktuasi harga. c. Dampak Sosial: demografi, kesadaran lingkungan, penyerapan tenaga
kerja, tradisi masyarakat lokal.
d. Dampak Sarana dan Prasarana : efisiensi biaya, akses transportasi, sistem informasi, promosi.
Dalam hal ini, urutan kriteria yang diprioritaskan adalah 1 basis pengembangan usaha wisata bahari, pesisir atau kombinasi, 2 tujuan
mendapat manfaat atau benefit aspek kajian secara ekonomi, lingkungan dan sosial budaya, 3 tujuan menekan biaya atau cost secara ekonomi,
lingkungan dan sosial budaya, 4 bentuk kelembagaan usaha perorangan, bentuk PIR, dan lainnya, serta 5 pelaku inisiator usaha dan sebagainya.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis Marimin, 2004.
Konsistensi logis nilai-nilai perbandingan berpasangan yang telah dilakukan kemudian diperiksa tingkat konsistensinya.
C. Aspek Kajian dan Kerangka Pikir