Keselamatan Kerja Bidang Kimia Sistem Pemadam Kebakaran Emergency Respon Preparedness

xciv dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki ketrampilan khusus mengenai pesawat angkat angkut.

F. Penerapan Keselamatan Kerja

1. Keselamatan Kerja Bidang Kimia

Limbah B3 utama yang dihasilkan pada aktivitas dalam yard adalah limbah oli dan limbah accu. Oleh karena PT Gunanusa Utma Fabricators tidak mempunyai Installasi Pengolahan Limbah, maka Limbah Oli dan Limbah Accu yang dihasilkan dikumpulkan dan akan dibuang pada subcontructor yang memiliki ijin penyimpanan dan pengumpulan B3 sesuai dengan Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : KEP-255BAPEDAL081996 tentang Tata Cara Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas. Setelah mengadakan tender terhadap 3 Subcontructor, maka terpilihlah CV. Sepakat Jaya Utama yang bekerja sama dengan PT. Raja Goedang Mas untuk menjadi penampung limbah.

2. Sistem Pemadam Kebakaran

PT Gunanusa Utama Fabricators telah menyediakan alat pemadam kebakaran sebagai upaya untuk mencegah dan menggulangi terjadinya kebakaran seperti APAR, fire truck, dan tim khusus pemadam kebakaran yang dibentuk di bawah Departemen HSE, hal ini menunjukkan bahwa PT Gunanusa telah menjalankan ketentuan UU No. 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 b : Keselamatan Kerja untuk mencegah, mengurangi bahaya kebakaran. xcv Berdasarkan PERMENAKER RI No. Per 04MEN1980 pasal 8 yang menyebutkan bahwa : pemasangan APAR bagian paling ataspuncaknya berada pada ketinggian 1,2 meter kecuali jenis CO dan dry chemical dapat lebih rendah dengan syarat jarak antara dasar APAR minimal 15 cm dari permukaan lantai, maka ketinggian pemasangan APAR di PT. Gunanusa Utama Fabricators telah sesuai dengan Permenaker tersebut. Pada pasal 4 Permenaker RI No. Per 04MEN1980 disebutkan bahwa jarak antar APAR tidak boleh melebihi 15 meter, dengan jarak antar APAR yang 10 meter. Maka PT. Gunanusa Utama Fabricators telah memenuhi peraturan tersebut.

3. Emergency Respon Preparedness

PT Gunanusa Utama Fabricators telah membuat suatu prosedur untuk menghadapi kondisi darurat atau bencana, hal ini dikarenakan jenis pekerjaan beresiko tinggi serta kondisi atau letak perusahaan yang dekat dengan laut. Hal ini telah sesuai dengan PERMENAKER No. 05MEN 1996 poin 3.3.8 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berisikan bahwa perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat dan bencana yang diuji secara berkala untuk mengetahui keandalan dan kesiapan personel pada saat terjadinya kejadian yang sebenarnya.

4. Alat Pelindung Diri