Fungsi Ekosistem Hutan Mangrove

Menurut Kusmana 1995 terjadinya proses pengurangan lahan mangrove di beberapa propinsi disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini : 1. Konversi hutan mangrove menjadi bentuk lahan penggunaan lain seperti pemukiman, pertanian, industri, pertambangan dan lain-lain 2. Kegiatan eksploitasi hutan yang tidak terkendali oleh perusahaan- perusahaan Hak Pengusahaan Hutan HPH serta penebangan liar dan bentuk perambahan hutan lainnya 3. Polusi di perairan estuaria, pantai dan lokasi-lokasi perairan lainnya tempat tumbuhnya mangrove 4. Terjadinya pembelokan aliran sungai maupun proses abrasi atau sedimentasi yang tidak terkendali

2.3. Fungsi Ekosistem Hutan Mangrove

Menurut Soegiarto 1982 manfaat hutan mangrove yang tidak langsung adalah : 1. Sebagai pelindung pantai 2. Sebagai pengendali banjir 3. Sebagai pengendali bahan pencemar, dan 4. Sebagai sumber energi atau bahan organik bagi lingkungan sekitarnya Manfaat hutan mangrove secara langsung adalah berupa kayu, bahan baku chips, pulp dan tanin. Mangrove juga memiliki peranan sebagai daerah asuhan nursery grounds, daerah mencari makan feeding grounds dan daerah pemijahan spawning grounds berbagai jenis ikan ,udang dan biota laut lainnya. Disamping itu mangrove juga dapat dijadikan tempat pariwisata. 2.4. Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Mangrove Penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji Lillesand and Kiefer, 1990. Menurut Lo 1996, aplikasi baru dari penginderaan jauh multispektral telah menitikberatkan pada estimasi jumlah dan distribusi vegetasi. Estimasi didasarkan pada pantulan dari kanopi vegetasi. Intensitas pantulan tergantung pada panjang gelombang yang digunakan dan tiga komponen vegetasi, yaitu daun, substrat dan bayangan. Daun memantulkan lemah pada panjang gelombang biru dan merah, namun memantulkan kuat pada panjang gelombang inframerah dekat Gambar 1. Daun memiliki karakteristik warna hijau, dimana klorofil mengabsorbsi spektrum radiasi merah dan biru serta memantulkan spektrum radiasi hijau. Sumber : Lo, 1996 Gambar 1. Sifat Pantulan Komponen Vegetasi Menurut Susilo 2000 penginderaan jauh untuk vegetasi mangrove didasarkan atas dua sifat penting yaitu bahwa mangrove mempunyai zat hijau daun klorofil dan mangrove tumbuh di pesisir. Dua hal ini akan menjadi pertimbangan penting di dalam mendeteksi mangrove melalui satelit. Sifat optik klorofil sangat khas yaitu bahwa klorofil menyerap spektrum sinar merah dan memantulkan dengan kuat spektrum inframerah. Klorofil fitoplankton yang berada di air laut dapat dibedakan dari klorofil mangrove karena sifat air yang sangat menyerap spektrum inframerah. Tanah, pasir dan batuan juga memantulkan infra merah tetapi bahan-bahan ini tidak menyerap spektrum sinar merah sehingga tanah dan mangrove secara optik juga dapat dibedakan. Beberapa aspek lingkungan mangrove yang dapat dipelajari dengan menggunakan penginderaan jauh adalah spesies mangrove dan identifikasi zonasi, perubahan tata guna lahan mangrove, keberadaan mangrove dan distribusinya, serta lingkungan fisik mangrove Hartono, 1994. Chaudhury 1985 manjelaskan bahwa informasi lebih lanjut yang dapat diperoleh dari penginderaan jauh untuk studi ekosistem mangrove adalah : 1. Identifikasi dan kuantifikasi hutan mangrove 2. Identifikasi dan kenampakan zona tipe-tipe vegetasi di daerah mangrove 3. Identifikasi keberadaan dan profil dataran berlumpur 4. Monitoring proses-proses dinamis akresi, erosi di lingkungan mangrove 5. Monitoring sedimentasi laut lepas, ekspor bahan organik dan sistem aliran 6. Identifikasi tipe-tipe tanah 7. Monitoring karakteristik air contoh : salinitas, turbiditas di dearah mangrove 8. Monitoring tata guna lahan mangrove contoh : akuakultur, kehutanan 9. Monitoring perubahan aktivitas penggunaan lahan di daerah mangrove Indeks vegetasi yang dapat diperoleh dari citra satelit dan digital airbone data untuk area mangrove menunjukkan hubungan yang dekat dengan Indeks Luas Daun Leaf Area Index atau LAI dan persentase penutupan kanopi mangrove. LAI didefinisikan sebagai area daun pada satu sisi tunggal daun di tiap unit area tanah. LAI dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan dan buah, dan memantau perubahan kanopi yang diakibatkan oleh polusi dan perubahan iklim. LAI dapat digunakan untuk mengetahui status dan produktivitas ekosistem mangrove. Sama halnya dengan LAI, penutupan kanopi juga digunakan untuk mengukur densitas pohon Green et al., 2000. Menurut Lo 1996, pantulan spektral dari kanopi vegetasi bervariasi menurut panjang gelombang karena adanya sifat pantulan hemispheric dari individu daun. Daun terbentuk dari tiga lapisan bahan organik serat yang berstruktur, dimana ketiga lapisan tersebut mempunyai pigmen, kandungan air, dan ruang udara. Ketiga sifat tersebut mempengaruhi sifat pantulan, penyerapan, dan transmisi.

2.5. Penggunaan Indeks Vegetasi Untuk Kerapatan Mangrove