Hubungan INP dan Indeks Vegetasi

4.6. Hubungan INP dan Indeks Vegetasi

Pada penelitian - penelitian sebelumnya, penginderaaan jauh yang memanfaatkan citra satelit hanya dapat melihat distribusi, luasan dan kerapatan mangrove. Hal ini mengakibatkan belum diketahuinya apakah penginderaan jauh dengan satelit mampu mendeteksi suatu INP jenis mangrove. Sama halnya dengan kerapatan, untuk melihat INP dari citra satelit digunakan indeks vegetasi. Nilai INP mangrove dan nilai indeks vegetasinya dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari lima indeks vegetasi yang digunakan menghasilkan koefisien determinasi R 2 dan koefisien korelasi r yang dibedakan antara Rhizophora dan Avicennia Tabel 7. Tabel 7. Hubungan Antara Indeks Vegetasi dengan INP Rhizophora dan Avicennia Rhizophora Avicennia Indeks Vegetasi R 2 r R 2 r DVI 24,78 4,98 17,08 4,13 NDVI 29,08 5,39 12,82 3,58 RVI 30,11 5,49 7,17 2,68 TRVI 30,80 5,55 8,47 2,91 TNDVI 28,63 5,35 12,83 3,58 Indeks nilai penting suatu jenis mangrove ditentukan oleh kerapatan jenis, frekuensi jenis dan penutupan jenis. Nilai ini biasanya dihitung berdasarkan data survei lapang, untuk menghitung INP dengan citra satelit cukup sulit. Kesulitan ini disebabkan INP merupakan indeks ekologi yang memberikan gambaran mengenai pengaruh atau peranan suatu jenis tumbuhan mangrove dalam komunitas mangrove. Satelit belum mampu mendeteksi hubungan antara suatu spesies dengan lingkungannya. Ini tercermin dari kecilnya koefisien determinasi dan koefisien korelasi antara INP dan nilai spektral satelit. Untuk Rhizophora koefisien determinasi terbesar R 2 = 30,80 dengan r = 5,55, sedangkan untuk Avicennia koefisien determinasi terbesar R 2 = 17,08 dengan r = 4,13. 4.7. Kondisi Ekosistem Mangrove Indeks Nilai Penting INP suatu jenis mangrove memberikan gambaran mengenai pengaruh atau peranan suatu jenis tumbuhan mangrove dalam komunitas mangrove. Indeks nilai penting ini berkisar antara 0 -300 untuk pohon serta anakan dan berkisar antara 0 – 200 untuk semai Lampiran 9. Vegetasi mangrove yang ditemukan pada saat pengamatan dibedakan antara pohon, anakan dan semai. Jenis mangrove yang ditemukan mempunyai kerapatan dan luas penutupan jenis yang berbeda. Berdasarkan survei lapang hutan mangrove di P. Karimunjawa ditemukan delapan spesies mangrove, yaitu : Acanthus ilicifolius, Aegiceras corniculatum, Avicennia alba , Excoecaria agallocha, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata , Rhizophora stylosa, dan Sonneratia alba. Pada tingkat pohon hanya jenis Acanthus ilicifolius yang tidak ditemukan. Jenis ini hanya ditemukan di Stasiun 21 pada tingkat anakan dengan nilai INP sebesar 145. Jenis tumbuhan ini merupakan tumbuhan berduri dan dapat menjadi dominan di hutan mangrove yang rusak. Aegiceras corniculatum ditemukan pada tingkat pohon di Stasiun 10 dan 11, serta pada tingkat anakan di Stasiun 10 dan 12. Jenis ini berperan penting pada tingkat semai di Stasiun 12 dengan nilai INP sebesar 156. Jenis tumbuhan ini sering tumbuh serempak membentuk semak belukar. Jenis Avicennia alba ditemukan pada tingkat pohon dan anakan di Stasiun 21, 22, 23, 24. Keempat staiun ini terletak di pesisir utara P. Karimunjawa yang letaknya relatif terlindung dari hempasan gelombang secara langsung. Jenis ini berperan penting di keempat stasiun tersebut. Excoecaria agallocha hanya terdapat pada tingkat pohon di Stasiun 2, 8, 11, 12. Jenis ini memiliki INP terendah di Stasiun 12 dengan nilai INP 52, dan memiliki INP tertinggi senilai 98 di Stasiun 11. Jenis ini memiliki getah yang berwarna putih susu dan dapat merusak mata. Jenis mangrove yang paling sering ditemukan adalah Rhizophora apiculata. Spesies ini ditemukan baik pada tingkat pohon, anakan maupun semai. Rhizophora apiculata berperan penting di beberapa stasiun, dengan nilai INP terendah sebesar 61 dan nilai INP tertinggi sebesar 300 untuk tingkat pohon. Rhizophora mucronata ditemukan pada tingkat pohon di Stasiun 2, 4 , 13, 14, 15, 16, 19, 20 dan pada tingkat anakan pada Stasiun 2, 4, 8, 14, 20. Jenis ini berperan penting pada tingkat pohon di Stasiun 13, 14, 15, 16 dengan nilai INP tertinginya sebesar 239. Pada tingkat anakan Rhizophora mucronata juga berperan penting di Stasiun 14 dengan INP sebesar 205. Jenis Rhizophora stylosa ditemukan pada tingkat pohon di Stasiun 6, 8, 10, 12, 16, 17, 18, pada tingkat anakan di Stasiun 5, 6, 7, 8, 10, 14, 18 dan semai di Stasiun 6. Spesies ini berperan penting pada tingkat pohon dan semai di Stasiun 6 dengan INP sebesar 192 dan 200. Untuk tingkat anakan Rhizophora stylosa berperan penting di Stasiun 6, 8, 10. Sonneratia alba hanya dijumpai pada tingkat pohon di Stasiun 5, 20 dan 21, dengan nilai INP berkisar antara 77 – 187. Jenis ini merupakan vegetasi yang berperan penting di Stasiun 5. Masyarakat setempat banyak yang mengambil kayu dari hutan mangrove sehingga terjadi kerusakan di beberapa tempat. Luasan hutan mangrove di P. Karimunjawa semakin berkurang karena banyak dikonversi menjadi lahan tambak dan pemukiman.

5. KESIMPULAN DAN SARAN