xxxiii
o. Tujuan Pengajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan kurikulum Sekolah Luar Biasa bagian B dijelaskan : 1
Agar murid menggunakan bahasa sebagai alat berpikir. 2
Agar murid dapat mempergunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi. 3
Agar murid dapat menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi. Menurut Kurikulum 2004: 3, tujuan pengajaran bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut : 1
Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan nasional dan bahasa negara.
2 Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna
dan fungsi serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan.
3 Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
untuk meningkatkan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
4 Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa
berbicara dan menulis. 5
Siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas
wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa. 6
Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah bidaya intelektual manusia Indonesia.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengajaran bahasa Indonesia memungkinkan manusia untuk saling
berhubungan berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
kematangan emosional, dan kematangan sosial.
p. Ruang lingkup pelajaran bahasa Indonesia untuk anak tunarungu
Menurut Widiatmoko S. Antonius 2003: 21, ruang lingkup pelajaran bahasa Indonesia untuk anak tunarungu meliputi beberapa aspek:
1 Aspek mendengar
2 Aspek berbicara
3 Aspek percakapan
4 Aspek pengetahuan hukum bahasa
5 Aspek menulis
xxxiv 6
Aspek mengarang 7
Aspek dikte 8
Aspek apresiasi sastra Menurut Kurikulum 2004: 3, ruang lingkup pelajaran bahasa
Indonesia untuk anak tunarungu meliputi aspek : mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang berkaitan dengan teks-teks non
sastra dan aspek apresiasi sastra melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan teks-teks sastra.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa runag lingkup pelajaran bahasa Indonesia untuk anak tunarungu yaitu :
anak dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi bukan dituntut lebih banyak untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa,
sedang pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati karya satra. Pengetahuan tentang sastra
hanyalah sebagai penunjang dalam mengekspresikan karya sastra.
q. Prestasi belajar bahasa Indonesia
Menurut Sri Hastuti 1979: 20-21 “Prestasi belajar Bahasa Indonesia merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan
misalnya dengan
membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lain-lain”. Menurut Imam Supadi 1987: 23 “Prestasi belajar Bahasa
Indonesia adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai, untuk mengukur prestasi anak didik dilaksankan dengan melalui suatu evaluasi dengan cara
pengukuran dan tes”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar Bahasa Indonesia adalah bukti keberhasilan yang dicapai untuk mengukur prestasi anak didik merupakan proses perubahan tingkah laku
karena adanya pengalaman-pengalaman dengan serangkaian kegiatan membaca, menulis, meniru, juga bercakap-cakap yang dipakai sebagai alat
komunikasi untuk melahirkan perasaan dan perilaku.
xxxv
r. Prestasi belajar bahasa Indonesia bagi anak tunarungu