39
titik-titik yang ada menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Imam Ghozali, 2001.
4. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau
mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan
dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya grafik histogram maka
menunjukkan pola distribusi normal. Apabila data jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya grafik histogram maka
menunjukkan pola distribusi tidak normal Imam Ghozali, 2001. 5. Uji t
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variable independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap
dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai t tabel dengan nilai t
hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen,
sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
Dengan kriteria pengujian :
t
h
t
tabel
berarti Ho ditolak dan menerima H
1
40
t
h
t
tabel
berarti Ho diterima dan menolak H
1
Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifinasinya : Jika tingkat signifikasi 0.05 maka Ho ditolak dan H
1
diterima. Jika tingkat signifikasi 0.05 maka Ho diterima dan H
1
ditolak. 6. Analisis Regresi Berganda adalah suatu metode analisa yang digunakan
untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara variable independen X terhadap variabel dependen Y.
Formula untuk regresi berganda sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4 +
b
5
X
5
+ e
Dimana :
Y : Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api variabel dependen X1 : Variabel Pendapatan Penumpang variabel independen
X2 : Variabel Lokasi Stasiun variabel independen X3 : Variabel Harga Tiket Kereta Api variabel independen
X4 : Variabel Kualitas Pelayanan variabel independen X5 : Variabel Ketepatan Waktu variable independen
A : Konstanta. b1 : Koefisien regresi variable Pendapatan Penumpang
b2 : Koefisien regresi variable Lokasi Stasiun b3 : Koefisien regresi variable Tiket Kereta Api
b4 : Koefisien regresi variable Kualitas Pelayanan b5 : Koefisien regresi variable Ketepatan Waktu
7. Koefisien determinasi R
2
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh
besarnya koefisien determinasi R
2
antara 0 nol sampai dengan 1 satu. Jika koefisien determinasi nol berarti variabel independen sama sekali
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Karena variabel independen pada penelitian ini lebih dari 2, maka koefisien determinasi
41
yang digunakan adalah Adjusted R Square Imam Ghozali, 2001. Dari koefisien determinasi R
2
ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik
turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam persentase.
42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari 80 responden akan diolah dan hasil yang didapatkan akan di bahas pada bab ini, yang meliputi karakteristik penumpang
atau responden, perilaku pengguna kereta api, penilaian yang diberikan responden untuk pelayanan yang diberikan jasa angkuta kereta api, dan bagaimana uji
validitas dan reabilitas dari angket yang sudah didapat, serta akan dilihat apa yang menjadi faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan
kereta api Medan – Kualanamu dari variabel yang telah di tentukan.
4.1 Gambaran Umum
Kereta api adalah transportasi darat dengan multi keunggulan komparatif karena hemat lahan dan energi, rendah polusi karena bersifat masal. Sebagai
perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia, PT. Kereta Api Indonesia Persero telah banyak mengoperasikan kereta api penumpangnya, baik
Kereta Api Utama Komersil dan Non Komersil yang mana salah satunya adalah PT Railink.
Perpindahan bandara Polonia ke Kulanamu harus dilengkapi dengan adanya alat transportasi yang mendukung keberadaan bandara yang baru maka
pemerintah menyediakan jasa layanan kereta api bandara yang dijadikan salah satu akses utama untuk mencapai bandara. Dalam penyelanggaraan layanan kereta
api ini pemerintah melibatkan dua badan usaha milik Negara BUMN yaitu PT. kereta api Indonesia PT.KAI dan P.T Angkasa Pura II PT.AP II kerja sama ini
membentuk sebuah usaha patungan yang bernama PT.Railink.