Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

16 penumpang yang terjadi setiap bulannya. Pada bulan Juli mengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun sejak bulan Agustus sampai bulan April terjadi peningkatan dan penurunan jumlah penumpang yang masih cukup stabil dan relatif banyak. Dengan adanya beberapa uraian diatas maka penulis ingin mengkaji lebih dalam karya ilmiah yang berjudul Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu .

1. 2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik penumpang pengguna jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu? 2. Apakah faktor – faktor apa yang dominan yang mempengaruhi konsumen sehingga memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu? 3. Bagaimana hubungan antara Pendapatan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, dan ketepatan waktu terhadap pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu ?

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik penumpang pengguna jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu 2. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Penumpang, Pekerjaan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, terhadap Pengguna Jasa Angkutan Kereta Api Bandara Medan – Kualanamu. 17

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam penyediaan jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu 2. Sebagai informasi dan bahan kajian untuk perbandingan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi

2.1.1 Pengertian transportasi

Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa sesuatu ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dengan demikian trasportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Kamaludin 2003:13 Seiring dengan bertambahnya jumlah media transportasi dalam suatu daerah maka akan menunjang kemajuan pada sektor lainnya sehingga menunjukkan perkembangan kemajuan daerah tersebut. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Salim 2000 bahwa trasportasi adalah kegiatan pemindahan barang muatan dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahanpergerakan movement dan secara fisik mengubah tempat dari suatu tempat ke tempat lain.

2.1.2 Moda Transportasi

A. Moda Transportasi DaratTerdiri dari : 1. Angkutan jalan Angkutan Jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi disebutkan: 19 a Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 dua, atau 3 tiga tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping. b Mobil Penumpang Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. c Mobil Bus Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. d Mobil Barang Adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus. 2. Kereta Api Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri dan rangkaian kereta atau gerbong dirangkaikan dengan kendaraan lainnya. Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat 20 transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Jenis-jenis kereta api dilihat dari segi propulsi tenaga penggerak terdiri dari: kereta api uap,kereta api diesel dan kereta api rel listrik komuter, dilihat dari segi penggunaan rel terdiri dari: kereta api rel konvensional dan kereta api monorel. Sedangkan kereta api jika dilihat dari segi diatasdibawah permukaan tanah terdiri dari kereta api permukaan surface, kereta api layang elevated dan kereta api bawah tanah subway. Kereta Api Rel Listrik komuter Mass rapid transit adalah layanan transportasi umum dengan jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun yang membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan. Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah Kereta Api KA Komuter. Istilah KA Komuter berkaitan dengan pengoperasian kereta api hanya pada awal dan akhir hari kerja, dikhususkan untuk mengangkut konsumen yang hendak menuju ke dan atau meninggalkan pusat kota. Akan tetapi istilah tersebut juga umum dipergunakan bagi semua jenis angkutan kereta api yang tidak termasuk dalam kategori. Jenis-Jenis Kereta Api Listrik komuter sebagai berikut : a KRL Ekonomi non-AC KRL Ekonomi non-AC adalah unit armada KRL yang ditujukanuntuk masyarakat kelas ekonomi menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara AC. 21 Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan BN-Holec. b KRL Ekonomi AC KRL Ekonomi AC sama fungsinya dengan KRL Ekonomi non-AC, perbedaan yang signifikan hanya terletak di fasilitas yang lebih memadai adanya AC, unit baru dan harga karcisnya yang lebih mahal. Menggunakan unit armada yang sama dengan KRL Ekspres. c KRL Ekspress Pakuan KRL Ekspres adalah kelas tertinggi di jaringan Commuter Jabodetabek. Menggunakan unit yang sama dengan KRL Ekonomi AC, hanya berbeda di stasiun pemberhentian yang lebih terbatas, dan harga karcisnya yang lebih mahal. 3. Transportasi lainnya Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa antara lain: Sepeda, becak. Bajaj, bemo, helicak dan delman.Farida Fitriah, 2011 Transportasi memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan suatu wilayah atau daerah, terutama dalam hal aksesbilitas. Transportasi merupakan hal yang membuat suatu dearah dengan daerah lainnya saling berhubungan. Sehingga transpotasi menjadi penting dan strategis untuk dikembangkan dalam suatu wilayah. Menurut Bambang Soedjito 1977, pada hakekatnya transportasi hanya 22 merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran apa yang hendak dicapai. Para perencana berpendapat bahwa masa depan perkembangan kota dan daerah ditentukan terlebih dahulu, dan transportasi seyogyanya digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangan kota. Menurut Salim 1993: 1-2 transportasi memegang peranan dalam usaha mencapai tujuan ekonomi dan tujuan non ekonomi suatu Negara, yaitu: 1. Tujuan Ekonomi a. Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang merata antara pendidikan, bidang-bidang usaha dan daerah b. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah c. Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta menyediakan pasaran dalam negeri d. Menciptakan dan memelihara tingkatan kerja bagi masyarakat 2. Tujuan Non Ekonomi a. Untuk mempertinggi integritas bangsa b. Untuk mempertinggi ketahanan dan pertahanan nasional

2.2 Permintaan Transportasi

Permintaan atas barang dan jasa umumnya sangat bergantung pada pendapatan konsumen dan pada harga dari baranng dan jasa tersebut relative terhadap harga-harga lainnya. Misalnya, pendapatan orang yang melakukan perjalanan tergantung pada pendapatan orang yang melakukan perjalanan. Moda perjalanan yang dipilih bergantung terhadap beberapan faktor, seperti tujuan 23 perjalanan, jarak tempuh perjalanan, dan penghasilan pelaku perjalanan. Stubbs et al., 1980 harga, P ∝ � P B B P A A Jumlah perjalanan q B q A α volume, q Gambar 2.1 Fungsi Permintaan Linier Gambar 2.1 memperlihatkan sebuah fungsi permintaan linier untuk perjalanan dari sepasang titik asal dan tujuan, pada satu periode waktu tertentu, dan untuk satu maksud tertentu. Fungsi permintaan semacam ini sangat berguna untuk memprediksi perjalanan yang dilakukan pada kodisi-kondisi yang sangat beragam. Fungsi permintaan ini mengasumsikan tingkat dan distribusi tertentu untuk pendapatan, populasi, dan karakteristik sosio-ekonomik. Perlu dicatat bahwa fungsi ini adalah suatu kurva permintaan agregat, menampilkan volume perjalanan yang diinginkan pada harga yang berbeda-beda pada sekelompok pelaku perjalanan. Secara matematik dapat dinyatakan dengan persamaan: q = α – β P Dimana q adalah jumlah permintaan perjalanan, p adalah harga, dan α dan β adalah parameter-parameter permintaan yang konstan. Fungsi permintaan digambarkan dengan kemiringan negatif yang memperlihatkan satu situasi yang 24 sering kita temukan di mana penurunan harga biasanya akan menghasilkan peningkatan perjalanan, meskipun hal ini tidak selalu benar. harga, P D 3 D 1 D 2 Po Jumlah perjalanan q 2 q 1 α 3 Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Permintaan Gambar 2.2 memperlihatkan kurva – kurva permintaan yang telah mengalami pergeseran menunjukkan perubahan kuantitas perjalanan yang terjadi akibat variabel – variabel lain di luar harga. Biasanya, pada suatu harga p o kita dapat memperkirakan bahwa akan ada kuantitas – kuantitas q 1, q 2, dan q 3 seiring berubahnya kurva permintaan dari D 1 ke D 2 dan D 3 . Jika kurva bergeser keatas D 1 ke D 3 , ini menunjukkan adanya kenaikan permintaan. Khisty dan Lall, 2005 Kita harus mampu membedakan antara perubahan – perubahan jangka pendek pada kuantitas perjalanan akibat perubahan harga diperlihatkan oleh pergerakan di sepanjang kurva permintaan pada Gambar 2.1 dengan perubahan – perubahan jangka panjang akibat aktivitas atau variable – variable perilaku, yang diperlihatkan oleh pergeseran – pergeseran fungsi permintaan pada Gambar 2.2.

2.3 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler 2002 ada 4 karakteristik pokok jasa yang membedakan dengan barang yaitu: 25 1 Tidak berwujud intangibility. Jasa memiliki sifat intangible artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, ataupun dicium sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum membeli jasa tersebut terlebih dahulu. 2 Tidak terpisahkan inseparability. Umumnya jasa dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa juga merupakan bagian dari jasa tersebut, baik penyedia maupun pelanggan akan mempengaruhi hasil dan jasa tersebut. 3 Bervariasi variability. Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output yang berarti bahwa terdiri dari banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. 4 Mudah lenyap perishability. Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan jika permintaan jasa bersifat konstan sehingga bila tidak digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Umumnya permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi faktor musiman. Menurut Umar 2003, mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu : 1 Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai janji yang ditawarkan. 2 Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan atau staf dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. 26 3 Assurance, yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. 4 Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada konsumen dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen. 5 Tangibles, yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyaman ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelangan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi ini. Kepuasan pelanggan selain itu dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa juga ditentukan oleh kualitas produk, harga, dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat.

2.4 Perilaku Konsumen

Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. 27 Konsumen mempunyai pendapatan money income yang akan digunakan untuk membeli berbagai barang dengan berbagai tingkat harga pula. Untuk itu konsumen harus bertindak secara efisien untuk mencapai maksimum kepuasan maximize satisfaction sehingga konsep ini juga dinyatakan sebagai upaya pencapaian consumer efficiency atau disebut juga sebagai optimasi konsumen. Rakhmat, Syahrir, Tarmizi 2011:44 Menurut Schiffman dan Kanuk 2008:6 perilaku konsumen adalah cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia waktu, uang, usaha guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.Individu meminta suatu komoditi tertentu karena adanya kepuasan atau utilitas yang didapatkan dari mengkonsumsi komoditi tersebut Konsep dasar perilaku konsumen secara tradidional menggunakan konsep kegunaan utility concept. Konsep utilitas menjelaskan bahwa setiap barang mempunyai kegunaan sekaligus kepuasan untuk konsumen menggunakannya. Fungsi kegunaan dapat ditunjukkan oleh fungsi dibawah ini : U = f q 1 , q 2 , q 3 , …, q n Dimana : U berarti jumlah kegunaan dan q menyatakan banyaknya suatu barang yang akan dikonsumsi oleh konsumen, dengan berbagai jenis ataupun banyaknya barang. Penjelasan tentang perilaku konsumen secara sederhana mengungkapkan tentang hukum permintaan yang menyatakan bahwa apabila tingkat harga suatu barang mengalami kenaikan maka cateris paribus faktor lain dinyatakan tetap permintaan konsumen menurun atau berlaku sebaliknya. Rakhmat dkk 2011:45 28 Barang q 2 unit A p S q 2 E E I 2 I Q I 1 O q 1 E B Barang q 1 unit Gambar 2.3 Indifference Curve dan Budget Line Konsumen mencapai maksimum kepuasan atas konsumsi sesuatu barang sebagai kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki dihadapkan kepada tingkat harga barang normal goods yang berlaku untuk dikonsumsi. Kondisi ini dinyatakan pula sebagai optimasi konsumen yang berarti bahwa seluruh pendapatan akan digunakan secara optimal untuk mengkonsumsi barang sebagai kombinasi. Maksimum kepuasan hanya tercapai pada satu titik tertentu di mana indifference curve dengan budget line saling bersinggungan sebagaimana grafik diatas. Rakhmat dkk 2011:59 Seorang konsumen dinyatakan dalam kondisi ekuilibrium apabila, dengan kendala pendapatan dan harga, konsumen itu memaksimalkan utilitas atau kepuasan total dari pengeluarannya. Dengan kata lain, seorang konsumen berada dalam kondisi ekuilibrium apabila dengan garis anggaran tertentu, orang itu mencapai kurva indiferen tertinggi yang mungkin diraihnya. Salvatore 2006:55 29 Dari definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang secara langsung berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa secara ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan dengan mempertimbangkan harga, pelayanan dan juga lokasi.

2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor - faktor yang dikemukakan oleh menurut Assael Amirullah, 2002 terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen diantaranya faktor konsumen individu, faktor pengaruh lingkungan dan faktor strategi pemasaran. 1. Faktor individu konsumen Individu konsumen adalah pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia. 2. Faktor lingkungan Lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor eksternal konsumen, yang terdiri dari budaya dan kelas sosial, pengaruh subbudaya, pengaruh lintas budaya, kelompok referensi, komunikasi dalam kelompok baik itu komunikasi dari mulut ke mulut maupun opini pemimpin, pengaruh keluarga, dan pengaruh situasi. 30 3. Faktor bauran pemasaran Bauran pemasaran adalah faktor yang berhubungan dengan pemasaran mengenai produk, promosi, dan distribusi. Dalam teori ini yang dibahas adalah mengenai segmentasi pasar dan memposisikan produk, komunikasi pemasaran, pilihan toko dan perilaku dalam berbelanja, serta harga dan penjualan perseorangan. Dengan adanya beberapa faktor yang telah diuraikan diatas yang menunjukkan apa-apa saja faktor yang membuat seorang ingin membeli suatu barang atau jasa sehingga ia pun memutuskan untuk membeli barang atau jasa tersebut. Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, 1 pengenalan masalah, 2 pencarian informasi. 3 evaluasi alternatif, 4 keputusan membeli atau tidak, 5 perilaku pascapembelian Kotler, 2002.

2.6 Penelitian Sebelumnya

Novandri 2010 menyebutkan bahwa berdasarkan analisis secara parsial, ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen kualitas produk, harga dan iklan mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di Harpindo Jaya cabang Ngaliyan. Sedangkan berdasarkan pengujian secara simultan, ternyata hasil 31 penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen kualitas produk, harga dan iklan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Susilo 2011 menyebutkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih kereta api yang ditinjau dari penelitian reability yaitu ketepatan jadwal perjalanan, kemudahan untuk mendapatkan tiket, dan kemudahan untuk menjangkau lokasi. Novita dan Saino 2014 mengatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan jasa transportasi kereta api penataran ekspres tujuan Malang-Surabaya, menunjukkan bahwa pengambilan keputusan seseorang untuk menggunakan jasa transportasi kereta api penataran ekspres tujuan Malang- Surabaya dipengaruhi oleh factor kebutuhan, faktor desain kereta, faktor kualitas layanan, dan faktor kelompok acuan. Faktor yang paling dominan atau faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan kereta penataran ekspres tujuan Malang-Surabaya adalah faktor kebutuhan.

2.7 Kerangka Konseptual

Pendapatan Penumpang Harga Tiket KA Konsumen Memilih Jasa Angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu Kualitas Pelayanan Lokasi Stasiun jarak Ketepatan Waktu 32

2.8 Hipotesis

Untuk melakukan pembelian tiket kereta api, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, kualitas dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian oleh konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen untuk membeli produk tersebut. Harga menjadi salah satu unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis sebagai berikut : Ho : βi = 0, artinya variabel bebas tidak menjelaskan variabel tidak bebas. H 1 : βi ≠ 0, artinya variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas. Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada derajat signifikan 5. Bila Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menjelaskan bahwa variabel bebas berpengaruh sangat kuat terhadap konsumen memilih menggunakan jasa angkutan kereta api. Bila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ho ditolak, ini berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap konsumen memilih menggunakan jasa angkutan kereta api. Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel tidak bebasnya dapat diketahui dengan melihat koefisien diterminasi berganda R. Bila R mendekati 1, maka sumbangan variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin besar. Bila R mendekati 0 nol, berarti sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin lemah. 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menganalisis bagaimana faktor - faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu dan merupakan jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Airport Railway Station ARS, dengan alasan pemilihan lokasi sebagai berikut : 1. Untuk melihat penilaian konsumen atau penumpang yang sudah merasakan perjalanan atau pelayanan kereta api rute Medan – Kualanamu. 2. Belum adanya penelitian yang menganalisis tentang faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen memilih jasa angkutan Kereta Api Medan – Kualanamu

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 8 delapan bulan yaitu bulan september 2014 – April 2015.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu, dengan Pendapatan Penumpang, Lokasi Stasiun, Harga Tiket Kereta Api, Kualitas Pelayanan, 34 Ketepatan Waktu sebagai variabel independen dan faktor - faktor konsumen memilih jasa angkutan kereta api sebagai variabel dependen. 3.4 Definisi Operasional 1. Pendapatan Penumpang adalah nilai yang dihasilkan oleh penumpang atas pekerjaannya satuan perbulan 2. Lokasi Stasiun merupakan jarak antara tempat berangkat dan tibanya penumpang untuk menuju bandara 3. Harga Tiket Kereta Api adalah nilai yang telah ditentukan oleh PT Railink berdasarkan pertimbangan-pertimbangan 4. Kualitas Pelayanan adalah tingkat kepuasan yang diterima konsumen ketika menggunakan jasa angkutan kereta api 5. Ketepatan Waktu adalah waktu yang ditempuh ketika menggunakan jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu 6. Konsumen memilih jasa angkutan kereta api Medan – Kualanamu adalah keputusan yang dibuat memilih jasa angkutan menuju bandara Kualanamu. 3.5 Skala Pengukuran Variabel 1. Pendapatan Penumpang pengukurannya dinyatakan dalam Rupiah Rp

2. Lokasi Stasiun pengukurannya dinyatakan dalam jauh atau dekat km