IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Survei dilakukan terhadap 76 siswa, yang terdiri atas 46 siswa perempuan dan 30 siswa laki-laki. Pendidikan ayah dan ibu dari siswa-siswi tersebut
sebagian besar tamatan SLTA, 50 untuk pendidikan ayah dan 64 untuk pendidikan ibu. Selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Deskripsi data sekunder yaitu NUN, NR dan NUS dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai rata-rata tertinggi adalah NR Penjaskes yaitu sebesar 87. Rata-
rata terendah yaitu sebesar 76 adalah NR Biologi. Jika dilihat dari penyebaran data, dapat dilihat bahwa keragaman terbesar pada NR Seni Rupa, dan ragam
terkecil pada NUS Kimia. Dari penyajian diagram kotak garis data yang ada di Lampiran 3 pada
NUN tampak bahwa UN Kimia memiliki median terbesar di antara yang lain. Pada NR UN, median tertinggi adalah NR bahasa Inggris. Sedangkan pada NR
Non UN yang tertinggi yaitu NR PJK yang juga mempunyai ragam terkecil dibanding yang lainnya. Median dari seluruh nilai hampir sama, tetapi yang
tertinggi mediannya adalah NUS Bahasa Inggris, dapat dilihat pada diagram kotak garis NUS
4.2 Analisis Kanonik NUN dan NR UN Analisis ini mengkaji hubungan antara gugus peubah Y dengan gugus
peubah X
A
. Gugus peubah Y adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Ujian Nasional. Gugus peubah X
A
adalah keseluruhan peubah yang ada di dalam Nilai Rapor dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional.
4.2.1 Hasil Pengujian Asumsi
Gugus Peubah Y
1.
Tidak terdapat multikolinieritas pada gugus peubah Y, terlihat dari keseluruhan nilai VIF gugus peubah Y tidak ada yang melebihi 2,5, yang
tercantum pada tabel 2
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas Gugus Peubah Y
2.
Pada output SAS Lampiran 5 untuk gugus peubah Y, diperoleh p - value
skewness = 0.53 α = 0.05
dan p - value kurtosis = 0.27
α = 0.05 maka
H diterima. Ini berarti gugus peubah Y memenuhi asumsi kenormalan ganda.
Gugus Peubah X
1.
Pada gugus peubah X
A A
diperoleh bahwa keseluruhan nilai VIF tidak ada yang
melebihi 2,5 Tabel 3 maka tidak terjadi multikolinieritas pada gugus data X
A
.
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas Gugus Peubah X
A
2.
Nilai p-value skewness dan p-value kurtosis pada gugus peubah X
A
masing- masing adalah 0.15 dan 0.68. Nilai-
nilai tersebut melebihi α =0.05, dapat
disimpulkan gugus data X
A
memenuhi asumsi kenormalan ganda Lampiran 6.
Gugus Peubah Y
Peubah Nilai VIF
Gugus Peubah Y
Peubah Nilai VIF
NUN IND NUN ING
1,16 NUN FIS
NUN KIM 1,15
NUN MAT 1,15
NUN BIO 1,06
NUN FIS 1,12
NUN IND 1,17
NUN KIM 1,15
NUN ING 1,33
NUN BIO 1,05
NUN MAT 1,05
NUN ING NUN MAT
1,11 NUN KIM
NUN BIO 1,03
NUN FIS 1,09
NUN IND 1,17
NUN KIM 1,07
NUN ING 1,26
NUN BIO 1,05
NUN MAT 1,14
NUN IND 1,00
NUN FIS 1,11
NUN MAT NUN FIS
1,02 NUN BIO
NUN IND 1,17
NUN KIM 1,14
NUN ING 1,34
NUN BIO 1,04
NUN MAT 1,14
NUN IND 1,17
NUN FIS 1,11
NUN ING 1,31
NUN KIM 1,13
Gugus Peubah X
A
Peubah Nilai
VIF Gugus
Peubah X
A
Peubah Nilai VIF
NR IND NR B.ING
1.40 NR FIS
NR KIM 1.85
NR MAT 1.89
NR BIO 1.45
NR FIS 1.93
NR IND 1.62
NR KIM NR BIO
1.95 1.66
NR ING NR MAT
1.51 1.96
NR ING NR MAT
2.04 NR KIM
NR BIO 1.66
NR FIS 1.91
NR IND 1.56
NR KIM 1.97
NR ING 1.48
NR BIO NR IND
1.64 1.50
NR MAT NR FIS
1.87 1.79
NR MAT NR FIS
1.87 NR BIO
NR ING 1.50
NR KIM 1.87
NR MAT 1.93
NR BIO 1.58
NR FIS 1.68
NR IND NR ING
1.51 1.53
NR KIM NR IND
2.03 1.62
Berdasarkan scatter plot gugus peubah NUN terhadap gugus peubah NR UN dapat dilihat adanya garis linier untuk kedua gugus peubah tersebut, dapat
disimpulkan asumsi kelinieran terpenuhi. Selanjutnya analisis korelasi kanonik dapat dilakukan pada kedua gugus data tersebut Lampiran 4.
4.2.2 Hasil Analisis Korelasi Kanonik