Perbandingan Hasil Pengukuran Penetrasi Tanah

27 Gambar 24. Kalibrasi dengan massa operator 65 kg

4.3 Perbandingan Hasil Pengukuran Penetrasi Tanah

Pengujian penetrometer digital berbasis mikrokontroler ATmega 8535 dilakukan dengan membandingkan uji lapang penetrometer mekanis tipe SR-2. Setiap pengujian dilakukan di lahan percobaan Laboratorium Siswadhi Soepardjo dengan jenis tanah yang sama yaitu latosol. Pengujian ini dilakukan pada kondisi tanah tidak terlalu keras karena kemampuan dalam membaca untuk penetrometer mekanis tipe SR-2 hanya terbatas pada skala kurang lebih 60 kgf untuk tahanan penetrasi. Pengambilan data penetrasi tanah dilakukan enam kali pengujian. Setiap pengujian dilakukan empat kali pengulangan dalam jangka waktu enam jam. Sebaran pengambilan data dilakukan di tiga tempat dengan lahan dan jenis tanah yang sama secara. Dalam pengambilan lokasi ditentukan secara acak. Setiap titik pengambilan data dibuat alur membentuk segitiga. Terdapat enam titik penetrasi disetiap tempat. Tiga titik penetrasi untuk penetrometer mekanis dan tiga titik untuk penetrometer digital. Pengujian pertama dilakukan dengan kondisi lahan sehari setelah hujan dengan kondisi tanah lembab. Perbandingan nilai tahanan penetrasi pada penetrometer tipe SR-2 dengan penetrometer digital berbasis mikrokontroler ATmega 8535 memiliki kesamaan nilai tahanan pada skala 1 sampai 20 kgf, di atas nilai tersebut terjadi sedikit perubahan gaya untuk skala penetrometer digital. Seperti yang ditunjukan dari data kalibrasi saat pengujian kedua alat tersebut bahwa terjadi peningkatan skala penetrometer digital pada pembebanan di atas 20 kgf. Untuk data perbandingan pengujian pertama sampai keenam dapat dilihat pada tabel penetrasi tanah pada Lampiran 6. Pada pengujian ini digunakan cone dengan luas 2 cm 2 . Grafik pengujian penetrasi setiap alat dapat dilihat pada gambar berikut: y = 0.992x + 1.142 R² = 0.998 10 20 30 40 50 60 70 80 10 20 30 40 50 60 70 80 Kalibrasi Ke-3 Linear Kalibrasi Ke-3 28 Gambar 25. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-1 titik ke-1 Gambar 26. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-1 titik ke-2 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 Ke da la m a n cm Cone indekd kgcm² Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 Ke da la m a n cm Cone Indeks kgcm² Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 29 Gambar 27. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-1 titik ke-3 Gambar 28. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-2 titik ke-1 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 Ke da la m a n cm Cone indeks kgcm² Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 10 20 30 K e d al am an cm Cone indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 30 Gambar 29. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-2 titik ke-2 Gambar 30. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-2 titik ke-3 70 60 50 40 30 20 10 10 20 30 K e d al am an cm Cone indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 70 60 50 40 30 20 10 10 20 30 K e d al am an cm Cone indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 31 Gambar 31. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-3 titik ke-1 Gambar 32. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-3 titik ke-2 70 60 50 40 30 20 10 10 20 30 40 K e d al am an cm Cone indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 70 60 50 40 30 20 10 10 20 30 K e d al am an cm Cone indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 32 Gambar 33. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-3 titik ke-3 Gambar 34. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-4 titik ke-1 70 60 50 40 30 20 10 10 20 30 K e d al am an cm Cone indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 70 60 50 40 30 20 10 10 20 30 K ed al am an c m Cone indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 33 Gambar 35. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-4 titik ke-2 Gambar 36. Grafik pengujian ke-1 ulangan ke-4 titik ke-3 70 60 50 40 30 20 10 10 20 30 K e d al am an cm Cone Indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 70 60 50 40 30 20 10 10 20 30 e d al am an cm Cone indeks kgcm 2 Penetrometer Mekanis Penetrometer Digital 34 Gambar 37. Penetrometer digital berbasis mikrokontroler ATmega 8535 Gambar 38. Penetrometer mekanis tipe SR-2

4.4 Perhitungan Peneterasi Tanah dan Cone index