Kadar Air dan Kerapatan Isi bulk density

6 6. Horizon R bedrock - Merupakan dasar tanah yang terdiri dari batuan yang sangat pejal dan belum mengalami pelapukan. Kegunaan profil tanah adalah untuk mengetahui kedalaman lapisan olah Lapisan tanah atas = O-A dan solum O-A-E-B, untuk mengetahui kelengkapan atau diferensiasi horison pada profil dan mengetahui warna tanah. Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Sistem penanaman yang mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi pertanian Hakim et al. 1986.

2.1.4 Kadar Air dan Kerapatan Isi bulk density

Kadar air adalah hilangnya berat ketika objek lembab dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban. Metode umum yang biasa dipakai untuk menentukan jumlah air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap tanah kering Hakim et al. 1986. Bobot tanah yang lembab dalam hal ini dipakai karena keadaan lembab sering bergejolak dengan keadaan air. Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan kedalaman solum atau lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar air serta ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga berpengaruh seperti curah hujan, temperatur dan kecepatan yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta tingkat pertumbuhan yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman Hanafiah, 2005. Pengukuran kadar air tanah dapat dilakukan dengan cara metode pengeringan pengering. Pada metode ini hanya air yang diuapkan selama pengeringan. Sesuai dengan standar pengukuran kadar air, agregat halus dan kasar dalam keadaan lembab atau kering dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan menimbang agregat yang masih mengandung kadar air, lalu mengeringkannya dalam pengering. Prosedur pengujian meliputi tahapan-tahapan, antara lain: 1. Tempatkan benda uji dalam cawan, lalu timbang dan catat massanya. 2. Keringkan dengan menggunakan pengering ataupun dengan menggunakan kompor. 3. Pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan pengering maupun pengeringan di atas kompor untuk benda uji yang tidak mengandung bahan organik. Proses pengeringan menggunakan pengering yaitu dengan cara membuka tutup cawan dan menempatkan tanah di dalam pengering selama 24 jam. Sedangkan pengeringan untuk benda uji yang tidak mengandung bahan organik dilakukan di atas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spirtus. 4. Lakukan penimbangan dan pengeringan secara berulang-ulang sehingga mencapai bobot yang tetap. Lalu cawan yang berisi benda uji yang telah dikeringkan kemudian dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, cawan yang berisi tanah kering ditimbang dan catat massanya. Besarnya kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kadar air = x 100 1 Dimana : W 1 = Berat cawan + tanah basah gram W 2 = Berat cawan + tanah kering gram W 3 = Berat cawan kosong gram W 1 –W 2 = Berat air gram 7 W 2 –W 3 = Berat bahan kering gram. Besarnya kadar air dinyatakan dalam persen dengan ketelitian satu angka di belakang koma. Kerapatan isi tanah dapat dihitung dengan rumus Setiawan et al. 2002: ρd = 2 Dimana : ρd = kerapatan isi tanah gcm 3 m tk = massa tanah kering gram V t = volume tanah dalam ring sampel cm 3 Kerapatan isi dapat dinyatakan dengan bulk density basah dan bulk density kering. Bulk density basah menyatakan massa tanah keseluruhan per unit volume. Bulk density kering menunjukan perbandingan massa tanah kering pengering terhadap volume keseluruhan.

2.1.5 Ruang Pori Total