Bentuk dan Gaya Bangunan Orientasi Bangunan

Lokasi tapak berada jauh dari jalan raya sehingga tidak tergangu oleh kebisingan lalu lintas. Selain itu lingkungan sekitar yang kelilingi persawahan membuat suasana tenang dan sunyi, hanya akan terdengar suara gemericik air yang berasal dari Sungai Sa’dan yang berada di sisi barat tapak. Dari analisa dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lokasi ini cocok untuk dijadikan sebuah Hotel Resort, dimana lokasi sesuai dengan kriteria serta memenuhi syarat kriteria hotel resort bintang empat oleh Dirjen Pariwisata.

IV.2 Aspek Arsitektur Bangunan

IV.2.1 Bentuk dan Gaya Bangunan

Toraja Heritage Hotel merupakan low rise building yang terdiri dari beberapa bangunan. Merupakan bangunan existing yang terdiri dari bangunan utama, rumah-rumah tradisional Toraja, dan bangunan berlantai 3 yang merupakan area standart room atau area kamar tamu typical. Bangunan ini memiliki desain arsitektur merupakan percampuran antara gaya modern tropis dengan unsur tradisional Toraja.

IV.2.2 Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan untuk daerah tropis basah pada dasarnya lebih ditujukan guna mendapatkan suatu posisi yang baik terhadap garis edar matahari. Hal ini berkaitan dengan masalah pengantisipasian terhadap radiasi sinar matahari yang cukup tinggi. Namun dalam perkembangannya saat ini orientasi bangunan lebih ditujukan pada hal-hal lain yang dianggap lebih penting, antara lain guna memenuhi tuntutan fungsi bangunan maupun tuntutan filosofis tertentu. 38 38 Yuwono A. Bamban, “Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kemampuan Menahan Panas”, Master thesis program Pascasarjana Undip, 2007 Tiga faktor utama yang menentukan bagi peletakkan bangunan yang tepat yaitu : 39 a Radiasi matahari dan tindakan perlindungan b Arah dan kekuatan angin c Topografi Orientasi bangunan berkaitan dengan posisi bukaan bangunan dimana posisi dan luar bukaan akan mempengaruhi jumlah radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan. Hal ini berarti bahwa luas dan posisi bukaan akan mempengaruhi kemampuan bangunan dalam menahan panas. Orientasi bangunan timur–barat berarti sisi bangunan yang terbesar menghadap timur dan barat. Hal ini berakibat kedua sisi tersebut mendapat radiasi matahari pagi dan sore yang relatif berpotensi memanaskan ruang-ruang di dalamnya sehingga menimbulkan ketidaknyamanan termal. Pengguna bangunan dapat terganggu dan membutuhkan berbagai asesoris bangunan seperti pembayang matahari dan pengkondisisan udara buatan agar dapat menggunakan ruang tersebut dengan baik. Berbeda dengan bangunan yang berorientasi utara dan selatan, bangunan tidak mendapatkan radiasi matahari sebesar sisi timur dan barat, sehingga ruang-ruang yang menghadap utara dan selatan lebih nyaman untuk digunakan dan tidak membutuhkan pembayang matahari yang besar atau pengkondisian udara buatan. Bangunan ini berorientasi pada pemukiman tradisional suku Toraja yang menghadap ke arah utara karena semua bangunan yang berbentuk Tongkonan di Toraja wajib menghadap ke utara sesuai dengan adat istiadat leluhur.

IV.2.3 Struktur Bangunan