Pemet aan banyak-ke-satu.

4. Pemet aan banyak-ke-satu.

Misalkan

B sedemikian sehingga t erdapat dua at au lebih anggot a himpunan A memiliki pet a yang sama di himpunan B, maka f disebut pemet aan banyak-ke-sat u ( many-one mapping). Pemet aan f: A

f: A

Bdikat akan banyak-ke-sat u jika x 1 , x 2 A, f(x 1 )= f(x 2 ) x 1 x 2.

5. Pemet aan

I ndentitas .

Misalkan

A sedemikian sehingga masing-masing anggot a himpunan di A dipet akan pada dirinya sendiri, maka f disebut pemet aan identit as yang dilambangkan dengan I. Secara simbolis, pemet aan ident it as dituliskan dengan not asi f: A

f: A

A jika f(x) = x, x

A. Pemet aan ident it as bersifat one-to-one dan onto.

Contoh 2.27: Diket ahui A = { 1, 2, 3} dan B = { 4, 5} . K lasifikasikanlah pemet aan berikut ini:

(i)

f = { (1, 4), (2, 5), (3, 5)} (ii) g = { (1, 4), (2, 5)}

Jawab:

(i) pemet aan f adalah pemet aan banyak-ke-sat u (ii) pemet aan g t idak dapat didefinisikan karena t idak t erdapat pet a

untuk 3. Contoh 2.28. Diket ahui f:

. K lasifikasikanlah pemet aan di bawah ini. (i) f(x) = 2x, dengan x

(ii) 2 f(x) = x , dengan x

Jawab: (i) pemet aan f(x) bersifat sat u-satu, dan ont o. (ii) Pemet aan f(x) bersifat banyak-ke-sat u, dan int o.

Contoh 2.29. Diket ahui f: . K lasifikasikanlah pemet aan di bawah ini.

2 (i) x f(x) = x (ii) f(x) = e (iii) f(x) = log (x) (iv) f(x) = t an x

Jawab:

(i) Pemet aan f(x) bersifat sat u-sat u, karena:

Selanjut nya, karena set iap bilangan real a memiliki akar kuadrat,

berart i f a = a = a . Hal ini menunjukkan bahwa pet a f

adalah semua bilangan real, dan karena itu pemet aan f t erhadap x bersifat onto . Dengan demikian pemet aan f(x) bersifat sat u-sat u

dan onto , at au bersifat bijektif.

(ii) Dapat ditunjukkan bahwa pemet aan f(x) bersifat sat u-sat u, karena

x 1 fx x 2 ()

1 = fx () 2 ⇒ e = e yang mengimplikasikan bahwa x 1 = x 2.

Selanjut nya dengan memisalkan x adalah sebarang bilangan real posit if, maka x f(x) = e adalah juga bilangan real posit if. Demikian

adalah bilangan real posit if. (iii) dan (iv) diselesaikan oleh mahasiswa sebagai lat ihan.

pula 1 f(- x) = e =

a. K esamaan Pemet aan

Misalkan f: A

B, maka pemet aan oleh f dan g dikat akan pemet aan yang sama jika f = g, x A.

B dan

g: A

b. Invers Pemet aan Misalkan

B adalah pemet aan bijekt if (sat u-sat u dan ont o), maka − pemet aan 1 f :B

f: A

A dimana f(a) = b dengan b

B adalah pet a dari a

A oleh f, dinamakan invers pet a dari f.

T eorema 2.2.

Jika f: A

B adalah pemet aan yang bersifat satu-sat u dan onto, maka invers pemet aan 1 − f :B

A juga adalah pemet aan yang bersifat sat u-satu dan onto.

Bukti:

Misalkan x 1 dan x 2 adalah sebarang anggot a himpunan A dengan x 1 x 2 , yang memiliki pet a y 1 dan y 2 sedemikian sehingga f(x 1 )= y 1 dan f(x 2 )= y 2. (1).

− 1 f − Jika 1 f adalah invers dari f, maka () y

1 = x 1 f − dan 1 () y 2 = x 2 (2).

K arena f adalah fungsi yang bersifat sat u-satu, maka unt uk x 1 x 2 f(x 1 )

f(x -1

y 1 y 2. [berdasarkan (1) dan (2)] . Jadi − t erbukt i bahwa 1 f bersifat sat u-satu

2 ). Oleh karena it u, f ( y 1 )

(3). Selanjut nya karena f bersifat ont o (diket ahui, lihat t eorema), maka semua elemen yang berbeda pada himpunan B merupakan pet a f dari elemen yang berbeda dari himpunan A. Demikian pula, semua elemen yang berbeda

− pada himpunan A merupakan pet a 1 f dari elemen yang berbeda dari

− himpunan B. Jadi, 1 f adalah pemet aan onto.

... (4). − Berdasarkan persamaan (3) dan (4) disimpulkan bahwa 1 f merupakan

pemet aan yang bersifat satu-sat u dan ont o.

T eorema 2.3.

− Jika 1 f: A B adalah pemet aan yang sat u-sat u dan ont o, maka f :B A adalah t unggal.

Bukti: Bukti:

A adalah dua pemet aan inversi dari

g = h.

Misalkan y adalah sebarang elemen himpunan B dan misalkan g(y) = x 1 sedemikian sehingga f(x 1 ) = y. Selanjut nya karena h adalah invers pemet aan dari

f, maka h(y) = x 2 f(x 2 )= y. K arena f adalah fungsi yang bersifat sat u-

sat u (diket ahui), maka f(x 1 ) = f(x 2 )

x 1 = x 2 (menurut definisi). Jadi g(y) = − h(y), at au h = y, menunjukkan bahwa 1 f adalah pemet aan yang unik.

F. Operasi Biner

Mahasiswa t ahun ket iga di perguruan t inggi t ent u sudah memahami operasi-operasi di dalam mat emat ika sepert i operasi penjumlahan dan perkalian, dalam sist em bilangan bulat . Operasi-operasi t ersebut merupakan cont oh operasi biner. Operasi biner adalah proses yang mengkombinasikan dua elemen himpunan (himpunan yang sama) untuk menghasilkan elemen ket iga dari himpunan t ersebut . Elemen yang ket iga ini haruslah bersifat unik, art inya haruslah t erdapat sat u dan hanya sat u hasil dari keombinasi kedua elemen pert ama, dan juga selalu t erdapat kemungkinan unt uk mengkombinasikan kedua elemen t ersebut . Untuk menegaskan perbedaan ant ara proses, operasi, dan kombinasi, diberikan definisi sebagai berikut :

Definisi 2.18 . Operasi Biner. Operasi Biner pada himpunan t ak kosong A adalah pemet aan f dari AxA ke A

it u sendiri. Dalam mat emat ika, t erdapat suat u kesepakat an unt uk mengasumsikan bahwa jika suatu definisi formal dit et apkan, maka definisi t ersebut secara ot omat is bersifat bikondisional. Definisi t ersebut disepakat i sebagai pernyat aan

jika dan hanya jika t anpa harus dituliskan secara eksplisit . Definisi 2.18 di at as dipahami sebagai definisi yang menyat akan bahwa f adalah suatu operasi jika dan hanya jika t anpa harus dituliskan secara eksplisit . Definisi 2.18 di at as dipahami sebagai definisi yang menyat akan bahwa f adalah suatu operasi

f adalah pemet aan dari A x A ke A. Operasi biner sudah didefinisikan dengan jelas, t et api sebagian makna konsep mungkin tidak t ercakup di dalamnya. Misalnya f adalah pemet aan dari

A x A ke A, maka f(x,y) yang didefinisikan untuk set iap pasangan berurut ( x,y) dari elemen-elemen A dan pet a f(x,y) adalah unik. Dengan kat a lain, elemen-elemen x dan y dari himpunan A dapat dikombinasikan sedemikian sehingga diperoleh suatu elemen ket iga di A yang bersifat unik, yaitu f(x,y). Hasil yang diperoleh dengan melakukan operasi biner t erhadap x dan y adalah f(x,y), dan satu-sat unya hal yang t idak umum adalah not asi hasil t ersebut . Biasanya hasil operasi biner dinyat akan dalam x + y dan x y. Not asi yang sama dapat dit uliskan dengan x * y unt uk menyat akan f(x,y). Jadi x* y menyat akan hasil dari suat u operasi biner * pada himpunan A , sama sepert i f(x,y) menyat akan sebarang nilai pemet aan dari A x A ke A .

Contohi 2.30. Dua cont oh operasi biner pada yait u pemet aan dari x ke yang didefinisikan sebagai berikut:

1. x* y = x + y 1, unt uk (x,y)

x.

2. x* y = 1 + xy, unt uk (x,y)

x.

Contoh 2.31. Operasi pada subset -subset A dan B dari U yang membent uk irisan A B, merupakan operasi biner pada kumpulan semua subset dari U . Hal yang sama juga berlaku pada operasi membent uk gabungan himpunan.

K arena kit a membahas t ent ang pasangan berurut an dalam hubungannya dengan operasi biner, maka hasil operasi biner antara x* y dengan y* x mungkin saja memiliki nilai yang berbeda.

Definisi 2.19. Komut atif, Assosiat if. Jika * adalah suat u operasi biner pada himpunan

A yang t ak kosong, maka * disebut komutatif jika x* y = y* x unt uk semua x dan y di A. Jika x* (y* z) =

( x* y)* z untuk semua x,y,z di A, maka operasi biner t ersebut dikat akan assosiatif.

Contoh 2.32. Operasi biner penjumlahan dan perkalian pada bilangan bulat bersifat komut at if dan juga assosiat if. Meskipun demikian, operasi biner pengurangan pada bilangan bulat t idak bersifat komut at if dan juga t idak assosiat if. Sebagai cont oh, 5 7 7 5, dan 9 (8 3) (9 8) 3. Contoh 2.33. Operasi biner * yang didefinisikan di sebagai berikut :

x* y = x + y 1

adalah operasi yang komut at if, karena

x* y = x + y 1 = y + x 1= y * x.

Operasi * juga bersifat assosiat if karena

x* (y * z) = x * (y + x 1) = x + (y+ x 1) 1 = x+y+z 2

dan

( x* y) * z = (x+ y 1) * z = ( x+ y 1) + z 1 = x+y+z 2

Contoh 2.34. Operasi biner * yang didefinisikan di sebagai x* y = 1+ xy adalah komut at if, karena

x* y = 1 + xy = 1 + yx = y * x

t et api t idak assosiat if, karena

( x* y) * z = (1 + xy) * z = 1 + (1 + xy)z = 1+ z + xyz

Jadi, dalam hal ini operasi biner * t idak assosiat if pada . K omut at if dan assosiat if merupakan sifat dari operasi biner it u sendiri. Sebaliknya, komut at if dan assosiat if dapat juga melekat pada sifat himpunan yang dioperasikan, dan sekaligus juga melakat pada operasi binernya.

Definisi 2.20. T ert ut up Misalkan * adalah operasi biner pada suatu himpunan t ak kosong A,

dan misalkan B

B dan y

A. Jika x * y merupakan elemen B unt uk semua x

B, maka B dikat akan tertutup t erhadap operasi * . Dalam hal khusus dimana B = A dalam Definisi 2.20, maka sifat t ert ut up akan berlaku secara ot omat is, karena hasil x * y adalah elemen A sesuai dengan definisi operasi biner di A.

Contoh 2.35. Misalkan operasi biner * didefinisikan pada , yaitu

x* y = |x|+ |y|, (x,y)

Himpunan B yang merupakan himpunan bilangan bulat negat if, t idak t ert utup t erhadap operasi * karena x = -1

B dan y = -2

B, t et api

x* y = (-1) * (-2) = |-1|+ |-2|= 3 B

Contoh 2.36. Definisi bilangan bulat ganjil dapat digunakan unt uk membukt ikan bahwa himpunan S yait u semua bilangan bulat ganjil, bersifat

t ert ut up dengan operasi perkalian. Misalnya x dan y adalah sebarang bilangan bulat ganjil. Berdasarkan definisi bilangan bulat ganjil, maka= 2 m+ 1 untuk suat u bulangan bulat m dan y = 2n+ 1 unt uk suat u bilangan bulat n. Operasi perkalian ant ara x dan y adalah:

xy = (2m+ 1)(2n+ 1) = 4 mn+ 2m+ 2n+ 1 = 2( mn+ m+ n) + 1 = 2 k+ 1 xy = (2m+ 1)(2n+ 1) = 4 mn+ 2m+ 2n+ 1 = 2( mn+ m+ n) + 1 = 2 k+ 1

Definisi 2.21. Elemen Ident itas Misalkan * adalah operasi biner pada suat u himpunan tak kosong A. Suat u

elemen e di dalam A disebut elemen ident it as t erhadap operasi biner * jika e memiliki sifat sedemikian sehingga

e* x= x* e= x

untuk semua x A.

Contoh 2.37. Bilangan bulat 1 merupakan suat u ident it as dengan operasi perkalian (karena 1 .x = x.1 = x), t et api bukan elemen ident it as unt uk

penjumlahan (karena 1+ x = x + 1 x).

Contoh 2.38. Elemen 1 merupakan ident it as unt uk operasi biner * yang dinyatakan dengan

x* y = x + y 1, (x,y)

karena

x* 1 = x + 1 1 = 1 * x = 1 + x 1 = x

Contoh 2.39. T idak ada elemen ident it as unt uk operasi biner * yang didefinisikan sebagai berikut

x* y = 1 + xy, (x,y)

karena t idak ada bilangan bulat z yang t et ap sehingga

x* z = z * x = 1 + xz = z unt uk semua x .

Definisi 2.22. Invers K anan, Invers K iri, Invers Misalkan e adalah elemen ident it as unt uk operasi biner * pada himpunan A,

dan misalkan a A. Jika t erdapat suatu elemen b A sedemikian sehingga a * b = e, maka b disebut invers kanan dari a t erhadap operasi yang dan misalkan a A. Jika t erdapat suatu elemen b A sedemikian sehingga a * b = e, maka b disebut invers kanan dari a t erhadap operasi yang

Contoh 2.40. Set iap elemen x memiliki invers dua sisi (- x + 2) dengan operasi biner * yang didefinisikan

x* y = x + y 1, (x,y)

karena

x* (-x + 2) = x x + 2 1 = (-x + 2) * x = -x + 2 + x 1 = 1 = e

G. Soal-Soal

Untuk set iap pernyat aan di bawah ini, t entukan pernyat aan yang benar dan pernyat aan yang salah.

1. Dua himpunan dikat akan sama jika dan hanya jika keduanya memiliki anggot a himpunan yang t epat sama.

2. Jika A adalah subset dari B dan B adalah subset dari A, maka A dan

B adalah himpunan yang sama.

3. Himpunan kosong adalah subset dari semua himpunan kecuali dirinya sendiri.

4. A A = unt uk semua himpunan A.

5. A ∪ A= A ∩

A unt uk semua himpunan A.

6. A ⊂

A unt uk semua himpunan A.

7. { a, b} = { b, a}

8. { a, b} = { b, a, b}

9. A B = C B, menunjukkan bahwa A = C unt uk semua himpunan

A, B, dan C.

10. A B = A C, menunjukkan bahwa B = C unt uk semua himpunan

A, B, dan C.

11. A x A = A, untuk set iap himpunan A.

12. A x = untuk set iap himpunan A.

13. Jika diket ahui

B dengan A dan B adalah himpunan t ak kosong, maka -1 f ( f(S)) = S unt uk set iap subset S dari A.

f: A

14. Jika diket ahui

B dengan A dan B adalah himpunan t ak kosong, maka -1 f ( f(S)) = T unt uk set iap subset T dari B.

f: A

15. Misalkan f: A

B, maka f(A) = B unt uk semua himpunan t ak kosong

A dan B.

16. Set iap pemet aan yang bijekt if adalah juga pemet aan yang sat u-satu dan ont o.

17. Suatu pemet aan dikat akan ont o jika dan hanya jika kodomain dan rangenya sama.

18. Misalkan g: A

A, maka ( f g)(a) = (g f)(a) unt uk set iap a A.

19. K ompisisi pemet aan merupakan operasi yang assosiat if. Selesaikanlah lat ihan-lat ihan di bawah ini.

20. Gambarkanlah himpunan A dengan menyebut kan sifat -sifat keanggot aannya.

21. Jika didefinisikan A = { 2, 7, 11} dan B = { 1, 2, 9, 19, 11} , apakah set iap pernyat aan di bawah ini benar?

22. Jika diket ahui A dan B adalah sebarang himpunan, t entukanlah apakah pernyat aan berikut ini benar at as salah.

23. Untuk semua himpunan A, B, C, nyat akanlah pernyat aan berikut ini benar at au salah.

a. A C ∩ A = f. A ∩ = A ∪

b. A ∩ (B ∪

C) = A ∪ (B ∩ C)

g. A ∪ (B C )= A ∪ (B ∪ C)

24. T ent ukanlah anggot a dari himpunan-himpunan berikut , jika: U = { 0, 1, 2, 3, ,10}

25. Nyat akan himpunan di bawah ini sebagai himpunan A, A C , U , at au , jika A adalah sebarang himpunan, dan U adalah himpunan semest a.

26. T uliskan himpunan kuasa (power set )P(A) dari himpunan A di bawah ini.

a. A = { a}

e. A = { 0, 1}

b. A = { a, b, c}

f. A = { 1, 2, 3, 4}

c. A = {1, {1} }

g. A = {{ 1} }

d. A = { }

h. A = { ,{ }}

27. T uliskan dua part isi dari masing-masing himpunan di bawah ini.

a. { x|x adalah semua bilangan bulat }

b. { 1, 5, 9, 11, 15}

c. { a, b, c, d}

d. { x|xadalah semua bilangan bulat }

28. T uliskan semua part isi yang berbeda dari himpunan A di bawah ini.

a. A = { 1, 2, 3}

b. A = { 1, 2, 3, 4}

29. Misalkan himpunan A memiliki + n anggot a, dengan n .

a. T ent ukan banyaknya anggot a himpunan kuasa ( power set) P(A).

b. Jika 0

n, t ent ukan banyaknya anggot a himpunan kuasa (power set ) P(A) yang t erdiri at as k elemen.

30. T ent ukan syarat yang paling umum yang harus t erpenuhi agar subset - subset A dan B (di dalam U ) memenuhi kesamaan berikut ini.

31. Diket ahui adalah himpunan semua bilangan bulat , dan A= { x|x = 3p 2 unt uk suat u p } B= { x|x = 3q+ 1 untuk suatu q } Bukt ikan bahwa A = B

32. Diket ahui adalah himpunan semua bilangan bulat , dan C= { x|x = 3r 1 unt uk suat u r } D= { x|x = 3s+ 2 untuk suat u s } Bukt ikan bahwa C = D

Bukt ikanlah set iap pernyat aan berikut ini.

33. A ∩ B ⊆ A ∪ B

34. Jika A ⊆

B dan B ⊆

C maka A ⊆ C

35. A ∪ (B ∪

C) = (A ∪ B) ∪ C

36. (A C ∩ B)C = A ∪

BC 53

39. Jika A ⊆

B maka A ∩ C ⊆ B ∩ C

C 43. A C ⊆ B jika dan hanya jika B A

47. Jika A ⊆

B maka A ∪ C ⊆ BC

B jika dan hanya jika A ∩ B= A

52. A ∪ B= A ∪

C berart i B = C

53. A ∩ B= A ∩

C berart i B = C

54. P(A ∪

B) = P(A ) ∪ P(B).

55. P(A ∩

B) = P(A) ∩ P(B).

56. P(A -B) = P(A)-P(B).

57. Nyat akan (A ∪

B) (A ∩

B) dalam bent uk gabungan dan irisan dari

C himpunan-himpunan A, A C , B, dan B .

58. Misalkan operasi penjumlahan subset A dan B didefinisikan dengan

A + B = ( A ∪ B )( − A ∩ B ) . Gambarkanlah masing-masing pernyat aan

dibawah ini dengan menggunakan diagram Venn.

a. A + B = (A-B) ∪ (B-A)

b. A + (B + C) = (A + B) + C

c. A ∩ (B + C) = (A ∩

B) + (A ∩ C)

59. Dengan menggunakan operasi penjumlahan,bukt ikanlah bahwa

a. A + A =

b. A + + A

60. T ent ukan hasil perkalian Cart esian unt uk masing-masing himpunan di bawah ini.

61. Untuk set iap pemet aan di bawah ini, t entukanlah domain, kodomain, dan rangenya, jika f: E

a. f(x) = x / 2, x E.

b. f(x) = |x|, x E.

c. f(x) = x, x E.

d. f(x) = x + 1,x E.

62. T ent ukanlah -1 f(S) dan f (T ) untuk set iap S dan T dengan f:

a. f(x) = |x|; S = -E, T = { 1, 3, 4}

 + x 1 ji ka x genap

b. f(x) =  S = { 0, 1, 5, 9} , T = - E. x

 ji ka x ganjil

c. 2 f(x) = x ; S = { -2, -1, 0, 1, 2} , T = { 2, 7, 11}

d. f(x) = |x|-x; S = T = { -7, -1, -, 2, 4}

63. Untuk set iap pemet aan berikut ini, f:

a. f(x) = 2x

g. f(x) = x+ 3

b. 3 f(x) = 3x h. f(x) = x

c. f(x) = |x|

d. h. f(x) = x -|x| x

e. f(x) =   2-1 x jika x ganjil 

ji ka x genap

f. f(x) = 

ji ka x genap

 x -1  jika x ganjil

64. Untuk set iap pemet aan f: di bawah ini, nyat akan pemet aan t ersebut bersifat ont o, at au bersifat satu-sat u.

a. 3 f(x) = 2x d. f(x)= x

b. f(x) = 3x

e. f(x)= |x|

c. f(x) = x+ 3 f. f(x)= x -|x|

65. Untuk himpunan-himpunan A dan B yang merupakan subset -subset di bawah ini, misalkan f(x) = 2x, t ent ukan apakah pemet aan f: A B bersifat ont o (surjekt if) at au sat u-satu (injekt if).

a. A = ,B= .

b. A = ,B=

66. Untuk himpunan-himpunan A dan B yang merupakan subset -subset dari , misalkanlah f(x) = |x|, kemudian t entukan apakah f: A B bersifat ont o (surjekt if) at au sat u-satu (injekt if).

67. Untuk pemet aan f: , t ent ukanlah apakah f bersifat ont o at au sat u.

 x

a. f(x) =  2

ji ka x genap

 0  jika x ganjil

b. f(x) =  0 ji ka x genap

 2 x

 jika x ganjil

 + 2 x 1 ji ka x genap

c. f(x) = +  x 1

 jika x ganjil  2

 x

d. f(x) =  2

ji ka x genap

 x -3  jika x ganjil

68. Misalkan A = -{ 0} dan B = . Untuk suatu pemet aan

f: A B, bukt ikanlah f ont o at au sat u-satu. x − 1 2 x − 1

a. f(x) =

c. f(x) =

b. f(x) = 2 d. f(x) = 2

69. Untuk masing-masing pemet aan

B di bawah ini, bukt ikanlah f ont o at au sat u-satu.

f: A

a. A= x,B= x, f(x,y) = (y, x)

b. A= x,B= , f(x,y) = x + y

c. A= x,B= , f( x) = x

d. A= ,B= x , f( x) = (x, 1)

e. A= +x+ ,B= , f( x,y) = x / y

f. A= x ,B= , f( x,y) = 2x + y

70. Untuk set iap f:

yang didefinisikan di bawah ini, t ent ukanlah (f g)( x), dengan x

dan g:

 x

untuk x genap

a. f(x) = 2x,g(x) = 

2-1 x  untuk x ganjil

b. 3 f(x) = 2x,g(x) = x

 x

c. f(x) = x + |x|, g(x) =  2

untuk x genap

− x untuk x ganjil 

 x untuk x genap

d. f(x)=  2  + x 1 untuk x ganjil

 dan

 − x 1 untuk x genap

e. g(x) =  2 x

 untuk x ganjil

f. 2 f(x) = x , g( x)= x -|x|

71. Misalkan

B, dengan A dan B adalah himpunan-himpunan tak kosong.

f: A

a. Bukt ikan bahwa f(S 1 ∪ S 2 )= f(S 1 ) ∪ f(S 2 ) unt uk semua subset S 1 dan S 2 dari himpunan A.

b. Bukt ikan bahwa f(S 1 ∩ S 2 ) f(S 1 ) ∩ f(S 2 ) untuk semua subset S 1 dan S 2 dari himpunan A.

c. Berikan cont oh yang menunjukkan bahwa ada subset S1 dan S2

dari himpunan A sedemikian sehingga f(S1 ∩ S2) f(S1) ∩ f(S2).

d. Bukt ikan bahwa f(S1) f(S2) f(S1 S2) untuk semua subset S1 dan S2 dari himpunan A.

e. Berikan cont oh yang menunjukkan bahwa ada subset S1 dan S2

dari himpunan A sedemikian sehingga f(S1) f(S2) f(S1 S2).

72. Jika suat u operasi biner pada suatu himpunan tak kosong A bersifat komut at if, maka t erdapat elemen ident it as untuk himpunan A t ersebut .

73. Jika * adalah suatuoperasi biner pada himpunan t ak kosong A, maka

A t ert utup pada operasi * .

74. Misalkan A = { a, b, c} . Powerset P(A) t ert ut up pada operasi biner ∩ .

75. Misalkan A = {

adalah elemen ident it as dari P(A) dengan operasi biner ∩ .

a, b, c} , maka himpunan kosong

76. Misalkan A = { a, b, c} , maka power set P(A) t ert ut up t erhadap operasi gabungan ∪ .

77. Misalkan A = { a, b, c} , maka himpunan kosong adalah elemen ident it as dari P(A) dengan operasi biner ∪ .

78. Sebarang operasi biner yang didefinisikan pada suat u himpunan yang hanya memiliki sat u elemen, selalu bersifat komut at if dan assosiat if.

79. Elemen ident it as dan invers selalu t erdapat di dalam suat u himpunan yang hanya memiliki sat u elemen, yang padanya operasi biner dapat didefinisikan.

80. Himpunan semua bijeksi dari A ke A bersifat t ert ut up dengan operasi biner komposisi yang didefinisikan pada himpunan semua pemet aan dari A ke A.

81. T ent ukanlah, apakah himpunan B yang diberikan di bawah ini bersifat t ert ut up pada operasi biner yang didefinisikan pada himpunan bilangan bulat . Jika B t idak t ert ut up, t unjukkan elemen-elemen x

B dan y

B sedemikian sehingga x*y B.

 1 jika x > 0 sgn x=  0 jika x = 0 .

  -1 jika x < 0 

e. + x* y = |x |y|, B = .

f. + x* y = x + xy, B = .

g. x* y = xy x-y, B himpunan bilangan bulat ganjil.

h. x* y = xy, B = Bilangan bulat ganjil yang posit if.

82. Pada set iap pernyat aan di bawah ini, diberikan suatu aturan yang menent ukan operasi biner * pada himpunan . T entukanlah sifat masing-masing pernyat aan t ersebut , apakah komut at if, assosiat if, dan apakah memiliki ident it as. T ent ukan juga invers dari elemen yang t erbalikkan.

d. x* y = 3(x+ y) k. x* y = |x|-|y|

e. x* y = 3xy

l.

x* y = |x y|

f. + x* y = x y m. x* y = x , x,y

g. + x* y = x + xy+ y n. x* y = 2 , x,y

xy

83. Misalkan S adalah suatu himpunan yang t erdiri at as t iga elemen, yait u S = { A, B, C} . Dalam t abel yang diberikan di bawah ini, x*y menyat akan perkalian ant ara elemen pert ama pada kolom paling kiri, dengan elemen kedua pada baris paling at as. Cont ohnya, B * C = C dan C * B = A.

Dokumen yang terkait

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Sistem Informasi Penjualan Buku Secara Online Pada Toko Buku Bungsu Bandung

4 96 1

BAB IV HASIL PENELITIAN - Pengaruh Dosis Ragi Terhadap Kualitas Fisik Tempe Berbahan Dasar Biji Cempedak (Arthocarpus champeden) Melalui Uji Organoleptik - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Berdasarkan Metode Nilai MPN Coliform di Lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelurahan Pahandut Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 2 12

The effect of personal vocabulary notes on vocabulary knowledge at the seventh grade students of SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN - Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 23

CHAPTER I INTRODUCTION - The effectiveness of anagram on students’ vocabulary size at the eight grade of MTs islamiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Sebelumnya - Perbedaan penerapan metode iqro’ di TKQ/TPQ Al-Hakam dan TKQ/TPQ Nurul Hikmah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan model Problem Based Instruction (PBI) terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar siswa pokok bahasan tekanan Kelas VIII Semester II di SMPN Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Pala

0 3 80