Dimensi Teks
C. Ketiga, identitas, merujuk pada konstruksi identitas penulis dan pembaca dan bagaimana personal dan identitas ditampilkan.
Identitas penulis atau produser di sini sangat jelas memiliki peranan penting. Produser sebagai pemegang kendali sebuah program acara sekaligus sebagai penanggungjawab untuk mengolah data dari hasil liputan lalu menyajikannya dalam bentuk naskah baik naskah untuk presenter maupun untuk dubbing. Tanggung jawab produser dengan tim sebagai mediator maupun partner bagi masyarakat dan pemerintah dalam menyukseskan program-program pembangunan, yang berbasis kearifan lokal juga dapat dilihat dari bagaimana Kompas TV Jawa Tengah tetap mempertahankan program acara Kuthane Dhewe ini. Yang mana program ini sebagai salah satu cara memberikan informasi kepada Identitas penulis atau produser di sini sangat jelas memiliki peranan penting. Produser sebagai pemegang kendali sebuah program acara sekaligus sebagai penanggungjawab untuk mengolah data dari hasil liputan lalu menyajikannya dalam bentuk naskah baik naskah untuk presenter maupun untuk dubbing. Tanggung jawab produser dengan tim sebagai mediator maupun partner bagi masyarakat dan pemerintah dalam menyukseskan program-program pembangunan, yang berbasis kearifan lokal juga dapat dilihat dari bagaimana Kompas TV Jawa Tengah tetap mempertahankan program acara Kuthane Dhewe ini. Yang mana program ini sebagai salah satu cara memberikan informasi kepada
Untuk pihak pembaca, dalam hal ini mereka memiliki identitas sebagai pemirsa maupun sebagai masyarakat yang menerima informasi. Atau dapat dikatakan masyarakat merupakan khalayak yang hanya menjadi konsumen. Masyarakat sebagai khalayak, layak untuk mendapatkan informasi yang tentunya bermanfaat dan dapat dimengerti isi atau informasi dari berita yang disampaikan dan ditayangkan. Sehingga dipilihlah bahasa Jawa ngoko Semarangan yang memiliki kedekatan emotional dengan masyarakat dan menjadi bahasa keseharian para pemirsa sehingga lebih mudah untuk dipahami. Bahasa Jawa ngoko Semarangan juga ditampilkan sebagai identitas orang Jawa Tengah khususnya Semarang.
Campursarinan
A. Pertama, ideasional yang merujuk pada referensi tertentu, apa yang ditampilkan dalam teks, yang umumnya membawa ideologi tertentu.
Dalam penelitian ini, teks adalah data kebahasaan yang menjadi objek penelitian. Teks di sini adalah bahasa yang digunakan dalam program acara Campursarinan. Untuk sampel penelitian, peneliti mengambil cuplikan program acara Campursarinan yang ditayangkan pada tanggal 31 Juli 2016 pada segmen kedua,
Gambar 10 cuplikan gambar bumper-in pembuka program acara Campurarinan
Berikut cuplikan chit-chat kedua host Campursarinan, Dina : “Sek-asek asek. Wau enten Mbak Eva-Suketeki. Masih tetep di acara
Campursarinan, Kompas TV Jawa Tengah barengan Dina kaliyan Kang Jamal. Yok, saiki memang salam-salam wae Kang.” (Asik-asik. Tadi ada Mbak Eva-Suketeki. Masih tetap di acara Campursarinan, Kompas TV Jawa Tengah bersama Dina dan Kang Jamal. Yuk, sekarang salam-salam saja, Kak.)
Jamal : “Meniko katur para pandemen ingkang saking denging kutho
Semarang.” (Ya itu untuk para penggemar dari Kota Semarang.) Dina : “Ya masih nuansa lebaran, kita juga mohon maaf apabila dalam kita
tayang-tayang gini ada salah ucapan, perilaku dan tindakan kita juga mohon maaf lahir dan batin. Ya, amin. Oke, sakderenge yang pengen disalam-salamin yok, biasa kita kali ini tetep digoyang-goyang sama Mahendra Musik. Ada Mas Ali dan juga Mister…” (Ya masih dalam nuansa Lebaran, kita juga mohon maaf apabila dalam kita tayang-tayang seperti ini ada salah ucapan, perilaku dan tindakan kita juga mohon maaf lahir dan batin. Ya, amin. Oke, sebelum ingin disalam-salamin yuk, biasa kita kali ini tetap digoyang-goyang bersama Mahendra Musik. Ada Kak Ali dan juga Mister.)
Jamal : “Prapto. Lho kok Prapto, Joko. Lho kok Joko?” (Prapto. Kok Prapto,
Joko. Lo kok Joko?)
Dina : “Lha wes duwe bojo kok joko terus to Mas?” (Ya sudah punya istri kok
Joko terus to Kak?) Jamal : “Yo kui emang nasibe deknen apik.” (Ya itu memang nasibnya dia
bagus.) Dina : “Apik banget ya, berarti lek jenenge bapak mu Joko yo tetep…”(Bagus
sekali ya, berarti kalau namanya Bapak kamu Joko ya …) Jamal : “Ora, bapak ku Soleh. Dadi aku ki anak soleh.” (Tidak, Bapak ku
bernama Soleh. Jadi aku adalah anak soleh.) Dina : “Oh, anake Soleh ya. Iya bener-bener.” (Oh, anaknya Soleh ya. Iya
betul-betul.) Jamal : “Ini untuk yang terhormat Ibu Atik yang ada di Trangkil, takwa, cerdas,
trangkil. Haha, dan juga siapa mas namanya (bertanya pada Mas Ali), Dek Rama. Mengucapkan selamat menjalankan sholat teraweh ya. Loh, teraweh kan wes winginane.” (Ini untuk yang terhormat Ibu Atik yang ada di Trangkil, takwa, cerdas, trangkil. Haha, dan juga siapa mas namanya (bertanya pada Mas Ali), Dek Rama. Mengucapkan selamat menjalankan sholat teraweh ya. Lo, kan teraweh sudah kemarennya.)
Dina : “La berarti sing oon ki sapa?” (La ini berarti yang oon siapa?) Jamal : “La iki kan delay.” (La ini kan delay (tertunda).) Dina : “Kowe nak ngomong Dek Rama, kelingan anak ku Cila. Hahahaha
(tertawa terbahak-bahak). Cila gitu ya.” (Kamu kalau berbicara tentang Dek Rama, keingat sama anak saya Cila. Hahahahaha. Cila gitu ya.)
Jamal : “Cila, jeneng kok Cila. Jeneng lengkape pecicila.” (Cila, nama kok Cila.
Nama lengkapnya pecicila.) Dina : “Kuwi pecicilan. Pancacila” (Itu pecicilan (banyak tingkah). Pancasila.)
Jamal : “Namae temen anak saya itu Demitri Patcanov. Wah namanya itu…”
(Namanya anak teman saya itu Demitri Patcanov. Wah namanya itu…) Dina : “Keturunan Portugis, Belanda.” Jamal : “Kok Portugis, Rusia.” Dina : “Oh Rusia.” Jamal : “Sebenarnya ngak, Demitri itu ibunya Sademi bapake Triyono. Demitri.” Dina : “Aku ngerti, panggilannya?” (Aku tahu, panggilannya?) Jamal : “Patcanov itu tanggal papat sasi November. Panggilannya Demit.”
(Patcanov itu tanggal empat bulan November. Panggilannya Demit.) Dina : “Oke, koyo sing ngomong. Oke deh langsung ke lagu, ini ada Mbak Ita
dengan lagu Ilat Tanpo Balung. Yuk cap cus.” (Oke, seperti yang berbicara. Oke deh langsung ke lagu, ini ada Mbak Ita dengan Lagu Lidah Tanpa Tulang. Yuk langsung saja.)
--- Masuk ke lagu (Ilat Tanpo Balung), dan dilanjutkan iklan.
Langkah keempat ini merupakan cara untuk mengatasi hambatan untuk menangani ketidakberesan sosial. Yang pertama adalah dimensi teks yang memiliki tiga elemen. Elemen pertama membahas apa yang ditampilkan dalam teks, dapat kita lihat baik bumper-in, chit-chat dari kedua host menggunakan bahasa Jawa ngoko khas dari Semarang yang juga disisipkan bahasa Indonesia dan lelucon yang menghibur para pemirsa. Bumper-in bertuliskan Campursarinan yang berarti bahwa program hiburan ini dikhususkan untung menayangkan maupun memutar lagu-lagu dangdut yang di campursarikan dan lagu campursari itu sendiri.
Pak Fredy selaku produser Campursarinan juga mengutarakan, maksud dari pemilihan bahasa pengantar dalam Campursarinan yaitu,
“Dialek yang dipilih kenapa ngoko Semarangan itu jelas poinnya di masyarakat kota Semarang. Mengapa tidak bahasa Solo atau Jogja? Karena stasiun televisi lain di Semarang sudah ada yang menggunakan dan mengangkat bahasa-bahasa Solo atau Jogja dalam program acaranya. Bedanya dalam program acara Campursarinan disengaja menggunakan konsep-konsep dan treatment bahasa Jawa ngoko khas Semarangan, kita harapkan ini menjadi nuansa baru yang lebih komunikatif dari segi acara dan audiencenya. Karena bahasa yang
digunakan juga berasal dari bahasa di Kota Semarang itu sendiri.” 11
Bahasa dipilih bukan hanya sebagai identitas program acara Campursarinan sebagai salah satu program Kompas TV Jawa Tengah yang mengusung kearifan lokal, tentunya pemilihan dasar bahasa pengantar ini tidak lepas dari budaya masyarakat Semarang yang ingin diperkenalkan kepada masyarakat dan dikemas dengan format hiburan. Pak Fredy juga menjelaskan bahwa yang menjadi unsur penting dari tayangan ini adalah, ketika bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh pemirsa maupun masyarakat. Walaupun bahasa pengantar tersebut tidak sesuasi dengan struktur bahasa Jawa dan kurang tepat, program acara Campursarinan lebih mengedepankan unsur komunikatif bagi masyarakat. Sehingga apa yang disampaikan oleh host juga dipahami dan dimengerti oleh masyarakat.
Pak Sunardi selaku pengamat bahasa Jawa, juga memberikan jawaban atas fenomena penggunaan bahasa pengantar bahasa Jawa ngoko Semarang yang disisipi bahasa Indonesia dalam program acara Campursarinan tersebut. Beliau menyetujui pemilihan bahasa dalam program acara tersebut, bagi Beliau sah saja jika program acara tidak mengikuti struktur bahasa Jawa yang baik dan benar, dalam hal ini adalah “pakem”. Untuk program acara dengan format hiburan masih dibebaskan jika menggunakan struktur bahasa Jawa yang kurang tepat maupun tidak sesuai dengan struktur tata bahasa Jawa yang benar. Jika bahasa Jawa ngoko
11 Wawancara dengan Fredy Priyanto (Produser program acara Campursari) pada hari Minggu, 4 Juni 2017 pukul 15:15 WIB.
Semaranga ini sebagai bahasa pengantar tetap digunakan dalam program acara Campursarinan maka Kompas TV Jawa Tengah dianggap telah ikut andil dalam melestarikan budaya yang berkembang di masyarakat.
Ideologi yang dibangun dalam teks yang terlihat pada penggunaan bahasa pengantar dalam program acara Campursarinan tentu tidak lepas dari visi dan slogan Kompas TV Jawa Tengah. Di mana visi dan slogan tersebut mempunyai tujuan untuk menyajikan tayangan yang mendukung budaya atau kearifan lokal di daerah Semarang dan sekitarnya. Hal ini diterapkan untuk menjaga dan melestarikannya apa yang telah ada di daerah tersebut. Serta memenuhi tanggung jawab moral, struktural, sosial kepada masyarakat dan juga pemerintah, bahwasanya stasiun televisi lokal juga harus mampu memenuhi fungsi media, dalam program acara Campursarinan salah satunya fungi hiburan, memberikan informasi dan pengetahuan.
B. Kedua, relasi, merujuk pada bagaimana konstruksi hubungan diantara wartawan dengan pembicara, apakah tekad disampaikan secara informal atau formal, tertutup atau terbuka.
Pada elemen kedua ini, relasi ditunjukan dari bagaimana bahasa pengantar yang digunakan dalam program acara Campursarinan akhirnya digunakan untuk mengemas acara yang berformat hiburan. Bahasa yang dipilih menjadi salah satu hal yang nampak bahwa bahasa sebagai sarana komunikasi Kompas TV Jawa Tengah untuk menjawab kebutuhan masyarakat dengan menyajikan program- program yang memiliki kedekatan emosial dan akar sosiokultural yang dekat dengan masyarakat.
McQuail dalam Rusadi (2015:33) menjelaskan, media memiliki fungsi menjadi lembaga kemasyarakatan salah satu fungsi yang sesuai dengan program acara Campursarinan adalah fungsi hiburan. Fungsi ini menjadi faktor yang penting bagi kehidupan masyarakat modern, ketika kehidupan penuh dengan kompetisi dan perjuangan meningkatkan kualitas hidup. Program hiburan McQuail dalam Rusadi (2015:33) menjelaskan, media memiliki fungsi menjadi lembaga kemasyarakatan salah satu fungsi yang sesuai dengan program acara Campursarinan adalah fungsi hiburan. Fungsi ini menjadi faktor yang penting bagi kehidupan masyarakat modern, ketika kehidupan penuh dengan kompetisi dan perjuangan meningkatkan kualitas hidup. Program hiburan
Relasi juga terbangun ketika program acara Campursarinan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menyampaikan pesan dan salam melalui telepon interaktif maupun media sosial yang disediakan. Hal ini dibangun untuk memberi ruang kepada masyarakat untuk berinteraksi dengan host maupun kepada masyarakat lainnya. Masyarakat sebagai pemirsa juga setuju jika program acara Campursarinan menggunakan bahasa pengantar bahasa Jawa ngoko yang disisipi bahasa Indonesia karena lebih mudah untuk dipahami dan lebih menarik karena tidak terlalu formal.
C. Ketiga, identitas, merujuk pada konstruksi identitas penulis dan pembaca dan bagaimana personal dan identitas ditampilkan.
Produser di sini memiliki peranan penting, sebagai kepala dalam produksi program acara Campursarinan. Produser juga memiliki tugas untuk menyiapkan segala kebutuhan produksi baik rundown, menjadi koordinator tim dan juga sebagai pengontrol saat produksi berlangsung. Produser harus mampu mempertahankan program acara dan diproduksi sesuai dengan tujuan dan visi Kompas TV Jawa Tengah. Sehingga saat pembuatan rundown, tidak lupa produser menyisipkan daftar lagu campursari dan juga menjelaskan bagian-bagian rundown serta memberikan pengarahan kepada host dan tim sebelum produksi dilaksanakan.
Identitas masyarakat diposisikan sebagai pemirsa. Masyarakat menerima dan mengkonsumsi apa yang program acara Campursarinan tayangkan serta menjadi partisipan untuk menghidupkan program acara Campursarinan. Dengan adanya telepon interaktif dan media sosial yang disediakan, masyarakat juga aktif Identitas masyarakat diposisikan sebagai pemirsa. Masyarakat menerima dan mengkonsumsi apa yang program acara Campursarinan tayangkan serta menjadi partisipan untuk menghidupkan program acara Campursarinan. Dengan adanya telepon interaktif dan media sosial yang disediakan, masyarakat juga aktif