Faith Degree of Rationality Keterbatasan dari berbagai logika rasionalitas
Faith Degree of Rationality Keterbatasan dari berbagai logika rasionalitas
yang dibangun pemikir ekonomi dan sosiologi cenderung mengabaikan unsur keimanan (atau ketakwaan) dari setiap agama yang diyakini agen ekonomi. Dalam konteks ini, derajat kei- manan akan menentukan rasionalitas perilaku dan pilihan individu, sehingga dapat disebut sebagai rasionalitas derajat keimanan atau fai- th degree of rationality. Semakin tinggi derajat keimanan, semakin mengarahkan perilaku in- dividu akan agama dan keyakinannya itu, se- hingga perilaku rasional akan sejalan dengan nilai-nilai yang digariskan agama pelaku.
Hampir setiap orang memiliki agama dan keyakinan, namun nilai-nilai yang terbangun dalam agama tidak serta merta menjadi pe- nuntun perilaku rasional individu. Orang Islam mengharamkan minuman keras, berjudi atau mengundi nasib, namun tidak sedikit di anta- ra mereka melakukannya. Penyebabnya karena derajat keimanan pelaku yang cenderung ren- dah dalam Islam dianggap Al-Nafs Amarah. Karena itu nilai-nilai, norma, atau kebiasaan
86 M. Firmansyah, Agus S., Asfi M., & Susilo/Perdebatan Teori Rasionalitas... tidak dapat menjelaskan logika rasionalitas se-
lah teori rasionalitas atau pilihan rasional, di cara memuaskan. Artinya walaupun nilai-nilai
mana eksistensinya masih menimbulkan perde- itu ada, tidak secara otomatis individu mema-
batan akan faktor apa pembentuk rasionalitas tuhinya dan menjadi pengarah perilaku indivi-
perilaku individu. Dasar teori rasionalitas diba- du.
ngun lewat pemikiran ekonomi neo-klasik, ju- Antara keimanan dan maksimalisasi yang
ga pemikir lain yang juga berkontribusi dalam dilakukan individu dengan kerangka manfaat
konsep rasionalitas misalnya John M. Keynes, dan biaya akan saling menggantikan (subti-
Old Institutional Economics (OIE) yang dipe- tusi). Ketika perilaku ilegal dilakukan, sebe-
lopori Thorstain Veblen, Bounded Rationality narnya individu tengah memaksimisasi atau
oleh Herbert Simon yang merupakan pemikir mencari kesenangan pribadi dengan melakukan
New Institutional Economics (NIE), ekonomi kalkulasi keuntungan dan mengabaikan dasar-
sosiologi, ekonomi psikologi, dan ekonomi Is- dasar keimanan, yang mencerminkan derajat
lam.
keimanan yang relatif rendah. Ketika kedalam- Masing-masing pemikiran memiliki dasar ar- an derajat keimanan membentuk dan mengua-
gumen yang kuat sekaligus keterbatasan dalam sai logika perilaku seseorang, maka ia tidak a-
menjelaskan fenomena membayar biaya tran- kan melakukan perilaku yang cenderung meru-
saksi seleksi CPNS. Namun secara umum per- gikan orang lain, membatasi persaingan sehat
debatan yang terjadi seputar pemahaman ber- atau mendzolimi orang lain, sebesar apa pun
ikut: pertama, kepentingan pribadi (self inte- benefit yang akan diperolehnya. Dengan demi-
rest) atau kepentingan sosial (social interest); kian, bentuk rasionalitas yang tepat dari ter-
kedua, berdasar kalkulasi manfaat dan biaya bentuknya biaya transaksi ilegal adalah keda-
atau berdasarkan kebiasaan dan rutinitas; ke- laman derajat keimanan, bukan karena manfa-
tiga, berdasarkan material atau non-material; at dan biaya, atau karena rutinitas, kebiasaan
dan keempat, berdasar akal sehat atau bukan dan norma-norma, serta struktur lingkungan.
akal sehat (gangguan kepribadian). Pada satu sisi hal ini memberikan pembenaran
bagi pemikiran Keynes bahwa pemahaman dan Rasionalitas neo-klasik dalam praktik mem- persepsi individu membentuk rasionalitas peri-
bayar biaya transaksi seleksi CPNS cenderung laku. Namun sayangnya pemahaman dan per-
lebih mampu menjelaskan dibandingkan kon- sepsi bagi Keynes tidak merujuk pada keiman-
sep rasionalitas lain. Mengingat dalam benak an akan keyakinan atau agama individu tetapi
pelaku ketika membayar tidak akan mempe- lebih pada objek pembentuk perilaku dan hal-
dulikan orang lain, yang penting lulus menja- hal pendukung objek itu secara kasat mata, se-
di pegawai negeri. Ini adalah sifat self interest hingga pemikiran Keynes dan tokoh-tokoh lain
(Al-Nafs Amarah) dalam memaksimalisasi ke- cenderung prematur dalam hal ini.
puasan pribadi. Kemudian dalam praktiknya Tabel 1 merangkum berbagai pemikiran teo-
pelaku sudah melakukan perhitungan manfaat ri rasional dan hubungannya dengan membayar
dan biaya, dan jumlah uang yang dibayarkan biaya transaksi seleksi PNS.
adalah hasil kalkulasi tersebut. Persepsi, pema- haman, dan pengalaman individu pelaku ber- peran dalam praktik ilegal ini sehingga mem-
Simpulan
benarkan sebagian apa yang diungkap Keynes, ekonomi sosiologi dan psikologi. Namun demi-
Paper ini merupakan kajian teoritis yang di- kian, persepsi dan pemahaman harusnya juga gunakan untuk memahami fenomena perilaku
terbentuk dari pengalaman banyaknya kasus membayar biaya transaksi seleksi CPNS yang
penipuan yang merugikan pelamar. Jawaban terjadi di Indonesia. Teori yang digunakan ada-
yang paling tepat untuk menjelaskan hal ini
M. Firmansyah, Agus S., Asfi M., & Susilo/Perdebatan Teori Rasionalitas...
87 adalah konsep probabilitas, yaitu berapa be-
[11] Hey, J. D. (1993). Rationality Is As Rationality
sar kemungkinan lulus atau tidak lulus dengan
Does. In B. Gerrard (Ed.), The Economics of Ra-
tionality membayar transaksi ilegal dari pengalaman se- . London & New York: Routledge.
[12] Hodgson, G. M. (2010). Choice, Habit and Evolu-
belumnya.
sion. Journal of Evolutionary Economics, 20, (1),
Perilaku membayar transaksi ilegal juga di-
pastikan bukanlah kebiasaan dan rutinitas se-
[13] Hoetoro, A. (2007). Ekonomi Islam: Pengantar
Analisis Kesejarahan dan Metodologi perti pemahaman Veblen dan OIE, informa- . Malang: Ba-
yumedia Publishing FE UNIBRAW.
si juga tidak lagi dianggap terbatas seperti
[14] Husted, B. W. & Folger, R. (2004). Fairness and
ungkapan Herbert Simon dalam konsep Bo-
Transaction Costs: The Contribution of Organiza-
unded Rationality-nya. Dengan banyaknya ter-
tional Justice Theory to an Integrative Model of
ungkap media dapat dianggap masyarakat se-
Economic Organization. Organization Science, 15 (6), 719–729.
makin permisif dengan transaksi ilegal ini, me-
[15] Kasper, W. & Streit, M. E. (1998). Institutional
ninggalkan pertanyaan menarik untuk kajian
Economics: Social Order and Public Policy . Chel-
lapangan apakah telah terjadi perubahan ke-
tenham, U.K. & Northampton, Mass.: Edwar El-
lembagaan (norma, nilai-nilai, dan keyakinan)
gar.
atau yang dikenal institutional change dalam [16] Kompas.com. (2012, Januari 17). Masuk PNS
Perlu Rp 60 Juta–Rp 100 Juta . http://nasional.
ilmu ekonomi kelembagaan.
kompas.com/read/2012/01/17/1612146/Masuk. PNS.Perlu.Rp.60.Juta-Rp.100.Juta . (Accessed November 15, 2012).
Daftar Pustaka [17] Kyriacou, A. P. (2005). Rationality, Ethnicity and
Institutions: a Survey of Issues and Results. Jour- nal of Economic Surveys, 19 (1), 23–42.
[1] Biggart, N. W. (2002). Readings in Economic So- [18] Landa, J. T. & Wang, X. T. (2001). Bounded Ra- ciology . Malden, Mass.: Blackwell Publishers. tionality of Economic Man: Decision Making Un- [2] Cordes, C. (2005). Veblen’s ”Instinct of Workman- der Ecological, Social, and Institutional Constra- ship,” Its Cognitive Foundations, and Some Impli- ints. Journal of Bioeconomics, 3 (2–3), 217–235. cations for Economic Theory. Journal of Economic
Issues, XXXIX [19] Milonakis, D. & Fine, B. (2009). From Political
(1), 1–20. Economiy to Economics: Method, the Social and [3] Durvasula, S. & Lysonski, S. (2010). Money, Mo-
the Historical in the Evolution of Economic The- ney, Money – How do Attitudes Toward Money Im-
ory . London & New York: Routledge. pact Vanity and Materialism? The Case of Young
[20] Redmond, W. H. (2004). On Institutional Ratio- Chinese Consumers. Journal of Consumer Marke-
ting, 27 nality. Journal of Economic Issues, XXXVIII (1),
[4] Foley, D. K. (2004). Rationality and Ideology in [21] Rutherford, D. (1995). Routledge Dictionary of Economics. Social Research, 71 (2), 329–342. Economics . London and New York: Routledge. [5] Folmer, H. (2009). Why Sociology is Better Condi- [22] Rutherford, M. (1994). Institutions in Economics: tioned to Explain Economic Behaviour than Eco- the Old and the New Institutionalism . Cambridge nomics. Kyklos, 62 (2), 258–274. & New York: Cambridge University Press. [6] Gagnon, M. (2007). Capital, Power and Knowledge [23] Salehnejad, R. (2007). Rationality, Bounded Ratio- According to Thorstein Veblen: Reinterpreting the nality and Microfoundations: Foundations of The- Knowledge-Based Economy. Journal of Economic
Issues, XLI . London & New York: Palgrave
oretical Economics
Macmillan.
[7] Gerrard, B. (1993). The Economics of Rationality. [24] Schervish, P. G. (2001). Review: ”The Psychology London & New York: Routledge. of Money.” Contemporary Sociology, 30 (2), 166– [8] Gigerenzer, G., & Selten, R. (2001). Rethinking
Rationality. In G. Gigerenzer & R. Selten (Eds.), [25] Schmid, A. A. (2004). Conflict and Cooperation: Bounded Rationality: The Adaptive Toolbox . Cam- Institutional and Behavioral Economics . Oxford, bridge, MA: MIT Press.
U.K.: Blackwell.
[9] Gilboa, I. (2010). Rational Choice. London: MIT [26] Scott, J. (2000). Rational Choice Theory. In G. Press. Browning, A. Halcli, & F. Webster (Eds.), Un- [10] Graafland, J. J. (2007). Economics, Ethics and derstanding Contemporary Society: Theories of the the Market: Introduction and Applications . Lon- Present . New York: Sage Publications. don: Routledge.
88 M. Firmansyah, Agus S., Asfi M., & Susilo/Perdebatan Teori Rasionalitas...
[27] Selten, R. (2001). What Is Bounded Rationality? In G. Gigerenzer & R. Selten (Eds.), Bounded Ra- tionality: The Adaptive Toolbox . Cambridge, MA: MIT Press.
[28] Shah, M. (2007). Analysis of Transaction Cost. In- dia: Sunrice Publiser& Distributors. [29] Swedberg, R. (2003). Principles of Economic So- ciology . Princeton & Oxford: Princeton University Press.
[30] Tribun Jateng. (2011, Maret 1). Korban Du- gaan Penipuan Calo CPNS Perlihatkan Doku- men .
http://jateng.tribunnews.com/2011/ 03/01/korban-dugaan-penipuan-calo-cpns- perlihatkan-dokumen . (Accessed November 15, 2012).
[31] Tribun Medan. (2012, Juni 25). Hukuman Eliza- beth Penipu CPNS Menjadi 40 Bulan Penjara . http://medan.tribunnews.com/2012/06/25/ hukuman-elizabeth-penipu-cpns-menjadi-40- bulan-penjara . (Accessed November 15, 2012).
[32] Vale, P. H. (2010). Addiction–and Rational Choice Theory. International Journal of Consumer Studi- es, 34 (1), 38–45.
[33] Vanberg, V. J. (2004). The Rationality Postulate in Economics: Its Ambiguity, Its Deficiency and Its Evolutionary Alternative. Journal of Economic Methodology, 11 (1), 1–29.
[34] Wartiovaara, M. (2011). Rationality, REMM, and Individual Value Creation. Journal of Business Ethics, 98 (4), 641–648.
[35] Winslow, T. (1993). Keynes on Rationality. In B. Gerrard (Ed.), The Economics of Rationality. Lon- don & New York: Routledge.
[36] Ylmaz, F. (2007). Veblen and the Problem of Ra- tionality. Journal of Economic Issues, XLI (3), 841–862.
[37] Yustika, A. E. (2006). Ekonomi Kelembagaan: De- finisi, Teori dan Strategi . Malang: Bayumedia Pu- blishing.
F m ir
an
Tabel 1: Konsep Rasionalitas dalam Menjelaskan Transaksi Ilegal CPNS
Teori Rasionalitas
Pembentuk Rasionalitas
Mendukung Fenomena
Bertentangan dengan Fenomena
Neo-klasik
Sifat homoeconomicus: self interest, maksima-
Membayar transaksi sebagai sifat self inte-
Kalkulasi manfaat-biaya dihadapkan pada
lisasi utilitas dan kalkulasi manfaat-biaya
rest , maksimalisasi utilitas, melakukan kalku-
kondisi ketidakpastian (uncertainty) lulus
lasi manfaat-biaya, yaitu bila lulus PNS uang
atau tidak lulus, dan kejujuran calo pun juga
yang dibayarkan akan kembali dalam waktu
John M. Keynes
Direct Acquaitance
(pengenalan langsung)
Membayar karena pengalaman kelulusan pe-
Pengalaman lain menunjukkan dapat terja-
fi
yang terdiri dari tiga elemen: pengalaman,
lamar sebelumnya dengan perantara calo se-
di calon tidak lulus walaupun sudah memba-
pemahaman, dan persepsi
leksi PNS, adanya pemahaman dan persepsi
yar biaya transaksi, yang dapat terjadi kare-
pentingnya membayar transaksi, kalau tidak
na penipuan oleh calo seleksi CPNS. Dilain
.,
bayar sia-sia (tidak akan lulus)
pihak, ada calon yang lulus tanpa membayar
biaya transaksi (lulus murni)
OIE
Kalkulasi manfaat-biaya neo klasik digantik-
Biaya transaksi ilegal pada umumnya tidak
Transaksi ilegal seleksi PNS bukanlah kebia-
an dengan kebiasaan (habits) dan rutinitas
memperhitungkan jumlah uang yang diba-
saan dan rutinitas masyarakat umumnya, ja-
o/P sil
(routins), unsur-unsur kelembagaan: nilai-
yarkan, karena keinginan berlebih untuk lu-
uh dari norma dan nilai-nilai sosial
nilai, norma, dan regulasi
lus. Bisa saja terjadi perubahan kebiasaan
dan rutinitas dalam masyarakat di era glo- balisasi
er d
eb
Bounded Rationality (NIE)
Keterbatasan kognitif mengelola informasi
Membayar karena keterbatasan informasi,
Informasi sudah semakin murah, dan sema-
dan struktur lingkungan, maksimalisasi di-
struktur lingkungan mendukung dan kepu-
kin terbuka. Calon hanya memerlukan sedikit
gantikan oleh satisfaksi
asan yang satisfaksi, bukan maksimal (utuh)
usaha untuk menelusuri informasi tersebut.
at
karena harus mengorbankan harta
Struktur lingkungan pada umumnya menolak
an
transaksi ilegal
Ekonomi Sosiologi
Terbentuk dari kepandaian (akal), kendala,
Transaksi ilegal dibentuk oleh harapan untuk
Akal sehat direduksi oleh harapan dan perse-
harapan, evaluasi, motivasi, dan memaknai
lulus seleksi PNS, karena kendala kapasitas,
psi akan pentingnya membayar calo. Kepan-
eor
persaingan ketat
daian tergantikan oleh harapan dan sedikit
kepastian untuk lulus CPNS dengan cara in-
stan
R as
Ekonomi Psikologi
Di samping dipengaruhi oleh masuk akal dan
Membayar transaksi ilegal akan mencermink-
Transaksi ilegal ini muncul bukan hanya ka-
ion
pertimbangan ekonomis juga oleh kepribadi-
an kepribadian individualistis (self interest)
rena keinginan individu, tetapi juga karena
an, sikap dan keyakinan, motivasi, hubungan
dan mengabaikan kepentingan lain secara
permisifnya lingkungan sosial, sehingga ba-
al
dengan keluarga, teman pergaulan, kelas so-
umum (yang tidak memiliki uang transaksi).
nyaknya pihak yang melakukan transaksi su-
as it
sial, dan dapat juga berupa delusi dan gang-
Adanya persepsi, keyakinan, dan sikap ma-
dah dianggap biasa
guan kepribadian
syarakat terhadap status sosial PNS sehingga
pelaku sekuat tenaga untuk lulus CPNS
...
Rasionalitas Islam
Homo Islamicus
adalah rasional Islam, per-
Membayar biaya transaksi ilegal menunjuk-
Bagaimana individu dapat berperilaku ilegal
ilaku itu diarahkan oleh kebenaran hakiki
an sifat Al-Nafs Amarah. Baik buruk perilaku
yang nyata-nyata tidak sesuai dengan nilai-
(wahyu) bukan kebahagiaan atau nilai gu-
tergantung derajat keimanan individu
nilai agama yang dianut pelaku
na. Ada tiga level perilaku manusia Al-Nafs Amarah (self interst, kebendaan), Al-Nafs La- wamah (sosialitas), dan Al-Nafs Mutmainah (kesadaran akan ketuhanan)
89