Kekuatan Direct Acquaintance adalah menolak rasionalitas kalkulasi versi neo-
Kekuatan Direct Acquaintance adalah menolak rasionalitas kalkulasi versi neo-
klasik (Ylmaz, 2007). Rasionalitas ekonomi ke- Menurut Keynes, manusia rasional akan mem- lembagaan lama (old institutional economics)
pertimbangkan pengalaman, pemahaman, dan yang dipelopori Veblen dan murid-muridnya
persepsi. Dalam konteks pembayaran transaksi adalah bahwa perilaku individu berdasar ke-
ilegal seleksi masuk PNS mengindikasikan bah- biasaan dan rutinitas. Naluri adalah kompo-
wa apa yang dilakukan oleh individu sebagian nen kunci dari teori Veblen tentang evolusi ke-
berdasarkan pengalaman dari peserta tes pega- lembagaan dan budaya, dimana naluri secara
wai negeri sebelumnya yang kebanyakan suk- langsung didasarkan pada kebiasaan dan ruti-
ses atau lulus dengan membayar biaya terse- nitas untuk menggantikan kalkulasi tindakan
but. Pengalaman juga menentukan kepada sia- (Cordes, 2005). Dalam konteks transaksi ilegal
pa yang layak, atau dinilai efektif, untuk dila- masuk PNS konsep ini kuranglah tepat. Meng-
kukan transaksi atau diserahkan uang transak- ingat pertama, penyogokan bukanlah kebiasa-
si ilegal sehingga lulus ujian, berapa uang yang an atau rutinitas dari lingkungan, sehingga in-
diserahkan dan bagaimana bentuk pengemba- dividu tidak dalam rangka mengejar kebiasa-
lian uang bila ternyata tidak lulus. an dalam lingkungannya; kedua, masyarakat
Karena itu pengalaman menjadi penentu ra- yang beragama dan berbudaya masih meng-
sionalitas dalam mengeluarkan uang untuk bi- anggap penyogokan adalah tabu walaupun se-
aya transaksi. Namun masalahnya adalah bah-
84 M. Firmansyah, Agus S., Asfi M., & Susilo/Perdebatan Teori Rasionalitas... wa pengalaman pula yang menunjukkan bahwa
Bounded Rationality ada banyak orang tidak lulus dan banyak peni- puan yang terungkap. Apakah terjadi timbang-
Bounded Rationality menekankan pada dua hal menimbang, tarik-menarik pengalaman lulus
yaitu keterbatasan kognitif karena informasi dan tidak lulus dengan membayar biaya tran-
yang tidak sempurna dan struktur lingkung- saksi ilegal dalam benak individu? Apakah in-
an. Individu memiliki kemampuan terbatas un- dividu menghitung persentase atau probabili-
tuk mengolah berbagai informasi yang terse- tas pengalaman lulus dan tidak lulus, sehingga
dia, misalnya ketika kesepakatan biaya tran- apa pun keputusan akhirnya merupakan hasil
saksi ditentukan, pelamar tidak banyak me- perilaku timbang-menimbang tersebut? Ini a-
mahami bagaimana logika terbentuknya biaya kan menjadi kajian lapangan yang menarik.
tersebut. Pelamar pada umumnya hanya pa- ham bahwa uang tersebut akan diserahkan pa-
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah, pa-
da oknum tertentu sebagai penentu kelulusan
da umumnya orang mengeluarkan biaya tran- CPNS, tetapi tidak secara detail dipahami sia- saksi tidak didasari pemahaman yang menda-
pa oknum itu dan apa peran atau kedudukan- lam, kenapa jumlah biaya transaksi itu sejum-
nya. Ia hanya mengenal orang suruhan yang lah tertentu, siapa yang menciptakan nilai pa-
bermain di lapangan dengan mengatasnama- saran tersebut dan seberapa pasti kelulusan da-
kan oknum tadi, dan gambaran akan oknum pat diraih. Sehingga dapat dikatakan bahwa
sebatas yang diceritakan orang suruhan di la- perilaku tersebut didasari pemahaman yang re-
pangan, dan kebenaran dari cerita itu masih di- latif terbatas, hal ini sejalan dengan pembahas-
pertanyakan. Bagaimana berharap mengalku- an mengenai keterbatasan kognitif versi Her-
lasi lulus atau tidak, serta besar kecilnya bia- bert Simon.
ya transaksi, sementara informasi yang tersedia Demikian pula dengan persepsi yang me-
adalah terbatas.
nyangkut keyakinan dan cara pandang indivi- Karena itu, rasionalitas berperilaku diba- du akan perilakunya. Individu biasanya mem-
tasi oleh keterbatasan informasi, kemampuan persepsikan bahwa ia tidak mungkin lulus tan-
pengolahan informasi dan juga waktu untuk pa membayar biaya transaksi dan bahwa tes
mengolah informasi. Oleh karena keterbatasan tanpa biaya transaksi adalah perilaku sia-sia
itu, Simon ingin menghindari konsep maksima- yang membuatnya sulit untuk sukses. Ketika
lisasi kalkulasi dan optimalisasi, dan menggan- keinginan ini muncul secara kuat dalam diri
tikannya dengan konsep individu sebagai de- individu, maka ia tidak akan mempersoalkan
veloper dan pemodifikasi kebiasaan, aturan ke- bagaimana persepsi orang akan perilaku ilegal
putusan, dan heuristik, sehingga tanpa sengaja ini, apalagi perilaku itu dilakukan secara ko-
ia meninggalkan gagasan rasionalitas (Ruther- lektif oleh individu lain dan selanjutnya men-
ford, 1994).
jadi biasa di tengah-tengah masyarakat. Meli- Kebiasaan dan pengalaman menjadi san- hat kondisi di lapangan, walaupun membayar
daran dan informasi individu. Jika misalk- biaya transaksi pada umumnya dianggap seba-
an bertransaksi dengan oknum tertentu dike- gai perilaku ilegal, tetapi eksistensinya semakin
tahui tinggi probabilitas suksesnya atau de- menjadi biasa, di mana selama ini yang me-
ngan mengeluarkan biaya sebesar tertentu me- lakukan pembayaran dianggap sebagai korban
nyebabkan sukses, maka hal tersebut merupa- penipuan sehingga sering kali melapor ke poli-
kan informasi terbatas yang dipegang indivi- si bila ternyata dirinya tidak lulus seleksi, pa-
du yang akan menjadi dasar rasionalitas bagi dahal yang dianggap korban ini sesungguhnya
perilakunya. Dengan demikian seseorang tetap bagian dari pihak yang bersepakat dalam mem-
mengalkulasi berbagai peluang tersebut namun bentuk biaya transaksi tersebut.
secara terbatas.
M. Firmansyah, Agus S., Asfi M., & Susilo/Perdebatan Teori Rasionalitas...
85 Simon juga berpendapat struktur lingkung-
an merupakan faktor yang penting. Perilaku ilegal akan semakin biasa dilakukan ketika ling- kungan semakin permisif akan tindakan itu. Terlebih ketika asumsi bahwa tanpa uang se- seorang tidak mungkin lulus, maka mau tidak mau mengeluarkan biaya transaksi menjadi persepsi kolektif lingkungan. Dengan menjadi pemahaman kolektif maka tanpa pikir panjang perilaku itu akan dilakukan individu. Pembe- naran oleh lingkungan akan menjadi tindakan otomatis individu dalam lingkungan itu, tan- pa dibebankan oleh kalkulasi manfaat dan bi- aya. Kekuatan lingkungan terletak pada nor- ma atau nilai bersama, yang akan menjadi ak- si kolektif dalam masyarakat sehingga memba- tasi perilaku individu. Dengan demikian, jika norma dan nilai bersama terpinggirkan, maka lingkungan tidak lagi jadi penentu tindakan in- dividu.