Kapital sebagai Modal Ekonomi

1. Kapital sebagai Modal Ekonomi

Teori strukturasi genetik, sebagaimana dijelaskan Bourdieu, adalah jumlah konsep yang diciptakan sebagai alat berpikir (thinking tools) untuk menganalisis realitas sosial, sehingga tergambarkan secara jelas bagaimana proses terjadinya reproduksi sosial dan relasi- relasi kekuasaan. Ia bukan sekadar teori praktik dalam arti kaku dan normatif, tetapi juga dinamis, karena menggunakan pendekatan genesis dan relasional dalam menganalisis realitas. Oleh karena itu, untuk menepatkan analisis ilmu dan kapital dalam kerangka pemikiran Bourdieu, pertama-tama perlu terlebih dahulu dipetakan bentuk-bentuk sistem disposisi dan posisi dalam ilmu dan kapital. Perlu diketahui terlebih dahulu relasi dan posisi yang dihargai dalam ilmu dan kapital, serta genesis habitus yang kemungkinan terbentuk pada keduanya.

Kapital, dalam konteks pemikiran Bourdieu, dapat diletakkan sebagai modal ekonomi berdasarkan setidaknya tiga alasan. Pertama, deinisi kapital, sebagaimana ditegaskan di Bab I, adalah uang atau barang. Ia berbentuk material, dan bila merujuk Bourdieu, satu- satunya modal yang berbentuk material adalah modal ekonomi. Oleh karena itu, untuk menghindari kekeliruan pembacaan, penulis perlu menjernihkan pengertian kapital sebagai “uang dan barang” dalam arti umum dan istilah modal sebagai “uang, hak milik, dan kekayaan” dalam arti Bourdieu. Kedua, dalam hal relasinya dengan ilmu, kapital dipahami sebagai uang atau barang yang diupayakan dan digunakan oleh komunitas ilmuwan untuk menyokong berbagai kegiatan reproduksi ilmiah. Pada konteks ini, kapital dianggap sebagai sesuatu yang berharga sebab tanpanya reproduksi ilmu tidak mudah dilakukan. Ketiga, kapital dapat pula dimengerti sebagai wujud dari wajah mutakhir kepentingan, yakni kapitalisme. Seperti dijelaskan dalam Bab

III, kapitalisme menjadi tujuan dan medium paling transparan dalam

M. Najib Yuliantoro

109 kepentingan politik, ekonomi, dan bahkan ilmu pengetahuan di dalam

masyarakat modern. Kapital dalam modal ekonomi menempati posisi paling dihargai, diperjuangkan, diakumulasi, dan bahkan dipergunakan sebagai amunisi utama dalam mendapatkan modal-modal lain. Ia juga melahirkan sistem-sistem disposisi pada agen, yakni suatu sistem disposisi berbasis pada persentuhan modal budaya yang dimiliki agen dan struktur sosial yang kemudian membentuk — dan dibentuk dari — kepemilikan kapital.

Berdasarkan asal-usulnya, kapital dalam bentuk uang, memiliki sejarah cukup panjang. Uang dalam bentuk koin atau kertas merupakan

alat tukar model pertukaran baru karena baru digunakan pada Abad ke-

17. 219 Sebelum kelahiran uang, kebutuhan sehari-hari dipenuhi dengan berusaha mencukupi sendiri dan, ketika itu dianggap sudah tidak

memadai lagi, dilakukan sistem barter, tukar-menukar barang. Ukuran barter bukan pada satuan nilai barang, tetapi pada relasi simbiosis dan pertukaran kebutuhan. 220 Pada perkembangan berikutnya, sistem barter pun dianggap memiliki banyak kelemahan dan kerumitan, seperti dalam hal satuan ukur atau stabilitas nilai barang, kesesuaian barang, dan ketersediaan barang.

Semakin maju suatu masyarakat, semakin tumbuh pula kebu- tuhan dan daya pemikirannya, sistem barter antar-barang digantikan dengan logam mulia. Penggunaan logam mulia, seperti perak dan emas, dianggap memadai karena jumlahnya terbatas, mudah disimpan, tahan lama, memiliki nilai tinggi, bisa dibagikan dan diwariskan tanpa mengurangi nilai, mudah dibawa dan disimpan, serta secara umum disenangi banyak orang. Sistem barter logam mulia diubah bentuknya menjadi koin dan dianggap sebagai penemuan terbesar di masanya, kira-kira tahun 3000-600 sebelum masehi. 221 Setelah itu, kira-kira Abad ke-17, terjadilah pembaruan jenis uang berupa uang kertas, meskipun uang logam mulia sepenuhnya tidak ditarik dari peredaran.

Glyn Davies, 2002, A History of Money: From Ancient Times to the Present Day, Cardiff: University of Wales Press, edisi ke-3, hlm. 284.

Glyn Davies, 2002, “A History of Money…”, hlm. 9-10.

Glyn Davies, 2002, “A History of Money…”, hlm. 34-36.

Ilmu dan Kapital

Pada fase ini, bersamaan dengan kelahiran modernitas, uang dalam bentuk koin dan kertas, dianggap sebagai alat ukur paling memadai dan kompromistis. Tetapi, karena faktor ekonomi, politik dan perang, kepemilikan uang, terutama sejak perang dunia pertama meletus (1914-1918), didominiasi dan dikuasai oleh negara. 222 Tetapi, begitu perang dunia usai, kepemilikan uang didominasi dan dikuasai oleh kaum kapitalis, sehingga intensitas inlasi moneter di seluruh dunia berlangsung semakin masif dan sewenang-wenang. 223

Berdasarkan genesis sejarahnya tersebut, posisi uang sebagai modal ekonomi, telah mengalami pergeseran-pergeseran. Pertukaran ekonomi tak lagi didasarkan pada relasi simbiosis yang berbasis pada kebutuhan sebagaimana asal-asulnya, tetapi sudah bergeser menjadi relasi kepentingan untuk mengakumulasi kesenangan, hasrat, dan eksploitasi. Akibat pergeseran inilah modal ekonomi mengandung kontradiksi. Di satu sisi, ia memberi relasi simbiosis mutualisme dalam pertukaran antarkebutuhan agen. Di sisi lain, ia membuka kemung- kinan berlangsungnya dominasi dan pelanggengan relasi kekuasaan berbasis kepemilikan uang, hak milik, dan kekayaan. Dampaknya, keadilan dan kesejahteraan tidak merata. Kepemilikan modal ekonomi terpusat pada sejumlah kaum kapitalis.

Modal ekonomi adalah jenis modal yang paling dikritik oleh Bourdieu, karena menyempitkan ruang penafsiran agen atas pengertian kapital hanya pada takrif ekonomisme-materialisme. Dominasi tafsir makropolitik ekonomisme, menurut Bourdieu, perlu diatasi mela- lui rekonseptualisasi pengertian kapital menjadi imaterial dan non- ekonomi, sehingga lahirlah konsep-konsep baru ilmu ekonomi tindakan dalam arti luas seperti modal budaya, modal sosial, dan modal simbolik. Dengan kepemilikan agen terhadap modal-modal non-ekonomisme-materialisme, maka agen memiliki kemungkinan untuk meraih kepemilikan modal ekonomi secara terbuka. Bahkan, ketika agen hanya memiliki modal sosial yang kokoh dan tidak

Glyn Davies, 2002, “A History of Money…”, hlm. 368.

Glyn Davies, 2002, “A History of Money…”, hlm. 679.

M. Najib Yuliantoro

111 cukup berdaya dalam modal ekonomi maupun modal budaya, ia

tetap mampu memenangkan persaingan, sebab jaringan relasi — kepercayaan, solidaritas, loyalitas, dan koneksi — yang terbangun

dalam kepemilikan modal sosial bersifat praksis dan realistis, sehingga memungkinkannya merengkuh kepemilikan modal ekonomi dan modal budaya secara optimal. Secara kognitif, modal sosial, begitu pula modal budaya, sering kali dikelirukenali secara simbolik. Hal tersebut menambah kemampuan pemilik modal sosial maupun modal budaya untuk memperoleh modal simbolik, seperti berupa status dan prestise, sehingga posisi-posisi yang dipertaruhkan dalam modal ekonomi semakin mudah didapatkan.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2