Kronologi Tema dan Karya
2. Kronologi Tema dan Karya
Seperti disebutkan sebelumnya, minat utama Bourdieu secara akademik sesungguhnya adalah ilsafat. Namun, pengalaman meneliti etnograi di Béarn dan Algeria tahun 1950, membuat Bourdieu memperluas bidang risetnya ke bidang pendidikan, budaya, seni, dan bahasa. Bourdieu lantas lebih dikenal sebagai seorang sosiolog daripada seorang ilsuf. Apalagi, pada tahun 1950 itu, sosiologi sebagai suatu disiplin keilmuan belum terlalu mendapatkan tempat yang
77 Indi Aunullah, 2006, “Bahasa dan…”, hlm. 32-35; bdk . Richard Jenkins, 1992, “Pierre Bourdieu…”, hlm. 7-8.
M. Najib Yuliantoro
31 baik dalam kehidupan akademik Perancis. Karena itulah karya-karya
Bourdieu akhirnya lebih banyak dikenal sebagai karya antropologi daripada sosiologi, dan pandangan semacam itu sulit dihilangkan
dalam 50 tahun dari karier intelektual Bourdieu kemudian. 78 Bourdieu adalah seorang penulis yang produktif dalam melahir- kan karya tulis. Lebih dari 37 buku dan 400 artikel yang dia tulis memiliki pengaruh cukup besar dalam setengah Abad ke-20 terakhir — setengah Abad sebelumnya dipegang oleh Sartre. Bourdieu selalu percaya bahwa satu-satunya takrif biograi bagi masyarakat akademik
adalah karir karyanya. 79 Karena itulah sejak berada di Algeria hingga kemudian dikenal sebagai intelektual publik di Perancis, Bourdieu
terus menulis banyak artikel, jurnal, dan buku. Ia datang ke Algeria sebagai seorang pasukan militer dan ilosof, kemudian kembali ke
Perancis sebagai etnografer otodidak dan antropolog sosial. 80 Ketika di Algeria, Bourdieu menulis buku tentang kehidupan petani Kabyle dan kaum miskin kota Algiers. Buku-buku yang lahir akibat pengaruh
Algeria memiliki unsur data etnograi dan antropologi yang cukup kuat. Antara lain adalah Sociologie de L’Algérie (1958), Travail et travailleurs en Algérie (1963), dan Le déracinement, la crise de l’agriculture traditionelle en Algérie (1964). 81
Ketika tiba di Perancis pada tahun 1960, produktivitas Bourdieu meningkat pesat. Karangannya menyebar ke dalam tiga bidang. Per- tama, bidang pendidikan melalui karyanya Les héritiers (1964) dan La reproduction (1970). Kedua, bidang seni dan budaya melalui karyanya Un art moyen (1964) dan L’amour de l’art (1966). Ketiga, bidang metodologi melalui karyanya Le métier de sociologue (1968) dan Esquisse d’une théorie de la pratique (1972). Pada tahun 1960 sampai tahun 1970, Bourdieu juga lebih banyak mengerjakan proyek
78 Michael Grenfell (ed.), 2008, “Pierre Bourdieu…”, hlm. 1. 79 Loïc Wacquant, 2007, “Pierre Bourdieu”, dalam Rob Stones (ed.), Key Contemporary Thinkers , Edisi 2, London and New York: Macmillan, hlm. 263; bdk. Richard Harker dkk
(eds.), 2009, “ (Habitus x Modal)…”, hlm. 51. 80 Richard Jenkins, 1992, “Pierre Bourdieu…”, hlm. 12.
81 Michael Grenfell (ed.), 2008, “Pierre Bourdieu…”, hlm. 13.
Ilmu dan Kapital
akademik secara mandiri bersama intelektual dan penulis terkemuka Paris seperti Michel Foucault, Jacques Derrida, Roland Barthes, Jean- François Lyotard, Louis Althusser, dan Jacques Lacan. Reputasinya naik sebagai intelektual publik dan terus meningkat hingga setara dan bahkan melebihi intelektual terkemuka saat itu, Jean-Paul Sartre dan
Simone de Beauvoir. 82 Tahun 1975, Bourdieu mendirikan Jurnal Actes
de la recherche en sciences sociales bersama Boltanski, Darbel, de St. Martin, dan Passeron. Jurnal tersebut didirikan untuk memfasilitasi publikasi karya-karyanya, sekaligus sebagai alternatif dari media- media dikotomik sebagai representasi pemikiran antropologi Lévi- Straus dan eksistensionalisme Sartre. Bourdieu kemudian menerbitkan karyanya dari berbagai disiplin dan semakin meluas meliputi bidang kebudayaan seperti La distinction (1979); bidang pendidikan seperti Homo academicus (1988) dan La noblesse d’état (1989); bidang ilsafat dan metodologi seperti Le sens pratique (1980), Questions de sociologie (1980), Leçon sur une leçon (1982), Choses dites (1987), dan L’ontologie politique de Martin Heidegger (1988); dan bidang bahasa seperti Ce que parler veut dire (1982). 83
Popularitas dan pemikiran Bourdieu semakin tak terbendung. Ia mulai terlibat ke dalam arus politik negara Perancis. Tahun 1984 dan
1988, ia bergabung dengan komite yang dibentuk oleh Pemerintah Sosialis, François Mitterand, untuk meninjau kembali manifesto orientasi kurikulum pendidikan Perancis. Tahun 1990-an, Bourdieu sering muncul di depan publik. Ia mulai muncul di telévisi dan radio — sesuatu yang selalu ia tolak di masa lalu. Ia pernah pula memberi dukungan kepada suatu demonstrasi dengan apa yang saat itu disebut sebagai “aksi perlawanan” terhadap dominasi tren politik, ekonomi, dan sosial. Pada periode inilah Bourdieu mulai menerbitkan tulisan- tulisan bertema media, lukisan, ekonomi, dan politik gender. Bourdieu lantas menerbitkan buku tentang penderitaan sosial warga Perancis berjudul La misère du monde (1993). Karya ini cukup populer dan
82 Michael Grenfell (ed.), 2008, “Pierre Bourdieu…”, hlm. 1. 83 Michael Grenfell (ed.), 2008, “Pierre Bourdieu…”, hlm. 14.
M. Najib Yuliantoro
33 menjadi perhatian media. Bertolak dari titik inilah Bourdieu kemudian
menawarkan “teori dan praktik” sebagai semacam “ilsafat untuk setiap orang” untuk mengatasi problem kehidupan kontemporer. Tema ini diangkat kembali oleh Bourdieu sebagai objek kajiannya dalam bukunya yang lain, Les struktur sociales de l’ économie (2000). Produktivitas Bourdieu terus berlanjut dengan penerbitan karyanya
dalam bidang metodologi dan ilsafat melalui Réponses (1992), Raisons pratiques, Méditations pascaliennes (1997), dan Science de la
science et rélexivité (2001); serta di bidang seni melalui Les règles
de l’ art (1992). Bourdieu juga menerbitkan serangkaian teks polemik pendek yang ditujukan kepada publik, misalnya, tentang kritik atas televisi dan jurnalisme modern melalui Sur la télévision (1996); kumpulan tulisan tentang ilmu dan konsekuensi ekonomi neoliberal, Contre-Feux (1998); serta tulisan tentang gerakan buruh Eropa, Contre-Feux 2 (2001). Puncaknya, pada tahun 2001, Bourdieu pensiun dari College de France dan setahun kemudian, tepatnya tanggal 23 Januari 2002, Bourdieu meninggal dunia akibat penyakit kanker. 84
Kendatipun Bourdieu telah tiada, namun pengaruhnya terus tum buh. Karya-karya Bourdieu berpengaruh ke banyak bidang, mulai dari antropologi, pendidikan, budaya, ekonomi, politik, seni, ilsafat, hukum, agama, media, bahasa, gender, sejarah, dan bahkan ada yang menggunakannya dalam disiplin geograi dan teologi pembebasan. Teori Bourdieu sebagai suatu pendekatan bersifat aplikatif dan cukup mudah diadaptasi oleh berbagai disiplin, menurut Grenfell, karena
dua karakteristik. 85 Pertama, teori Bourdieu mampu menghubungkan antara teori dan praktik, serta menunjukkan bagaimana anatomi suatu penelitian dalam ilmu-ilmu sosial. Kedua, karya Bourdieu memiliki seperangkat istilah individu yang unik, yang dapat diaplikasikan sebagai panduan untuk menganalisis dan membahas suatu temuan penelitian. Istilah-istilah tersebut adalah “alat berpikir (thinking tools)”, yang dimunculkan oleh Bourdieu untuk menjelaskan proses sosial
84 Michael Grenfell (ed.), 2008, “Pierre Bourdieu…”, hlm. 15. 85 Michael Grenfell (ed.), 2008, “Pierre Bourdieu…”, hlm. 2.
Ilmu dan Kapital
dalam studi empiris yang dijalaninya. Jadi, Bourdieu sesungguhnya tidak pernah benar-benar berteori. Titik tolak penelitian Bourdieu selalu bermula dari suatu fenomena dan praktik sosial tertentu. Karena itulah para peneliti yang hendak menggunakan kerangka Bourdieuian sebagai metode, dapat memulai risetnya pada dua titik sekaligus, yakni memulai risetnya melalui data empiris atau menggunakan teori Bourdieu sebagai “alat berpikir” untuk menjelaskan suatu fenomena empirik.