GAYA PERMAINAN : SPESIFIKASI

a) Variasi Throw In Terpopuler Di Eropa

Keterangan:

 Pemain A melakukan lemparan ke dalam. Apabila terjadi throw in di sisi kanan bagian tengah lapangan maka pemain A adalah sayap kanan tentunya.  Pemain B,

apabila mengikuti skenario seperti di atas, seharusnya adalah pemain bek kanan (wing back) kalau sistem yang dipakai adalah 4-4-2. Tugas pemain B tidak lain adalah menjadi seorang pemain jangkar yang siap meneruskan bola ke sisi kiri lapangan entah secara langsung dengan long pass atau melewati pemain bek tengah F atau G yang berfungsi sebagai ´jembatan´. Pemain lain yang bisa

berfungsi sebagai ´jembatan´ adalah kiper. Seorang kiper yang modern harus senantiasa ikut bermain. Artinya, di saat situasi throw in seperti di atas kiper hendaknya bergeser sedikit ke sisi kanan lapangan sekaligus maju dan berfungsi sebagai libero.

 Pemain C adalah pemain defensive mid (Gelandang Bertahan). Biasanya pemain ini bergerak ke sebelah kanan pemain A untuk kemudian bergerak ke sebelah kirinya. Itu semua tergantung situasi tentunya.

 Pemain D adalah offensive mid. Awalnya pemain D bergerak ke arah pemain A untuk kemudian berlari dengan kecepatan tinggi menyusur garis tepi lapangan. Umumnya pemain D adalah target utama saat terjadi throw in. D dan E tentu saja bisa menukar

posisi sesuai situasi.  Pemain H adalah penyerang kiri, pemain I adalah pemain sayap kiri, sedang pemain J

adalah wing back kiri. Pemain H, I, J dan E siap mendukung serangan apabila variasi throw in ini berhasil sesuai rencana.

 Perhatikan bahwa semua pemain kecuali kiper berada dalam daerah sepanjang kira-kira 30-40 meter dan lebar sekitar 35 meter. Begitu throw in berhasil dengan baik formasi tim langsung mengembang. Pemain diinstruksikan untuk ´membuka´ lapangan dan mengoptimalkan lebar lapangan.

 Pemain

C melakukan

heading

yang diarahkan kepada pemain D atau E. Sebaiknya umpan heading diarahkan ke daerah bebas di depan E atau di daerah bebas di depan pemain D.

Di dalam sepak bola hampir selalu ada hukum dasar dalam melakukan sebuah teknik, kombinasi atau taktik tertentu. Begitu juga dalam melakukan throw in.

b) Prinsip dasar pelaksanaan lemparan ke dalam:

 Semakin cepat throw in dilakukan semakin baik. Apabila throw in tidak dilakukan dengan cepat, lawan akan punya waktu lebih untuk mengorganisasi pertahanan. Semakin banyak waktu yang diberikan kepada lawan semakin rapi pula organisasi pertahanan lawan sehingga semakin sulit pula menemukan celah.

 Agar eksekusi throw in bisa dilangsungkan dengan cepat, semua pemain harus bereaksi dengan cepat dan mengisi posisi masing-masing. Sekali lagi, posisi dan tugas masing-

masing pemain harus jelas agar pemain bisa cepat bereaksi terhadap situasi throw in dan tidak ada waktu yang terbuang dikarenakan kebingungan pemain.

 Timing (kesempatan) lemparan ke dalam harus tepat dan sinkron dengan pemain lainnya. Tidak ada gunanya pemain yang melakukan lemparan ke dalam siap apabila rekan- rekannya masih belum siap. Pelempar bola juga harus memperhatikan pergerakan mengecoh yang dilakukan rekan-rekannya untuk kemudian melemparkan bola tepat saat gerakan tipuan selesai. Terlalu cepat tidak baik karena pemain yang dituju akan kaget karena belum siap. Sebaliknya, terlalu lambat juga percuma karena lawan yang tadinya terkecoh sudah bisa melakukan penanggulangan masalah sehingga kembali mampu menjaga lawan dengan baik dan ketat.

 Variasi throw in apa pun yang dilakukan, prinsip mengecoh lawan dengan pergerakan silang semestinya tetap terkandung di dalamnya. Pergerakan-pergerakan yang rajin, cepat serta menipu harus ada supaya pemain yang melemparkan bola memiliki sebanyak mungkin opsi atau kemungkinan tujuan dan pemain yang dituju memiliki ruang gerak sekaligus sedikit waktu saat menerima bola.

J. MATERI KEPELATIHAN : PENJAGA GAWANG

Hal-hal khusus Mengenai Fisik, Teknik, Taktik, dan Jiwa Kebersamaan(Psychososial)/ Mental Penjaga Gawang FISIK

 Kelincahan dan Reaksi  Koordinasi dan Keseimbangan

 Kelenturan  Daya Tanggap dan Kewaspadaan  Kebugaran dan Kekuatan

TEKNIK

 Penguasaan Bola  Penguasaan Bola Menyilang (Crossing)  Menjatuhkan diri dan Mengamankan Gawang  Kelincahan Kaki  Penempatan posisi  Menangkap dan Menepis Bola

TAKTIK

 Melempar dan membagi bola  Mendukung Permainan  Mengatur Tempo Permainan

 Keberanian  Komunikasi

A. KUALIFIKASI PENJAGA GAWANG

1) PENEMPATAN POSISI

Kemampuan menempatkan posisi adalah modal utama seorang penjaga gawang/ kiper yang andal. Apabila seorang penjaga gawang mampu menempatkan posisi dengan baik, yang paling sering terjadi adalah penjaga gawang seakan-akan menjadi magnet sehingga bola seakan terus melaju ke arah penjaga gawang. Dengan penempatan posisi yang benar seorang penjaga gawang tidak perlu melompat jauh ke kiri dan ke kanan. Hal ini dikarenakan segitiga yang terbentuk oleh bola dan ke dua tiang gawang menjadi lebih kecil. Istilah umumnya adalah memperkecil sudut. Sebenarnya istilah ini dari sudut pandang matematika salah. Sudut tidak mungkin menjadi lebih kecil. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram-diagram di bawah ini:

Diagram # 1

Pada diagram # 1 terlihat bagaimana rentang gawang yang harus dijangkau kiper adalah 3,16 m ke kiri dan 3,16 m ke sebelah kanan kiper. Angka 3,16 m didapat dari perhitungan sebagai berikut: (rentang gawang : 2) – (rentang badan kiper :2) = (7,32 m : 2) – (1 m : 2) = (3,66 – 0,5) = 3,16 m.

Diagram # 2 Saya pribadi pada umumnya

menganjurkan kiper untuk naik sejauh-jauhnya (paling sedikit 2/3 jarak antara bola dan garis gawang)

apabila lawan berada di dekat

gawang. Apabila posisi bola jauh saat shooting dilakukan, kiper cukup maju selangkah-dua langkah saja. Maksudnya sama: memperkecil segitiga

(bukan sudut!) yang akibatnya adalah rentang jarak yang harus dijangkau kiper ke kiri maupun ke kanan semakin dekat. Efeknya jelas, bola yang dilesatkan lawan akan sulit melewati kiper.

Selain penempatan posisi yang benar secara vertikal (naik-turun), posisi kiper juga harus benar secara horisontal (kiri-kanan). Nah, untuk penempatan posisi yang benar secara horisontal kiper harus memiliki pengetahuan akan The Invisible Line atau garis lurus yang tak tampak. Seorang kiper yang baik akan selalu membuat garis imaginatif antara titik tengah gawang dan letak bola. Untuk kemudian memosisikan dirinya di atas garis imajinatif tersebut. Perhatikan diagram di bawah ini:

Diagram # 3

Saat bola berpindah posisi kiper pun diharuskan bergerak agar ia bisa terus berada di atas garis invisible line. Untuk bisa melakukan itu seorang kiper dituntut untuk (1) sesekali menoleh ke belakang guna mencari titik tengah gawang, dan (2) memiliki kecepatan kaki agar bisa dengan cepat memosisikan dirinya dengan tepat. Oleh karena itu, saat melatih posisi kiper seorang pelatih

bijaksana akan sekaligus melatih kecepatan kaki.

yang

Diagram # 4

Keterangan:

1) Letakkan sebuah cone di titik tengah gawang sebagai alat bantu orientasi.

2) Letakkan beberapa bola di berbagai posisi (dekat dan jauh, kiri maupun kanan).

3) Pelatih menunjuk ke sebuah bola. Kiper bergerak dari titik tengah gawang ke arah bola tanpa meninggalkan sedikit pun garis invisible line. Asisten pelatih atau kiper

cadangan memosisikan dirinya di belakang gawang guna memeriksa

ketepatan posisi (apakah kiper menyimpang dari garis invisible line atau tidak).

Contoh latihan kecepatan kaki: Diagram # 5

Keterangan:

1) Buatlah tanda plus dari cones masing-masing dengan jarak 3 m dari cones pusat.

2) Instruksikan kepada kiper untuk bergerak secepat mungkin dari

A→B→A→C→A→D→A→E→A

3) Pergerakan kaki kiper hendaknya ke samping, ke belakang, ke depan, dst.

4) Kiper hendaknya bergeser dengan langkah-langkah yang kecil, sedikit menjinjit dan dengan lutut yang sedikit ditekuk.

5) Sebagai variasi, di akhir 1 set pergerakan pelatih bisa melepaskan tembakan keras untuk ditangkap kiper dengan lengket.

Begitu sering terjadi situasi di mana lawan melepaskan tembakan dengan keras dari jarak dekat. Betul- betul dibutuhkan sebuah keberanian yang luar biasa. Tanpa mentalitas “berani mati” tingkat kehebatan seorang kiper akan drop secara signifikan.

Bagaimana caranya menanamkan sifat berani dalam diri kiper Anda? Jawabannya: sulit! Pada umumnya sifat berani adalah pembawaan sejak kecil. Anak saya Brandon saat berusia dua tahun sudah berani meloncat dari ketinggian dua meter lebih ke dalam kolam renang, naik seluncur yang begitu tinggi, dan lain-lain. Betul-betul tidak mengenal rasa takut. Putri saya Shania Cinta lain lagi. Shania sangat hati-hati dalam bertindak dan cenderung tidak berani. Begitu juga dengan orang-orang di seluruh dunia; ada yang berani dan ada yang tidak mau ambil risiko. Jadi, bisa dikatakan keberanian adalah bakat alam yang tidak dimiliki oleh semua kiper.

Di sisi lain pemain dan juga pelatih tidak boleh putus asa dan pasrah mengenai ketidakberanian seorang kiper. Kiper harus berani. Tidak bisa tidak. Apabila seorang kiper tidak ada niat untuk memperbaiki kelemahannya dalam segala hal termasuk dalam hal keberanian, maka sebaiknya ia berhenti menjadi seorang kiper. Jadilah pemain catur saja. Kita kembali ke pertanyaan semula; bagaimana caranya melatih keberanian seorang kiper? Dengan cara sering berdialog untuk menanamkan positive thinking dan kepercayaan diri dalam diri kiper Anda. Kalau Anda sendiri adalah seorang kiper, maka cara melatih diri Anda sendiri adalah lewat positive self talk atau berbicara dalam hati secara positif; “Aku Bisa! Aku berani! Aku adalah singa! Kalaupun luka nanti juga sembuh! Si A bisa kenapa aku tidak?!” Dll. Bisa juga lewat mendengarkan musik-musik yang insipratif dan penuh semangat. Selain itu tontonlah film-film yang menonjolkan keberanian seperti Gladiator, Any Given Sunday, Rudy, dll.

Hal lain yang dapat Anda lakukan adalah: challenge yourself atau tantang diri Anda sendiri melakukan hal-hal yang membutuhkan keberanian. Teman saya Garret Hurtle pernah masuk ke dalam kandang buaya. Setelah memegang bahkan duduk di atas beberapa buaya, salah satu buaya marah dan hampir saja mencaplok mukanya. Dramatis sekali. Bagaimana tidak, antara moncong buaya dan mukanya hanya berjarak sekitar 5 cm! Yang kemudian dilakukannya membuat saya lebih tercengang lagi, Garret yang masih schock hebat, saat berjalan keluar kandang buaya menyempatkan dirinya memegang punggung seekor buaya. Saya bertanya kepadanya,”Apa kamu gila? Kamu hampir mati tadi, kok sempat-sempatnya memegang buaya saat keluar?” Garret menjawab dengan pasti, “Kalau saya langsung keluar tanpa memegang buaya terlebih dahulu saya akan selamanya takut akan buaya.” Betul-betul luar biasa teman saya yang satu ini. Komodo pun di alam bebas dijadikan mainan seakan- akan komodo adalah kelinci!

Tentu saja saya tidak bermaksud mengajak Anda untuk melakukan hal- hal yang “gila” seperti Garret. Namun, prinsipnya patut untuk dicontoh: perasaan takut harus dihadapi bukan dihindari. Tantanglah perasaan takut itu dan “ciutkan nyalinya!” Selain itu yang bisa dilakukan seorang pelatih adalah dengan sengaja membuat program latihan yang memberikan kesempatan kepada kiper untuk menantang rasa takutnya. Shooting jarak pendek, misalnya, atau simulasikan situasi 1 v 1 (kiper vs penyerang).

lagi. Manusia sukses melawan rasa malas. Manusia sukses melawan rasa minder dan putus asa. Manusia sukses berkata “Tidak bisa tidak, aku harus bisa!”

3) PEMAIN BOLA YANG ANDAL

Kemampuan mengolah bola dengan baik mutlak harus dimiliki seorang kiper karena seorang kiper sering mendapat umpan dari rekannya selama pertandingan berlangsung. Seorang kiper harus mampu mengontrol bola dengan baik, memberikan umpan dengan pasti dan tepat, serta paham mengenai ke mana bola harus diarahkan. Maka, biarkan kiper ikut berlatih bersama pemain-pemain lain sesering mungkin. Dengan demikian, kemampuan mengolah bola dengan kedua kakinya semakin terasah.

Contoh latihan:

Lakukan possession game (tim A vs tim B) di seluruh lapangan. Masing-masing tim diperkuat seorang kiper yang diperbolehkan menggunakan baik kaki dan tangannya guna mengolah bola.

4) MEMILIKI REAKSI YANG BAIK

Mampu untuk bereaksi secara cepat adalah sebuah nilai plus yang mahal harganya bagi seorang kiper. Betapa tidak, banyak sekali tendangan ke arah gawang dilesatkan dari jarak pendek sehingga dibutuhkan kemampuan refleks yang tinggi. Guna melatih kemampuan bereaksi seorang kiper, lakukan latihan-latihan di bawah ini:

Contoh latihan mengasah reaksi #1:

Diagram # 6

Keterangan:

Pelatih (P) melesatkan tembakan demi tembakan ke arah gawang. Daerah depan gawang telah dipenuhi cones-cones tinggi yang berpotensi mengubah arah bola. Dengan demikian, kiper dituntut bereaksi secara cepat dan sigap.

5) TEKNIK MENANGKAP BOLA

Bila bola yang ditangkap kiper ternyata lepas dari genggaman tentu runyam akibatnya. Oleh karena itu, seorang kipper hendaknya memiliki teknik menangkap bola sesempurna mungkin. Ajarilah kiper Anda untuk membentuk huruf “W” saat menangkap bola lambung. Untuk bola yang mengarah ke badan bentuklah huruf “A” (atau sebuah segitiga) dengan kedua jari telunjuk dan jempol tangan. Sedangkan untuk bola-bola yang menyusur tanah bentuklah huruf “V” dengan kedua telapak tangan Anda.

6) KUALITAS LOMPATAN

Rentang gawang yang lebar dan melebihi daya jangkau memaksa seorang penjaga gawang untuk memiliki kemampuan lompatan yang mumpuni. Untuk itu teknik melompat dengan benar perlu dikuasai. Setali tiga uang kemampuan daya eksplosifitas otot seorang penjaga gawang perlu dilatih agar mampu memberikan daya yang dibutuhkan untuk terbang ke kiri, ke kanan maupun ke atas. Untuk latihan mengasah daya eksplosifitas lihat bagian plyometrics dihalaman 158.

7) TUBUH YANG LENTUR DAN KOORDINASI YANG MULUS

Latihan seorang penjaga gawang seharusnya didominasi oleh latihan koordinasi dan fleksibilitas. Otot seorang penjaga gawang harus lentur agar mampu melakukan lompatan- lompatan serta gerak-gerik dengan seefisien dan semulus mungkin. Seorang penjaga gawang yang baik sering diibaratkan seekor kucing yang piawai melompat dengan mengandalkan tubuhnya yang lentur. Karena itu latihan penjaga gawang hendaknya menghindari segala bentuk latihan yang mengakibatkan tubuh menjadi kaku. Setiap latihan yang dilakukan guna memperbaiki daya eksplosifitas otot hendaknya diimbangi dengan latihan kelenturan tubuh.

Demikian Penjabaran sebagian materi kepelatihan untuk penjaga gawang. Selengkapnya carilah bahan-bahan panduan khusus penjaga gawang. Variasi latihan boleh berbeda namun materi kepelatihan penjaga gawang hendaknya mengikuti arahan sesuai kurikulum.

K. GAYA KEPELATIHAN

1. Garis Besar Mengenai Kepelatihan dan Persiapan latihan untuk Para Pelatih

PRINSIP UMUM

JIWA KOMPETISI : Semua permainan memiliki unsur kompetisi, menghadiahi tim yang menang dan membentuk jiwa kompetisi yang sehat dan senantiasa berlatih dalam suasana kompetisi.

BOLA : Semua latihan harus selalu dilakukan dengan bola.

KEGEMBIRAAN : Pelatih harus menggunakan kreativitasnya untuk merancang latihan yang menyenangkan sekaligus berhubungan dengan sepak bola terutama untuk para pemain muda.

ORGANISASI

PERSIAPAN : Setiap pelatih harus mempersiapkan dan membuat perencanaan dalam latihan sebelum waktu latihan dilaksanakan. Catatan dari semua rencana latihan disimpan sebagai arsip.

SAAT LATIHAN : Jangan hentikan terlalu sering. Pemain harus belajar untuk menemukan cara memecahkan masalah tanpa harus diberi tahu terus menerus. Berikan kalimat yang jelas, cermat, dan cepat-cepat lanjutkan kembali latihan.

MELATIH PEMAIN

PENGUASAAN BOLA DAN PASSING : Teknik dari seorang pemain didasari oleh penguasan bola yang sama baiknya dengan akurasi passing yang dilakukannya. Kualitas dan ketepatan arah bola pada sentuhan pertama merupakan hal yang amat sangat penting.

DAYA TANGKAP DAN KEWASPADAAN : Tegaskan kepada mereka untuk terus menegakkan kepala dan pandangan mata selalu melihat ke segala penjuru lapangan. Daya tangkap dan kewaspadaan adalah bagian penting dari sebuah pertandingan.

KECEPATAN DAN REAKSI : Setiap latihan menggabungkan kecepatan daya tangkap, pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk menindaklanjutinya dengan cermat. Meningkatkan kecepatan individu akan meningkatkan kecepatan keseluruhan tim.

MELATIH TIM

JARAK DAN PERGERAKAN : Menciptakan ruang dengan tujuan untuk mendapatkan bola dan memberikan pilihan untuk passing kepada pemain yang sedang menguasai bola sangat penting. Artinya tunjukkan kepada para pemain bagaimana bergerak di saat yang tepat.

MENYERANG – BERTAHAN : Semua pemain menyerang dan bertahan. Berikan aturan yang terperinci dan jelaskan gerakan-gerakan yang diperlukan oleh para pemain, baik secara perorangan maupun sebagai satu tim.

KECEPATAN PERMAINAN : Tujuan utama dari tim adalah untuk bermain di dalam kecepatan yang maksimal. Mengurangi ruang dan jumlah sentuhan pada bola akan meningkatkan kecepatan bermain.

Ada empat faktor yang mutlak harus ada di setiap latihan apabila pelatih dan klub menginginkan terjadinya perkembangan kualitas pemain:

Intensitas Latihan

Asal latihan tidak cukup. Sering saya miris melihat banyaknya SSB yang melatih terlalu banyak siswa sekaligus. Alhasil, latihan tidak efektif. Pemain sedikit mendapatkan kesempatan/giliran sehingga intensitas latihan rendah. Program latihan yang tidak tersusun rapi juga bisa mengakibatkan latihan intensitas tinggi tidak tercipta.

Tanpa latihan berintensitas tinggi seorang pemain tidak mungkin bisa mengembangkan

kualitas teknik dan fisiknya dengan baik.

Kualitas Latihan

Tanpa peralatan fasilitas serta lapangan yang memadai kualitas latihan akan rendah. Kualitas Pelatih juga sangat menentukan kualitas latihan. Selain itu faktor-faktor lain seperti daya konsentrasi dan semangat pelatih dan pemain juga kebugaran pemain sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya kualitas latihan. Sedang kualitas latihan itu sendiri tentu saja sangat berpengaruh bagi perkembangan pemain. Karena masih rendahnya kualitas latihan di Indonesia maka pemain yang tercipta juga tidak maksimal. Kesimpulannya jelas : apabila Indonesia ingin bersaing dengan dunia Internasional kualitas latihan harus diperbaiki sehingga pemain bisa berkembang dengan baik.

Penjadwalan pertandingan persahabatan yang rutin dan turut serta dalam festival/ turnamen/kompetisi juga sangat diperlukan bagi perkembangan kualitas pemain.

Pemahaman Permainan

Lewat program latihan dan Coaching Point (CP ) yang terkandung didalamnya peran pelatih dan latihan itu sendiri sangat besar bagi perkembangan pemain dalam hal pengertian permainan. Saya pribadi sangat sering menjumpai pemain di seluruh Indonesia yang mempunyai skill individu dan kecepatan yang mumpuni namun sayang pemahaman permainan sangat minim. Awareness tentang dimana bola, kawan dan lawan sering tidak di miliki pemain. Selain itu, pemahaman tentang kapan mendribel bola dan kapan harus mengumpan bola serta kemana bola harus di umpan juga sangat minim. Pemahaman taktis seperti contoh-contoh tadi mutlak harus diajarkan kepada pemain agar perkembangan pemain bisa optimal.

3. Meracik Menu Latihan dan Organisasi Latihan

LANGKAH 1

TENTUKAN FOKUS LATIHAN Teknik : Sekali latihan fokus 1-2 macam teknik saja. Selalu tandemkan teknik passing

dengan 1-2 macam teknik lainnya (contoh : passing + shooting atau passing + trik individu)

Taktik: bertahan/menyerang? (pilih salah satu!). Taktik individu/grup/tim (pilih 1-2 saja untuk sekali latihan).

Fisik: Endurance (ketahanan) dengan dan tanpa bola/power (kekuatan)/koordinasi dan kelenturan/speed (kecepatan) dengan dan tanpa bola bisa digabung semua dalam sekali latihan atau fokus ke satu-dua bagian saja. Untuk pemain usia muda gabungkan koordinasi dengan yang lain (sebisa mungkin hindari endurance tanpa bola) untuk usia 12 tahun

kebawah fokus ke koordinasi dan kecepatan dengan bola saja.

 Prinsip benang merah : dari awal sampai akhir latihan bagian-bagian latihan terlihat selaras, serasi dan saling berhubungan sesuai dengan tema latihan. Tema latihan harus terlihat jelas dari awal sampai akhir.

 Pakai bola! Pakai bola! Pakai bola.  Hindari antrean! Modifikasi latihan sehingga antrean tidak terjadi. Contoh: sebagian

shooting ke dua gawang, sebagian body fitness lalu gantian.  Intensitas latihan harus dari santai ke berat.  Tingkat kesulitan latihan harus dari gampang ke sulit, dari yang sudah dikenal ke

latihan yang belum dikenal.  Pastikan adanya tekanan (untuk melatih mental) dalam bentuk perlombaan/hadiah/ hukuman/tekanan waktu.  Pastikan program Anda sesuai metode pembuatan program latihan (tidak asal bikin program) mulai dari warm up (10’-15’) sampai cooling down (5’-10’).  Coaching point (CP) sebaiknya 3-5 saja agar mudah diserap dan diingat pemain. Tuliskan CP di bagian-bagian latihan untuk mengingatkan Anda saat latihan.  Tentukan dan tulis berapa menit untuk setiap bagian latihan.  Perhatikan program latihan yang sudah Anda buat. Tanyakan pada diri sendiri; sudah

cukup variatifkah (tidak monoton) latihan ini?? Bagaimana dengan fun aspect atau faktor kesenangan? Apakah pemain akan senang dan bergairah mengikuti program latihan yang Anda buat?

 Pastikan variasi-variasi yang Anda pilih efektif, gampang dimengerti dan tidak mengakibatkan antrean. HINDARI ANTREAN!

LANGKAH 3 PERSIAPAN DI LAPANGAN

 Amati program Anda; perlengkapan apa saja dan berapa biji yang anda butuhkan.  Siapkan rompi/cones/bola/dll untuk sebanyak mungkin macam latihan sebelum

latihan dimulai!!! Pelatih yang seharusnya pertama sampai di lapangan!!!  Ambil waktu beberapa menit untuk sekali lagi memperhatikan coaching points untuk setiap bagian latihan yang telah anda tulis.

LANGKAH 4

SAAT MELATIH  Bila diperlukan adjust atau sesuaikan jumlah pemain, misalnya, atau besar lapangan, atau jarak drill dll agar latihan menjadi lebih efektif.  Pelatih sebaiknya berdiri di posisi yang central agar bisa leluasa melihat semua

pemain dan bisa melihat kejadian-kejadian di lapangan dengan jelas.  Lakukan pembenaran sesuai coaching points. Lakukan pembenaran dengan jeli tanpa pemain dan bisa melihat kejadian-kejadian di lapangan dengan jelas.  Lakukan pembenaran sesuai coaching points. Lakukan pembenaran dengan jeli tanpa

LANGKAH 5

EVALUASI Setelah latihan selesai lakukan evaluasi tentang apa saja yang Anda telah lakukan dengan benar dan apa saja kesalahan yang Anda lakukan selama latihan. Tanyakan pada diri sendiri dan rekan Anda; sudahkah organisasi latihan berjalan dengan optimal? Apakah semua bagian latihan dapat diterima dengan baik oleh pemain? Apakah coaching points yang anda persiapkan telah anda sampaikan sekaligus bisa dimengerti oleh pemain? .

BAB III KURIKULUM SESUAI KELOMPOK UMUR

Dokumen yang terkait

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

Bunga Bank dan Riba Dua Hal yang Berbeda

0 31 1

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DI SMP

1 60 18

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN INEZ

2 50 4

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

THE DEVELOPMENT OF THE INTERACTIVIE LEARNING MEDIA OF UNIFROMLY ACCELERATED MOTION (GLBB) IN CLASS X BASED-GENERIC SCIENCE SKILLS USING FLASH ANIMATION OF SENIOR HIGH SCHOOL IN WEST LAMPUNG REGENCY PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATERI GERAK L

0 35 131

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60