J. MATERI KEPELATIHAN PENJAGA GAWANG Hal

BAB I PRINSIP BERMAIN

A. GAYA PERMAINAN - GARIS BESAR

Elemen kunci untuk pelatih dan pemain yang membentuk gaya permainan

1. Pertandingan

Gaya penyerangan

Semua tim disarankan untuk menunjukkan gaya bermain yang menyerang yang ditunjukkan saat menguasai bola dan dengan melakukan pergerakan tanpa bola dengan cepat.

Transisi cepat dan penyelesaian akhir

Mendorong semua kelompok umur untuk mengusahakan kecepatan bermain, menghindari menggiring bola berlebihan (over dribbling), mengusahakan pergerakan yang terorganisasi dan pergerakan cepat tanpa bola serta cepat mencari penyelesaian akhir.

Posisi spesifik

Sebuah tim harus memiliki pertahanan yang terorganisasi, menjaga posisi spesifik masing - masing dalam formasi. Dilain pihak, pemain akan mencari ruang dan melakukan pergerakan untuk mendukung penyerangan walau harus bergerak jauh dari posisi mereka semula.

2. Formasi

Formasi 4-3-3 dan 4-2-2

Tim di kelompok umur 12 tahun ke atas akan menggunakan formasi 4-3-3, (dengan variasi 4-2-3-1 atau 4-1-2-3 ). Tim di usia lanjutan (U15 ke atas) dapat juga menggunakan formasi 4-4-2. Untuk usia dini/grassroot (U5 - U12) disarankan bermain 4 v 4 dan 7 v 7 sebagai tahapan menuju pemahaman 4-3-3 yang benar.

B. GAYA PERMAINAN : SPESIFIKASI

Elemen kunci bagi pelatih dan pemain yang menegaskan gaya permaian

1. Fisik

Speed and Agility (Kecepatan dan ketangkasan)

Kualitas-kualitas ini akan terkandung dalam pertandingan (game) dan permainan yang menggunakan bola sejak kelompok usia dini/grassroot (U5 - U12).

Endurance (Daya Tahan)

Pemain secara individu dan seluruh tim dilatih untuk mampu melakukan pergerakan dengan intensitas tinggi. Usia dini/grassroot (U5 - U12) mendapatkan daya tahan hanya melalui game/permainan dan latihan teknik. Latihan khusus endurance diharamkan.

Ketahanan dan Kekuatan

Pemain yang kuat mengembangkan kecepatan mereka dengan lebih cepat, mampu menangkal cedera dan lebih kompetitif dalam pertandingan. Usia dini/grassroot (U5 - U12) tidak perlu berlatih ketahanan dan kekuatan karena belum adanya hormon testosterone.

2. Teknik

Passing dan receiving (mengumpan dan menerima bola)

Passing bola bawah yang dilakukan dengan keras/tegas selagi berhadap-hadapan pada jarak yang bervariasi serta menerima bola yang bergerak dilakukan di semua kelompok umur.

Shooting (melesatkan tembakan)

Pemain harus menumbuhkan kemampuan untuk shooting dari jarak yang bervariasi. Semua pemain harus didorong untuk banyak melakukan shooting dari jarak-jarak yang berbeda selama permainan.

Ball Control and turning (kontrol bola dan berbalik dengan bola)

Pemain harus didorong untuk tetap mengontrol bola dan menggunakan teknik gerakan memutar yang berbeda guna bergerak menjauh dari pemain bertahan.

tengah dan dari sana menuju bagian akhir lapangan. Umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki yang sudah menjadi ciri khas sepak bola Indonesia hendaknya dipertahankan dan diperbaiki kualitasnya.

Possession and Transition (penguasaan bola dan transisi)

Semua tim harus terus menjaga penguasaan bola dengan hanya menggunakan satu/dua sentuhan saja. Pemain harus didorong untuk mendukung dan bergerak sambil berkreasi dalam menentukan arah passing. Setelah permainan penguasaan bola berjalan dengan baik tim harus belajar bagaimana mengumpan bola dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya dengan mulus dan efektif.

Transisi Penyerangan/Pertahanan dan Serangan Balik yang cepat

Ketika penguasaan bola hilang, pemain harus bereaksi cepat dan melakukan tekanan untuk mendapatkan bola kembali. Ketika bola kembali dikuasai, pemain harus segera mungkin melakukan serangan balik.

4. Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental

Respect and Discipline (respek dan disiplin)

Pemain harus beradaptasi pada aturan di dalam tim dan menghargai rekan satu tim, pelatih, wasit dan lawan.

Cooperation (Kerjasama)

Setiap pemain menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari tim dalam satu unit, dan harus bekerjasama dengan rekan satu tim untuk meraih sasaran bersama dalam tiap sesi dan permainan, sebagaimana untuk seluruh musim kompetisi.

Competitiveness (Menumbuhkan Jiwa Kompetisi)

Pemain yang memiliki jiwa kompetisi (spirit pantang menyerah) harus dihargai karena usaha dan fokus mereka.

Permainan penguasaan bola (possession) dan permainan lapangan lebih kecil (small sided games) dengan lebih sedikit pemain sangat baik untuk menumbuhkan pengertian taktis sekaligus mengasah kemampuan teknis pemain. Berlatih dengan lawan dan kompetisi dengan sistim reward and punishment (pemberian penghargaan dan hukuman) dalam sesi latihan harus dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri pemain. Permainan yang memiliki intensitas tinggi didasari oleh kecepatan dan ketangkasan. Singkat tetapi intensif dalam setiap bagian latihan. Beri waktu untuk istirahat lalu pacu kinerja mereka saat latihan sehingga memaksimalkan hasil latihan.

2. Pemain

Maksimal satu, dua atau tiga sentuhan : Meminimalkan jumlah sentuhan menambah kecepatan permainan. Bermainlah dengan sederhana : jangan paksakan situasi, terlalu banyak menggiring bola, sembarangan dengan bola, atau memilih opsi yang sulit.

Tetap menjaga bola di tanah : Bola yang dimainkan mendatar di atas tanah akan lebih mudah dikontrol dan dapat didistribusikan dengan lebih efektif dan cepat oleh tim.

Akurasi dan kualitas passing : Passing harus keras dan akurat, dengan bobot yang tepat.

Sentuhan pertama : Pastikan sentuhan pertama dilakukan secara terkontrol tanpa menghentikan bola. Sentuhlah bola menjauh dari tekanan dan arahkan ke daerah yang bebas.

Pemahaman dan kewaspadaan : Semua pemain, dengan atau tanpa bola harus terus menerus mengamati lapangan, kawan dan lawan.

Situasi 1 v 1 : Bentuk determinasi pemain untuk secepatnya menguasai bola kembali saat bertahan dan bermain sederhana saat menyerang dangan cara menyentuh bola ke samping dengan cepat guna melewati lawan.

Transisi individu : Pemain harus bereaksi dengan cepat ketika penguasaan bola berganti dari penyerangan ke pertahanan dan sebaliknya.

Shooting : Selalu perhatikan gawang lawan. Semua pemain didorong untuk melesatkan tembakan.

Mengambil resiko : Sepak bola adalah olah raga yang memungkinkan terjadinya banyak kesalahan. Kesalahan-kesalahan adalah bagian dari permainan dan proses belajar. Pemain didorong untuk mengambil resiko dalam sesi latihan guna mengembangkan kecepatan bermain.

Ciptakan situasi menang jumlah : Sepak bola adalah permainan yang mengandalkan jumlah pemain. Saat menyerang diupayakan untuk menang jumlah sedangkan bertahan untuk minimal tidak kalah jumlah.

Aliran bola : Bola harus mengalir dari dalam ke luar, dari luar ke dalam sisi permainan. Bola lebih mudah dikuasai di sisi luar lapangan karena sisi dalam lapangan tekanan lawan lebih besar (tentu saja hal ini bisa berubah tergantung situasi).

Prinsip segitiga dan pilihan arah passing : Pemain yang menguasai bola harus terus menerus menerima dukungan dan setidaknya memiliki 2 pilihan untuk melakukan passing. Saat usia dini/grassroot (U5-U12) ajarkan pemain membentuk ketupat saat menyerang guna menciptakan 3 opsi mengumpan; ke kiri, ke kanan dan kedepan/belakang.

Kecepatan permainan : Pergerakan cepat bola (saat menyerang), sedangkan saat bertahan (tanpa bola) menciptakan situasi 2 v 1 (menang jumlah).

Pergerakan tanpa bola : Cari ruang terbaik yang tersedia untuk memberikan pilihan arah untuk mengumpan bagi pemain yang sedang menguasai bola.

Melakukan tekanan sebagai satu unit : Melakukan gerakan menekan yang terorganisasi dengan rapi (menekan secara bersama-sama) sehingga memaksa lawan melakukan kesalahan.

Perpindahan (Transisi) : Upayakan perpindahan dengan mengurangi jumlah operan yang dibutuhkan untuk mendekati area target atau gawang lawan.

Arah permainan : Permainan mengalir dalam 2 arah (bertahan dan menyerang). Selalu tekankan prinsip sederhana namun penting ini dalam semua latihan yang dilakukan.

Miliki inisiatif selama permainan : Situasi sulit bisa terjadi kapan saja. Tim harus mampu beradaptasi saat terjadi situasi yang berbeda/tidak terencana. Beberapa pemain harus dipersiapkan sebagai pemimpin rekan-rekannya dilapangan.

BAB II KONSEP MELATIH

A. FONDASI PROGRAM PEMBINAAN YANG BERKUALITAS

ada lapangan kecil, bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau 7 v 7. Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di lapangan besar sesuai standar FIFA.

Pengetahuan Gizi

Orang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan disiplin dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang membantu perkembangan fisik pemain.

Dukungan Penuh Orang Tua

Kegiatan anak harus diketahui dan direstui oleh orang tua masing-masing. Dukungan penuh tidak berarti tekanan. Biarkan pemain berkembang dengan nyaman; didukung tapi tidak ditekan.

Liga Dan Turnamen Yang Tertata Rapi

Liga dan turnamen SSB dalam lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakan sesering mungkin. Agar tidak tergantung pada PENCAB, bentuklah sebuah asosiasi SSB di daerah anda atau bergabunglah secara gratis dengan asosiasi SSB Pusat (ASSBI). Lihat di www.ssbindonesia.com. Prinsip kunci adalah bertindaklah secara pro aktif.

Jumlah Pemain Atau Grup Yang Dibatasi

Peserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit untuk diawasi secara individu.

Banyak Bola!

Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain.

Cones

Sediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan.

Kostum dan Rompi

Kostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna efisiensi latihan.

Peralatan Bantu Lainnya

Tersedia pula tangga koordinasi, 2-4 gawang kecil, beberapa barbel (2-5 kg), gawang-gawang pendek untuk rintangan serta tiang-tiang plastik.

 Standar sertifikasi D dan C.  Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih baik, mau belajar (melalui buku,

internet, dll).  Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran pada pemain.

Kuantitas

Pembina yang berkualitas harus banyak, PSSI Pusat dan pengurus propinsi, mutlak perlu mengadakan kursus-kursus dan seminar kepelatihan. Coach Bert Pentury saat ini tengah melakukan tour ke semua provinsi guna melatih pelatih khusus usia dini/grassroot (U5 - U12).

Teladan

Seorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam perkataan dan tingkah laku : tidak suka omong kotor, tepat waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur, dll.

Motivator

Bukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus memberikan semangat dengan perkataan dan bahasa tubuh yang positif.

Mengutamakan Pendidikan Formal

Perlu memahami konsep “Student athlete”; seorang pemain adalah seorang murid sekolah, baru kemudian menjadi atlit. Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain, pelatih dan orang tua. CI PELATIH YANG BERKUALITAS

Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing Pemain

Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa melihat potensi pemain misalnya dengan latihan atau pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi, Karakter atau Mental. Karakter perlu diperhatikan karena karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.

Berjiwa Pemimpin

Kualitas pelatih sebagai pemimpin sangat berpengaruh pada respek pemain pada pelatih. Sebagai sorang pemimpin pelatih harus :  Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan tingkah laku.  Mampu menjadi Pengatur / Penengah Hubungan antar manusia : Terutama dibutuhkan

saat terjadi perselisihan atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim sendiri maupun dengan tim lawan .

 Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada para pemain, seperti masalah pendidikan atau kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain berprestasi. Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda pada pemain.

 Kompeten : Memiliki kemampuan yang memadai untuk duduk di dalam posisi pelatih.

tiga uang dengan prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu menegakkan peraturan tanpa berubah sejalan dengan waktu.

Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihan

Buatlah program latihan yang :  Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.

 Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan tidak membosankan.  Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan berjenjang; , bukan

sembarangan membuat program latihan.  Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental dan Karakter.  Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan. Dari awal hingga akhir latihan,

tema latihan terlihat jelas lewat variasi-variasi latihan yang dipilih. Membuat program yang tematis dikhususkan bagi usia 15 tahun ke atas dan dewasa.

 Sesuai prinsip “Benang Merah “ : Masing-masing sesi latihan saling berkaitan, saling berhubungan antara latihan yang satu dan yang lainnya sehingga menghasilkan keutuhan latihan yang baik.

 Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya dapat dikoreksi dari waktu ke waktu. Merencanakan latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja yang dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan efektif.

Pengetahuan Taktik

Selain masalah teknik, sepak bola juga sangat ditentukan oleh taktik. Pemahaman mendasar mengenai taktik yang wajib dimiliki oleh seorang pelatih adalah :  Taktik bertahan ; Pengertian permainan saat bertahan sebagai individu/grup/tim.  Taktik menyerang ; Pengertian permainan saat menyerang sebagai individu / grup/tim.  Situasi standar; Lemparan ke dalam, free kick, tendangan penjuru dan goal kick.  Taktik hari pertandingan; Penentuan tipe pemain dan formasi yang dipilih, pergantian

pemain dan arahan spesifik sesuai kelebihan/kelemahan lawan pada saat bertanding.

3. Program Pembinaan Sehari-Hari/Rutin

Program pembinaan yang rutin dilakukan harus mencakup dan sesuai dengan falsafah program pembinaan sepak bola modern yang di jabarkan dalam halaman berikut.

”Practice doesn’t makes perfect, perfect practice makes perfect”

(latihan saja tidak menghasilkan kematangan, tetapi latihan yang matang membuat kematangan)

1. Hubungan Latihan Dengan Pertandingan

Tujuan dari sesi latihan adalah untuk mempersiapkan pemain untuk kompetisi. Pertandingan memperlihatkan perkembangan taktik, teknik, fisik dan jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental dalam diri pemain.

2. Empat Komponen Yang Saling Melengkapi

Fisik

Pemain yang kuat dan ulet akan memberikan keuntungan yang besar untuk tim. Sebaliknya seorang pemain yang kelelahan harus berjuang sangat berat untuk menjaga konsentrasinya dan cenderung melakukan banyak kesalahan.

Teknik

Semua pemain di dalam tim diharuskan memiliki kemampuan individu yang sesuai dengan posisi masing-masing. Sebagai contoh, seorang pemain tengah tentu memiliki teknik dan keahlian yang berbeda dengan seorang pemain di posisi bek luar.

Taktik

Bagian ini menolong pemain agar menyatu dengan tim. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pemain yang cerdas, mampu beradaptasi dalam situasi yang berganti-ganti dalam pertandingan-pertandingan yang dihadapi.

Titik lemah terbesar pemain kita selain kualitas umpan dan

kecepatan dalam bermain adalah mental dan pengertian taktik. Titik lemah pemain = Titik lemah pelatih!

C. Intisari Materi Kepelatihan

Area Pengembangan saat berlatih sepak bola

Materi Kepelatihan

1. Fisik

2. Teknik

3. Taktik

4. Jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental

5. Set piece (gerakan dan alur bola yang direncanakan - Situasi Standar)

6. Formasi

7. Penjaga Gawang

1. Taktik

Aksi individu atau bersama-sama yang ditunjukkan oleh pemain atau sekelompok pemain untuk mengambil kesempatan dari seorang pemain lawan atau sekelompok pemain lawan atau tim lawan secara keseluruhan. Penjelasan : Sebuah taktik adalah alat untuk membangun strategi. Contoh : Perpindahan bola dengan cepat dari satu sisi lapangan ke sisi lain.

2. Strategi

Sebuah pemahaman atau ide yang disepakati bersama oleh seluruh anggota tim sejak awal pertandingan dengan tujuan mengalahkan lawan. Penjelasan : Strategi berhubungan dengan formasi tim dan juga sistim yang digunakan oleh tim. Contoh : Strategi pertahanan - tiga striker maju guna melakukan tekanan dan pemain gelandang tengah mendekati lawan di area tengah untuk menghalangi mereka berbalik. Diharapkan dengan cara demikian bola bisa direbut kembali di area pertahanan lawan.

3. Formasi

Pengaturan posisi pemain dan pembagian tugas pada masing-masing pemain di lapangan yang diatur sejak awal pertandingan. Penjelasan : Ini biasanya ditulis dalam tiga angka yang mengidentifikasi pemain di posisi pertahanan, tengah dan penyerangan. Contoh : 4-3-3, berarti ada 4 pemain bertahan (defenders), 3 pemain tengah (midfielders) dan 3 penyerang (strikers).

4. Sistem

Sebuah formasi yang secara khusus menyorot pada bentuk dan atau peran untuk satu atau beberapa pemain. Penjelasan : Sebuah Sistim adalah kombinasi formasi dan strategi. Contoh : 4-4-2 dengan bentuk seperti berlian di tengah sehingga memungkinkan pemain bek sayap bergerak naik ke area yang lebih luas didepannya.

E. MATERI KEPELATIHAN : FISIK

1. Hal-hal yang Meningkatkan Kemampuan Tubuh

1) Kekuatan

 Daya Tahan Kekuatan/Power  Daya Eksplosifitas  Kekuatan Maksimal

2) Daya Tahan

 Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)  Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)  Tenaga yang Dihasilkan Otot dengan laktat (Anaerobic Lactic)  Tenaga yang dihasilkan Otot tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)

3) Kecepatan

 Reaksi  Kemampuan Akselerasi (Acceleration)  Kecepatan Maksimal  Daya tahan tubuh mempertahankan kecepatan  Kemampuan merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)

4) Kelenturan & Mobilitas Otot

5) Koordinasi & Kelincahan

6) Kemampuan Motorik Dasar

7) Daya Tanggap & Kewaspadaan (Awareness)

1) Kekuatan

Kemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi dan dengan beban yang bervariasi.

Daya Tahan Kekuatan/Power Kemampuan untuk memelihara gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi dalam kurun waktu yang lama.

Dengan Cepat Menghasilkan Kekuatan Tubuh Yang Besar ( Daya Eksplosifitas ) Kemampuan untuk mengendalikan gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi dalam kurun waktu sependek mungkin (secepat mungkin).

Kekuatan Maksimal Kemampuan otot melakukan gerak yang maksimal dengan beban dalam kurun waktu pendek.

2) Daya Tahan ( Endurance )

Kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas fisik dengan intensitas tertentu dan dalam kurun waktu tertentu.

Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)

Kemampuan untuk melakukan aktivitas gerak tubuh secara aerobic. Pengertian aerobic itu sendiri adalah: Tenaga yang dihasilkan otot dengan bantuan oksigen. Semakin lama jangka waktu latihan, semakin dominan fungsi oksigen. Penjelasan : Ini adalah sebuah aktivitas latihan dengan oksigen yang cukup sehingga tidak menyebabkan gangguan tertentu pada tubuh. Artinya karena adanya keseimbangan antara produksi energi tubuh dan energi yang digunakan oleh tubuh pemain bisa melakukan latihan tanpa halangan. Contoh : Tergantung pada usia dan tingkat kemampuan pemain, latihan yang bersifat aerobic terjadi secara terus menerus dan dinamis dalam kurun waktu 4 hingga 6 menit dan menggunakan sekitar 85% fungsi kerja maksimal jantung.

Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)

Kemampuan untuk menggabungkan antara kemampuan aerobic dan sistim energi anaerobic di dalam jangka waktu lama dengan tujuan untuk memperoleh performa terbaik dalam aktivitas fisik yang dinamis. Penjelasan : Ini adalah sebuah latihan dengan persediaan oksigen yang cukup namun juga membutuhkan sumber energi lain. Jika sumber energi lain tidak tersedia, akan mengakibatkan gangguan dan pengurangan kekuatan pada tubuh. Contoh : Tergantung dari usia dan tingkat kemampuan pemain, kondisi ini terjadi pada kurun waktu 2 sampai 3 menit dan menggunakan lebih dari 85 % fungsi kerja maksimal jantung.

lama. Penjelasan : Ketika intensitas latihan terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sistem energi tubuh yang menggunakan oksigen (aerobic) tidak mampu menyediakan semua energi yang dibutuhkan dengan cepat. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh membutuhkan sistem energi yang lainnya dan hal ini justru menjadi penyebab berkurangnya kekuatan tubuh. Oleh sebab itu sistem energi (anaerobic lactic) kemudian menghasilkan sebuah zat kimia yang disebut sebagai asam laktat (lactic acid). Jika dalam jumlah banyak akan memengaruhi kemampuan tubuh selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, tingkat aktivitas fisik sewaktu-waktu perlu dikurangi dengan tujuan untuk mendaur ulang asam laktat dan mendorong terjadinya performa tingkat tinggi. Untuk alasan inilah, ketahanan pemain dalam mentolerir asam laktat yang terbentuk di dalam tubuh menjadi sangat penting. Contoh : Tergantung dari kemampuan dan tingkat usia pemain, kondisi seperti ini tercipta saat melakukan aktivitas yang dinamis dan berkelanjutan dengan kekuatan maksimal selama kurun waktu 45 detik. Sebagai contoh, melakukan sprint selama 45 detik adalah contoh aktifitas pengerakan otot tanpa oksigen yang menyebabkan terbentuknya asam laktat.

Tenaga Yang Dihasilkan Otot Tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)

Aktivitas fisik yang dinamis, intensitas tingkat tinggi namun singkat dengan menggunakan sumber energi yang tersimpan di dalam otot. Ini adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa oksigen dan tanpa terbentuknya laktat. Misalnya seperti yang terjadi pada lari cepat jarak pendek. Sebagai contoh, berlari sprint sejauh 20 meter dengan di selingi istirahat adalah contoh aktifitas pergerakan otot tanpa oksigen namun tidak sampai menyebabkan terbentuknya asam laktat.

Keterangan Tambahan

Sistem yang dilakukan tubuh kita saat berolah raga ada 3 tahapan, yaitu:

a. Anaerobic alactic selama 15 detik pertama

b. Anaerobic lactic pada 2 menit berikutnya, lalu

c. Aerobic untuk latihan dengan jangka waktu 4 menit ke atas.

Jalan kaki, bersepeda atau renang santai termasuk olah raga ringan. Di sini kebutuhan otot akan oksigen terpenuhi dengan baik ketika bernafas. Proses pembuatan energinya didapat dari karbohidrat dan tidak menghasilkan asam laktat, sehingga energinya bisa bertahan lama. Ini berguna untuk diet. Sedangkan lari cepat, angkat berat, push up atau olah raga yang lain yang membutuhkan tenaga besar dan membutuhkan waktu lama seperti sepak bola, termasuk dalam olah raga berat. Ketika tiba-tiba diperlukan energi yang besar di saat oksigen tidak ada maka glikolen (zat yang menyimpan cadangan energi pada sel yang dibentuk oleh glukosa) dipisahkan untuk membuat energi kembali. Tapi dalam prosesnya akan terjadi penumpukan asam laktat sehingga otot pada tubuh menjadi kelelahan dan jika berlangsung lama akan terasa capek sekali.

Ketika berolah raga, oksigen yang masuk melalui pernafasan akan diurai dan menyatu Ketika berolah raga, oksigen yang masuk melalui pernafasan akan diurai dan menyatu

Dalam istilah kesehatan ada istilah yang disebut mitochondria mass, kemampuan sel otot untuk menyerap laktat yang terbentuk saat sel otot kekurangan oksigen. Dasar endurance yang baik ditambah berlatih keras dalam waktu singkat (interval) meningkatkan masa mitochondria. Sedangkan mitochondria itu sendiri adalah semacam “pabrik energi” dalam sel otot kita.

3) Kecepatan

Kemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun waktu sesingkat mungkin.

Reaksi

Proses yang tercepat yang dapat dilakukan seseorang baik secara fisik maupun menggunakan otaknya dalam menanggapi peristiwa yang terjadi dilapangan dengan tujuan melakukan gerakan yang diperlukan sesuai situasi.

Kemampuan Akselerasi (Acceleration)

Peningkatan kecepatan secara tiba-tiba dari posisi berdiri atau langkah lambat ke berlari.

Kecepatan Maksimal

Gerakan tercepat yang mungkin dilakukan oleh tubuh atau salah satu bagian tubuh.

Daya Tahan tubuh Mempertahankan Kecepatan (Speed Endurance)

Menjaga kecepatan semaksimal mungkin sesuai kemampuan selama mungkin.

Kemampuan Merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)

Berbeda dengan seorang pelari 100 meter, seorang pemain bola harus mampu berlari sekaligus merubah arah lari dengan cepat.

4) Kelenturan Dan Mobilitas Otot

Kemampuan tubuh atau salah satu bagian dari tubuh untuk menggabungkan kelenturan otot dan pergerakan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan.

5) Koordinasi Dan Kelincahan

Koordinasi adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna menghasilkan gerakan tepat guna dengan mulus. Kelincahan (Agility) adalah kemampuan pemain merubah arah dan kecepatan baik saat mengolah bola maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola.

Kemampuan koordinasi dan kelincahan berhubungan erat dengan kemampuan- Kemampuan koordinasi dan kelincahan berhubungan erat dengan kemampuan-

 Kemampuan bereaksi dengan cepat (badan) dan mengantisipasi situasi (otak).  Kemampuan Orientasi : kemampuan untuk cepat kembali mengetahui arah

setelah terjatuh, tabrakan atau berputar dengan cepat.  Kemampuan berganti arah lari (badan) dan berganti fokus (mental) dari menyerang ke bertahan dan sebaliknya.  Ritme (Rhythm) : Kemampuan merubah ritme lari dari pelan ke cepat, cepat ke pelan, langkah kecil ke langkah panjang, langkah panjang ke langkah kecil, serta berlari sambil melompat.

 Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor di dalam dan di luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.

6) Kemampuan Motorik Dasar

Pergerakan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan di luar tubuh (misalnya saat berjalan, berlari, melompat, menjatuhkan diri atau mengubah arah tubuh). Kemampuan motorik dasar lainnya mencakup menendang, melempar, menangkap dan lain-lain.

7) Daya Tanggap Dan Kewaspadaan (Awareness)

Ketangkasan di dalam melihat dan menilai situasi tertentu serta mampu menggabungkan penilaian dengan aksi yang cepat.

Umur emas melatih aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara 10 – 12 tahun! Utamakan juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur 13 – 15 tahun karena pemain di kelompok umur ini umumnya mengalami penurunan kemampuan koordinasi dan kelincahan.

INGAT : Gabungkan latihan kecepatan, daya tahan, bahkan koordinasi sebanyak mungkin dengan bola. Artinya, latihan daya tahan (endurance) didapatkan melalui latihan yang direncanakan dengan rapi, dengan intensitas tinggi dan menggunakan bola, dalam bentuk permainan (game) atau latihan teknik yang sekaligus melatih daya tahan (endurance). Setali tiga uang kecepatan hendaknya selalu dilakukan tanpa bola dan dengan bola, jangan hanya tanpa bola saja.

F. MATERI KEPELATIHAN : TEKNIK MENYERANG & BERTAHAN

TEKNIK MENYERANG

1 . Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving)

2. Berlari dengan bola (Speed Driblling)

3. Mengolah bola (Dribbling)

4. Berbalik dengan bola (Turning)

5. Melesatkan tembakan (Shooting)

6. Kontrol Bola (Ball Controll)

7. Menyundul (Heading)

8. Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking)

9. Melindungi Bola (Shielding the Ball)

10. Menerima sekaligus berputar (Receiving to Turn)

11. Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing) TEKNIK BERTAHAN

1 . Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending)

2. Penempatan Posisi dan sikap tubuh (Body shape)

3. Melakukan antisipasi

7. Melakukan tackling

1. Pemahaman Istilah-Istilah Teknis Menyerang (Ofense)

Teknik : Kemampan pemain untuk melakukan tugasnya dan mengeksekusi gerakan-gerakan sepak bola dengan mulus dan efisien.

1) Mengumpan dan menerima umpan (passing and receiving) : memindahkan bola mendatar atau di udara dari satu pemain ke pemain lainnya dengan jarak yang bervariasi.

2) Berlari dengan bola (Speed Driblling) : Gerakan kontrol pada bola dengan kecepatan tinggi tanpa mengubah lintasan bola.

3) Mengolah bola (Dribbling) : Gerakan kontrol bola dengan rapat, menggunakan kedua kaki serta terus meneruskan mengubah lintasan/arah bola.

4) Berbalik dengan bola (Turning) : Menggunakan satu atau lebih dari satu sentuhan pada bola dengan tujuan berputar bersama dengan bola.

5) Melesatkan Tembakan (Shooting) : Menendang bola ke arah gawang dengan tujuan untuk menciptakan gol.

6) Kontrol Bola (Ball Controll) : Menerima dan mengarahkan bola secara tepat di udara atau di lapangan.

7) Menyudul (Heading) : Mengarahkan bola dengan kepala dengan tujuan untuk menjaukan bola dari gawang, passing, atau mencetak gol.

8) Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 Attacking) : Gerakan penyerangan dengan bola di kaki untuk mengalahkan pemain bertahan lawan. Disini yang ditempa adalah Skill (kemampuan teknis dengan lawan).

9) Melindungi Bola (Shielding the Ball) : Menjaga bola dari seorang pemain bertahan dengan cara melindungi bola dengan badan.

11) Umpan Silang dan Penyelesaian akhir (Crossing and Finishing) :

Umpan bola dari sisi lebar lapangan ke sisi tengah ke arah gawang dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada rekan satu tim untuk menciptakan gol.

2. Pemahaman Istilah-Istilah Teknik Bertahan (Defense)

1) Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 Defending) : Berbagai upaya dengan tujuan untuk

memperoleh kembali penguasaan bola yang dikuasai lawan.

2) Penempatan posisi dan sikap tubuh ( Body Shape ) : Sikap atau

penempatan posisi tubuh sehingga pemain dapat melakukan gerakan pertahanan berikutnya dengan tepat.

3) Melakukan Antisipasi

Antisipasi pemain untuk mempersulit lawan melakukan serangan. Pemain bertahan membaca/menebak alur bola atau pergerakan lawan sebelum terjadi.

4) Reaksi

Reaksi pemain terhadap gerakan - gerakan lawan sesaat setelah dilakukan.

5) Mencegat (Intercept)

Gerakan mencegat alur bola untuk memeroleh kembali penguasaan bola ketika bola tersebut sedang dioper oleh pemain-pemain lawan.

6) Mencegah Lawan Berbalik

Tekanan pada lawan yang membelakangi gawang dengan tujuan menggagalkan niat lawan untuk berbalik menghadap gawang.

7) Melakukan Tackling

Kontak yang dibuat dengan kaki ketika bola sedang ada di kaki lawan dengan tujuan untuk mencegah gerakan penyerangan berikutnya atau memeroleh penguasaan bola kembali.

1. Prinsip Penyerangan

1. Prinsip Pertahanan

 Mengkreasi ruang (membuka ruang)  Menjaga pemain lawan (marking)  Mendukung rekan tim (support)

 Menekan lawan (Press)  Melebar : menggunakan lebar lapangan

 Melindungi, (cover)  Memanjang: menggunakan panjang

 Keseimbangan melalui pergeseran lapangan

 Mengamati pergerakan lawan dan  Berlari diagonal

bola (reaksi) serta mampu  Bermain ke arah depan

memprediksi (membaca) arah  Kecepatan permainan (bola bawah, 1-3

pergerakan/alur bola (antisipasi) sentuhan umpan tegas, banyak

 Berganti tempat (saling mengisi) melakukan pergerakan tanpa bola)  Pergantian posisi: saling mengisi posisi sesuai situasi

 Membentuk “segitiga” dan “pisang”  Kreativitas (gerakan pemain untuk

 Bergeser bersama secara diagonal memasuki daerah pertahanan lawan

 Bergantian menjaga lawan (Tidak dengan cara bervariasi seperti

terus menjaga lawan yang sama) “overlap”, umpan 1-2 yang dikenal

dengan “one-two”, pantulan,

3. Memberi Tekanan (Pressing)

terobosan, umpan silang, trik individu,  Dilakukan secara kolektif sehingga kecepatan membawa bola atau “speed

tercipta 2 V 1 (double) atau 3 V 1 dribbling ”)

(triple)

2. Penguasaan Bola

4. Gerakan Mundur dan Kembali ke

3. Transisi

Posisi Awal

4. Kombinasi Permainan

 Lari ke dalam/masuk

 Mengisi posisi paling belakang lebih  dulu.

5. Pergantian sisi Permainan

Pergantian langsung dari sisi ke sisi  1-3 pemain melakukan tekanan,  Pergantian sisi dengan memakai memberi waktu pemain lain untuk pemain jangkar sebagai jembatan turun kembali ke posisi bertahan

6. Serangan balik (Counter Attacking)

5. Kepadatan Pertahanan (Compact)

7. Membangun serangan dari belakang

8. Melakukan penyelesaian di daerah pertahanan lawan

Untuk keterangan masing-masing istilah di atas baca halaman-halaman berikut serta bagian

pengertian sistim 4-4-2 dan 4-3-4 halaman 109 - 145.

beberapa pemain yang bertujuan untuk mengkreasi peluang bagi penyerang.

1a. Mengkreasikan ruang (membuka ruang) : Pergerakan pemain ke ruang kosong untuk menghasilkan kesempatan melakukan operan yang efektif.

Sebagai contoh: 4 v 1 permainan

penguasaan bola di mana para pemain bergerak ke area lebar untuk membuat pilihan arah passing. Penting: Jangan biasakan pemain menempati pojok kotak permainan guna memudahkan penguasaan bola (tidak terkepung di pojok).

1b. Mendukung rekan tim (Support) : Menawarkan bantuan oleh rekan setim yang berada di sekitar bola dengan tujuan untuk menerima umpan.

Satu pemain bergerak pada sisi yang dekat dengan rekan setim yang menguasai bola guna menciptakan opsi yang jelas.

Sebagai contoh : Setelah

memberikan umpan pada pemain depan (1), winger bergerak ke sisi kiri guna memberi support

pada pemain depan (2).

1d. Melebar : menggunakan lebar lapangan. Pergerakan dan distribusi penyerang ke arah lebar lapangan untuk menciptakan ruang dan membangun serangan dalam sebuah pertandingan/game.

Seorang pemain bergerak ke area lebar untuk membuka ruang. Tujuannya adalah untuk menyulitkan pertahanan lawan.

Seorang pemain bergerak maju dengan tujuan untuk memeroleh bola sehingga makin dekat dengan gawang.

1f. Overlap run : Pergerakan rekan setim dari belakang pemain yang sedang menguasai bola ke arah depan untuk menciptakan kesempatan passing atau keuntungan lainnya untuk tim.

Gelandang tengah atau bek sayap berlari ke depan dari belakang pemain sayap untuk menciptakan kesempatan passing.

Sebagai contoh: Pemain gelandang tengah memberikan umpan langsung ke pemain sayap yang muncul dari belakang (1) atau memberikan umpan pada striker (2a) yang kemudian meneruskan pada pemain sayap yang telah bergerak maju (2b).

1h. Pantulan (Pin ball) dan umpan terobosan (through pass) : Usaha menembus pertahanan lawan dengan memantulkan bola serta melakukan umpan terobosan ke daerah di belakang garis pertahanan lawan.

Gelandang mengumpankan bola ke striker (1) yang memantulkan bola dengan satu sentuhan bisa kembali pada gelandang yang sama atau ke gelandang lainnya (2). Selanjutnya gelandang melesatkan umpan terobosan (diantara pemain belakang lawan) ke arah sayap kanan yang bergerak maju (3).

Guna membebaskan diri dari tekanan lawan seorang pemain memberikan umpan jarak dekat kepada rekan se tim nya (1), melakukan pergerakan maju dan langsung menerima umpan kembali (2)

1j. Lari Diagonal : Sebuah gerakan serang diagonal ke arah depan, membuat ruang yang biasanya di depan bola untuk menciptakan kesempatan passing.

Pemain sisi luar membuat pergerakan diagonal ke arah depan dengan tujuan untuk membuat kesemapatan melakukan passing.

Gelandang tengah mengoper kepada pemain lapangan tengah atau mengarahkan pada striker yang tak dijaga lawan guna memindahkan bola ke daerah pertahanan lawan.

1l. Kecepatan Permainan : Alur bola yang cepat menciptakan kesempatan pada tim penyerang untuk menembus pertahanan lawan.

Pemain dari tim yang sama mengoper bola dengan cepat dengan satu, dua atau tiga sentuhan, menghindari lawan merebut bola. Agar permainan bisa berjalan dengan cepat sesuai asas sepak bola modern bola harus dimainkan menyusur tanah dengan tegas dan tepat. Hindari umpan yang memantul (tidak mulus) karena akan memperlambat permainan.

Penyerang kiri dan kanan saling berganti posisi untuk membingungkan perhatian pemain bertahan lawan dan menciptakan kesempatan utnuk passing.

2) Penguasaan Bola (Possession) : Umpan bola berulang-ulang di antara pemain dalam tim yang sama.

Contoh : 5 v 3. Lima pemain di dalam satu tim mempertahankan penguasaan bola dari tekanan tiga pemain lawan.

Usaha bersama untuk mengumpan bola mulai dari daerah pertahanan hingga daerah penyerangan.

4) Kombinasi Permainan : Pengaturan alur bola dengan cepat dan efektif dengan bola oleh dua pemain atau lebih dari tim yang sama.

Aksi yang melibatkan tiga pemain dengan pergerakan cepat, baik kecepatan bola maupun kecepatan pemain.

Umpan jauh (long pass) dari sisi luar kanan ke sisi luar kiri, dengan tujuan mengacaukan pertahanan lawan dan memudahkan pergerakan maju dari bola.

6) Serangan Balik (Counter attack) : Gerakan vertikal yang cepat dan efektif untuk mengirim bola ke depan secepatnya setelah tim berhasil merebut bola kembali dengan tujuan untuk mengejutkan lawan dan memeroleh keuntungan dari pertahanan lawan yang masih belum sempat terorganisir dengan baik.

Umpan jauh dari penjaga gawang kepada pemain di sisi luar kiri ketika bola kembali dikuasai, memberi peluang kepada pertahanan lawan yang belum terorganisir dengan baik.

Sebagai contoh : Penjaga gawang membangun serangan melalui bek kiri. Bek kiri kemudian mengumpan pada gelandang bertahan yang selanjutnya mengumpankan bola pada sayap kiri.

8) Penyelesaian di daerah pertahanan lawan : Usaha bersama di sisi ke-3 lapangan,

(attacking third atau daerah pertahanan lawan) dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan mencetak gol.

Sebagai contoh : Pemain sayap kiri menggiring bola memasuki sisi kiri pertahanan lawan dan memberikan umpan silang, mencari rekan yang dapat melakukan penyelesaian akhir.

1a. Menjaga pemain lawan (marking) : Seorang atau sekelompok pemain bertahan memerhatikan pemain-pemain penyerang, dengan tujuan mengurangi kesempatan mereka berpartisipasi di dalam penyerangan.

Pertahanan menjaga jalur lari lawan, yang berupaya mendukung rekan se timnya yang sedang menguasai bola.

1b. Menekan lawan (Press) : Aksi individu pemain bertahan yang menjaga dengan tujuan untuk melakukan penguasaan bola.

Seorang pemain bertahan mencegah pemain lawan agar tidak menguasai bola terlalu lama atau berhasil memberikan bola kepada timnya sekaligus mencoba untuk mengambil kembali penguasaan bola.

Seorang pemain pertahanan tengah yang berada di belakang seorang gelandang tengah siap membantu jika mungkin saja penyerang lawan mengecoh gelandang tengah.

1d. Keseimbangan melalui Pergeseran : Pergeseran posisi yang terkordinasi dari para pemain bertahan, dari satu sisi ke sisi lainnya sesuai dengan pergerakan bola di lapangan dengan tujuan untuk mengatur kembali posisi pertahanan (Lihat bagian pengertian sistem 4-4-2 dan 4-3-3 serta pengertian taktik lapangan kecil).

Pergerakan yang dilakukan secara kolektif (bersama-sama) dengan tujuan untuk mengatur kembali daerah pertahanan di depan bola seiring dengan pergerakan bola dari gelandang tengah ke sayap kanan.

Seorang bek kiri mengikuti atau menempel sayap kanan tim lawan guna mencegah adanya kesempatan mengumpan.

1f. Berganti tempat (saling mengisi) : Pergantian posisi dari 2 pemain bertahan dengan tujuan menggalang pertahanan dengan lebih efisien.

Seorang bek tengah bergerak dari area tengah untuk menjaga penyerang kanan lawan, di saat yang sama bek kiri belari ke area tengah untuk menempati posisi bek tengah.

Penyebaran posisi yang seimbang dengan jarak yang sama dalam area pertahanan untuk mencegah penyerang lawan mencetak gol.

3) Menekan secara kolektif (Pressing) : gerakan pertahanan yang mantap, terus menerus dan terorganisasi dari para pemain bertahan untuk menutup pergerakan para penyerang.

Sebagai contoh : Dalam permainan

6 V 6 ini terjadi tekanan dari para pemain gelandang tengah dan bek kanan untuk memeroleh kembali penguasaan bola.

Pemain bertahan di kiri, tengah dan kanan berlari ke belakang untuk memperkuat garis pertahanan dekat dengan gawang.

5) Kepadatan Pertahanan (Compact) : Sebuah aksi penumpukan pemain bertahan di

area tengah, menjaga gawang mereka dan mencegah tim lawang membangun serangan.

Para pemain bertahan dekat dengan gawang mereka sendiri, menempatkan diri mereka sendiri saling berdekatan dalam jarak yang sama dengan tujuan untuk menjaga gawang dan mempersulit penyerang lawan.

1. DASAR

 Motivasi  Kepercayaan Diri  Kerjasama  Membuat Keputusan/Kebulatan Tekad

2. TINGKAT LANJUT

 Jiwa Kompetisi  Konsentrasi  Komitmen  Pengendalian Diri

3. SOSIAL

 Komunikasi  Rasa Hormat (Respek) dan Disiplin

I. MATERI KEPELATIHAN : Situasi Standar (Set Piece) & Formasi SITUASI STANDAR/BOLA MATI (SET PIECE)

1. Awal Pertandingan (Kick Off)

2. Tendangan Gawang (Goal Kick)

3. Lemparan ke Dalam (Throw-in)

4. Tendangan Sudut (Corner Kick)

5. Tendangan Bebas Langsung (Direct Free Kick)

6. Tendangan Bebas Tidak Langsung (Indirect Free Kick)

7. Penalti

[Baca halaman-halaman berikut tentang penjabaran situasi standar/Bola mati]

FORMASI*

5 v 5 = 3 - 1 - 0 Saat bertahan, 1-2-1 (ketupat) saat menyerang

6 v 6 = 3 - 2 - 0 Saat bertahan, 1-3-1 saat menyerang

7 v 7 = 3 - 2 - 1 Saat bertahan, 2-3-1 saat menyerang

8 v 8 = 3 - 1- 2 - 1 Saat bertahan, double diamond/ketupat saat menyerang (1 - 2 - 1 - 2 - 1)

9 v 9 = 4 - 3 - 1 atau 3 - 3 - 2

11 v 11 = 4 - 3 - 3 atau 4 - 4 - 2 * Termasuk penjaga gawang 11 v 11 = 4 - 3 - 3 atau 4 - 4 - 2 * Termasuk penjaga gawang

Begitu seringnya kita melihat seorang Ronaldihno, Beckham, Lampard, Ballack, Gerrard, dan masih banyak lagi pemain lain yang memecah kebuntuan lewat situsai bola mati. Karena statistik membuktikan bahwa situasi standar begitu penting peranannya dalam sepak bola masa kini, seorang pelatih yang bijaksana dengan sendirinya akan mempersiapkan pasukannya baik dalam menghalau maupun melesatkan bola mati.

Situasi standar menjadi semakin penting peranannya di era sepak bola modern yang begitu kompetetif seperti sekarang ini karena kualitas antar tim secara keseluruhan hampir sama. Oleh karena itu, setiap kesempatan bola mati betul-betul dipergunakan dengan sebaik mungkin guna memenangkan pertandingan yang sebenarnya berlangsung cukup seimbang.

1) TENDANGAN BEBAS

a) Di bawah ini beberapa contoh variasi tendangan bebas:

Variasi 1

Keterangan:

Pemain B berlari ke bola seolah- olah akan menendang bola untuk kemudian melompati bola lalu terus berlari sesuai arah panah. Sesaat setelah pemain B mulai berlari, pemain A berlari ke arah bola,

berpura-pura melakukan

tembakan

untuk kemudian mengumpankan

bola secara mendatar ke depan pemain B. Pemain B mengumpankan bola dengan keras ke mulut gawang guna disambar oleh pemain G, F atau E. Pemain E, F dan G hendaknya

mempertajam efek tipuan dengan cara berpura-pura menginginkan bola diumpankan kepada mereka secara langsung. Penting: Tidak boleh ada pemain di sisi kanan lapangan dengan harapan lawan tidak

menjaga daerah tersebut. Selain itu umpan dari pemain A ke B harus dilakukan di saat yang tepat untuk menghindari off side.

di depan pagar betis lawan dari sebelah kanan ke sebelah kiri untuk kemudian menerima bola dan melepaskan tembakan ke arah gawang lawan. Pemain C berlari di belakang pagar betis lawan dari kiri ke kanan guna mengalihkan perhatian lawan. Penting: Pemain C memang off side tapi hanya secara pasif karena bola tidak mengarah ke

C melainkan ke B.

b) Prinsip dasar bertahan saat lawan melakukan tendangan bebas:

 Semakin dekat letak tendangan bebas ke gawang semakin panjang pagar betis itu sendiri. Sebaliknya, semakin jauh letak tendangan bebas semakin sedikit pula pemain yang dibutuhkan di dalam barisan pagar betis.

 Pengaturan pagar betis dilakukan oleh kiper atau seorang pemain depan yang berdiri di belakang posisi bola.  Pengaturan pagar betis dilakukan sesuai tinggi badan. Pemain tertinggi berdiri di sebelah paling luar pagar betis. Semakin ke dalam semakin pendek pula tinggi badan pemain. Logikanya di bagian gawang yang terjaga oleh kiper, pagar boleh rendah. Bagian gawang yang jauh dari jangkuan kiper idealnya terjaga oleh pemain-pemain yang yang setinggi mungkin.

 Selain pagar betis, penjagaan lawan biasanya dilakukan secara man to man marking. Posisi badan pemain bertahan semestinya berada di antara lawan dan titik tengah gawang (di atas “invisible line”).

[Usahakan semua pemain bertahan naik hingga selevel dengan pagar betis. Saat tendangan bebas dilakukan satu-dua orang pemain mundur kearah gawang, selebihnya mengikuti pergerakan lawan. Sama seperti situasi standar yang lain, pembagian tugas harus jelas. Masing-masing pemain mutlak harus mengetahui secara persis tugasnya saat tendangan bebas diberikan. Pelatih harus memberi instruksi sebelum pertandingan. Jangan sampai situasi standar terjadi baru pemain saling memberi instruksi satu sama yang lain. Secara otomatis masing-masing pemain harus mengetahui ke mana dia harus menempatkan dirinya] [Usahakan semua pemain bertahan naik hingga selevel dengan pagar betis. Saat tendangan bebas dilakukan satu-dua orang pemain mundur kearah gawang, selebihnya mengikuti pergerakan lawan. Sama seperti situasi standar yang lain, pembagian tugas harus jelas. Masing-masing pemain mutlak harus mengetahui secara persis tugasnya saat tendangan bebas diberikan. Pelatih harus memberi instruksi sebelum pertandingan. Jangan sampai situasi standar terjadi baru pemain saling memberi instruksi satu sama yang lain. Secara otomatis masing-masing pemain harus mengetahui ke mana dia harus menempatkan dirinya]

2) TENDANGAN PENJURU

Variasi tendangan penjuru yang paling populer di Eropa saat ini, khususnya di Jerman adalah sebagai berikut:

Keterangan:

 Pemain A melakukan tendangan penjuru.

 Pemain I dan J mengawal pertahanan untuk mengatisipasi kemungkinan serangan balik.  Pemain G dan H menjaga second line. Dengan kata lain, kedua pemain ini bertugas mencari bola muntah untuk kemudian secepat mungkin melesatkan tembakan ke arah

gawang lawan. Perlu ditekankan bahwa pemain G dan H haram mengontrol bola dengan lama apalagi mendribel bola. Mengumpan pun sebaiknya jangan dilakukan karena risiko kehilangan

bola teralu besar. Apabila pemain second line kehilangan bola ujung-ujungnya adalah serangan balik yang bisa fatal akibatnya. Disiplin tinggi untuk bermain aman mutlak dimiliki kedua pemain ini.

 Pemain B berlari ke depan tiang jauh. Tugas pemain B adalah; (1) memberi aba-aba kepada pemain A untuk melakukan tendangan penjuru saat semua pemain telah siap, (2) mengganggu konsentrasi kiper lawan, serta (3) menyambar bola liar yang sekiranya terjadi di daerah tiang jauh.

 Pemain C, D, E, F berlari sesuai arah lari yang digambarkan di atas. Jarak lari pemain C paling pendek, sementara jarak lari pemain F paling jauh. Kecepatan berlari termasuk

tinggi, mendekati sprint, sehingga bola yang disambar akan melaju dengan deras ke arah gawang lawan.

berdiri secara statis sangat sulit melakukan heading dengan power yang maksimal. Dengan kata lain, arah crossing bola harus diarahkan ke depan pemain tujuan. Organisasi, Timing yang tepat dan teknik crossing yang sempurna tentu saja hanya bisa terealisasi melalui latihan yang tekun.

Variasi tendangan penjuru dengan bantuan umpan kombinasi yang sering ditemui di Eropa dewasa ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

 Pemain G melakukan tendangan penjuru.  Pemain I melakukan gerakan tipuan; berlari ke arah gawang lawan untuk kemudian secara eksplosif berlari ke arah G. Umpan yang diberikan oleh G dikembalikan kepada G atau I hanya melakukan umpan tipuan kepada G untuk kemudian menggiring bola ke garis gawang diakhiri dengan umpan datar yang keras atau umpan lambung ke mulut gawang lawan. Apabila bola diumpankan kembali ke pemain G, ia bisa memilih antara

melepaskan umpan lambung, menggiring bola untuk kemudian melesatkan tembakan atau menyodorkan bola pada pemain lain dengan tujuan melesatkan tembakan.

 Perhatikan posisi pemain-pemain lainnya. Semua pemain mempunyai tugas yang jelas. Selain itu perhatikan bahwa hanya satu pemain saja (B) yang bisa dikatakan tidak

Dokumen yang terkait

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

Bunga Bank dan Riba Dua Hal yang Berbeda

0 31 1

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DI SMP

1 60 18

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN INEZ

2 50 4

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

THE DEVELOPMENT OF THE INTERACTIVIE LEARNING MEDIA OF UNIFROMLY ACCELERATED MOTION (GLBB) IN CLASS X BASED-GENERIC SCIENCE SKILLS USING FLASH ANIMATION OF SENIOR HIGH SCHOOL IN WEST LAMPUNG REGENCY PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATERI GERAK L

0 35 131

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60