Nilai Moral Individu

a. Nilai Moral Individu

Nilai moral individu mencakup hubungan manusia dengan diri sendiri. Nilai moral ini menitikberatkan pada pilihan baik buruk yang diambil manusia sebagai makhluk individu yang menyangkut pilihan tentang dirinya sendiri. Nilai moral individu menentukan kualitas yang dimiliki oleh individu itu sendiri. Nilai moral individu yang terdapat pada novel Padang Bulan antara lain meliputi: (1) pantang menyerah meraih cita-cita; (2) bertanggung jawab; (3) mencintai ilmu; (4) motivasi yang tinggi dalam belajar; (5) kemandirian; dan (6) menjaga kehormatan diri. Keenam nilai moral individu ini akan dipaparkan sebagai berikut.

1) Pantang menyerah dalam meraih cita-cita Nilai moral ini ditunjukkan oleh Enong. Enong sejak kecil bercita-cita menjadi guru bahasa Inggris. Enong yang cerdas selalu antusias mengikuti pelajaran bahasa Inggris di kelasnya. Namun sayang ia harus berhenti sekolah karena ayahnya meninggal. Namun demikian, meskipun

commit to user

mencapai cita-citanya. Berbagai macam cara dan upaya dilakukan Enong untuk bisa belajar bahasa Inggris.

Enong senang tak terbilang. Mimpi lamanya untuk kursus bahasa Inggris akhirnya akan menjadi kenyataan. Hari itu ia memperlihatkan kemajuannya berbahasa Inggris dengan menerangkan bahwa melalui Kamus Satu Miliar Kata-nya ia telah tahu arti semua kata Inggris di kaleng bekas susu yang biasa dipakainya untuk menyimpan timah hasil dulangannya. Cukup mengesankan kemampuannya itu karena paling tidak ia sudah tahu bahwa susu itu berasal dari sapi. (Padang Bulan, hal. 133)

Kutipan di atas menunjukkan keinginan Enong untuk tetap meraih cita- citanya belajar bahasa Inggris. Pada akhirnya berkat kerja keras dan ketekunannya Enong berhasil mengumpulkan uang yang digunakan untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Saat uang Enong terkumpul dan mengikuti kursus bahasa Inggris, usianya tidak lagi muda. Enong telah berusia separuh baya. Di sinilah Enong menunjukkan bahwa selalu ada jalan bagi orang yang pantang menyerah meraih cita-cita. Nilai moral yang ditunjukkan oleh Enong adalah kegigihan Enong dalam meraih cita-citanya.

2) Bertanggung jawab Sepeninggal ayahnya, Enong harus menggantikan kewajiban ayah menafkahi keluarga. Kewajiban mencari nafkah dibebankan kepada Enong karena dia anak tertua, sedangkan ibunya tak mampu mencari nafkah karena mengurus ketiga adik Enong yang masih kecil. Walaupun usianya masih sangat muda, Enong kecil tidak pernah mengeluh dan berhasil melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan padanya.

Syalimah semula menolak. Berat baginya melepaskan Enong dari sekolah dan harus bekerja jauh dari rumah. Anak itu baru kelas enam SD. Tapi akhirnya ia luluh karena Enong mengatakan tak bisa menerima jika adik-adiknya harus berhenti sekolah karena biaya. Ia sendiri rela mengorbankan sekolahnya. Ini adalah keputusan paling pahit bagi Syalimah. Putrinya tak pernah sekalipun meninggalkan kampung, kini harus berjuang rnenghadapi hidup yang keras di kota. Ia sendiri tak mampu berbuat apa-apa karena tak bisa mengalihkan perhatian dari tiga anak lainnya. (Padang Bulan, hal. 25)

commit to user

jujur, dan ia ingin memerdekakan dirinya dari kesedihan. (Padang Bulan, hal. 59)

Dari kutipan di atas, menunjukkan sikap Enong yang sangat bertanggung terhadap keluarganya. Enong rela melakukan apa saja agar kehidupan keluarganya tetap berlangsung. Enong berhenti sekolah agar dapat bekerja adalah salah bentuk tanggung jawabnya terhadap keluarga. Nilai moral yang bisa diambil adalah setiap individu hendaknya mampu melaksanakan setiap tugas yang dibebankan dengan penuh rasa tanggung jawab.

3) Mencintai ilmu Menuntut ilmu hukumnya adalah wajib. Ilmu adalah bekal manusia dalam mengarungi kehidupan. Menuntut ilmu merupakan ungkapan rasa syukur manusia kepada Tuhan karena telah dianugerahi akal dan pikiran. Dengan ilmu kehidupan manusia menjadi terarah. Perjalanan menuntut ilmu tidaklah mudah. Banyak rintangan dan hambatan. Seperti Enong yang terus belajar dan pantang menyerah menuntut ilmu dalam kondisi yang sulit dan berkekurangan. Dengan usaha yang bersungguh-sungguh tidak ada hal yang mustahil. Enong berhasil meraih cita-citanya karena kecintaannya terhadap ilmu, dan semangatnya yang besar untuk belajar.

4) Motivasi tinggi dalam belajar Semangat Enong yang paling menonjol adalah semangatnya dalam belajar. Enong memanfaatkan berbagai media yang ada, meskipun media belajarnya sangat minim dan terbatas.

Aku sering melihat Enong terpana di depan televisi di balai desa menonton film Barat. la duduk paling muka. Matanya tak berkedip, bukan menonton film, melainkan melihat orang Barat bicara. la tak peduli pada cerita dan tak acuh dengan gagah dan cantiknya bintang film. la hanya tertarik melihat orang Barat berkata-kata. Kadang kala ia tersenyum sendiri dan tanpa sadar mengulangi apa yang diucapkan bintang-bintang film itu.

..

(Padang Bulan, hal. 87) Ia melepaskan cangkul, lalu bergegas menuju pondok tempatnya

beristirahat. Diambilnya karung kecampang dan dikeluarkannya sebuah buku yang telah kumal. Jika ia menemukan sebuah kata

commit to user

semacam kamus yang berisi bermacam-macam kata Inggris, dan sering menjadi bahan tertawaan sesama para pendulang. Sebuah buku, apalagi sebuah buku bahasa Inggris, memang sama sekali tak kena untuk kehidupan para pendulang.

(Padang Bulan, hal. 88) Kedua kutipan di atas menunjukkan Enong yang memiliki motivasi yang

tinggi dalam belajar. Enong memanfaatkan media apa saja untuk belajar. Bagi Enong kemiskinan bukanlah hambatan untuk belajar. Kemiskinan hanyalah ketidakmampuan secara ekonomi dan bukanlah berarti ketidakmampuan untuk belajar. Motivasi belajar tinggi yang ditunjukkan oleh Enong merupakan nilai yang harus diteladani.

5) Kemandirian Mandiri berarti adalah mampu berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain. Sebagai individu setiap manusia hendaknya memiliki kemandirian. Kemandirian menentukan kualitas individu di dalam masyarakat. Individu yang memiliki kemandirian tinggi memiliki tempat dan kedudukan yang terhormat di dalam masyarakat. Dalam novel Padang Bulan kemandirian ditunjukkan dalam kutipan berikut ini.

Uang yang tinggal tujuh ratus lima puluh rupiah itu ternyata tak bertahan lama meski telah dihemat sekuat tenaga dan telah dikelola melalui kebijakan moneter yang paling konservatif sekalipun. Enong malu menumpang makan pada kawannya yang bekerja di pabrik es. Malam itu, Enong tak pulang. Malam itu, Enong tidur beralaskan kardus di emper toko, di Jalan Sriwijaya, dekat kantor DPRD. Malam itu, Enong mulai menggelandang. (Padang Bulan, hal. 35)

Hari-hari berikutnya Enong mulai terlunta-lunta, namun ia berpantang meminta-minta. la makan dengan mengais-ngais sisa makanan di pasar. (Padang Bulan, hal. 36)

Dari kedua kutipan di atas terlihat jika Enong memiliki kemandirian yang sangat tinggi. Enong tidak pernah bergantung kepada orang lain. Keadaan keluarganya yang miskin tidak membuat Enong menjadi beban bagi orang

commit to user

kepada orang lain dan pantang meminta-minta.

6) Menjaga kehormatan diri Kualitas dan nilai seorang manusia ditentukan oleh kemampuannya dalam menjaga kehormatan diri. Kehormatan diri tidak ditentukan oleh kekayaan dan status sosial. Sikap menjaga kehormatan diri ditunjukkan oleh Enong saat lari menghindari para pemuda yang memburunya di hutan.

Ia berlari sekuat tenaga karena takut diperkosa dan dibunuh. Ia tak memedulikan kaki telanjangnya yang berdarah karena duri dan

pokok kayu yang tajam.

mmm

(Padang Bulan, hal. 72) Harapannya untuk selamat amat kecil, namun dimakan buaya, mati

terbentur batu di dasar sungai, atau tewas tenggelam jauh lebih baik daripada diperkosa atau dibunuh. Di tengah hutan itu, hukum tak berlaku, tak seorang pun akan menolongnya.

(Padang Bulan, hal. 72) Menjaga kehormatan diri hanya bisa dilakukan oleh masing-masing

individu. Diperlukan keberanian dan keteguhan hati untuk menjaganya. Kehormatan diri sangat berharga dan tidak bisa ditukar dengan apapun. Untuk menjaga kehormatan diri diperlukan keberanian dan pengorbanan.