Kegiatan Community Relations GMP

B. Kegiatan Community Relations GMP

Pada umumnya kegiatan PR GMP tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Memiliki pengertian PR sebagai ‘state of being’ PR GMP merupakan sebuah bagian yang mengangkat seorang pejabat serta segala keperluannya guna melaksanakan fungsi PR itu sendiri.

PR GMP dipimpin oleh seorang kepala bagian yang membawahi 5 orang personel. Masing-masing personel memiliki tugasnya masing-masing, namun tetap saling berkoordinasi. Berikut pernyataan Kepala Bagian PR GMP:

“Kalau karyawan kontrak – tenaga skill itu khusus untuk mengurusi majalah TAWON mulai dari reporter, redaktur, capture, trus desainer grafis. Itu khusus untuk majalah TAWON karena dia butuh orang skill. Terus penyiar radio TAWON satu orang karyawan tetap. 3 orang (karyawan tetap) di kantor ini, seperti Pak Rusmanto dan Bu Encis mengurusi administratif. Tapi masing-masing orang punya tugas yang berbeda. Kalau Pak Rusmanto itu mengurusi kepamongan, desa-desa sekitar, penduduk, kemudian pameran-pameran, pemberian cinderamata ketika lebaran, kemudian pembagian allowance (bantuan) insentif ke pamong-pamong sekitar, terus sensus-sensus penduduk, administrasi untuk CSR: mulai dari survey, penentuan lokasi, penghubung dengan kepala desa-kepala desa. Kemudian kalau Bu Encis tu banyak di administratif untuk surat-surat jawaban keluar, penerimaan tamu-tamu, kemudian urusan administrasi lembur, kemudian administrasi donasi- donasi. Kemudian Robi, dia office boy tapi dia karyawan tetap, dia banyak membantu di ekspedisi surat-surat, juga membantu administrasi Bu Encis. Terus yang harian, Basir itu banyak membantu Pak Rus dalam mengurus CSR, kepamongan dan juga umum. Kemudian Tina juga membantu adminstratif Bu Encis dan juga Pak Rus. Kemudian Mbak Yanti itu resepsionis dan ekspedisi koran-koran.” ( Wawancara dengan Hapris Jawodo, tanggal 20 April 2012).

beberapa kegiatan PR yang dijelaskan oleh Bovee and Arens (1986) yaitu:

1. Publicity and press agentry ( mengangkat berita tentang seseorang, produk atau pelayanan yang ditampilkan melalui siaran atau media cetak dan merencanakan serta melaksanakan kegiatan untuk menarik perhatian dan menimbulkan publisitas yang merupakan kepentingan yang berkaitan dengan media). Dalam hal ini, PR GMP juga mengelola media komunikasi internal yang berupa tabloid dan radio TAWON.

2. Public affairs and lobbying ( membuat janji, bekerjasama dengan badan- badan pemerintah seperti legislatif serta berhubungan dengan urusan masyarakat melalui pendekatan-pendekatan tertentu). Kegiatan ini dilaksanakan oleh PR GMP melalui program kemitraan tebu.

3. Promotion and special events management ( mempromosikan dan mengatur kegiatan-kegiatan tertentu melalui iklan, press release, open house, dan perayaan-perayaan kegiatan tertentu). PR GMP tidak menangai periklanan karena produk GMP bukanlah produk retail, namun bagian ini dilakukan oleh GMP dengan intens mengadakan kegiatan pasar murah sebagai bentuk perayaan hari tertentu.

Selain itu, dari hasil wawancara tersebut juga menjelaskan PR GMP telah melakukan beberapa jenis kegiatan PR yang dikemukakan oleh Anggoro (2000:21) seperti: Selain itu, dari hasil wawancara tersebut juga menjelaskan PR GMP telah melakukan beberapa jenis kegiatan PR yang dikemukakan oleh Anggoro (2000:21) seperti:

b. Mengorganisasikan konferensi pers, termasuk acara resepsi dan kunjungan,

c. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak media massa.

d. Menyunting atau memproduksi majalah atau surat kabar internal

e. Memimpin dan mengatur acara-acara pameran dan eksibisi kehumasan, termasuk juga menyiapkan berbagai macam bahannya.

f. Mengelola berbagai hal yang berhubungan dengan sponsor kehumasan.

g. Mengelola hal-hal seperti kunjungan pihak luar ke perusahaan, atau sebaliknya kunjungan dari personil perusahaan ke tempat-tempat lain, termasuk mengatur jadwal penerbangan atau pelayarannya, akomodasi tur, dan sebagainya..

h. Mengumpulkan serta mengorganisir segenap umpan balik dari berbagai sumber informasi mulai dari kliping koran, berita-berita radio dan televisi, serta memantau berbagai laporan dari luar.

Salah satu misi dari GMP adalah ikut membantu pengembangan daerah sekitar perusahaan. Tujuan ini kemudian diwujudkan oleh PR melalui pemberian bantuan kepada masyarakat di sekitar perusahaan. Bantuan-bantuan tersebut merupakan wujud dari rasa tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan untuk mendukung serta menkoordinasikan kegiatan komunikasi perusahaan dengan semua publiknya. Seperti pernyataan salah seorang personel PR GMP,

“Peran PR di GM (Gunung Madu), PR sama dengan pelayanan umum. Dalam PR itu kita melayani dari segi tamu, bagian luar ataupun pemberina bantuan keluar, luas sekali. Kita mewakili peran inti dari GMP.” (Muji Sriyanti, pada wawancara tanggal 11 April 2012).

bukunya Public Relations Principles and Problems, bahwa salah satu fungsi PR adalah melayani kepentingan umum (It should serve the public’s interest). Untuk GMP, berhubungan dengan publik eksternal, khususnya masyarakat sekitar sangat dibutuhkan. Karena tanpa itu semua, perusahaan tidak dapat beroperasi dengan baik bahkan cenderung terhambat. Aset utama dari GMP adalah kebun tebu, yang sebagian besar diurus juga oleh penduduk sekitar. Jika tidak ada citra yang baik, maka bisa dipastikan kebun tebu tidak ada yang mengurus dan itu sangat menghambat kegiatan bagian yang lain. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Bagian PR GMP,

“Kalau citra sudah baik ya tentu dalam segala urusan kita mudah, kita jadi lebih nyaman bekerja, tidak ada konflik dengan pihak luar. Kemudian kita mau ada urusan keluar juga pasti dilayani. Dan juga tidak menimbulkan niat orang lain untuk berbuat jahat. Kemudian GMP misalnya mau mengembangkan investasi keluar Kabupaten Lampung Tengah mereka sangat welcome. Ini terbukti ketika GMP mengadakan kemitraan dengan Tulang Bawang mereka responnya sangat baik. Karena persepsi yang selama ini mereka terima adalah GMP perusahaan enak, yang baik dalam arti biasanya bermanfaat.” (Hapris Jawodo, pada wawancara tanggal 20 April 2012).

Keharmonisan hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar akan menjadi modal untuk membangun perusahaan secara bersama-sama demi kemajuan bersama juga. Jika perusahaan berkembang, secara tidak langsung masyarakatpun ikut merasakan dampaknya. Dengan demikian keberhasilan suatu perusahaan tergantung pula pada bagaimana suatu perusahaan itu mengatur dan mengkomunikasikan faktor-faktor kepentingan yang ada dan berkaitan dengan pembinaan masyarakat oleh perusahaan.

perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik. Karena itu untuk masalah kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan sangat diperhatikan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kepala Kampung Gunung Agung,

“Kalau menurut saya, selama ini menjabat sebagai kepala kampung saya liat sosial ekonominya perusahaan GM sama masyarakat sekitar sini, sekitar wilayah saya dari segi positifnya alhamdulillah setiap tahunnya kami mendapat bantuan yang utama yang patut kami syukuri tiap tahun kami mendapat bantuan qurban, yang mana pula masyarakat saya yang banyak sebagai buruh bilamana musim tebang begini banyak bekerja di perusahaan. Itu yang membantu kami mengurangi pengangguran. Dan untuk lahan-lahan yang kosong, kami selalu sosialisasi pada pihak perusahaan yang menawarkan kemitraan dan alhamdulillah kemitraan itu dapat diterima oleh masyarakat saya karena saat ini kan klo mau bertani itu harus kuat modal, itu juga jadi harapan saya untuk perusahaan ini meningkatkan taraf hidup masyarakat, mayoritas kampung Gunung Agung petani dan buruh, kalau lagi buka tebang gini ambillah. Itu segi positifnya.” (Nisar Adhita pada wawancara tanggal 27 April 2012)

Kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luar sepenuhnya ditangani oleh bagian PR. Implementasi kegiatan community relations GMP sendiri terbagi menjadi 3 bidang, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Bidang-bidang tersebut juga merupakan bagian dari pola tanggung jawab perusahaan.

1. Sosial

Kegiatan dalam bidang sosial paling sering dilaksanakan, karena dalam bidang sosial terdapat berbagai aspek yang paling sering diperhatikan baik oleh masyarakat sekitar dan juga media. Bidang sosial terbagi dalam aspek kesehatan, infrasturktur, pendidikan dan kebudayaan, olahraga, serta bencana alam.

perusahaan. Semua itu tergantung pada permintaan masyarakat dan ketersediaan perusahaan. Berikut penuturan salah satu personel PR GMP:

“Kalau bantuan juga yang memerlukan bantuan itu harus mengirimkan surat pada kita, salah satu contohnya permintaan greder atau tanah urug kemudian kita survey dulu agar kita tahu seberapa perlu atau tidaknya ini kita bantu. Dan nanti kita alokasikan ke belakang, kita koordinasikan dengan pimpinan.” (Sri Mujiyanti, pada wawancara tanggal 11 April 2012)

a. Aspek Kesehatan Salah satu bentuk kepedulian perusahaan akan masalah kesehatan adalah dengan mengirimkan air bersih, khususnya pada bulan-bulan kering. Mengingat air bersih adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Dalam tahun 2011, PR GMP melakukan 140 kali pengiriman air bersih ke desa-desa sekitar, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Pengiriman Air Bersih per Bulan No

Nama Bulan

Pengiriman Air Bersih

Sumber : Arsip PR tahun 2011 Sumber : Arsip PR tahun 2011

Secara umum, GMP juga menyediakan Medical Centre yang berada di kawasan perkebunan tebu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Berikut penuturan supervisor PR GMP pada wawancara tanggal 6 April 2012:

“Keberadaan medical centre boleh digunakan untuk masyarakat, hanya dikenakan penggantian obat.” (Rusmanto, pada wawancara tanggal 6 April 2012).

b. Aspek Infrasturktur GMP membantu desa sekitar untuk membuka jalan, meratakan jalan, pembuatan jembatan penghubung antardesa dan juga membangun sarana ibadah ataupun kantor pemerintahan. Selama tahun 2011, GMP membantu mengirimkan greder dan tanah urug baik untuk meratakan jalan ataupun membangun kantor pemerintahan sebanyak 13 kali. Selain itu, PR GMP juga membantu menyediakan material bangunan dan truk sampah untuk kepentingan masyarakat seperti membangun masjid, balai kampung, madrasah, dan lain-lain.

a. Aspek Pendidikan dan Kebudayaan a. Aspek Pendidikan dan Kebudayaan

Tabel III.2 Kegiatan PR GMP dalam Aspek Pendidikan dan Kebudayaan

Tanggal

Kegiatan

6 Januari 2011 Donasi HUT Kampung Tanjung Anom

18 Januari 2011 Peresmian Kampung Sumber Rejeki Mataram

2 Februari 2011 Kunjungan IPB Back To Village Kunjungan SMKN 1 Menggala

5 Februari 2011

Donasi Pentas Seni Awal Tahun Donasi Seminar Katahanan Pangan, BEM UNILA Donasi Lomba Mading & Cepat Tepat, THP UNILA. Donasi acara Maulud Nabi Muhammad SAW Dusun Sendang Agung

19 Februari 2011 Bantuan honor guru SDN I dan V

Mataram Udik

26 Februari 2011 Donasi Pekan KSDA Himbio FMIPA UNILA

25 Maret 2011

Acara HUT Provinsi Lampung

29 Maret 2011 Donasi untuk Terbanggi ilir dalam lomba desa tingkat Kabupaten Donasi Muswil I THP UNILA

7 April 2011 Donasi acara SOPRES, Sosiologi UNILA

26 April 2011 Bantuan HUT Propinsi Lampung

31 April 2011 Bantuan Lomba Kampung Terbanggi Ilir

7 Mei 2011 Donasi untuk Gamist UKMFOSSI UNILA

16 Juni 2011 Pengadaan alat musik qosidah Ponpes Darul Falah Bumi Nabung Tj. Rejo

5 Agustus 2011 Bantuan dana kegiatan Invitasi Nasional, kelompok studi CSR

11 Agustus 2011 Donasi untuk Kompetisi Peradilan Semu tindak pidana korupsi, FH UNILA

21 November

Donasi kegiatan malam tahun baru 2012 desa Gunung Batin

23 November

Donasi HUT ke-38 Kampung Bandar Sakti

30 Desember

Donasi HUT Kampung Tanjung Anom

(sumber : Arsip PR tahun 2011)

b. Aspek Olahraga GMP juga membantu kegiatan olahraga masyarakat sekitar diantaranya dengan membantu menyediakan sarana olahraga kampung, menjadi sponsor dalam berbagai kejuaraan olahraga, dan juga menyediakan tempat latihan untuk berbagai cabang olahraga. Diantaranya menyediakan tempat latihan (training centre) untuk PSBN dan PSAD. Pemberian sarana kampung biasanya sekaligus untuk meramaikan perayaan HUT RI tanggal 17 Agustus, b. Aspek Olahraga GMP juga membantu kegiatan olahraga masyarakat sekitar diantaranya dengan membantu menyediakan sarana olahraga kampung, menjadi sponsor dalam berbagai kejuaraan olahraga, dan juga menyediakan tempat latihan untuk berbagai cabang olahraga. Diantaranya menyediakan tempat latihan (training centre) untuk PSBN dan PSAD. Pemberian sarana kampung biasanya sekaligus untuk meramaikan perayaan HUT RI tanggal 17 Agustus,

c. Aspek Bencana Alam Pada tanggal 21 April 2011, GMP menyalurkan sembako sebagai bentuk kepedulian terhadap korban bencana puting beliung yang terjadi di Bandar Rejo, Lempuyang Bandar, Lampung. Bantuan ini juga dijadikan bukti bahwa GMP tidak hanya memperhatikan masyarakat yang bersebelahan langsung dengan perusahaan tetapi juga secara global.

Kegiatan sosial yang rutin dilakukan oleh GMP khususnya saat Idul Fitri dan Idul Adha. Berikut penjelasan dari Supervisor PR GMP: “Kalau lebaran, Idul Fitri kita memberikan donasi berupa bingkisan gula

dan dana, selain itu juga kita mengadakan pasar gula murah. Biasanya menjelang Idul Fitri atau ketika harga gula naik, kita mengadakan operasi pasar. Lalu kalau Idul Adha kita berikan kurban untuk desa-desa terdekat dan pondok pesantren seluruh Lampung.” (Rusmanto, pada wawancara tanggal 6 April 2012).

Untuk tahun 2011, dari dokumentasi tertulis GMP menyalurkan total hewan kurban 68 sapi dan 49 kambing.

2. Ekonomi

GMP berusaha membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar perusahaan dengan menyerap tenaga kerja pada saat musim tebang tiba. Perusahaan dapat menyerap hingga 8000 pekerja untuk menjadi buruh tebang. Buruh tebang pada musim panen didatangkan dari berbagai daerah, tidak terbatas dari Lampung saja. Setiap tahunnya PR GMP memberikan informasi tentang GMP berusaha membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar perusahaan dengan menyerap tenaga kerja pada saat musim tebang tiba. Perusahaan dapat menyerap hingga 8000 pekerja untuk menjadi buruh tebang. Buruh tebang pada musim panen didatangkan dari berbagai daerah, tidak terbatas dari Lampung saja. Setiap tahunnya PR GMP memberikan informasi tentang

Bila disesuaikan dengan 3 aspek kepedulian korporat yang diungkapkan oleh Yosal Iriantara (2004:50) penyediaan bedeng-bedeng sebagai tempat tinggal buruh cukup menggambar bentuk kepedulian GMP yakni aspek employee relations, yaitu kesejahteraan pekerja. Namun GMP kurang memperhatikan 2 aspek lainnya yaitu keterlibatan dalam komunitas, diantaranya pengembangan masyarakat (communtiy development), konservasi lingkungan hidup, pendidikan dan pelatihan, sumber daya manusia dan etika.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kampung Gunung Batin Baru: “Dengan masyarakat Gunung Batin khususnya ya banyak juga tenaga

kerja disana, cuma sayang yang jadi tenaga kerja Cuma buruh saja. Untuk perkantoran tidak ada orang Gunung Batin Baru. Cuma klo buruh banyak.” (Zulkarnaen, pada wawancara tanggal 21 April 2012).

Penjelasan ini juga ditambahkan oleh sekretaris Kampung Gunung Batin Baru: “Ada pertanyaan kenapa sih cuma orang luar saja yang bisa jadi

karyawan. Sedangkan kami yang pribumi seolah-olah disepelekan? Lantas seperti terjadi kesenjangan sosial. Dan minta kami itu ada lah perwakilan tiap tahunnya dari kampung misalnya ada yang di staf. Jangan hanya sebagai buruh tebang. Yang memiliki (kualitas) SDM yang tinggi juga pasti ada. Nah timbul pertanyaan ada apa dan kenapa? Cuma kenapa masyarakat itu enggak mau memprotes enggak mau (bertanya) ke atas karena dari GMP sendiri selalu memberikan bantuan jadi kami tadi ya jadi tenggang rasa. Jadi cukup hanya dipendam dalam hati.” (Komariah, pada wawancara tanggal 21 April 2012).

Kemudian Komariah menambahkan harapan dan sarannyanya bagi GMP agar bisa lebih memajukan perekonomian masyarakat, Kemudian Komariah menambahkan harapan dan sarannyanya bagi GMP agar bisa lebih memajukan perekonomian masyarakat,

Program kemitraan tebu juga merupakan salah satu upaya GMP dalam meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Karena program ini melibatkan langsung perusahaan dengan masyarakat yang memiliki lahan untuk ditanami tebu. Hasil panen tersebut kemudian dibagi antara GMP dengan pemilik lahan.

3. Lingkungan

Masalah lingkungan juga sangat diperhatikan oleh GMP. Diantaranya dengan mengolah limbah sehingga tidak merusak atau menjadi polusi untuk lingkungan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya empang yang tetap bersih, empang-empang tersebut juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk memancing ikan. Perusahaan sengaja menebar benih ikan untuk membuktikan bahwa keberadaan pabrik tidak merusak lingkungan dan tetap membawa manfaat bagi masyarakat. Limbah padat yang dihasilkan juga diolah sehingga dapat menjadi bahan bakar pembangkit listrik lokal. Seperti yang dicantumkan pada company profile GMP:

“Ampas tebu atau bagasse dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan bakar ketel, yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan internal di sektor produksi dan domestik hampir sepanjang tahun (di dalam maupun di luar musim giling). Jaringan distribusi listrik internal ini telah menjangkau hampir seluruh sentra kegiatan di kawasan

Selain itu, GMP juga ambil bagian sebagai donatur dalam acara Hari Lingkungan Hidup 2011 pada tanggal 26 Mei dan Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa serta Sosialisasi Teknologi Ramah Lingkungan pada tanggal 17 September 2011. (sumber: Arsip PR tahun 2011)

Polusi udara lebih sering membuat masyarakat resah, karena membakar tanaman tebu dibutuhkan oleh perusahaan pada masa panen, sehingga dapat mengurangi kesulitan dan mengusir hewan-hewan berbahaya yang berada di sekitar kebun. Namun hal ini sering menjadi keresahan untuk penduduk sekitar. Asap hitam yang panas dan menyesakkan dada serta abu sisa hasil pembakaran dapat mengotori apapun yang menyentuhnya. Seperti penuturan beberapa kepala kampung:

“Ya dampak lingkungan ya sangat bagus untuk lingkungan, tapi ada dampaknya juga untuk masalah ini. Tapi sekarang sudah berkurang. Pembakaran tebu, itu banyak keluhan masyarakat. Tapi alhamdulillah masih bisa kita urus. Ya alhamdulillah tidak ada gejolak, tapi masyarakat banyak yang mau protes. Masalah debunya itu kan, polusinya itu. Tapi sekarang sudah berkurang karena sudah tidak musim pembakaran tebu lagi,” (Zulkarnaen, pada wawancara tanggal 21 April 2011)

“Himbauan saya kepada pihak perusahaan, kalau membakar tebu, kalau jauh sih enggak masalah, kalau deket (jadi) pencemaran. Dimana rumah- rumah, untuk minum, di sini enggak semua tempat minum, tempat mandi atau menjemur pakaian di dalam rumah ya itu dampak debunya. Ya itu harapan kami.” (Nisar Adhita, pada wawancara tanggal 27 April 2011)