HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI

1. VISI, MISI DAN TUPOKSI Visi Dinas Perhubungan :

Terwujudnya budaya lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, lancar, aman, nyaman serta efisien sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya.

Misi Dinas Perhubungan :

Menyelenggarakan manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta memberikan keselamatan dan ketertiban lalu lintas.

Meningkatakan kesadaran masyarakat dalam menjaga sarana dan prasarana transportasi serta melaksanakan usaha tertib lalu lintas.

Menyelenggarakan pelayanan pengujian kendaraan bermotor & perbengkelan. Menyelenggarakan pelayanan angkutan umum yang nyaman dan terjangkau

oleh daya beli masyarakat. Menyelenggarakan pelayanan moda angkutan umum, penumpang, sarana &

prasarana terminal tirtonadi.

Menyelenggarakan pelayanan aktivitas, sarana dan prasarana perparkiran. Menggali potensi serta meningkatkan pendapatan asli daerah. Menyelenggarakan administrasi keuangan, SDM, sarana dan prasarana

perkantoran.

Tugas pokok dan Fungsi

Tugas pokok : "menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas, angkutan dan teknis sarana dan prasarana"

Fungsi :

1. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas

2. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan

3. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas

4. Pengaturan angkutan orang dan barang

5. Pembinaan usaha sarana dan pra sarana teknis kendaraan dan bengkel

6. Penyelenggaraan uji kendaraan

7. Penyelenggaraan pengelolaan Terminal

8. Penyelenggaraan pengelolaan Perparkiran

9. Penyelenggaraan sosialisasi

10. Pembinaan jabatan fungsional

11. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

( http://dishub-surakarta.com )

2. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang mengacu pada visi misi adalah : Lancarnya lalu lintas Tersedianya alat angkutan sesuai kebutuhan pemerataan distribusi orang,

barang dan jasa

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu

1 tahun. Adapun sasaran yang akan dicapai oleh Dinas Perhubungan adalah :

Terwujudnya sistem yang management yang baik serta sarana dan prasarana lalu lintas yang memadai

Adanya alat transportasi yang efektif, efisien dan berkualitas Tercapainya sarana angkutan jalan yang memenuhi persyaratan teknis laik

jalan Meningkatnya ketaatan pengguna jalan terhadap peraturan perundang-

undangan.

3. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 14 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta bahwa Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas, membawahkan :

a) Sekretariat

b) Bidang Lalu Lintas

c) Bidang Angkutan

d) Bidang Teknis Sarana dan Prasarana

e) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

f) Kelompok Jabatan Fungsional

2. Sekretariat, membawahkan :

c) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

3. Bidang Lalu Lintas, membawahkan :

a) Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

b) Seksi Bimbingan, Keselamatan dan Ketertiban

4. Bidang Angkutan, membawahkan :

a) Seksi Angkutan Orang

b) Seksi Angkutan Barang

5. Bidang Teknik Sarana dan Prasarana, membawahkan :

a) Seksi Teknik Kendaraan dan Bengkel

b) Seksi Uji Kendaraan

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal, membawahkan : Kepala Sub Bagian TU

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Perparkiran, membawahkan : Kepala Sub Bagian TU

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan Perda Kota Surakarta No. 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

50

PENJELASAN : Struktur Dinas Perhubungan Kota Surakarta terdiri atas Sekretariat dan Bidang-bidang dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di atas, sekretariat mempunyai fungsi :

teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan; di bidang keuangan; di bidang umum dan kepegawaian.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sekretariat dibantu oleh Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan tugasnya meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan system informasi di lingkungan Dinas. Sub Bagian Keuangan tugasnya meliputi pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan akuntansi di

pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Dinas.

2. Bidang Lalu Lintas

Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas penyiapan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas dan bimbingan keselamatan dan ketertiban.

Untuk melaksanakan tugas di atas, Bidang Lalu Lintas mempunyai fungsi penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas; bidang bimbingan, keselamatan dan ketertiban; serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Lalu Lintas dibantu oleh :

a) Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, yang tugasnya meliputi : pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas dan angkutan jalan serta merencanakan kebutuhan, pengadaan, penempatan dan pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas.

b) Seksi Bimbingan, Keselamatan dan Ketertiban, yang tugasnya meliputi : penyuluhan, bimbingan keselamatan dan ketertiban kepada masyarakat di bidang lalu lintas jalan, sungai dan rel.

3. Bidang Angkutan

Bidang Angkutan mempunyai tugas penyiapan kebijakan teknis,

Untuk melaksanakan tugas di atas, Bidang Angkutan mempunyai fungsi penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang angkutan orang dan barang serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Angkutan dibantu oleh :

a) Seksi Angkutan Orang, yang tugasnya meliputi : menyiapkan saran pertimbangan dan atau petunjuk, bimbingan serta pemberian ijin pengangkutan orang atau pengangkutan orang yang bersifat khusus dan pengawasan penyelenggaraannya.

b) Seksi Angkutan Barang, yang tugasnya meliputi : menyiapkan saran pertimbangan dan atau petunjuk, bimbingan serta pertimbangan teknis dalam pemberian ijin pengangkutan barang dan atau pengangkutan barang yang bersifat khusus serta pengawasan penyelenggaraannya.

4. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana

Bidang Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang keselamatan jalan, pengawasan dan pengamanan jalan serta pemeriksaan kendaraan.

Untuk melaksanakan tugas di atas, Bidang Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang keselamatan jalan, pengawasan dan pengamanan jalan serta pemeriksaan kendaraan.

Dalam pelaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Teknik Sarana dan Prasarana dibantu oleh :

a) Seksi Teknik Kendaraan dan Bengkel, yang tugasnya meliputi : pembinaan dan pengawasan teknis kendaraan bermotor dan tidak bermotor/becak serta perbengkelan.

b) Seksi Uji Kendaraan. Yang tugasnya meliputi : pembinaan dan pengawasan, pengendalian dan pengujian kendaraan bermotor dan tidak bermotor/becak.

5. Unit Pelaksana Teknis Terminal

Unit Pelaksana Teknis Terminal mempunyai tugas melakukan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pengelolaan terminal.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Unit Pelaksana Teknis Terminal dibantu oleh : Kepala Subbagian Tata Usaha UPT Terminal, yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, evaluasi dan pelaporan.

6. Unit Pelaksana Teknis Perparkiran

Unit Pelaksana Teknis Perparkiran mempunyai tugas melakukan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang pengelolaan perparkiran.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, UPT Perparkiran dibantu oleh :

Kepala Subbagian Tata Usaha UPT Perparkiran, yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, evaluasi dan pelaporan.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. KONDISI PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN

Kondisi pegawai Dinas Perhubungan kota Surakarta akan dibagi dalam beberapa

jabatan/bagian/bidang, jumlah pegawai berdasarkan golongan/kepangkatan, jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pegawai berdasarkan agama dan jumlah pegawai berdasarkan Diklat Struktural.

Distribusi pegawai berdasarkan jabatan/bagian/bidang/subbag/UPTD dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 4.1 Data Pegawai Berdasarkan Jabatan/Bagian/Bidang

Staf (PNS+CPNS)

Kepala Dinas Sekretatiat Bidang Lalu Lintas Bidang Angkutan Bidang Teksar UPTD Perparkiran UPTD Terminal

Berdasarkan table di atas, jumlah pejabat struktural Dinas Perhubungan Kota Surakarta sebanyak 17 orang yang terdiri dari Kepala Dinas, Kepala Bagian, Kepala Subbag, Kepala UPTD serta staf yang terdiri dari pegawai yang berstatus PNS dan CPNS.

Berikut ini data pegawai Dinas Perhubungan yang dikelompokkan menurut Golongan/Kepangkatan :

Tabel 4.2 Data pegawai berdasarkan Golongan/Kepangkatan

No.

Golongan/Ruang

Gol. IV b Gol. IV a Gol. III d Gol. III c Gol. III b Gol. III a Gol. II d Gol. II c Gol. II b Gol. II a Gol. I d Gol. I c Gol. I b Gol. I a

0 orang JUMLAH

15 185 orang Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Berdasarkan tingkat golongan, golongan terendah adalah golongan I b sebanyak 9 orang dan tertinggi adalah IV b sebanyak 2 orang. Dari table di atas

Di bawah ini merupakan data jumlah pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikannya :

Tabel 4.3 Data Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan : No. Tingkat pendidikan

D4 Sarjana Muda

D3

D2 SLTA SLTP SD

15 185 orang Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pendidikan rata-rata pegawai Dinas Perhubungan kota Surakarta adalah SLTA dan S1, dengan jumlah lulusan SLTA 93 orang dan jumlah lulusan S1 49 orang.

Berikut ini disajikan data pegawai Dinas Perhubungan berdasarkan Diklat Struktural/Diklat Pimpinan :

Tabel 4.4 Data pegawai berdasarkan Diklat Struktural/Diklat Pimpinan

No. Jenis Diklat

Laki-laki

Perempuan

1 Diklat Pimpinan Tingkat II

1 orang

0 orang

2 Sespa/spamen

0 orang

0 orang

3 Diklat Pimpinan Tingkat III

0 orang

1 orang

4 Sepadya/Spama

0 orang

0 orang

7 Sepada /Adum

2 orang

1 orang

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta

5. DIKLAT KEPEGAWAIAN

Jumlah pegawai yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan adalah 185 orang dan semuanya telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebelum pegawai tersebut diangkat menjadi PNS, mereka harus mengikuti masa training CPNS selama dua tahun. Setelah memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan, maka pegawai bisa diangkat menjadi PNS tanpa harus mengikuti tes kecuali tes kesehatan.

Adapun DIKLAT Kepegawaian yang selama ini diterapkan di Dinas Perhubungan mengikuti pedoman DIKLAT Kepegawaian oleh Drs. Djarbani dari Kantor Regional I BKN Yogyakarta. Beliau menjelaskan pengertian Pendidikan dan Pelatihan PNS sebagai berikut :

Pendidikan berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman. Pendidikan bersifat filosofi dan teorotis.

Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan atau perubahan sikap individu.

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PNS adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS PP 101/2000.

Diklat mengandung dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan.

Sasaran Diklat PNS

Terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan masing-masing jabatan.

Terpenuhinya persyaratan kompetensi yang dibutuhkan bagi pelaksanaan pekerjaan ataupun jabatan secara baik dan efektif sesuai posisi serta tugas dan fungsi PNS dalan SANKRI

Landasan

UUD 1945 UU No 8 Tahun 1974 dan UU 43 Tahun 1999 PP 101 Tahun 2000

Tujuan Diklat

Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.

Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.

Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

Jenis dan Jenjang Diklat

Diklat PNS terdiri dari 2 jenis :

1) Diklat Prajabatan, terdiri dari :

Diklat Prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II Diklat Prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan III

2) Diklat dalam jabatan, terdiri dari :

Diklat kepemimpinan Diklat fungsional Diklat teknis

Diklat Prajabatan

Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan CPNS menjadi PNS.

Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib mengikuti dan lulus diklat prajabatan.

CPNS wajib diikutsertakan dalam diklat prajabatan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai CPNS.

Diklat prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang system.

Penyelenggaraan pemerintahan Negara, bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat.

Diklat Kepemimpinan (Diklatpim)

Diklatpim dilaksanakan

untuk mencapai

persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan structural yang diemban.

Kompetensi dalam Diklatpim ini merupakan salah satu syarat yang harus

memenuhi kompetensi jabatannya disamping syarat-syarat lain yang ditentukan.

Oleh karena diklat ini ditujukan bagi mereka yang akan atau sudah menduduki jabatan struktural, maka keikutsertaan PNS dalam Diklatpim sifatnya selektif dan diikuti atas dasar penugasan, dan bukan merupakan fasilitas yang bersifat terbuka dan dapat diminta sebagai hak.

Hal ini disebabkan jabatan pada dasarnya merupakan penugasan dan bukan sesuatu yang dapat diminta. Diklatpim terdiri dari 4 jenjang :

1. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan tingkat IV, yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan Eselon IV.

2. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan tingkat III, yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan Eselon III

3. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan tingkat II, yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan Eselon II.

4. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan tingkat I, yaitu Diklatpim yang dipersyaratkan untuk jabatan Eselon I

Diklat Fungsional

Diklat fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing.

Jenis dari jenjang diklat fungsional untuk masing-masing jabatan fungsional tersebut ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan fungsional yang

Diklat Teknis

Diklat teknis merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS

Kompetensi teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang- bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing

Bagi PNS yang belum memenuhi persyaratan kompetensi jabatan perlu mengikuti Diklat teknis yang berkaitan dengan persyaratan kompetensi jabatan masing-masing.

6. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Program pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan di Dinas Perhubungan ada beberapa macam. Salah satunya yang akan disajikan dalam penelitian ini adalah program Pendidikan dan Pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan secara internal oleh Dinas Perhubungan sendiri adalah Pembinaan Teknis.

Berikut data-data mengenai jumlah pegawai yang mengikuti pelaksanaan Pembinaan Teknis dari tahun 2007-2011:

Tabel 4.5 Jumlah peserta yang megikuti Pelaksanaan Pembinaan Teknis

Tahun

Jumlah Peserta

Gelombang I

Gelombang II 2007

100 orang

100 orang 2008

100 orang

100 orang 2009

100 orang

100 orang 2010

100 orang

100 orang

Jumlah peserta tersebut diambilkan dari pegawai Dinas Perhubungan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditambah beberapa pegawai honorer. Dari 185 orang pegawai Dinas Perhubungan yang berstatus PNS yang diikutkan dalam kegiatan Pembinaan Teknis ini lebih diutamakan/diprioritaskan para pegawai yang tidak mendekati usia pensiun dengan maksud untuk lebih meningkatkan pengetahuan bagi pegawai yang lebih muda.

Sedangkan pendidikan dan pelatihan secara eksternal, Dinas Perhubungan mengikutkan beberapa pegawainya ke DIKLAT yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Diklat. Berikut ini pegawai dan jenis-jenis DIKLAT yang pernah diikuti oleh pegawai Dinas Perhubungan pada tahun 2007-2011 :

Tabel 4.6 Data Pegawai dan DIKLAT yang pernah diikuti

No. Tahun

Nama Pegawai

Jenis Diklat yang Diikuti

1. 2007 a) Drs. Yosca Herman Soedradjad,

MM

b) Sri Baskoro, S.H.,M.Si.

c) Ongko Prasetyo F,S.Sos.,MM

d) Andri Wahyudi, S.E.

e) Taufiq Muhammad, S.SiT

f) Moch. Usman, S.SiT

Diklat Kepemimpinan II

Diklat Manajemen Lalu Lintas Diklat Manajemen Terminal Diklat PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) Diklat Manajemen Angkutan Diklat

Pengujian Kendaraan

Bermotor

2. 2008 a) Ongko Prasetyo F, S.Sos.,MM

b) Agus Dwiyanto, S.E.

c) Harun Al Rosyid, S.T.

d) Andy Purwanto, S.E.

a) Diklat Manajemen Lalu Lintas

b) Diklat PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil)

c) Diklat

Pengujian Kendaraan

Bermotor

d) Diklat Pengelolaan Terminal

MM

b) Agung

Wijayanto,

S.H.,M.Hum.

c) Rohmadi Widiatmoko, S.E.

d) Ari Wibowo, S.SiT

e) Bangkit Harmanto Putra

f) Sandi Mulyanto, S.Sos.

g) Henry Satya N, Amd.LLAJ,S.E.

Sustainable Transport Train

b) Diklat Pengelolaan Kepegawaian

c) Diklat Manajemen Lalu Lintas

d) Diklat ANDALALIN (Analisis Dampak Lalu Lintas)

e) Diklat Manajemen Lalu Lintas

f) Diklat Manajemen Persimpangan

g) Diklat

Manajemen Terminal Angkutan Jalan

4. 2010 Sularjo, S.H. Diklat PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil)

5. 2011 a) Endang Diah Martiningsih

b) Sri Baskoro, S.H.,M.Si.

Muhammad Ikrom

d) Chalis Christianto

e) Eko Agus Susanto, S.E.,M.Si.

f) Agus Purnomo, S.E.

a) Diklat Kearsipan

b) Diklat Inteligent Transport System

c) Diklat Teknis Perlengkapan Jalan

d) Penyegaran Penguji Kendaraan Bermotor (Senior)

e) Diklat

Pembekalan Kepala

Terminal

f) Diklat PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Data mengenai pendidikan dan pelatihan di atas merupakan Diklat eksternal yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan dan yang mengadakan Diklat tersebut adalah Balai/Lembaga Diklat yang merupakan milik Pemerintah Propinsi.

Selain pendidikan dan pelatihan secara eksternal, Dinas Perhubungan juga melaksanakan Diklat yang dilaksanakan secara internal. Diklat internal atau yang

Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ

Peraturan Daerah Kota Surakarta No 6/2006 tentang penyelenggaraan LLAJ Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang

Pengakuan Kabupaten dan Kota Ruang lingkup dari kegiatan Pembinaan Teknis pegawai Dinas Perhubungan adalah sebagai berikut : Melakukan kegiatan pembelajaran materi dasar dan diskusi untuk mendukung tujuan pembinaan dalam rangka efisiensi dan efektivitas pekerjaan serta pelayanan terhadap masyarakat

Mengidentifikasi permasalahan terhadap penyelenggaraan LLAJ yang ditemukan di lapangan berkaitan dengan sistem lalu lintas yang baik di kota Surakarta

Pelatihan fisik dan mental untuk menjadikan personil yang tangguh, terampil, loyalitas dan berdedikasi tinggi.

Agar mencapai daya guna yang optimal pada Pembinaan Teknis Pegawai Dinas Perhubungan kota Surakarta, materi pembinaan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Materi-materi yang biasanya diajarkan dalam Pembinaan Teknis

No.

Materi Pembinaan

Penyampai Materi

1. Pengetahuan tentang Pemerintahan

Sekretaris Daerah Kota Surakarta

Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta

dalam penyelenggaraan LLAJ

Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta

3. Teori dan Praktek Baris Berbaris

CPM

66

6. Keselamatan Transportasi

Dishubkominfo Prov. Jateng

7. Perundang-undangan LLAJ

Dishubkominfo Prov. Jateng

8. Pengetahuan tentang Terminal

Dishubkominfo Prov. Jateng

9.

Pengetahuan tentang Pengujian Kendaraan Bermotor

Dishubkominfo Prov. Jateng

10 Pengetahuan tentang Angkutan Umum Dishubkominfo Prov. Jateng

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta

7. DATA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN

Tabel 4.8 Data Pegawai Dinas Perhubungan

Drs. Yosca Herman Soedradjad, MM. Dra. Tutik Sri Sartini, MM. Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti Sri Rusmini Agung Wijayanto, SH.,M.Hum. Endang Diah Martiningsih Sentot Suprabowo, S.E.

C. Endang Suprapti Yugiswara, S.E. Rohmadi Widiatmoko, S.E. Rita Dwi Hastuti, S.H. Didik Setyanto, S.T.,MM

Sri Baskoro, S.H., M.Si. Joko Pramono, S.E.,MM. Tri Suranto, S.E. Muhammad Ikrom Ari Wibowo, S.SiT. Ari Atnoko, S.T. Bangkit Harmanto Putra Haryono Nugroho, S.SiT. Ongko Prasetyo F, S.Sos.,MM.

Fajar Aryoko, S.E. Andri Wahyudi, S.E. Agus Dwiyanto, S.E. Liman

Kepala Dinas

Sekretaris Kasubag Umum dan Kepegawaian

Agendaris Pengelola Kepegawaian Pengurus Barang

Kasubag Keuangan

Bendahara Penerimaan Bendahara Pengeluaran Pengadministrasian Umum Bendahara Pengeluaran Pembantu Gaji

Kasubag

Evaluasi,

Perencanaan dan

Pelaporan Kepala Bidang Lalu Lintas Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Petugas Pelayanan Fasilitas Pelengkap Jalan Petugas Pelayanan Fasilitas Pelengkap Jalan Petugas Teknis Kajian Lalu Lintas Petugas CC Room Petugas Pelayanan Fasilitas Pelengkap Jalan Petugas Teknis Kajian Lalu Lintas

Kepala Seksi Bimbingan, Keselamatan dan Ketertiban

Pengadministrasi Perijinan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Petugas Pengatur Lalu Lintas

Riyanto, S.E. RM Oetomo Koesoemo, S.E. Bayu Purwoko Sukiman Sunarso Sugeng Raharjo Budi Santoso Widoyo Adi Putranto, S.E. Andy Setyo Nugroho Sarjano Setyatmoko Taufiq Muhammad, S.SiT. Imam Santoso Marina Venturianie, S.E. Sandi Mulyanto, S.Sos. Joko Prasetyo, Amd. Bambang Supriyanto Wahyu Bardasana Scema Andi Hartanto Triyono Sardi Suparno Rachwanti, Amd. Arif Handoko, S.Sos. Wagiman, S.H. Purwanti Retno H.,B.Sc. Djoko Mudjiono Challis Christianto Sri Ngatmiyatun, S.E. Suwardi, S.E. Harun Al Rosyid, S.T. Sutrisno, S.Sos. Kolose Wahyu Wijanarko, S.P. Andy Wahyono, S.SiT. Bambang Budhi Santoso, S.T. Yulianto Nugroho, Amd.LLAJ,S.E. Penti Susilowati Sriyono Bambang Kristyawan, Amd. Moch. Usman, S.SiT Drs. Anindita Prayoga Henry Satya N, Amd.LLAJ,S.E. Samidiyanto, S.E.

Adolfina Parinding, S.E.

Kepala Seksi Angkutan Barang

Pengadministrasi Perijinan Pengadministrasi Perijinan Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi

Kepala Seksi Angkutan Orang

Petugas Pemungut Retribusi Pengadministrasi Perijinan Pengadministrasi Perijinan Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Pengadministrasi Umum

Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Kepala Seksi Uji Kendaraan

Pengadministrasi Pengujian Kendaraan Penguji Kendaraan Bermotor Penguji Kendaraan Bermotor Pengadministrasi Buku Uji dan Plat Uji Pengadministrasi Pengujian Kendaraan Penguji Kendaraan Bermotor Pengadministrasi Pengujian Kendaraan Pengadministrasi Pengujian Kendaraan Penguji Kendaraan Bermotor Pengadministrasi Proyek Penguji Kendaraan Bermotor Pengadministrasi Pengujian Kendaraan Pengadministrasi Umum Pengadministrasi Pengujian Kendaraan

Ka. Seksi Teknik Kendaraan & Perbengkelan Kepala UPTD Perparkiran Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Koord. Petugas Penertiban dan Pengawasan Perparkiran Pengadministrasi Umum dan Kepegawaian

Purwanto, S.P,MM. Mudo Prayitno, S.SiT

Antonius Nugroho Kirwandi Nunuk Iriyanti Suratno Yoyok Sulistio Budi S Burhanudin Suwarno Rasbudiyanto Rosid Badri MV. Djammila, S.Sos.,MM Eko Agus Susanto, S.E.,M.Si. Kusgiyarno Andy Purwanto,S.E. Sarni Handayani, S.E. Suradi Sentot Darsono Sugiyanto, S.E. Sukanto, S.E. Suharno, S.E. Puryanto Rachmat Krisbanu Suparyono Riyanto Suranto Sutrisno Agus Anto Wibowo Agus Mulyono Lanjar Riyanto Maryono Sabdo Agung Prihantono Sawidi Suhardjo Warsono Agus Bakat Maryono Agus Puteradi Amir Mahmud Aris Wiyono Arya Pradityandanu Badawi Bambang Danardono Bambang Suryono, S.E. Bambang Triyanto

Bendahara Pembantu Pengeluaran Koord. Urusan Perencanaan, Pengkajian dan Evaluasi Petugas Penertiban dan Pengawasan Perparkiran Petugas Penertiban dan Pengawasan Perparkiran Bendahara Penerimaan Pembantu Pengurus Barang Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Pengemudi Kantor Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi

Kepala UPTD Terminal Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Bendahara Barang Bendahara Pembantu Pengeluaran Bendahara Penerimaan Pembantu Caraka Koord. Keamanan dan Ketertiban Koord. Pemungut Retribusi Koord. Pengaturan dan Pengawasan Lalu Lintas Koord. Urusan Kebersihan Pembantu Umum Pembantu Umum Pengadministrasi Kepegawaian Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Petugas Keamanan dan Ketertiban Petugas Keamanan dan Ketertiban Petugas Keamanan dan Ketertiban Petugas Keamanan dan Ketertiban Petugas Keamanan dan Ketertiban Petugas Keamanan dan Ketertiban Petugas Keamanan dan Ketertiban Petugas Keamanan dan Ketertiban Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi

Dwi Hartanto Hananto Soedartanto Herri Setiawan Heru Kuncoro Heru Wibowo Imam Setiya Aji Joko Purnomo Joko Susila Jumali Kondang Sri Lanang Malisman Mardi Surasa Moch. Santoso, B.Sc. Muh. Ridho Mulyanta Munandar Aris Nugroho Handayani R. Susilo Herlambang Rahayu Widada Saimin Slamet Riyanto Slamet Wibawa Slamet Widodo Sri Mulyono Sugiyanto Sugiyono Sumarsono Sunyoto Dwi Widadi Suparjo Surono, S.P. Susilawardani, S.E. Suyanto Syamsul Rokhim, S.H. Tri Marjoko, S.E. Tri Sumarno Windarso Agus Purnomo, S.E. Bambang Mudjiyanto Beny Agustinus Daryanto, B.A. Didik Tri Margono, S.E. Hatama, S.E. Jamaludin, S.Sos. Muh. Haryanto Noviyanto Ary Wibowo

Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pemungut Retribusi Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas

Sukarno Sukiman Sularjo, S.H. Sunardi Suparman Suroto Sutarso Sutrisno Suwarjito Suyono Wahyu Hidayat Haryanto

Nowo Hartatmo

Sumarno

Wakidi

Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Pengatur Lalu Lintas Petugas Perawatan Bangunan, Listrik dan Instalasi Air Petugas Perawatan Bangunan, Listrik dan Instalasi Air Petugas Perawatan Bangunan, Listrik dan Instalasi Air Petugas Perawatan Bangunan, Listrik dan Instalasi Air

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta

B. ANALISIS DATA

Dinas Perhubungan sebagai organisasi pemerintah yang bertanggung jawab dalam perkembangan lalu lintas di Surakarta sekarang dituntut untuk dapat mengembangkan dirinya, terutama dalam kualitas sumber daya manusianya agar dapat menjawab setiap tantangan dari lingkungan luar yang terjadi sekarang. Tantangan yang dihadapi sekarang yang berhubungan dengan lalu lintas dan angkutan jalan diantaranya mengenai kemacetan, peningkatan jumlah kendaraan, parkir liar, masalah terminal dan moda transportasi.

Dinas Perhubungan sebagai sebuah organisasi tentunya memiliki visi, misi dan tupoksi. Dan untuk mewujudkannya tentu perlu didukung oleh kualitas SDM untuk menunjang setiap pelaksanaan tugas dan pekerjaan organisasi. Untuk pengembangan diri setiap pegawai agar dapat melaksanakan tugas-tugas secara

(SDM). Pengembangan SDM yang dilaksanakan di Dinas Perhubungan salah satunya melalui program pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan membantu pegawai untuk dapat belajar mengerjakan tugas-tugasnya secara profesional.

Dari penelitian yang dilaksanakan di Dinas Perhubungan dapat diperoleh data dan kemudian diinterpretasikan dan dianalisis mengenai pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan pada tahun 2007 hingga 2011. Secara garis besar, pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di Dinas Perhubungan dibagi menjadi 2 yaitu pendidikan dan pelatihan secara Internal dan secara Eksternal. Pendidikan dan pelatihan secara internal atau yang lebih sering disebut Pembinaan Teknis (BINTEK) dilaksanakan dan diatur sendiri oleh Dinas Perhubungan. Sedangkan pendidikan dan pelatihan secara eksternal atau disebut dengan DIKLAT dilaksanakan dengan mengirimkan beberapa pegawai ke Badan Penyelenggara Diklat yang mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi sebagai upaya untuk pengembangan sumber daya manusia adalah suatu siklus yang harus terjadi terus- menerus. Hal ini terjadi karena organisasi itu harus berkembang untuk mengantisipasi perubahan-perubahan di luar organisasi tersebut. Untuk itu maka kemampuan SDM atau karyawan organisasi itu harus terus menerus ditingkatkan seirama dengan kemajuan dan perkembangan organisasi. Siklus pendidikan dan pelatihan yang penulis cantumkan dalam kerangka pikir adalah sebagai berikut :

Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, yang pada umumnya mencakup

Menetapkan tujuan pendidikan dan pelatihan. Tujuan pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya ialah perumusan kemampuan yang diharapkan dari diklat tersebut.

Persiapan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan. Sebelum pendidikan dan pelatihan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan, yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan administrasi, antara lain : menyusun silabus dan jadwal diklat; pemanggilan dan seleksi peserta, menghubungi para pengajar; penyusunan materi diklat serta penyediaan bahan-bahan referensi; dan penyiapan tempat,akomodasi bila perlu.

Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, antara lain, adanya penanggung jawab harian, adanya monitoring pelaksanaan pendidikan dan pelatihan melalui evaluasi harian, adanya alat-alat bantu yang

diperlukan (OHP, flip chart dan sebagainya. Evaluasi Evaluasi terhadap proses, meliputi : organisasi penyelenggaraan diklat (misalnya: administrasi, konsumsinya, ruangannya, para petugas dan sebagainya) , penyampaian materi diklat (misalnya: relevansinya, kedalamnya, pengajarnya dan sebagainya)

Evaluasi terhadap hasilnya, mencakup evaluasi sejauh mana materi yang diberikan itu dapat dikuasi atau diserap oleh peserta diklat. Apakah ada peningkatan kemampuan atau keterampilan, pengetahuan dan sikap dari

1. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTERNAL (PEMBINAAN TEKNIS)

a) Analisis Kebutuhan Pembinaan Teknis

Strategi pengembangan SDM melalui program pendidikan dan pelatihan hendaknya merupakan respon terhadap suatu kebutuhan (need) dan tidak hanya merupakan reaksi terhadap suatu masalah semata-mata. Jika suatu masalah telah diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan alternatif pemecahan. Suatu kebutuhan pendidikan dan pelatihan merupakan sesuatu yang timbul setiap saat bilamana suatu kondisi actual berbeda dengan kondisi yang diharapkan. Dan dengan kata lain, pendidikan dan pelatihan menjadi sesuatu yang dibutuhkan ketika kondisi sekarang jauh lebih berkembang dan memiliki masalah yang cukup kompleks dan membutuhkan pemecahan.

Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan sendiri oleh Dinas Perhubungan adalah melalui kegiatan Pembinaan Teknis. Kegiatan Pembinaan Teknis diadakan bagi seluruh pegawai Dinas Perhubungan agar dapat meningkatkan pengetahuannya pada bidang LLAJ guna memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat. Adapun beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam penyelenggaraan LLAJ (Lalu Lintas Angkutan Jalan) yang baik, dalam arti lancar, aman, nyaman, murah dan tertib meliputi :

Tertibnya UU No 2/2009 LLAJ yang perlu disosialisasikan kepada setiap personil Angka pertumbuhan kendaraan yang tinggi tidak sebanding dengan

Sarana dan prasarana lalu lintas belum memadai Sosialisasi dan pembinaan tertib lalu lintas kepada pengguna jalan belum

optimal Kurangnya disiplin masyarakat pengguna jalan SDM di bidang lalu lintas masih kurang memadai

Dinas Perhubungan juga menganalisis dan mengidentifikasi kemampuan- kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pegawai dalam menunjang tugas dan tanggung jawabnya. Dinas Perhubungan melakukan identifikasi dengan melihat tupoksi masing-masing bidang di Dinas Perhubungan. Seperti penuturan informan dari Bapak Agung Wijayanto, SH.,M.Hum., selaku Pengelola Kepegawaian, berikut petikan wawancaranya :

merata pada seluruh pegawai. Penentuan pegawai yang akan mengikuti bintek juga mempertimbangkan usia karena kami memprioritaskan pegawai yang usianya tidak mendekati pensiun. Selain itu kami juga memiliki tupoksi masing-masing bidang, dan per bidang juga masih dibagi lagi menjadi sub-sub bidang sehingga tupoksinya juga masih dibagi lagi. Jadi, mengidentifikasi kemampuan yang harus dimiliki oleh pegawai ya dari meli

(Hasil wawancara tanggal 24 November 2011) Dari wawancara tersebut, dapat dijelaskan bahwa Pembinaan Teknis

dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan seluruh pegawai wajib mengikutinya. Dalam menentukan pegawai yang wajib mengikuti pembinaan teknis, Dinas Perhubungan juga mempertimbangkan faktor usia, karena Dinas Perhubungan lebih memprioritaskan pegawai yang usianya tidak mendekati usia pensiun. Dalam mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang perlu

tugas-tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang. Dan per bidang masih dibagi menjadi sub-sub bidang sehingga tupoksinya pun juga masih dibagi lagi.

b) Perumusan Tujuan Pembinaan Teknis

Pembinaan Teknis diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan SDM aparat Dinas Perhubungan baik PNS maupun non PNS/THL (tenaga harian lepas) yang telah diangkat dan akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil guna membekali mereka dengan ilmu-ilmu kelalulintasan. Tujuan

Pegawai Dinas

maksud dari Pembinaan Teknis pegawai Dinas Perhubungan adalah untuk :

1. Meningkatkan mutu/kualitas sumber daya manusia pegawai Dinas Perhubungan guna memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat;

2. Meningkatkan kerangka berpikir, bertindak dan berinovasi dalam melaksanakan intensifikasi dan extensifikasi PAD. Sedangkan tujuan Pembinaan Teknis pegawai Dinas Perhubungan adalah

untuk mewujudkan pegawai Dinas Perhubungan yang mampu mengatasi permasalahan bidang LLAJ dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik.

c) Persiapan Pelaksanaan Pembinaan Teknis

Sebelum dilaksanakan Pembinaan Teknis, maka harus dilakukan dahulu segala persiapan agar pelaksanaan Pembinaan Teknis dapat berjalan dengan Sebelum dilaksanakan Pembinaan Teknis, maka harus dilakukan dahulu segala persiapan agar pelaksanaan Pembinaan Teknis dapat berjalan dengan

Persiapan Pembinaan teknis diantaranya mencakup persiapan materi, tempat pelaksanaan dan tenaga pengajar. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti berikut ini :

pan ya nyiapkan materi, nyiapkan tempat, nyiapkan dosen. Materinya juga ada di laporan Pembinaan Teknis pegawai Dinas

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011) Dalam laporan Pembinaan Teknis, dasar pelaksanaannya adalah :

Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ

Peraturan Daerah kota Surakarta No 6/2006 tentang penyelenggaraan LLAJ Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang

Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota.

Beliau juga menambahkan : LLAJ. Intinya kan kita perlu sosialisasikan kepada personil, selain itu

banyak kendaraan, kan jumlah kendaraan dulu dengan sekarang kan beda,

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011) Pernyataan dari ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti tersebut juga

hampir sama dengan yang diungkapkan Bapak Agung Wijayanto, SH.,M.Hum., selaku Pengelola Kepegawaian, yaitu pengembangan setiap materi harus disesuaikan dengan situasi yang terjadi di lingkungan pekerjaan,

nya, misalkan kemarin ada aturan baru tentang LLAJ. Kita juga menyesuaikan kebutuhan di lapangan, misalkan dengan semakin banyaknya kecelakaan, banyaknya kendaraan, masalah parkir seperti di jalan Slamet Riyadi itu kan sebenarnya sudah ada aturan tidak boleh untk lahan parkir, kalau kita larang kan kita harus punya solusinya. Jadi materinya menyesuaikan di lapangan. Penentuan materi pembinaan teknis juga melihat beban kerja, misalnya untuk persiapan mengatur lalu lintas tiap pagi kami harus siap jam 05.00 setiap hari, untuk haru Minggu juga ada car free day, jadi tiap Minggu kami juga kadang bertugas. Makanya kami memberikan motivasi kerja oleh seorang motivator agar saat menghadapi pekerjaan tersebut punya motivasi. Jadi

(Hasil wawancara tanggal 24 November 2011) Menurut kedua informan tersebut, dapat dijelaskan bahwa penentuan

materi yang akan disosialisasikan kepada pegawai adalah materi-materi yang berhubungan dengan kondisi perkembangan lalu lintas dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Masalah-masalah yang berhubungan dengan kondisi perkembangan lalu lintas sekarang misalnya mengenai banyaknya kasus kecelakaan di jalan raya, meningkatnya jumlah kendaraan dari tahun ke tahun, masalah perparkiran di jalan-jalan utama di kota Surakarta. Saat ada peraturan/undang-undang yang baru Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Kota Surakarta, peratutan tersebut juga disampaikan dan disosialisasikan kepada pegawai Dinas Perhubungan. pemberian materi Pembinaan Teknis juga melihat beban kerja yang dialami oleh para pegawai Dinas Perhubungan yang semakin padat dan dituntut untuk tetap professional dan bertanggung jawab, seperti tugas-tugas di pagi hari dalam mengatur lalu lintas yang semakin padat, mereka harus siap pukul 05.00 setiap harinya dan masih harus mengerjakan tugas di kantor di siang harinya . Saat hari Minggu pun mereka juga bertugas secara bergilir saat car free day, karena harus

motivasi kerja yang disampaikan oleh seorang motivator agar para pegawai tetap memiliki motivasi dalam bekerja.

Untuk alokasi waktu yang dibutuhkan dalam penyampaian materi menurut ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti, bobot waktunya disesuaikan dengan materi dan anggaran yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan. Jika materinya lebih berbobot maka alokasi waktu yang dibutuhkan juga lebih panjang. Setiap pelaksanaan Diklat juga membutuhkan biaya, terutama untuk biaya tenaga pengajar. Maka dari itu jumlah waktu yang ditentukan penyampaian materi juga dilihat dari anggaran yang dimiliki untuk biaya tenaga pengajar. Hal tersebut seperti yang diungkapkan ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti berikut ini:

nggak cukup untuk membayar dosen ya nggak bisa. Kalau materinya lebih

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011)

Sebelum pelaksanaan Pembinaan Teknis, tentunya Dinas Perhubungan juga menyiapkan anggaran biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi segala fasilitas dan kebutuhan selama pelaksanaan Pembinaan Teknis, seperti tenaga pengajar/dosen, ruangan/gedung, materi/handout, konsumsi dan uang saku para peserta Diklat. Biaya untuk pelaksanaan Pembinaan Teknis tersebut diambilkan dari anggaran APBD.

Penerapan metode yang tepat dalam pelaksanaan Pembinaan Teknis tentunya akan berpengaruh baik terhadap penerimaan materi Pembinaan Teknis yang disampaikan tenaga pengajar bagi para peserta. Metode yang

Praktek. Seperti dalam wawancara dengan ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti berikut ini :

ya teori dan praktek, prakteknya itu PBB, lainnya teori. Soale cuma 3 hari, seperti seminar.

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011) Menurut bapak Agung Wijayanto, penyampaian materi juga dilakukan

dengan tanya jawab yaitu melibatkan peserta untuk menyampaikan pendapat. Metode tersebut sudah cocok untuk pelaksanaan Pembinaan Teknis karena sebagian besar materinya berupa teori dan pengetahuan. Sedangkan untuk materi Praktek Baris Berbaris tentunya dengan metode Praktek dimana para peserta langsung belajar mengenai baris berbaris langsung di lapangan dan dipraktekkan.

d) Pelaksanaan Pembinaan Teknis

Penyelenggaraan Pembinaan Teknis dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan setiap diselenggarakan dibagi menjadi dua gelombang. Setiap gelombangnya dilaksanakan dalam waktu 2-3hari. Pembinaan Teknis dibagi menjadi dua gelombang agar tidak semua pegawai mengikutinya. Satu kali gelombang Pembinaan Teknis diikuti oleh setengah dari pegawai Dinas Perhubungan, sedangkan setengah pegawai yang lain tetap melaksanakan tugas dan pekerjaan di kantor dan di lapangan. Untuk penyelenggaraan Pembinaan Teknis gelombang kedua diikuti oleh pegawai yang belum mengikuti Pembinaan Teknis pada gelombang satu. Berikut ini adalah contoh jadwal penyelenggaraan Pembinaan Teknis yang baru saja dilaksanakan pada tanggal 17-19 Oktober 2011 dan 20-22 Oktober 2011 :

Hari / Tanggal

Waktu

Acara/Mata Pelajaran

Pengajar/Moderator Senin, 17

Oktober 2011

07.00-08.00 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-11.00 11.00-12.00

12.00-13.00 13.00-14.00

14.00-15.30

Teori dan Praktek Baris-berbaris Break Coffee Pembukaan Pengetahuan tentang Pemerintahan Kebijakan

Pemkot

dalam

Penyelenggaraan LLAJ

Istirahat Lanjutan Kebijakan Pemkot dalam

Penyelenggaraan LLAJ

Pengetahuan tentang Kepegawaian

CPM Panitia Sekda Kota Surakarta Sekda Kota Surakarta Ka.Dishub Kota

Surakarta Panitia Ka.Dishub Kota

Surakarta BKD Kota Surakarta

Selasa,18 Oktober 2011

07.00-08.00 08.00-08.30 08.30-10.00

10.00-12.00

12.00-13.00 13.00-15.30

Teori dan Praktek Baris-berbaris Break Coffee Pengetahuan tentang Kedisiplinan

Perundang-undangan LLAJ

Istirahat Keselamatan Transportasi Jalan

CPM Panitia Inspektorat Kota

Surakarta Dishubkominfo

Prov.Jateng Panitia Dishubkominfo

Prov.Jateng Rabu,19

Oktober 2011

07.00-08.00 08.00-08.30 08.30-10.00

10.00-12.00

12.00-13.00 13.00-15.30

Teori dan Praktek Baris-berbaris Break Coffee Pengetahuan tentang Terminal

Pengetahuan tentang Pengujian Kendaraan Bermotor

Istirahat Pengetahuan tentang Angkutan

CPM Panitia Dishubkominfo

Prov.Jateng Dishubkominfo

Prov.Jateng Panitia Dishubkominfo

Setiap dilaksanakannya suatu kegiatan tentunya harus ada penanggung jawab dari kegiatan tersebut. Begitu juga dengan kegiatan Pembinaan Teknis. Berikut ini petikan wawancara dengan ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti :

panitia dari staff dan pegawai sini. Kalau monitoring selama pelaksanaan Pembinaan Teknis kan ada panitia pengawasnya, ada absen harian juga, penyelenggaraannya juga diawasi pengawas, dan biasanya semua mengikuti. Untuk fasilitas yang diperlukan biasanya tempatnya, konsumsi, LCD untuk penyampaian materi dan alat tulis.

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011) Dari wawancara tersebut menjelaskan bahwa, setiap kegiatan Pembinaan

Teknis yang diadakan bagi pegawai Dinas Perhubungan selalu ada penanggung jawabnya baik secara umum maupun secara harian. Pihak yang bertanggung jawab dalam kegiatan Pembinaan Teknis adalah Kepala Dinas Perhubungan, Bapak Drs. Yosca Herman Soedradjad, MM. Sedangkan untuk penanggung jawab pelaksanaannya secara harian adalah panitia dari staff dan pegawai Dinas Perhubungan terutama bidang kepegawaian. Setiap pelaksanaan Pembinaan Teknis juga harus ada monitoring atau pengawasannya. Hal tersebut dimaksudkan agar semua peserta mengikuti kegiatan Pembinaan Teknis dari awal sampai akhir pelaksanaan secara tertib dan disiplin. Di Dinas Perhubungan, monitoring selama pelaksanaan Pembinaan Teknis dilakukan oleh panitia pengawas disertai adanya absensi harian yang dapat menunjukkan kehadiran peserta. Fasilitas yang diperlukan saat pelaksanaan Pembinaan Teknis diantaranya tempat/gedung sebagai tempat penyelenggaraan, konsumsi, LCD untuk menyampaikan materi, serta

Mengenai kendala yang muncul saat Pembinaan Teknis baik dari persiapan sampai ke pelaksanaannya sendiri, ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti mengungkapkan pernyataan berikut ini :

nyesuaikan jadwal-jadwalnya. Nggak bisa kita menyuruh pegawai langsung ikut Bintek, kita kan juga harus melihat pegawai ini piye, misalnya di terminal itu ada regu-regu, jadi kita harus nyesuaikan waktunya. Dan satu-satunya jalan yang nyesuaikan jadwal- mereka, misalnya saja bidang terminal, terminal tutup ya nggak

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011) Menurut beliau, kendala yang sering muncul saat persiapan hingga

pelaksanaan Pembinaan Teknis adalah perbedaan jadwal dari masing-masing bidang yang ada di Dinas Perhubungan. Sebagian besar pekerjaan di Dinas Perhubungan merupakan pekerjaan lapangan atau secara langsung menangani masalah lalu lintas dan angkutan jalan secara teknis. Jumlah pegawai Dinas Perhubungan sendiri adalah 185 orang yang terbagi dalam beberapa bidang yaitu sekretariatan, bidang lalu lintas, angkutan, teknik sarana dan prasaran, UPTD Terminal dan UPTD Perparkiran. Dengan berbagai bidang pekerjaan tersebut tentunya jadwal pekerjaannya juga sangat beragam, sehingga untuk menentukan waktu pelaksanaan Pembinaan Teknis harus disesuaikan dengan jadwal mereka masing-masing karena salah satu bidang libur untuk satu hari saja juga tidak mungkin, misalnya bidang terminal.

e) Evaluasi Pelaksanaan Pembinaan Teknis

Untuk mengetahui hasil pelaksanaan Pembinaan Teknis perlu dilakukan evaluasi baik evaluasi terhadap prosesnya maupun evaluasi terhadap hasilnya.

Evaluasi terhadap proses

Evaluasi pelaksanaan Pembinaan Teknis dari segi proses meliputi proses penyampaian materi, sikap pengajar dan keadaan fasilitas yang digunakan selama Pembinaan Teknis berlangsung. Bentuk penyampaian materi akan berpengaruh terhadap hasil dari Pembinaan Teknis itu sendiri, karena jika proses penyampaian materinya menyenangkan, tidak monoton dan ditambah dengan sikap pengajar yang professional maka materi yang disampaikan akan dapat diterima dengan baik sehingga tujuan dan manfaat Pembinaan Teknis dapat dicapai secara maksimal.

Evaluasi terhadap proses pelaksanaan Pembinaan Teknis menurut penuturan bapak Harun Al Rosyid, ST. proses penyampaian materinya sudah lumayan bagus, berikut petikan wawancaranya :

Proses penyampaian materinya lumayan baguslah, cukup dimengerti. Pengajarnya juga professional, tepat waktu, nggak bikin ngantuk, menyampaikan materi yang update terus, yang terbaru. Kalau soal fasilitas kan biasanya cuma pemaparan aja, jadi cuma pake proyektor, cuma teori- teori aja untuk merefresh

(Hasil wawancara tanggal 24 November 2011)

Menurut beliau, penyampaian materi Pembinaan Teknis sudah cukup bagus dan dapat dimengerti oleh peserta, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan materi kepada peserta sudah cukup baik. Pengajarnya pun juga profesional dalam bidangnya dan tepat waktu saat menyampaikan materi. Pengajar juga menyampaikan materi yang selalu up to date sesuai dengan perkembangan jaman dimana kondisi lalu lintas sekarang sudah jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu, sehingga materinya selalu baru dan tidak

yaitu bapak Agus Purnomo, SE. juga menambahkan dalam wawancara berikut ini :

bimbingan teknologi misalnya pemakaian internet, tidak ada masalah

(Hasil wawancara tanggal 06 Desember 2011) Menurut beliau, materi Pembinaan Teknis disampaikan seperti seminar

dan berisi tentang wawasan serta pengetahuan yang baru sesuai dengan perkembangan sekarang, seperti bimbingan teknologi misalnya pemakaian internet. Pegawai memang dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi yang berkembang sekarang ini untuk mengerjakan berbagai tugas dan pekerjaannya. Ketika penulis menanyakan perbedaan Pembinaan Teknis dengan DIKLAT, bapak Agus Purnomo menjelaskan bahwa di dalam Pembinaan Teknis tidak ada spesifikasi mengenai jenis materi atau jenis diklat yang disampaikan kepada peserta. Materi dalam Pembinaan Teknis bersifat hal-hal umum tentang lalu lintas dan seluruh pegawai Dinas Perhubungan memperoleh materi tersebut secara sama merata. Setelah mengikuti Pembinaan Teknis juga tidak diberikan sertifikat bagi peserta.

Setiap Pembinaan Teknis selesai dilaksanakan, biasanya panitia atau para pengawas mengadakan evaluasi. Dalam evaluasi tersebut, dilakukan pemeriksaan dari Inspektorat Kota Surakarta, tentang pelaksanaannya bagaimana dan realisasi anggaran yang digunakan untuk pengeluaran apa saja. Seperti penuturan Ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti berikut ini :

Evaluasi terhadap hasil

Pada dasarnya Pembinaan Teknis maupun DIKLAT sangat memberikan manfaat bagi peserta terutama dalam hal pengetahuan dan meningkatkan kualitas para pegawai dalam hal pelaksanaan tugas dan pekerjaan di Dinas Perhubungan. Pendidikan dan Pelatihan perlu diselenggarakan secara terus menerus agar setiap ada perkembangan baik dari lingkungan luar, adanya peraturan baru serta adanya penambahan pegawai baru, Dinas Perhubungan dapat menyesuaikan dengan perkembangan-perkembangan tersebut.

Dari Pembinaan Teknis, para pegawai Dinas Perhubungan memperoleh pengetahuan secara umum tentang lalu lintas dan perundang-undangan tentang lalu lintas serta kebijakan-kebijakan dari Pemerintah Kota Surakarta yang harus diketahui oleh seluruh pegawai. Mengenai evaluasi sejauh mana materi yang diberikan saat Pembinaan Teknis dapat dikuasai atau diserap oleh peserta, dari panitia tidak mengadakan evaluasi secara individu kepada seluruh peserta karena jumlah pegawai yang banyak yang tidak memungkinkan untuk diadakan evaluasi kepada peserta satu per satu. Selain itu juga tidak ada pre

test dan post test setelah Pembinaan Teknis dilaksanakan. Berikut penuturan Ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti : -satu nggak ada, kan

banyak sekali mbak. Nggak ada pre test, nggak ada post test (Hasil wawancara tanggal 23 Desember 2011)

2. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN EKSTERNAL (DIKLAT)

Dalam usahanya mengembangkan kemampuan dan kulitas para

pelaksanaan DIKLAT, Dinas Perhubungan hanya mengirimkan pegawainya untuk menjadi peserta DIKLAT yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Diklat. Indikator yang digunakan dalam hasil penelitian tentang DIKLAT ini juga sama dengan kegiatan Pembinaan Teknis, yaitu sebagai berikut :

a) Analisis Kebutuhan DIKLAT

Analisis Kebutuhan DIKLAT yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan lebih mencakup pada penentuan jenis DIKLAT yang akan diikuti dan penentuan pegawai yang akan dipilih untuk mengikuti diklat yang ditawarkan oleh Badan Penyelenggara Diklat. Penentuan jenis DIKLAT yang dimaksud adalah apakah pegawai Dinas Perhubungan memang membutuhkan DIKLAT yang ditawarkan oleh Badan Penyelenggara Diklat tersebut dan apakah DIKLAT yang ditawarkan sesuai dengan kondisi lingkungan Dinas Perhubungan. Misalnya Diklat yang ditawarkan adalah Diklat Transportasi Sungai. Tentu saja Diklat tersebut tidak diikuti oleh Dinas Perhubungan Surakarta karena kondisi lingkungan Surakarta yang tidak memiliki transportasi sungai. Sehingga tidak semua jenis Diklat yang ditawarkan oleh Pemerintah Pusat/Propinsi bisa diikuti oleh pegawai Dinas Perhubungan.

Sedangkan untuk penentuan pegawai yang akan mengikuti DIKLAT, ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti selaku Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mengungkapkan bahwa penentuannya disesuaikan jenis pekerjaan dan jabatan pegawai dengan jenis Diklat yang diselenggarakan oleh Pemerintah, seperti dalam petikan wawancara berikut ini :

saja Pak Agung di bidang

menyuruh pegawai yg nganggur utk berangkat diklat ini. Kadang disesuaikan dengan jabatan juga

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011) Dari petikan wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa penentuan

pegawai yang akan dipilih mengikuti DIKLAT disesuaikan dengan jenis/bidang pekerjaan yang dijabat sekarang ini, karena tidak mungkin suatu jenis Diklat tertentu dilaksanakan oleh pegawai yang bidang pekerjaannya tidak sesuai dengan jenis Diklat tersebut. Selain itu, penentuan pegawai juga tidak bisa asal-asalan memilih pegawai yang memiliki waktu luang untuk dikirim mengikuti diklat eksternal. Harus disesuaikan juga dengan pangkatnya dan syarat-syarat yang ditentukan oleh Badan Penyelenggara Diklat.

b) Perumusan Tujuan DIKLAT

Keikutsertaan pegawai Dinas Perhubungan dalam penyelenggaraan DIKLAT dari Pemerintah memiliki tujuan yaitu adanya perubahan pada perilaku (kemampuan) pegawai. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah meningkatnya kemampuan dan keterampilan pegawai yang sebelumnya tidak dimiliki oleh pegawai tersebut. Misalnya, untuk menambah jumlah pegawai di bagian pengujian kendaraan bermotor, maka harus ada pegawai Dinas Perhubungan yang mengikuti DIKLAT Pengujian Kendaraan Bermotor.

Pada perumusan tujuan, Dinas Perhubungan hanya mengadopsi perumusan tujuan yang terdapat pada surat edaran mengenai tawaran DIKLAT yang ditentukan oleh Badan Penyelenggara Diklat.

c) Persiapan Pelaksanaan DIKLAT

Persiapan untuk pendidikan dan pelatihan eksternal atau DIKLAT berbeda dengan Pembinaan Teknis. Untuk DIKLAT tidak membutuhkan berbagai persiapan secara detail karena DIKLAT dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Diklat dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi. Badan Penyelenggara Diklat yang pernah memberi penawaran DIKLAT bagi pegawai Dinas Perhubungan diantaranya Balai Diklat Transportasi Darat di Tegal, Sekolah Tinggi Transportasi Darat di Bekasi, Badan Diklat Propinsi di Semarang dan PUSDIK RESKRIM LEMDIKPOL MEGAMENDUNG di Bogor.

Persiapan untuk DIKLAT diantaranya penyediaan transportasi untuk membawa peserta DIKLAT ke lokasi penyelenggaraan. Selain itu, juga dipersiapkan biaya bagi peserta DIKLAT. Biaya untuk pemberangkatan pegawai Dinas Perhubungan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Surakarta. Sedangkan kebutuhan peserta selama pelaksanaan DIKLAT ditanggung oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat. Seperti kutipan wawancara dengan ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti berikut ini :

nggak ada anggaran, dari APBN ada,

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011)

Penjelasan dari wawancara diatas adalah bahwa untuk biaya pelaksanaan DIKLAT yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah diambilkan dari Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN). Sedangkan untuk uang saku bagi para peserta diambilkan dari Anggaran Pengeluaran

Untuk prosedur pengiriman pegawai Dinas Perhubungan diawali dari adanya penawaran adanya kegiatan Pendidikan dan Pelatihan oleh Badan Penyelenggara Diklat yang ditujukan kepada Dinas Perhubungan melalui Pemerintah Kota Surakarta. Berikut penuturan dari ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti :

ke Sekretaris Daerah, Sekda biasanya turun ke BKD, terus BKD biasanya membuat surat tugas dan ditujukan kesini. Untuk biayanya dari BKD semua. Sini nggak ada anggaran. Dari APBN ada, APBD ada. Kalau dari

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011)

Setelah adanya penawaran dari Pemerintah Kota, kemudian Dinas Perhubungan mengajukan ke Sekretaris Daerah bahwa akan mengirimkan pegawainya untuk mengikuti DIKLAT. Kemudian dari Sekretaris Daerah akan menyampaikannnya ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan BKD akan membuat surat tugas yang ditujukan kepada Dinas Perhubungan. Untuk penanggung jawab pelaksanaan DIKLAT adalah Pemerintah Kota. Dan semua fasilitas serta akomodasi ditanggung oleh pihak penyelenggara DIKLAT, seperti yang dinyatakan oleh ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti :

Semua akomodasi, (Hasil wawancara tanggal 30 November 2011)

d) Pelaksanaan DIKLAT

Pendidikan dan pelatihan eksternal Dinas Perhubungan lebih sering disebut dengan istilah DIKLAT. Pegawai yang mengikuti DIKLAT tidak seperti Pembinaan Teknis yang melibatkan seluruh pegawai yang dimiliki

pegawai yang dipilih sesuai dengan penawaran yang diberikan oleh Badan Penyelenggara Diklat dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi. Penawaran dari Badan Penyelenggara Diklat tersebut biasanya juga terdapat syarat-syarat yang harus dimiliki oleh setiap peserta Diklat.

Dalam pelaksanaan DIKLAT ini, materi-materi yang diberikan tentunya yang berkaitan dengan jenis tawaran yang diberikan oleh Badan Penyelenggara Diklat kepada Dinas Perhubungan. Dinas Perhubungan juga tidak ikut bertanggung jawab terhadap penentuan materi. Semua materi ditentukan oleh Pemerintah Pusat dan Propinsi melalui Kementerian Perhubungan. Salah satu DIKLAT yang pernah diikuti oleh Dinas Perhubungan adalah Diklat Pengujian Kendaraan Bermotor. Pegawai yang pernah ditugaskan untuk berangkat ke DIKLAT tersebut adalah Bapak Harun Al Rosyid, ST. Berikut petikan wawancaranya :

an, komponen- komponen mobil yang berhubungan dengan pengujian. Kalau 2 bulan itu

(Hasil wawancara tanggal 24 November 2011) Materi-materi yang diberikan dalam Diklat Pengujian Kendaraan

Bermotor antara lain tentang masalah pengujian, alur pengujian serta komponen-komponen mobil yang berhubungan dengan pengujian. Penyelenggaraan Diklat rata-rata dilaksanakan selama dua bulan dengan alokasi waktu kurang lebih 700 jam. Selain Diklat Pengujian Kendaraan Bermotor, Diklat yang pernah diikuti oleh Dinas Perhubungan adalah Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Diklat Pengelolaan Terminal, Diklat

Manajemen Terminal Angkutan Jalan, Diklat Kelalulintasan dan Transportasi, Diklat Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya, Diklat Accident Analisys, Diklat Andalalin (Analisa Dampak Lalu Lintas), Diklat Inteligent Transport System.

Metode-metode yang diterapkan selama DIKLAT bermacam-macam. dan tidak semua DIKLAT menggunakan metode yang sama. Namun, secara umum metode yang diterapkan selama DIKLAT biasanya metode ceramah seperti kuliah. Selain itu ada praktek dan kunjungan lapangan. Berikut penuturan Bapak Harun Al Rosyid, ST :

juga ada. Kunjungannya itu langsung terjun ke UPTD Pengujian

(Hasil wawancara tanggal 24 November 2011)

Menurut beliau, metode yang diterapkan selama DIKLAT yang pernah beliau ikuti antara lain penyampaian teori, kemudian praktek. Penyampaian teori secara lisan bertujuan untuk memberikan pengetahuan sebanyak mungkin. Keuntungan dari metode ini adalah banyak orang yang dapat mendengarkan dan memperoleh pengetahuan. Selain itu juga dapat diterima oleh orang yang tidak atau membaca materi. Sedangkan kerugiannya, terkadang metode ini kurang memberikan waktu kepada peserta untuk berpartisipasi. Selain penyampaian teori secara lisan, juga ada kunjungan lapangan sekaligus terjun langsung menangani pengujian kendaraan bermotor di UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor di Jakarta. Metode ini merupakan metode DIKLAT dengan cara mengadakan suatu kunjungan ke lapangan kerja untuk memperoleh penjelasan, memperoleh pengalaman serta melakukan

belajar yang berbeda dari pada diklat-diklat yang dilaksanakan dengan metode lain. Kunjungan lapangan dapat memberikan pengalaman belajar yang objektif dan empiris bagi para peserta diklat karena dalam kunjungan lapangan para peserta dapat secara langsung melihat dan menyelami hal-hal yang ada dan terjadi di lokasi yang mereka kunjungi atau di tempat-tempat lain. Pengetahuan yang peserta dapatkan bukan hanya dalam bentuk teori saja, tetapi secara langsung dapat melihat dan menggali secara aplikatif dan praktis dari yang sudah diterapkan di lapangan tersebut.

Sedangkan menurut informan lain yaitu, bapak Agus Purnomo, SE., yang telah mengikuti DIKLAT Pembentukan PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) LLAJ Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, beliau menuturkan :

kepribadian, kerapian, tingkah laku. Modelnya seperti kita kuliah, misalnya materi masalah penyidikan 10jam, yang 8jam materi, yang 2 jam ujian. Kalau di atas 6jam ada ujian tertulis, tapi kalau dibawah 6jam

(Hasil wawancara tanggal 06 Desember 2011)

Menurut beliau, metode yang diterapkan seperti perkuliahan. Selain itu, yang diajarkan tidak hanya materi tetapi juga dilatih mentalnya, diantaranya mengenai kepribadian, kerapian, dan tingkah laku dengan prosentase 60% materi dan 40% pelatihan secara mental. Setelah penyampaian materi juga diadakan ujian tertulis, misalnya materi tentang penyidikan lamanya 10 jam, 8 jam digunakan untuk penyampaian materi dan 2 jam untuk ujian. Jika materinya di atas 6 jam maka diadakan ujian tetulis, tetapi jika materinya di bawah 6 jam maka ujiannya hanya seperti wawancara.

Mengenai penanggung jawab pelaksanaan DIKLAT, Dinas Perhubungan hanya menentukan personil yang akan mengikuti DIKLAT dan Pemerintah Kota yang bertanggung jawab akan kebutuhan yang diperlukan pegawai. Sedangkan penanggung jawab harian selama pelaksanaan DIKLAT adalah Badan Penyelenggara Diklat atau Lembaga Pendidikan yang mengadakan DIKLAT itu sendiri. Seperti penuturan bapak Agus Purnomo, SE. berikut ini :

ditanggung sana, dah diurus sama Pusdik. Beberapa fasilitas yang disediakan ada banyak, asrama, makan rata-rata standar, untuk yang lain- lain kita sendiri, untuk kebutuhan formal sudah disediakan. Untuk fasilitas

(Hasil wawancara tanggal 06 Desember 2011) Mengenai fasilitas yang disediakan selama DIKLAT, rata-rata beberapa

fasilitas tersebut sudah cukup menunjang kebutuhan para peserta selama mengikuti DIKLAT, antara lain asrama, konsumsi yang cukup serta kebutuhan formal lain yang diperlukan saat penyampaian materi misalnya hardcopy materi, LCD dan alat tulis. Sedangkan kebutuhan lain-lain dan kebutuhan pribadi disediakan sendiri oleh para peserta.

Selama pelaksanaan DIKLAT berlangsung, juga terdapat monitoring yang dilakukan agar penyelenggaraan DIKLAT bisa berjalan dengan tertib dan peserta juga mengikuti DIKLAT secara disiplin. Monitoring yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara Diklat menurut wawancara dengan Bapak Harun Al Rosyid, ST berikut ini :

kan disana ada absensi, banyak pelatih, disana sebenarnya tidak perlu ada monitoring karena sudah ada schedulenya,justru nanti kalau tidak ikut

Menurut beliau, monitoring yang dilakukan berupa disediakannya absensi untuk melihat apakah seluruh peserta mengikuti DIKLAT. Namun, sebenarnya tidak perlu ada monitoring karena sudah ada jadwal yang mengatur para peserta. Menurut informan lain yaitu bapak Agus Purnomo, SE., selama pelaksanaan DIKLAT ada pengawasan untuk hal ketertiban, misalnya di pintu ada penjaga gerbangnya sehingga peserta tidak dapat keluar masuk sembarangan, kecuali pada saat hari-hari tertentu yang dijadwalkan hari libur/bebas. Selain itu, di dalam kelas yang digunakan untuk penyampaian materi dipasang alat berupa CCTV untuk memantau peserta ketika tidak ada dosen pengajarnya. Berikut petikan wawancaranya :

penjaga gerbangnya, kan ga bisa keluar masuk sembarangan, kecuali hari Rabu dan Jumat kita bebas , tapi slain hari itu tdk boleh keluar, jadi pengawasannya cuma itu aja. Kalau di kelas ketika tidak ada dosennya kan ada CCTV

Namun dalam pelaksanaan DIKLAT ini terdapat beberapa kendala, baik pada saat persiapan DIKLAT, menentukan personil sampai pada pelaksanaan DIKLAT itu sendiri. Kendala-kendala yang dimaksud diantaranya seperti yang diungkapkan ibu Dra. Anastasia Tri Rahayu Warastuti berikut ini :

alanya DIKLAT itu kadang ada penawaran DIKLAT, tapi orangnya tidak memenuhi syarat, seperti misalnya bidang PKB (Pengujian Kendaraan Bermotor) harus lulusan IPA, punya SIM B, pangkat minimal

II C. kadang kita nggak punya pegawai yang punya syarat-syarat seperti yang mereka minta. Upayanya ya kita minta dari Pemkot saat penerimaan CPNS untuk menambah pegawai dengan syarat-syarat tadi. Tapi tidak

(Hasil wawancara tanggal 30 November 2011)

Dari keterangan beliau di atas, dapat diketahui bahwa masalah yang

adalah sulitnya syarat-syarat yang harus dimiliki peserta yang akan diikutkan dalam DIKLAT. Saat mengirimkan surat edaran yang berisi tawaran DIKLAT, Badan Penyelenggara Diklat atau Lembaga Pendidikan tersebut juga mencantumkan syarat-syarat atau spesifikasi tertentu yang berhubungan dengan jenis DIKLAT yang akan diikuti. Namun, terkadang Dinas Perhubungan juga tidak memiliki pegawai yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Badan Penyelenggara Diklat tersebut. Hal itu dikarenakan pegawai yang ada di Dinas Perhubungan pada saat diterima menjadi pegawai di Dinas Perhubungan tidak memiliki syarat-syarat secara spesifik tersebut. Informan lain yaitu bapak Agung Wijayanto, SH.,M.Hum., juga menambahkan dalam wawancara berikut ini :

pengujian, ada angkutan, ada terminal, dari diklat-diklat yg diselenggarakan oleh Pusat itu kan ada spesifikasinya, seperti diklat PKB (Pengujian Kendaraan Bermotor) itu merupakan spesifikasi untuk bidang pengujian, diklat Manajemen Transportasi Perkotaan untuk bidang transportasi, terus bidang manajemen pengelolaan terminal itu kan bidangnya UPTD terminal. Lha dari tiap diklat itu juga ada syarat- syaratnya, misalnya yang pernah kita alami untuk diklat PKB harus lulusan SMA IPA/STM gitu atau minimal pangkatnya 2C tapi kan akan lebih tepat kalau kita mengirimkan ke diklat pengujian itu pegawai yang saat ini ada di bidang pengujian, tapi kadang ada syarat-syarat yang tidak terpenuhi, jadi itu menjadi problem dari Dishub. Akhirnya solusinya begini, pada saat penerimaan CPNS kemarin kita mengusulkan ke Pemkot agar kita diberikan satu formasi dengan syarat-syarat seperti di atas, jadi ketika sewaktu-waktu ada penawaran diklat PKB, pegawai yang punya syarat-syarat tersebut bisa kita kirim. Tapi jika terpaksa tidak ada yang sesuai, kami ambilkan dari bidang lain selain bidang pengujian, tapi itu alternatif kedua, tapi kan sebenarnya lebih tepat yang dikirimkan itu lebih tepat di bidang PKB yg mengetahui masalah-masalah di bidang

(Hasil wawancara tanggal 24 November 2011)

Diklat. Misalnya yang pernah terjadi pada bidang pengujian. Peserta harus memiliki syarat-syarat yaitu berasal dari lulusan SMA IPA/STM, pangkatnya golongan IIC. Dari Dinas Perhubungan sendiri merasa akan lebih tepat dan lebih efektif apabila pegawai yang harus mengikuti DIKLAT tersebut adalah pegawai yang memang saat itu berada di bidang pengujian karena pegawai tersebut lebih mengetahui masalah-masalah yang ada di pengujian, jadi nantinya akan menghasilkan sumber daya yang memang berkualitas di bidang pengujian itu sendiri. Namun terkadang syarat-syarat yang ditentukan oleh Badan penyelenggara Diklat tidak dapat terpenuhi oleh pegawai di bidang pengujian. Upaya yang selama ini ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah mengusulkan kepada Pemerintah Kota untuk memberikan satu formasi khusus untuk bidang pengujian dengan syarat-syarat seperti yang ditentukan oleh Badan Penyelenggara Diklat tersebut agar ketika sewaktu-waktu ada penawaran DIKLAT pengujian kendaraan bermotor, pegawai yang telah memiliki syarat-syarat tersebut dapat dikirim untuk mengikuti DIKLAT pengujian. Tetapi permintaan akan formasi tersebut tidak selalu dapat dipenuhi oleh Pemerintah Kota setiap tahunnya. Upaya lain yang pernah ditempuh untuk mengatasi masalah pengujian tersebut yaitu mengirimkan pegawai dari bidang lain selain bidang pengujian untuk mengikuti DIKLAT. Misalnya bapak Moch. Usman, S.SiT yang merupakan Kepala Seksi Teknik Kendaraan dan Perbengkelan bukan berasal dari bidang Uji Kendaraan, mengikuti Diklat Penguji Kendaraan Bermotor pada tahun 2007. Menurut beliau, upaya tersebut adalah alternatif kedua ketika memang benar-benar

tidak ada pegawai yang memenuhi syarat-syarat dari Badan penyelenggara Diklat.

Selain kendala mengenai penentuan pegawai yang harus mengikuti DIKLAT, Bapak Agung Wijayanto, juga berpendapat bahwa kendalanya yaitu harus meninggalkan pekerjaan saat mengikuti DIKLAT. Pekerjaan tersebut mau tidak mau harus digantikan oleh pegawai lainnya karena bidang pekerjaan tersebut harus tetap dijalankan. Oleh karena itu pegawai yang menggantikan harus memiliki kemampuan yang setidaknya hampir sama dengan pegawai yang mengikuti DIKLAT tersebut. Misalnya dari bidang pengujian kendaraan bermotor yang terdiri dari beberapa pengujian diantaranya uji rem, lampu dan bagian-bagian kendaraan lainnya. Masing- masing bagian kendaraan diuji oleh satu personil. Apabila berkurang satu personil maka bagian pengujian yang ditinggalkan oleh pegawai yang mengikuti DIKLAT harus digantikan oleh pegawai yang lainnya yang tentunya akan menambah padatnya pekerjaan di bidang pengujian. Upaya tersebut juga dilakukan pada bidang Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Bidang pekerjaan yang ditinggalkan selama DIKLAT dapat digantikan oleh pegawai yang posisi jabatannya berada dibawahnya langsung, seperti penuturan bapak Agus Purnomo, SE., berikut ini :

Kalau untuk pekerjaan kan bisa dioperkan. Saya kan komandan regu, kita operkan ke pegawai nomor 2. Nggak masalah, kan cuma ngatur temen-

(Hasil wawancara tanggal 06 Desember 2011)

Selama ini kendala yang dihadapi Dinas Perhubungan dalam

eksternal dapat diatasi dengan melakukan solusi yang terbaik, sehingga pelaksanaan DIKLAT dapat berjalan dengan baik dan tugas pekerjaan di Dinas Perhubungan tetap dapat dilaksanakan.

e) Evaluasi Pelaksanaan DIKLAT

Setelah dilaksanakan DIKLAT, juga perlu diadakan evaluasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan DIKLAT baik evaluasi terhadap prosesnya maupun evaluasi terhadap hasilnya. Biasanya setelah pegawai mengikuti DIKLAT, wajib untuk membuat laporan pelaksanaan DIKLAT yang telah diikutinya sebagai pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

Evaluasi pelaksanaan DIKLAT dilakukan dengan menanyakan kepada peserta mengenai jalannya DIKLAT

Evaluasi terhadap proses

Evaluasi terhadap proses meliputi proses penyampaian materi, sikap pengajarnya serta relevansi materi dengan kondisi pekerjaan di lapangan.Untuk penyampaian materi dalam Pendidikan dan Pelatihan, menurut bapak Harun Harun Al Rosyid, ST., beliau menjawab :

belum tahu sama sekali, jadi pengen ngerti, ketertarikan kita lebih besar. Kalau untuk pengajarnya lebih professional, sesuai dengan schedule, pengajarnya orang-orang pi

(Hasil wawancara tanggal 24 November 2011) Beliau menjelaskan bahwa penyampaian materi biasanya menarik, karena

pada dasarnya peserta juga memiliki ketertarikan yang besar untuk

bidangnya. Informan lain juga menambahkan bahwa materi Diklat seringkali berupa materi softfile/softcopy yang dapat disalin lewat media penyimpan memori dan materi tersebut dapat dipelajari oleh peserta sendiri saat di asrama/mess.

Seringkali beberapa orang berpikir bahwa pelaksanaan DIKLAT identik dengan kekerasan, yaitu pemberian sanksi secara fisik kepada peserta jika melanggar tata tertib selama DIKLAT. Namun menurut bapak Agus Purnomo, SE. hal tersebut sudah tidak ditemui lagi pada penyelenggaraan DIKLAT sekarang. Dulu memang terkadang ada unsur kekerasaan saat masih dikelola Brimob, namun kekerasan tersebut tidak boleh lagi diterapkan dalam penyelenggaraan DIKLAT karena sudah diberi peringatan oleh Kepala Pusdik untuk mengurangi adanya unsure kekerasan. Berikut penuturan beliau dalam wawancara :

a tidak ada masalah. Kalau dulu kan masih dikelola Brimob, kan untuk kekerasan lebih diutamakan, tapi kalau sekarang nggak ada kekerasan secara fisik, makanya sekarang diklat nggak

wanti-wanti dari kepala Pusdik. Kan banyak menurut saya itu sudah tidak ada, kalau dulu memang ada, misalnya salah sedikit saja disuruh jongkok, tapi saat ini memang sekarang nggak ada

(Hasil wawancara tanggal 06 Desember 2011)

Penyelenggaraan DIKLAT yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman kepada peserta tentunya juga akan memberi hasil yang baik dalam hal penerimaan materi. Dengan tidak adanya kekerasan secara fisik, maka peserta dapat mengikuti penyelenggaraan DIKLAT tanpa harus berpikir akan adanya

Evaluasi terhadap hasil mencakup sejauh mana materi yang diberikan itu dapat dikuasai dan memberi manfaat yang signifikan bagi pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Lebih jauh lagi apakah ada peningkatan kemampuan atau keterampilan, pengetahuan dan sikap dari para peserta DIKLAT.

Peserta yang telah mengikuti DIKLAT diharapkan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh ke dalam lingkungan pekerjaannya. Dengan mengikuti DIKLAT, maka tiap peserta juga akan memperoleh haknya berupa sertifikat yang menandakan bahwa ia memiliki kewajiban untuk menegakkan peraturan mengenai lalu lintas dan berhak untuk menindak jika ada pelanggaran-pelanggaran yang berhubungan dengan lalu lintas dan angkutan jalan. Dengan adanya DIKLAT juga dapat menyatukan beberapa persepsi dari beberapa Dinas Perhubungan, misalnya Dinas Perhubungan Solo dengan Dinas Perhubungan dari luar Jawa mengenai masalah penindakan, penilangan dan pelanggaran. Seperti yang diungkapkan bapak Agus Purnomo, SE., yang telah mengikuti DIKLAT PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) berikut ini :

menerapkan ilmu-ilmunya kan, misalnya bisa menindak. Kalau kita belum pernah DIKLAT kan nggak punya sertifikat. Tapi kalau sudah DIKLAT, kita akan punya sertifikat, kalau sudah punya sertifikat kan bisa menindak di jalan dan kita bisa menyatukan persepsi mungkin dari Dishub Solo sama Dishub dari luar Jawa, kan ada pesan khusus dari Kementerian Perhubungan. Persepsi tersebut masalah penindakan, penilangan dan untuk menyamakan masalah pelanggaran, kan kemarin dari Surabaya, Semarang, Malang, kan persepsinya lain-lain, waktu itu kan kita satukan tentang masalah tersebut. Persamaan persepsi dalam mengambil keputusan. Kalau Dishub itu kan wewenangnya tentang penilangan, masalah ijin trayek,

Menurut beliau, persepsi antara beberapa Dinas Perhubungan, misalnya Solo dengan Semarang, Surabaya, Malang terdapat perbedaan karena kondisi jalan dan lalu lintas tiap-tiap daerah tersebut berbeda-beda. Maka dari itu, Kementerian Perhubungan berpesan pada beberapa Dinas Perhubungan tersebut untuk menyatukan persepsi dalam hal pengambilan keputusan untuk menyelesaikan setiap masalah lalu lintas dan angkutan jalan.

Menurut bapak Harun Al Rosyid, ST., manfaat yang diperoleh dari DIKLAT besar sekali. Selain memperoleh pengetahuan dan keahlian yang baru, dengan adanya DIKLAT juga dapat menambah jumlah kuantitas SDM untuk satu bidang tertentu. Berikut petikan wawancaranya :

nggak tahu sama sekali jadi tahu. Setelah DIKLAT paling nggak SDMnya kan juga bertambah, yang tadinya pengujinya cuma 5 bertambah saya satu dan sekarang yang sekarang yang

(Hasil wawancara tanggal 24 November 2011)

Beliau sendiri menduduki jabatan di Pengujian Kendaraan Bermotor. Sebelum beliau ada di posisi tersebut, jumlah SDM yang ada di pengujian kendaraan bermotor hanya lima orang. Setelah beliau mengikuti DIKLAT, jumlah SDM di pengujian bertambah satu orang. Dengan adanya DIKLAT dapat memberikan keterampilan yang tidak dimiliki oleh pegawai lain.

Mengenai relevansi materi yang diterima selama DIKLAT, belum sepenuhnya materi tersebut mencakup semuanya, dalam arti tidak semuanya materi sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Berikut ini petikan wawancara dengan bapak Agus Purnomo, SE. :

diambil pada umumnya. Sebenarnya materinya itu tidak seluruhnya kita laksanakan, tapi berhubung itu materinya masuk dalam kurikulum, kan harus kita tempuh, harus kita pelajari, misalnya tentang menangani kecelakaan, itu kan kalau disini tugasnya Satlantas, tapi memang kita juga diajarkan seperti itu, jadi ada beberapa hal di lapangan yang sebenarnya kita tidak menanganinya. Sebenarnya kurikulum kita kan hanya tentang UU Nomor 20 itu saja, untuk yg lain-lain itu wewenangnya Polisi, tapi itu

(Hasil wawancara tanggal 06 Desember 2011)

Menurut beliau, ada kalanya materi dalam DIKLAT tersebut belum mencakup semua dan belum sepenuhnya relevan dengan kondisi lalu lintas di Solo sekarang. Sebagian besar bisa diterapkan dalam lingkungan pekerjaan, namun tidak seluruhnya materi dilaksanakan oleh pegawai Dinas Perhubungan dalam pekerjaan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan materi yang dilatihkan dalam DIKLAT merupakan materi yang diambil secara garis besarnya secara umum. Materi-materi tersebut sudah masuk dalam satu paket kurikulum yang harus ditempuh dan harus dipelajari oleh seluruh peserta dari berbagai daerah. Padahal kondisi lalu lintas daerah yang satu dengan daerah lain memiliki perbedaan dan memiliki masalah yang berbeda pula. Dalam DIKLAT tidak dapat mengambil contoh satu daerah misalnya Solo untuk dijadikan pedoman bagi seluruh daerah, karena setiap daerah memang memiliki cirri khas sendiri- sendiri. Terdapat materi yang dipelajari dalam DIKLAT namun tidak dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan misalnya dalam hal menangani kecelakaan, karena di Surakarta masalah tersebut merupakan kewenangan dari Satlantas. Namun seluruh peserta diajarkan tentang penanganan masalah tersebut.

tanggung jawab yang lebih besar dari pegawai lainnya karena tidak semua pegawai Dinas Perhubungan pernah mengikuti DIKLAT. Pegawai tersebut akan menjadi orang yang lebih diandalkan daripada pegawai lainnya dalam hal menangani masalah tertentu sehingga tugas dan pekerjaannya akan semakin berat. Seperti penuturan bapak Agus Purnomo, SE. berikut ini :

ada ujung tombaknya, dalam arti kalau ada pelanggaran kan bisa Jadi kita punya wewenang untuk menilang, itu kan pertanggungjawaban

kita, dengan ilmu yg kita peroleh 2 bulan itu, kan kalau kita salah memberi pasal kan malah kita yang digugat, itu sepele tapi itu teguran juga bagi kita. Kalau saya pribadi, dengan mengikuti DIKLAT ini tanggung jawabnya lebih besar, kalau sebelumnya kan bisa bebas. Kalau ada masalah, kan harus saya yang menangani, dengan adanya itu kan tugas makin berat. Tapi dengan begitu justru akan memberi kebanggaan

Menurut beliau, yang telah mengikuti DIKLAT PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil), setelah mengikuti DIKLAT tersebut, beliau memiliki wewenang

maka tidak berwenang untuk menangani masalah lalu lintas misalnya menilang jika ada pelanggaran. Hal tersebut merupakan pertanggungjawaban dari ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti DIKLAT. Setelah mengikuti DIKLAT, pegawai juga akan memiliki tanggung jawab lebih besar daripada pegawai lainnya. Namun hal tersebut tidak menjadi beban, tetapi bisa menjadi sebuah motivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

Dari evaluasi hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Pembinaan Teknis maupun DIKLAT sangat memberi manfaat dan dampak positif bagi setiap pegawai dalam mengembangkan kemampuannya agar

baik. Dari kemampuan pegawai yang semakin berkembang tentunya Dinas Perhubungan dapat semakin berjalan dengan baik dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik lagi.