ANALISIS STRUKTUR EKONOMI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2009

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI PROVINSI DI INDONESIA

TAHUN 2004 – 2009

SKRIPSI

Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DIMAS ARYO SUGANDI F0108052 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JANUARI 2012

commit to user

ii

commit to user

iii

commit to user

iv

MOTTO

Aku cinta negeri ini, tapi aku benci dengan sistem yang ada, hanya ada satu kata...LAWAN. (Jeruji) Pikiran yang besar membicarakan ide-ide. Pikiran yang rata-rata membicarakan kejadian-kejadian. Dan pikiran yang kerdil membicarakan orang-orang.

PERSEMBAHAN

Penulis persembahan kepada: Ø Abah dan Mama yang telah memberikan do’a,

kasih sayang, moral, spiritual, dan material yang takkan pernah ternilai.

Ø Kakak dan adikku yang telah mendorong dan memotivasi aku untuk terus berjuang.

Ø Taurista Mega S.P. yang selalu memberikan

semangat dalam hidupku. Ø Semua mahkluk Allah yang telah menyayangi

dan mencintaiku.

commit to user

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Struktur Ekonomi Provinsi Di Indonesia Tahun 2004-2009”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Strata (S-1) pada program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Wisnu M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Drs. Supriyono selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Malik Cahyadin, SE, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberi bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Nurul Istiqomah, SE, M.Si selaku Tim Penguji Skripsi yang memberi

masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Sumardi, SE, MESP selaku Dosen Penguji Skripsi.

6. Mugi Rahardjo, Drs, M.Si selaku Tim Penguji Skripsi yang memberi masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala bantuan selama masa perkulihan penulis.

commit to user

vi

8. Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua saya Drs. Djainudin Suryo Bono dan Halimah Purba yang telah mendidik, merawat dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat lulus menjadi Sarjana (S1). Terima kasih Abah dan Mama atas segala ketulusanmu untuk selalu mendukung, menyemangati dan mendoakanku sampai skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Kakakku yang telah menemani dalam segala hal serta memberikan dukungan dan doa sampai skripsi ini selesai.

10. Taurista Mega S.P. yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, bantuan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Buat seluruh teman ku yang telah menemaniku selama aku kuliah disolo.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Januari 2012 Penulis

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Harga Konstan 2000 Menurut lapangan usaha, 2004-2009 (Miliar Rupiah) ...............................

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Konstan

2000 Menurut lapangan usaha, 2004-2009 (Miliar Rupiah) .......

5 Tabel 3.1 Klasifikasi wilayah menurut Tipologi Klassen ...........................

35

Tabel 4.1 Kontribusi Sektoral Provinsi Aceh Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ....................

40

Tabel 4.2 Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

41

Tabel 4.3 Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Barat Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

42

Tabel 4.4 Kontribusi Sektoral Provinsi Riau Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ....................

43

Tabel 4.5 Kontribusi Sektoral Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ....................

44

Tabel 4.6 Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

45

Tabel 4.7 Kontribusi Sektoral Provinsi Begkulu Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

46

Tabel 4.8 Kontribusi Sektoral Provinsi Lampung Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

47

Tabel 4.9 Kontribusi Sektoral Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

48

Tabel 4.10 Kontribusi Sektoral Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

49

commit to user

Tabel 4.11 Kontribusi Sektoral Provinsi DKI Jakarta Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

50

Tabel 4.12 Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

51

Tabel 4.13 Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

52

Tabel 4.14 Kontribusi Sektoral Provinsi DI Yogyakarta Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

53

Tabel 4.15 Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Timur Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

54

Tabel 4.16 Kontribusi Sektoral Provinsi Banten Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

55

Tabel 4.17 Kontribusi Sektoral Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ....................

56

Tabel 4.18 Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Barat Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

57

Tabel 4.19 Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Tengah Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

58

Tabel 4.20 Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Selatan Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

59

Tabel 4.21 Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Timur Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

60

Tabel 4.22 Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Utara Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

61

Tabel 4.23 Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Tengah Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

62

commit to user

xi

Tabel 4.24 Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

63

Tabel 4.25 Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Tenggara Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

64

Tabel 4.26 Kontribusi Sektoral Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

65

Tabel 4.27 Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Barat Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

66

Tabel 4.28 Kontribusi Sektoral Provinsi Nusa Tenggara Barat Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

67

Tabel 4.29 Kontribusi Sektoral Provinsi Nusa Tenggara Timur Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

68

Tabel 4.30 Kontribusi Sektoral Provinsi Maluku Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

69

Tabel 4.31 Kontribusi Sektoral Provinsi Maluku Utara Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

70

Tabel 4.32 Kontribusi Sektoral Provinsi Papua Barat Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

71

Tabel 4.33 Kontribusi Sektoral Provinsi Papua Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ....................

72

Tabel 4.34 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Aceh Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

73

Tabel 4.35 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Sumatera Utara Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

74

commit to user

xii

Tabel 4.36 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Sumatera Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

75

Tabel 4.37 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Riau Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

76

Tabel 4.38 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Jambi Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

77

Tabel 4.39 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Sumatera Selatan Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

78

Tabel 4.40 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Begkulu Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

79

Tabel 4.41 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Lampung Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

80

Tabel 4.42 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ............................................................

81

Tabel 4.43 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Kepulauan Riau Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

82

Tabel 4.44 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi DKI Jakarta Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

83

Tabel 4.45 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Jawa Barat Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

84

commit to user

xiii

Tabel 4.46 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Jawa Tengah Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

85

Tabel 4.47 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi DI Yogyakarta Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

86

Tabel 4.48 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Jawa Timur Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

87

Tabel 4.49 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Banten Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004- 2009 .............................................................................................

88

Tabel 4.50 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Bali Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .....

89

Tabel 4.51 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Kalimantan Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

90

Tabel 4.52 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Kalimantan Tengah

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

91

Tabel 4.53 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Kalimantan Selatan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

92

Tabel 4.54 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Kalimantan Timur

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

93

Tabel 4.55 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Sulawesi Utara Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

94

Tabel 4.56 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Sulawesi Tengah Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

95

commit to user

xiv

Tabel 4.57 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Sulawesi Selatan Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

96

Tabel 4.58 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Sulawesi Tenggara

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

97

Tabel 4.59 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Gorontalo Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

98

Tabel 4.60 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Sulawesi Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

99

Tabel 4.61 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Nusa Tenggara Barat

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

100

Tabel 4.62 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Nusa Tenggara Timur

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

101

Tabel 4.63 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Maluku Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

102

Tabel 4.64 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Maluku Utara Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

103

Tabel 4.65 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Papua Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

104

Tabel 4.66 Hasil Analisis Shift Share (SS) Provinsi Papua Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004- 2009 .............................................................................................

105

Tabel 4.67 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Aceh Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun

commit to user

xv

2004-2009 ................................................................................... ..................................................................................................... 106 ...............................................................................................

Tabel 4.68 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Utara Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

108

Tabel 4.69 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

109

Tabel 4.70 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Riau Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

110

Tabel 4.71 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jambi Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

111

Tabel 4.72 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Selatan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

112

Tabel 4.73 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Begkulu Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

113

Tabel 4.74 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Lampung Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

114

Tabel 4.75 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ............................................................

115

Tabel 4.76 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kepulauan Riau Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

116

commit to user

xvi

Tabel 4.77 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi DKI Jakarta Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

117

Tabel 4.78 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

118

Tabel 4.79 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Tengah Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

119

Tabel 4.80 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi DI Yogyakarta Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

120

Tabel 4.81 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Timur Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

121

Tabel 4.82 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Banten Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

122

Tabel 4.83 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Bali Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

123

Tabel 4.84 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Barat

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

124

Tabel 4.85 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Tengah

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

125

Tabel 4.86 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Selatan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

126

commit to user

xvii

Tabel 4.87 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Timur

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

127

Tabel 4.88 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Utara Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

128

Tabel 4.89 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Tengah

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

129

Tabel 4.90 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

130

Tabel 4.91 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Tenggara

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

131

Tabel 4.92 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Gorontalo Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

132

Tabel 4.93 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

133

Tabel 4.94 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Nusa Tenggara Barat

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ........................................................................

134

Tabel 4.95 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Nusa Tenggara

Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ............................................................

135

Tabel 4.96 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Maluku Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

136

commit to user

xviii

Tabel 4.97 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Maluku Utara Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

137

Tabel 4.98 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Papua Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

138

Tabel 4.99 Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Papua Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ...................................................................................

139

Tabel 4.100 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Aceh Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ......................................................

.................................................................................................. 141 ............................................................................................

Tabel 4.101 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

142

Tabel 4.102 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Sumatera Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

144

Tabel 4.103 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Riau Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................................................

145

Tabel 4.104 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................................................

147

Tabel 4.105 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

148

Tabel 4.106 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Begkulu Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................................................

150

commit to user

xix

Tabel 4.107 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Lampung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

151

Tabel 4.108 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................

153

Tabel 4.109 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

154

Tabel 4.110 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

156

Tabel 4.111 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

157

Tabel 4.112 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

159

Tabel 4.113 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi DI

Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

160

Tabel 4.114 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

161

Tabel 4.115 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................................................

163

Tabel 4.116 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................................................

164

commit to user

xx

Tabel 4.117 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

166

Tabel 4.118 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Kalimantan Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

167

Tabel 4.119 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Kalimantan Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

169

Tabel 4.120 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

171

Tabel 4.121 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Sulawesi Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

172

Tabel 4.122 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Sulawesi Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

174

Tabel 4.123 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

175

Tabel 4.124 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Sulawesi Tenggara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

177

Tabel 4.125 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

178

Tabel 4.126 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

180

commit to user

xxi

Tabel 4.127 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Nusa Tenggara Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................

181

Tabel 4.128 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Nusa Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................

183

Tabel 4.129 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Maluku Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................................................

184

Tabel 4.130 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Maluku Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

186

Tabel 4.131 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Papua Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 .........................................

187

Tabel 4.132 Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Provinsi

Papua Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009 ..........................................................

189

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................

28

Gambar 4.1 Rata-rata Pertumbuhan PDRB Provinsi di Indonesia Tahun 2004-2009 ......................................................................

39

commit to user

xi

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2004 - 2009 DIMAS ARYO SUGANDI

F 0108052

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah: a) menganalisis struktur ekonomi provinsi di Indonesia berdasarkan analisis Kontribusi sektoral dan Shift Share (SS) tahun 2004 – 2009, dan b) menganalisis kondisi ekonomi provinsi di Indonesia berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) tahun 2004 – 2009. Data yang digunakan adalah PDRB provinsi dan PDB Indonesia pada tahun 2004 – 2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur perekonomian Provinsi di Indonesia cenderung mengarah ke sektor sekunder (yaitu sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor konstruksi) dan sektor tersier (yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa- jasa). Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat direkomendasikan bahwa Pemerintah Daerah perlu memacu pertumbuhan perekonomian pada sektor sekunder dan tersier dengan cara peningkatan output, peningkatan pendapatan dan lapangan kerja serta dampaknya terhadap sektor-sektor lain.

Kata-kata kunci : Struktur ekonomi provinsi di Indonesia, Shift Share (SS), Klassen

dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah sebagaimana di jelaskan dalam UU No. 34 tahun 2004, penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah. Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan, baik pembangunan Nasional, Pembangunan Daerah maupun pembangunan antardaerah.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan ekonomi berhubungan erat dengan pola perkembangan, jenis ekonomi dan perubahan peranan berbagai kegiatan ekonomi. Berkaitan hal tersebut, maka analisis pembangunan ekonomi daerah perlu dilakukan secara lebih konperhensif dengan melibatkan berbagai faktor baik ekonomi mikro maupun ekonomi makro.

Keberhasilan pembangunan dalam suatu daerah terkait dengan keadaan sumber daya yang dimilikinya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Keunggulan akan sumber daya yang dimilikinya akan membuat suatu daerah lebih berkembang.

Keunggulan ekonomi daerah dapat diamati berdasarkan sektor - sektor ekonomi yang dikembangkan oleh daerah tersebut. Sektor – sektor ekonomi yang ada di Indonesia adalah :

1. Sektor pertanian

commit to user

2. Sektor pertambangan dan penggalian

3. Sektor industri pengolahan

4. Sektor listrik, gas dan air bersih

5. Sektor bangunan

6. Sektor perdagangan, hotel dan restoran

7. Sektor pengangkutan dan komunikasi

8. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9. Sektor jasa-jasa

commit to user

Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, 2004 - 2009 (Miliar Rupiah)

Nilai Pertumbuhan

1. Pertanian 258,335 267,675 277,255 287,579 299,245 313,966 284,009 4%

2. Pertambangan & Penggalian 150,234 156,921 156,341 157,313 159,724 164,889 157,570 2%

3. Industri Pengolahan 412,005 431,631 452,027 473,468 512,569 517,465 466,528 5%

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 305,159 326,320 350,711 377,372 397,111 422,098 363,128 7%

7. Pengangkutan & Komunikasi 95,719 103,713 113,827 125,627 139,738 154,871 122,249 10%

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 138,988 145,979 153,266 163,627 174,581 184,033 160,079 6%

Lapangan Usaha Rata-rata

Sumber : BPS (diolah)

Tabel 1.1 menjelaskan perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 sebesar Rp 1,840,8 triliun. Nilai sektor tertinggi terjadi pada sektor industri pengolahan sebesara Rp 466,528 miliar, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 363,128 miliar, sektor pertanian sebesar Rp 284,009 miliar, sektor jasa-jasa sebesar Rp 165,366 miliar, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan sebesar Rp 160,079 miliar, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 157,570 miliar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 122,249 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp 101,364 miliar dan yang paling rendah yaitu sektor sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 20,499 miliar. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 10%, diikuti oleh sektor konstruksi 8%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 7%, sektor keuangan, real estate, jasa perusahaan dan jasa-jasa 6%, sektor industri,

commit to user

listrik, gas dan air bersih 5%, sektor pertanian 4%, dan yang paling rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian 2%.

Sehubungan dengan keinginan untuk mewujudkan pembangunan seperti apa yang diharapkan, ada dua kondisi yang perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh terhadap proses perencanaan pembangunan daerah, yaitu: (1) tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negeri maupun luar negeri yang mempengaruhi kebutuhan daerah dalam proses pembangunan perekonomiannya; (2) kenyataannya bahwa perekonoiam daerah dalam suatu negara dipengaruhi oleh setiap sektor secara berbeda-beda, misalkan beberapa daerah mengalami pertumbuhan pada sektor industrinya sedangkan daerah lain mengalami penurunan. Inilah yang menjelaskan perbedaan perspektif masyarakat daerah mengenai arah dan makna pembangunan daerah. (Kuncoro, 2005 : 47).

commit to user

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Provinsi, 2004 - 2009 (Miliar Rupiah)

Nilai Pertumbuhan

32,220 35,970 -4.33% 2 Sumatera Utara

111,559 97,016 6.01% 3 Sumatera Barat

16,272 13,964 6.36% 6 Sumatera Selatan

36,221 31,980 5.09% 9 Kepulauan Bangka Belitung

10,266 9,301 4.06% 10 Kepulauan Riau

11 DKI Jakarta

371,469 324,131 5.93% 12 Jawa Barat

303,405 266,530 5.70% 13 Jawa Tengah

176,673 155,557 5.41% 14 DI. Yogyakarta

20,064 18,027 4.44% 15 Jawa Timur

27,290 23,320 6.47% 18 Kalimantan Barat

28,754 25,541 5.05% 19 Kalimantan Tengah

17,647 15,378 5.89% 20 Kalimantan Selatan

29,051 25,414 5.56% 21 Kalimantan Timur

22 Sulawesi Utara

17,149 14,294 7.16% 23 Sulawesi Tengah

16,177 13,376 8.17% 24 Sulawesi Selatan

47,326 40,474 6.62% 25 Sulawesi Tenggara

2,710 2,278 7.46% 27 Sulawesi Barat

28 Nusa Tenggara Barat

18,869 16,298 4.86% 29 Nusa Tenggara Timur

3,993 3,536 5.18% 31 Maluku Utara

2,811 2,448 5.73% 32 Papua Barat

Nusa Tenggara, Maluku & Papua

67,679 58,498 6.06% Jumlah 33 Provinsi

1,603,984 1,690,229 1,777,950 1,878,725 1,999,545 2,094,320 1,840,814 5.75%

Rata-rata Provinsi

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa perekonomian Indonesia tahun 2004-2009 mengalami rata-rata pertumbuhan PDRB sebesar 5,75%. Pertumbuhan ekonomi setiap wilayah berada di bawah rata-rata nasional dengan disparitas antar wilayah yang cukup tajam. Pertumbuhan Provinsi Aceh -4,33%, Sumatera Utara 6,01%, Sumatera Barat 5,88%, Riau 4,52%, Jambi 6,36%, Sumsel 5,01%, Bengkulu 6,09%, Lampung 5,09%, Kep. Bangka Belitung 4,06%, Kepulauan Riau 6,10%, DKI Jakarta 5,93%, Jawa Barat 5,70%, Jawa Tengah 5,41%, DI Yogyakarta 4,44%, Jawa Timur 5,78%, Banten 8,94%, Bali 6,47%, Kalimantan Barat 5,05%, Kalimantan Tengah 5,89%, Kalimantan Selatan 5,56%, Kalimantan Timur 2,97%, Sulawesi Utara 7,16%, Sulawesi Tengah 8,17%, Sulawesi Selatan 6,62%, Sulawesi Tenggara 8,62%, Gorontalo 7,46%, Sulawesi Barat 7,75%, Nusa Tenggara Barat 4,86%, Nusa Tenggara Timur 4,56%, Maluku 5,18%, Maluku Utara 5,73%, Papua Barat 6,63% dan terakhhir Papua 8,99%.

Perkembangan ekonomi daerah provinsi, sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1.2 diatas menarik untuk dikaji lebih lanjut. Kemenarikan ini didasarkan pada variasi perkembangan PDRB setiap tahunnya. Dengan demikian judul penelitian ini adalah Analisis Struktur Ekonomi Provinsi Di Indonesia Tahun 2004–2009.

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana struktur ekonomi provinsi di Indonesia berdasarkan analisis

Kontribusi Sektoral dan Shift Share (SS) tahun 2004 – 2009?

2. Bagaimana kondisi ekonomi provinsi di Indonesia berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) tahun 2004 – 2009 ?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis struktur ekonomi provinsi di Indonesia berdasarkan analisis Kontribusi Sektoral dan Shift Share (SS) tahun 2004 – 2009.

2. Untuk menganalisis kondisi ekonomi provinsi di Indonesia berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) tahun 2004 – 2009.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai salah satu penjelasan dan pendalaman teori/ pendekatan ekonomi daerah.

b. Sebagai wacana dan sumber informasi bagi penelitian ekonomi.

2. Manfaat Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk perumusan/ perencanaan dan pengembangan ekonomi daerah di Indonesia.

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perubahan Struktural

Perubahan struktural menitikberatkan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang yang semula lebih bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern dan sangat di dominasi oleh sektor industri dan jasa (Todaro, 1999).

2. Perencanaan Ekonomi

(Lincolin, 1999) menyebutkan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan dari waktu ke waktu dengan melibatkan kebijaksanaan dari pembuat keputusan berdasarkan sumber daya yang tersedia dan disusun secara sistematis. Pelaksanaan perancangan pembuatan perencanaan itu pada dasarnya adalah mengambil suatu kebijaksanaan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Perencanaan berarti memilih berbagai alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada.

b. Perencanaan berarti pula alikasi sumber daya yang tersedia baik.

c. Sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

d. Perencanaan mengandung arti rumusan yang sistematis yang didasarkan pada kepentingan masyarakat banyak.

e. Perencanaan juga menyangkut tujuan atau sasaran yang harus dicapai.

commit to user

Menurut Jhingan (2003) perumusan dan kunci keberhasilan suatu perencanaan biasanya memerlukan hal-hal sebagai berikut :

a. Prasyarat pertama bagi suatu perencanaan adalah pembentukan suatu komisi perencanaan yang harus diorganisir dengan cara tepat.

b. Perencanaan yang baik membutuhkan adanya analisis yang menyeluruh tentang potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara beserta segala kekurangannya. Oleh karena itu, pembentukan suatu kantor jaringan statistik dari pusat hingga daerah yang bertugas mengumpulkan informasi dan data-data statistik menjadi suatu kebutuhan utama.

c. Penetapan berbagai sarana dan tujuan yang ingin dicapai hendaknya realistis dan disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.

d. Penetapan sasaran dan prioritas untuk pencapaian suatu tujuan perencanaan dibuat secara makro dan sektoral.

e. Dalam perencanaan ditetapkan adanya pembiayaan oleh pemerintah sebagai dasar sumber daya yang tersedia.

f. Suatu perencanaan hendaknya mampu menjamin keseimbangan perekonomian.

g. Administrasi yang baik, efisien, dan tidak korup adalah syarat mutlak keberhasilan suatu perencanaan.

h. Pemerintah harus menetapkan kebijakan pembangunan yang tepat demi berhasilnya rencana pembangunan dan menghindari kesulitan yang mungkin timbul dalam proses pelaksanaannya.

commit to user

i. Setiap usaha harus dibuat berdampak ekonomis dalam administrasi, khususnya dalam pengembangan bagian-bagian departemen dan pemerintahan.

j. Administrasi harus bersih dan efisien memerlukan dasar pendidikan yang kuat, perencanaan yang berhasil harus memperhatikan standart moral dan etika masyarakat.

k. Dukungan masyarakat merupakan faktor penting bagi keberhasilan suatu perencanaan didalam suatu negara yang demokratis, tanpa dukungan masyarakat tak ada perencanaan yang dapat berhasil.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi sering diartikan sama dengan pembangunan ekonomi oleh pakar ekonomi, yaitu sebagai kenaikan PDB/PNB saja. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi berbeda dengan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB/PNB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Lincolin, 1999).

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat. Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada

commit to user

tahun sebelumnya (pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pendapatan masyarakat pada tahun sebelumnya).

4. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan diartikan sebagai suatu proses perbaikan yang dinamis dan terus-menerus atas suatu masyarakat atau sistem sosial yang membawa perubahan dan peningkatan keadaan dari yang mempunyai corak sederhana ke tingkatan yang lebih maju. Sementara itu, pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang disertai oleh perbaikan kelembagaan (Lincolin, 1999:6).

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita (Irawan dan Suparmoko, 1993 : 1994). Menurut Todaro (2000:23), proses pembangunan harus memiliki 3 (tiga) tujuan inti, yaitu :

a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan, kesehatan, perlindungan keamanan).

b. Peningkatan standar kehidupan yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan namun juga meliputi penambahan penyediaan lapangan pekerjaan, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, di mana semuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil melainkan juga untuk menumbuhkan jati diri pribadi bangsa yang bersangkutan.

commit to user

c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi tiap individu dan bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari sikap ketergantungan.

Permasalahan yang timbul akibat kesalahan upaya pembangunan yang dilakukan adalah (Widodo, 2006 :7) :

a. Kemiskinan Permasalahan kemiskinan dalam pembangunan sangat sering dijumpai di hampir seluruh negara di dunia. Permasalahan yang terjadi pun memiliki karakteristik yang hampir sama di mana kemiskinan yang tinggi terjadi di sebuah wilayah pedesaan atau sebuah wilayah yang memiliki tingkat kepadatan yang sangat tinggi. Secara sederhana kemiskinan (absolut) dapat didefenisikan sebagai ketidakmampuan sejumlah penduduk untuk hidup di atas garis kemiskinan atau batas kemiskinan yang ditetapkan berdasar kategori tertentu.

Untuk menggambarkan tingkat kemiskinan yang terjadi di sebuah negara atau wilayah tertentu, para ekonom sering menggunakan indikator tingkat kemiskinan. Indikator ini mengukur total pendapatan yang dibutuhkan oleh penduduk miskin agar dapat hidup di atas garis kemiskinan.

b. Pemerataan Permasalahan kedua yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangun- an adalah tidak meratanya distribusi pendapatan yang diterima oleh penduduk. Ketimpangan ini terjadi karena rata-rata pendapatan per kapita masyarakat di daerah pedesaan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pendapatan per kapita yang diterima oleh penduduk di kawasan perkotaan.

commit to user