Morfologi dan anatomi Uraian Hewan .1 Habitat

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Hewan 2.1.1 Habitat Sponge sebagian besar hidup di laut, hanya beberapa hidup di air tawar. Hewan ini hidupnya menetap pada suatu habitat pasir, batu-batuan atau juga pada karang-karang mati di dalam laut Amir dan Budiyanto, 1996; Romimohtarto dan Juwana, 2001. Sponge Suberites diversicolor Becking Lim merupakan salah satu sponge yang banyak tersebar terutama di wilayah Indonesia, Malaysia dan Australia, di Indonesia sponge ini banyak dijumpai di wilayah Berau, provinsi Kalimantan Timur, daerah Utara Raja Ampat dan South Raja Ampat di provinsi Papua Barat. Sponge ini hidup di perairan pantai, danau, laut dan melekat di batu kapur Becking dan Lim, 2009.

2.1.2 Morfologi dan anatomi

Bentuk-bentuk yang dimiliki sponge agak beragam, namun tetap. Sponge dapat berbentuk sederhana seperti tabung dengan dinding yang tipis atau masif bentuknya atau agak tidak teratur Romimohtarto dan Juwana, 2001. Beberapa jenis sponge lainnya berbentuk bercabang seperti pohon, lainnya seperti sarung tinju, cawan atau kubah. Ukuran sponge juga beragam, mulai dari jenis berukuran sebesar kepala jarum pentul sampai kejenis yang ukuran garis tengahnya 0,9 m dan tebalnya 30,5 cm. Banyak sponge berwarna putih atau abu-abu, tetapi lainnya berwarna kuning, oranye, merah atau hijau. Sponge yang berwarna hijau biasanya disebabkan oleh adanya alga simbiotik yang disebut zoochlorellae yang terdapat di dalamnya, sedangkan warna sponge yang lain dipengaruhi oleh fotosintesa 6 mikrosimbionnya Amir dan Budiyanto, 1996. Sponge Suberites diversicolor Becking Lim berbentuk bulat lonjong tidak beraturan, cabang agak pipih atau berbentuk cabang globular yang besar dengan ukuran, panjang 10 cm, lebar 6 cm dan tinggi 9 cm. Bentuk sponge yang lebih besar dapat terjadi sampai 40 cm, dimana bentuknya tergantung pada jenis habitatnya. Warna eksternal sponge ini berwarna zaitun-hijau, biru-hijau, biru- ungu, ungu atau merah-orange tergantung tempat hidup. Konsistensinya elastis dan lunak Becking dan Lim, 2009. Pada dasarnya tubuh porifera terdiri dari tiga lapisan Suwignyo, dkk., 2005, yaitu: 1. Pinacocyte atau Pinacoderm, seperti epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh bagian dalam. Bagian sel pinacocyte dapat berkontraksi atau berkerut, sehingga seluruh tubuh hewan dapat sedikit membesar dan mengecil. 2. Mesohyl atau Mesoglea, bagian tubuh yang terdiri dari zat semacam agar gelatinous protein matrix, mengandung bahan tulang dan sel amebocyte yang mempunyai banyak fungsi, antara lain untuk pengangkut dan cadangan makanan, membuang partikel sisa metabolisme, membuat spikula, serat sponge dan membuat sel reproduktif. 3. Choanocyte, yang melapisi rongga atrium atau spongocoel. Bentuk choanocyte agak lonjong, ujung yang satu melekat pada mesohyl dan ujung yang lain berada di spongocoel serta dilengkapi sebuah flagelum yang dikelilingi kelepak dari fibril. Getaran flgela pada lapisan choanocyte menghasilkan arus air di dalam spongocoel ke arah osculum, sedangkan fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan. 7 Struktur tubuh porifera dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1 Struktur tubuh porifera Keterangan: 1. Osculum, 2. Spikula, 3. Choanocyte, 4. Spongocoel, 5. Sel Amebocyte, 6. Mesohyl, 7. Pinacocyte, 8. Ostium. Sumber: Suwignyo, dkk., 2005. Berdasarkan sistem aliran air bukan secara taksonomi, bentuk tubuh porifera dibagi menjadi tiga tipe Suwignyo, dkk., 2005, yaitu: 1. Tipe Asconoid Asconoid merupakan bentuk yang paling primitif, menyerupai vas bunga atau jambangan kecil. Tipe ini mempunyai sistem saluran air sederhana, air masuk melalui pori yang pendek, lurus ke spongocoel lalu keluar melalui osculum. 2. Tipe Syconoid Tipe ini mempunyai dinding tubuh yang melipat secara horizontal, sehingga potongan melintangnya seperti jari-jari. Air masuk melalui pori ke saluran yang berdinding choanocyte menuju spongocoel dan keluar melalui osculum. 1 2 3 4 5 6 7 8 8 3. Tipe Leuconoid Tipe ini merupakan tipe saluran air yang rumitkompleks, memiliki banyak lipatan-lipatan membentuk rongga kecil sehingga menyebabkan bentuknya menjadi tak beraturan, banyak terdapat choanocyte-choanocyte pada rongga. Air masuk melalui pori yang bercabang-cabang dan keluar melalui osculum. a b c Gambar 2.2 Tipe aliran air pada porifera Keterangan: a. Asconoid; b. Syconoid; c. Leuconoid Sumber: Suwignyo, dkk., 2005. Sponge spesies Suberites diversicolor Becking Lim memiliki sistem aliran air tipe Leuconoid. Sponge adalah hewan filter-feeders yang dapat menyaring partikel yang sangat kecil diameter 50 µm yang tidak tersaring oleh hewan lainnya dalam menyediakan kumpulan makanannya, seperti bakteri, zooplankton dan phytoplankton yang kecil-kecil yang mana secara efektif ditangkap oleh sel-sel berbulu cambuk Amir dan Budiyanto, 1996. Tubuh sponge yang lunak dapat berdiri karena ditunjang oleh sejumlah besar spikula kecil serta serat organik yang berfungsi sebagai kerangka. Spikula kapur yang berasal dari CaCO 3 dan spikula silikat dari H 2 Si 3 7. Bentuk spikula bermacam-macam antara lain, monaxon berbentuk seperti jarum, lurus atau melengkung, tetraxon berbentuk empat percabangan, polyaxon berbentuk banyak 9 percabangan dan berbentuk benang-benang spongin Suwignyo, dkk., 2005. Sponge umumnya memilki satu atau lebih dari satu bentuk spikula, sehingga perlu adanya pengamatan yang rinci tentang bentuk-bentuk mikroskopis dari setiap spikula yang dikandungnya. Untuk pengujian spikula tertentu dapat menggunakan “sacanning electron microscope” Amir dan Budiyanto, 1996. Tipe spikula dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini: Gambar2.3Tipe spikula Gambar 2.3 Tipe spikula Keterangan: 1 dan 7. Monaxon; 2. Triod; 3 dan 6. Polyaxon; 4. Tetraxon; 5. Anchor ; 8. Benang-benang spongin. Sumber: Amir dan Budiyanto, 1996. Berdasarkan fungsinya, spikula dibagi dua kategori, yaitu: Megasklera dan mikrosklera. Megasklera adalah berperan untuk membentuk tubuh sponge dan perkembangan substruktur internal. Mikrosklera berperan dalam membentuk kelompok antara kumpulan megaklera atau tersebar pada permukaan atau membran internal Amir dan Budiyanto, 1996. Spikula dari sponge Suberites diversicolor Becking Lim spikula berbentuk megasklera monoaxon tipe substylostyle ITS, 2014. Ukuran, bentuk dan susunan dari masing-masing spikula yang dikandung oleh hewan sponge sangat berguna untuk menentukan klasifikasi, bentuk dan nama dari megasklera dan mikrosklera. Tipe megasklera dan mikrosklera dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 berikut ini. 10 Bentuk dan nama dari spikula megasklera monoaxon dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini: Gambar 2.4 Megasklera monoaxon Keterangan: a. Fusiform oxea; b. Hastate oxea; c. Strongloxea; d. Strongyle; e. Tylote; f. Centotyle oxea; g. Hastate oxea; h. Fusiform style; i. Styloid; J. Tylostyle; k. Substylostyle. Sumber: Amir dan Budiyanto, 1996. Gambar 2.5 Tipe mikrosklera Keterangan: a-b: mikrosklera monoaxon: a. Microxea; b. Microstrongyle; c. Centrotylote. h-j: mikrosklera bentuk bintang:h dan i. Plesiaster; j. Amphiaster. k-m: mikrosklera bentuksigma: k. Plamate isochel; l. Anthosphenaster; m.Strerosphenaster. Sumber: Amir dan Budiyanto, 1996.

2.1.3 Reproduksi